tag:blogger.com,1999:blog-41281886376021263922024-03-14T10:05:46.030-07:00Sejarah dan BudayaBangsa yang hebat adalah bangsa yang menghargai Sejarah.Sejarah semestahttp://www.blogger.com/profile/01637746591080860325noreply@blogger.comBlogger30125tag:blogger.com,1999:blog-4128188637602126392.post-24217165834485013532013-10-28T08:01:00.000-07:002013-10-28T08:01:19.453-07:00Memperingati sumpah pemuda<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="color: #0070c0; font-family: "Franklin Gothic Demi","sans-serif"; font-size: 22.0pt; line-height: 150%;">Beda generasi, beda aksi<o:p></o:p></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgCpiln42Xavdb1EJBVC2ThiLLWxYNz7x-g0-HanJ8uVRHqmqaip6v3pLVh3uK56V6ymHsqFA3xuSvc_2ArJFcb3DJHIn1RWX5KlS0eDJCGVPE0Z0iDZE5f6PgQIoa04Zs2W8bONEAOPH4/s1600/292769_199343676857541_1033418896_n.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="204" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgCpiln42Xavdb1EJBVC2ThiLLWxYNz7x-g0-HanJ8uVRHqmqaip6v3pLVh3uK56V6ymHsqFA3xuSvc_2ArJFcb3DJHIn1RWX5KlS0eDJCGVPE0Z0iDZE5f6PgQIoa04Zs2W8bONEAOPH4/s320/292769_199343676857541_1033418896_n.jpg" width="320" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="color: #0070c0; font-family: "Franklin Gothic Demi","sans-serif"; font-size: 22.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="color: #0070c0; font-family: "Franklin Gothic Demi","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Seiring perjalanan bangsa ini, berdampingan dengan perkembangan
berbagai teknologi dan informasi. Bukan soal yang rumit memang, namun yang
menjadi soal adalah keberadaan para pemuda kita yang telah lupa diri, banyak
dari kita yang tidak ingat detik-detik kemerdekaan bangsa kita melalui pemuda.
Jika kita lihat dari kacamata kebangsaan, terjadi perbedaan yang sangat timpang
antara pemuda zaman sebelum kemerdekaan dengan pemuda yang hidup dizaman setelh
kemerdekaan. Perbedaan yang sangat mencolok ini, bisa dikatakan berbanding terbalik. Sifat penuh perjuangan pemuda zaman dulu ternyatatidk
diturunkan kepada pemuda zaman sekarang.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="color: #0070c0; font-family: "Franklin Gothic Demi","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Perbedaan aksi dan reaksi terhadap tantangan zaman ini merupakan
dampak dari globalisasi yang sangat mempengaruhi gaya hidup kita. Celakanya,
pemuda zaman sekarang cenderung tdak memperhatikan etika “baik” dan “buruk”
sehingga sebagian besar dari pemuda kita tidak menyaring budaya dan
peradaban-peradaban yang masuk ke Indonesia. Bisa dibilang apapun tren yang
masuk ke Indonesia, langsung menjadi tren pula dikalangan pemuda, bahkan orang
tua. Mulai dari gaya bahasa, tren baju, gaya bergaul, bahkan sampai
menghilangkan jati diri bangsanya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="color: #0070c0; font-family: "Franklin Gothic Demi","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Banyak pemuda sekarang yang lupa akan budayanya yang dulu pernah
menjadi promadona diseluruh dunia, banak pemuda yang tidak peduli ketika jati
dirinya diakui negara lain, banyak pemuda yang sombong dengan cara hidup ke
barat-baratan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="color: #0070c0; font-family: "Franklin Gothic Demi","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Lalu, jika dibandingkan dengan pemuda zaman doloe, kita akan
menemui perbedaan yang amat sangat jauh, sebagai contoh, </span><span style="color: #0070c0; font-family: "Franklin Gothic Demi","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">jika dulu di masa penjajahan para pemuda
rela mengorbankan harta, jiwa dan fikirnya untuk meledakkan gudang senjata
Belanda atau menancapkan bambu runcing di dada penjajah Jepang, maka sekarang
para pemuda juga rela memberikan segenap harta, jiwa, dan fikirnya untuk
sekedar nyalon, nyanyi-nyanyi ga jelas atau bahkan nyabu. Memperkaya orang lain
dan memiskinkan diri sendiri. Miskin harta, miskin ilmu, dan miskin moral.
Perlu diketahui bahwa ada sebuah catatan luar biasa ketika pendapatan industri
K-pop korea mencapai USD3,4 Miliar pada 2011 (CNBC.com), salah satu konsumen
yang menyumbangkan angka tersebut adalah pemuda Indonesia. Lalu, untuk industri
kebudayaan negeri sendiri, bagaimana?<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="color: #0070c0; font-family: "Franklin Gothic Demi","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Contoh lain misalnya, jka pemuda zaman
dulu mengangkat senjata untuk melawan penjajah, maka zaman sekarang kita akan
banyak menemui pemuda atau pelajar yang mengangkat senjata untuk membantai
sesama saudaranya. Tawuran menjadi salah satu perjangan pemuda zaman dulu yang
dipertahankan oleh pemuda zaman sekarang namun dalam konteks yang berbeda. Jika
dulu pemuda bertarung untuk melawan musuh atau penjajah, maka pemuda sekarang
bertarung untuk melawan saudaranya sendiri.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span style="color: #0070c0; font-family: "Franklin Gothic Demi","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">Begitulah lucunya bangsa kita, lalu
bagaimana dengan kita yang disini?<o:p></o:p></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #0070c0; font-family: 'Franklin Gothic Demi', sans-serif; line-height: 24px;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #0070c0; font-family: 'Franklin Gothic Demi', sans-serif; line-height: 24px;"><br /></span></div>
<!--[if !supportLineBreakNewLine]-->
<!--[endif]--><span style="color: #0070c0; font-family: "Franklin Gothic Demi","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span>Sejarah semestahttp://www.blogger.com/profile/01637746591080860325noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-4128188637602126392.post-2661463909195403432013-10-13T06:19:00.000-07:002013-10-13T06:19:20.880-07:00<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 1.0cm;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">MONUMEN 17 MEI 1949 KANDANGAN<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Tanggal 15 dan 16 Mei 1949 diadakan rapat di Telaga Langsat yang
juga kemudian dihadiri H. Abrani Sulaiman dan Romansi, dibahas rumusan tentang
teks proklamasi, personalia pemerintahan, program kerja bidang politik dan
ekonomi yang akan dijalankan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Teks proklamasi disusun bersama oleh Gusti Aman, P. Arya, H. Abrani
Sulaiman dan Budhigawis. H. Abrani Sulaiman menambahkan kata-kata “Kalau perlu
diperjuangkan sampai tetesan darah yang penghabisan “. Lengkapnya proklamasi
berbunyi:<br />
<br />
PROKLAMASI<br />
Merdeka!<br />
Dengan ini kami rakyat Indonesia di Kalimantan Selatan, mempermaklumkan
berdirinya Pemerintahan Gubernur Tentara ALRI melingkupi seluruh daerah
Kalimantan Selatan menjadi bagian dari Republik Indonesia untuk memenuhi isi
Proklamasi 17 Agustus 1945, yang ditandatangani oleh Presiden Soekarno dan
Wakil Presiden Moh. Hatta. Hal-hal yang bersangkutan dengan pemindahan
kekuasaan akan dipertahankan dan kalau perlu diperjuangkan sampai tetesan darah
yang penghabisan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Tetap Merdeka.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Kandangan, 17 Mei IV Rep….<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Atas nama Rakyat Indonesia di Kalimantan Selatan<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">dtt<br />
Hassan Basry<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 1.0cm;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi; mso-no-proof: yes;"><!--[if gte vml 1]><v:shapetype id="_x0000_t75"
coordsize="21600,21600" o:spt="75" o:preferrelative="t" path="m@4@5l@4@11@9@11@9@5xe"
filled="f" stroked="f">
<v:stroke joinstyle="miter"/>
<v:formulas>
<v:f eqn="if lineDrawn pixelLineWidth 0"/>
<v:f eqn="sum @0 1 0"/>
<v:f eqn="sum 0 0 @1"/>
<v:f eqn="prod @2 1 2"/>
<v:f eqn="prod @3 21600 pixelWidth"/>
<v:f eqn="prod @3 21600 pixelHeight"/>
<v:f eqn="sum @0 0 1"/>
<v:f eqn="prod @6 1 2"/>
<v:f eqn="prod @7 21600 pixelWidth"/>
<v:f eqn="sum @8 21600 0"/>
<v:f eqn="prod @7 21600 pixelHeight"/>
<v:f eqn="sum @10 21600 0"/>
</v:formulas>
<v:path o:extrusionok="f" gradientshapeok="t" o:connecttype="rect"/>
<o:lock v:ext="edit" aspectratio="t"/>
</v:shapetype><v:shape id="Picture_x0020_0" o:spid="_x0000_i1027" type="#_x0000_t75"
alt="SAM_3740.JPG" style='width:248.25pt;height:226.5pt;visibility:visible;
mso-wrap-style:square'>
<v:imagedata src="file:///C:\Users\ASUS\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image001.jpg"
o:title="SAM_3740"/>
</v:shape><![endif]--><!--[if !vml]--><img alt="SAM_3740.JPG" height="302" src="file:///C:/Users/ASUS/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image002.jpg" v:shapes="Picture_x0020_0" width="331" /><!--[endif]--></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Replika naskah
Proklamasi di Mnumen<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><br />
<br />
<!--[if !supportLineBreakNewLine]--><br />
<!--[endif]--><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Pagi-pagi tanggal 17 Mei 1949 Teks Proklamasi serta berkas Susunan
Personalia Pemerintahan Gubernur Tentara ALRI dibawa untuk ditandatangani
Pimpinan Umum Hassan Basry yang berada di Niih oleh Gusti aman, P. Arya, Hasnan
Basuki dan seorang pembantu bernama Dahlan. Pukul 5 sore rombongan tiba di Niih
dan berjumpa dengan Pimpinan Umum Hassan Basry yang didampingi ajudannya
Tobelo. Rombongan menyerahkan barkas Proklamasi dan berkas-berkas lainnya untuk
dipelajari dan ditandatangani oleh Pimpinan Umum Hassan Basry.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Proklamasi 17 Mei tidak ditandatangani dan dibacakan pada tanggal
17 Mei itu, tetapi sekitar 3 hari kemudian dengan acara selamatan yang
sederhana. Atas permintaan Pimpinan Umum Hassan Basry teks Proklamasi dibacakan
oleh P. Arya di hadapan Pimpinan Umum Hassan Basry dan pimpinan AlRI lainnya.
P. Arya yang pernah diwawancarai juga lupa tanggalnya yang tepat. Selain teks
Proklamasi yang harus ditanda tangani oleh Pimpinan Umum Hassan Basry juga
surat-surat penting antara lain surat Kepada Delegasi Pemerintah RI di Jakarta,
surat Kepada Anggota Dewan Banjar yang dianggap progresif, dan berkas-berkas
berkaitan dengan Pemerintahan Militer ALRI yang baru dibentuk.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Teks Proklamasi 17 Mei 1949 secara resmi dibacakan oleh Pimpinan
Umum Hassan Basry dalam suatu upacara di Mandapai yang dihadiri oleh Pasukan
Penggempur, anggota Markas Pangkalan terdekat dan masyarakat setempat. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Karna keinginan yang sangat besar masyarakat Kalimantan selatan
untuk merdeka dan bersatu dibawah panji Merah Putih, mereka melakukan pawai
bendera Merah Putih sebagai Lambang NKRI, yang artinya bahwa pada saat itu
rakyat memiliki keinginan yang kuat untuk bersatu dan menjadi bagian dari NKRI.
Pawai Merah Putih ini dilaksanakan oleh rakyat Kalimantan Selatan pada 10
Oktober 1945.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 1.0cm;">
<!--[if gte vml 1]><v:shape id="Picture_x0020_1" o:spid="_x0000_s1028"
type="#_x0000_t75" alt="SAM_3744.JPG" style='position:absolute;left:0;
text-align:left;margin-left:94.9pt;margin-top:19.1pt;width:271.9pt;height:207.2pt;
z-index:1;visibility:visible;mso-wrap-style:square;mso-wrap-distance-left:9pt;
mso-wrap-distance-top:0;mso-wrap-distance-right:9pt;
mso-wrap-distance-bottom:0;mso-position-horizontal:absolute;
mso-position-horizontal-relative:text;mso-position-vertical:absolute;
mso-position-vertical-relative:text'>
<v:imagedata src="file:///C:\Users\ASUS\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image003.jpg"
o:title="SAM_3744"/>
<w:wrap type="square"/>
</v:shape><![endif]--><!--[if !vml]--><img align="left" alt="SAM_3744.JPG" height="276" hspace="12" src="file:///C:/Users/ASUS/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image004.jpg" v:shapes="Picture_x0020_1" width="363" /><!--[endif]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><br clear="all" />
<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: 201.6pt; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> Pawai
Merah Putih<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 1.0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 1.0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 1.0cm;">
<span style="color: #363636; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Pada tangal 21 Desember 1948 dilaksanakan terjun
payung yang pertama yang merupakan cikal bakal terbentuknya TNI AU di
PangkalanBun Kalimantan Tengah dan pada tanggal 21 Desember 1948 ini juga
terjadi peristiwa Pertempuran di Hawang Cilikriwut, sehingga untuk memperingati
peristiwa tersebut dibangunlah sebuah tugu di Bundaran Garuda PangkalanBun
dengan monumen yang juga terdapat sebuah replika pesawat terbang, tujuannya
adalah untuk tetap mengingat pasukan terjun payung pertama yang menjadi cikal
bakal pasukan elit Angkatan Udara.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 1.0cm;">
<!--[if gte vml 1]><v:shape id="Picture_x0020_3" o:spid="_x0000_s1027"
type="#_x0000_t75" alt="SAM_3758.JPG" style='position:absolute;left:0;
text-align:left;margin-left:115.3pt;margin-top:14.3pt;width:221.85pt;height:219.85pt;
z-index:2;visibility:visible;mso-wrap-style:square;mso-wrap-distance-left:9pt;
mso-wrap-distance-top:0;mso-wrap-distance-right:9pt;
mso-wrap-distance-bottom:0;mso-position-horizontal:absolute;
mso-position-horizontal-relative:text;mso-position-vertical:absolute;
mso-position-vertical-relative:text'>
<v:imagedata src="file:///C:\Users\ASUS\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image005.jpg"
o:title="SAM_3758"/>
<w:wrap type="square"/>
</v:shape><![endif]--><!--[if !vml]--><img align="left" alt="SAM_3758.JPG" height="293" hspace="12" src="file:///C:/Users/ASUS/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image006.jpg" v:shapes="Picture_x0020_3" width="296" /><!--[endif]--><span style="color: #363636; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 1.0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 1.0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 1.0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 1.0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 1.0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 1.0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 1.0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 1.0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: 102.15pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> Pasukan
Terjun Payung pertama<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: 102.15pt;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi; mso-no-proof: yes;"><!--[if gte vml 1]><v:shape id="Picture_x0020_4" o:spid="_x0000_i1026"
type="#_x0000_t75" alt="140220104354.jpg" style='width:222pt;height:194.25pt;
visibility:visible;mso-wrap-style:square'>
<v:imagedata src="file:///C:\Users\ASUS\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image007.jpg"
o:title="140220104354"/>
</v:shape><![endif]--><!--[if !vml]--><img alt="140220104354.jpg" height="259" src="file:///C:/Users/ASUS/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image008.jpg" v:shapes="Picture_x0020_4" width="296" /><!--[endif]--></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Monumen
penerbangan pertama di PangkalanBun<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: 178.05pt; text-indent: 1.0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: 178.05pt; text-indent: 1.0cm;">
<span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Brigjen
Hasan Basry (lahir di Kandangan, Hulu Sungai Selatan, 17 Juni 1923 – meninggal
di Jakarta, 15 Juli 1984 pada umur 61 tahun) adalah seorang tokoh militer
Indonesia. Ia dimakamkan diSimpang Tiga, Liang Anggang, Kota Banjarbaru,
Kalimantan Selatan. Dianugerahi gelar Pahlawan nasional Indonesia berdasarkan
Surat Kep</span><span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">utusan Presiden.</span><span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><br clear="all" />
<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: 178.05pt; text-indent: 1.0cm;">
<!--[if gte vml 1]><v:shape id="Picture_x0020_6"
o:spid="_x0000_s1026" type="#_x0000_t75" alt="SAM_3754.JPG" style='position:absolute;
left:0;text-align:left;margin-left:87.1pt;margin-top:1.8pt;width:210.6pt;
height:210.15pt;z-index:3;visibility:visible;mso-wrap-style:square;
mso-wrap-distance-left:9pt;mso-wrap-distance-top:0;mso-wrap-distance-right:9pt;
mso-wrap-distance-bottom:0;mso-position-horizontal:absolute;
mso-position-horizontal-relative:text;mso-position-vertical:absolute;
mso-position-vertical-relative:text'>
<v:imagedata src="file:///C:\Users\ASUS\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image009.jpg"
o:title="SAM_3754"/>
<w:wrap type="square"/>
</v:shape><![endif]--><!--[if !vml]--><img align="left" alt="SAM_3754.JPG" height="280" hspace="12" src="file:///C:/Users/ASUS/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image010.jpg" v:shapes="Picture_x0020_6" width="281" /><!--[endif]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm; vertical-align: baseline;">
<br /></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm; vertical-align: baseline;">
<br /></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm; vertical-align: baseline;">
<br /></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm; vertical-align: baseline;">
<br /></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #333333; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> <o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; tab-stops: 188.75pt; text-align: justify; text-indent: 1.0cm; vertical-align: baseline;">
<br /></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm; vertical-align: baseline;">
<br /></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 108.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 5.0pt; text-indent: 36.0pt; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #333333; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Brigjen Hasan Basry<o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #333333; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Hasan Basry menyelesaikan pendidikan di Hollands Inlandsche
School (HIS) yang setingkat sekolah dasar, kemudian ia mengikuti pendidikan
berbasis Islam, mula-mula di Tsanawiyah al-Wathaniah di Kandangan, kemudian di<span class="apple-converted-space"> </span>Kweekschool Islam Pondok Modern di
Ponorogo, Jawa Timur.<o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #333333; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Setelah prolamasi kemerdekaan, Hasan Basry aktif dalam
organisasi pemuda Kalimantan yang berpusat di Surabaya. Dari sini ia mengawali
kariernya sebagai pejuang. Pada 30 Oktober 1945, Hasan Basry berhasil menyusup
pulang ke Kalimantan Selatan dengan menumpang kapal Bintang Tulen, yang
berangkat lewat pelabuhan Kalimas Surabaya. Sesampainya di Banjarmasin, Hasan
Basry menemui H. Abdurrahman Sidik di Pekapuran, untuk mengirimkan pamflet dan
poster tentang kemerdekaan Indonesia. Selain itu melalui AA. Hamidhan, juga
dikirim pamflet ke Amuntai dengan Ahmad Kaderi, sedangkan yang ke Kandangan
dikirim lewat H. Ismail.<o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #333333; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Di Haruyan pada tanggal 5 Mei 1946 para pejuang mendirikan
Lasykar Syaifullah. Program utama organisasi ini adalah latihan keprajuritan,
sebagai pemimpin ditunjuklah Hassan Basry. Pada tanggal 24 September 1946 saat
acara pasar malam amal banyak tokoh Lasykar Syaifullah yang ditangkap dan
dipenjarakan Belanda. Karena itu Hassan Basry mereorganisir anggota yang
tersisa dengan membentuk , Benteng Indonesia.<o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #333333; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Pada tanggal 15 Nopember 1946, Letnan Asli Zuchri dan Letnan
Muda M.Mursid anggota ALRI Divisi IV yang berada di Mojokerto, menghubungi
Hassan Basry untuk menyampaikan tugas yaitu mendirikan satu batalyon ALRI
Divisi IV di Kalimantan Selatan. Dengan mengerahkan pasukan Banteng Indonesia
Hassan Basry berhasil membentuk batalyon ALRI tersebut. Ia menempatkan
markasnya di Haruyan. Selanjutnya ia berusaha menggabungkan semua kekuatan
bersenjata di Kalimantan Selatan ke dalam kesatuan yang baru terbentuk itu.<o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #333333; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Perkembangan politik di tingkat pemerintah pusat di Jawa
menyebabkan posisi Hasan Basry dan pasukannya menjadi sulit. Sesuai dengan
Perjanjian Linggarjati (25 Maret 1947), Belanda hanya mengakui kekuasaan de
facto RI atas Jawa, Madura dan Sumatera. Berarti Kalimantan merupakan wilayah
yang ada di bawah kekuasaan Belanda. Akan tetapi, Hasan Basry tidak terpengaruh
oleh perjanjian tersebut. Ia dan pasukannya tetap melanjutkan perjuangan
melawan Belanda. Sikap yang sama diperlihatkan pula terhadap Perjanjian
Renville (17 Januari 1948). Ia menolak untuk memindahkan pasukannya ke daerah
yang masih dikuasai RI, yakni ke Jawa.<o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #333333; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Perjuangan Hassan Basry di Kalimantan Selatan selalu merepotkan
pertahanan Belanda pada masa itu dengan puncaknya berhasil memproklamasikan
kedudukan Kalimantan sebagai bagian dari Republik Indonesia yang dikenal dengan
Proklamasi 17 Mei 1949.<o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #333333; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Pada tanggal 2 September 1949 dilakukan perundingan antara ALRI
DIVISI (A) dengan Belanda, beserta penengah UNCI. Pada kesempatan ini, Jenderal
Mayor Suharjo atas nama pemerintah mengakui keberadaan ALRI DIVISI (A) sebagai
bagian dari Angkatan Perang Indonesia, dengan pemimpin Hassan Basry dengan
pangkat Letnan Kolonel.<o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #333333; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Kemudian pada 1 November 1949, ALRI DIVISI (A) dilebur ke dalam
TNI Angkatan Darat Divisi Lambung Mangkurat, dengan panglima Letkol Hassan
Basry. Selesai perang kemerdekaan, beliau melanjutkan pendidikan agamaya ke
Universitas Al Azhar tahun 1951 – 1953. Selanjutnya diteruskan di American
University Cairo tahun 1953 – 1955.<o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #333333; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Sekembalinya ke tanah air, pada tahun 1956, Hassan Basry di
lantik sebagai Komandan Resimen Infanteri 21/Komandan Territorial VI Kalsel.
Dan pada tahun 1959, ditunjuk sebagai Panglima Daerah Militer X Lambung Mangkurat.<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center; text-indent: 1.0cm; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #333333; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi; mso-no-proof: yes;"><!--[if gte vml 1]><v:shape id="Picture_x0020_5"
o:spid="_x0000_i1025" type="#_x0000_t75" alt="SAM_3753.JPG" style='width:247.5pt;
height:203.25pt;visibility:visible;mso-wrap-style:square'>
<v:imagedata src="file:///C:\Users\ASUS\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image011.jpg"
o:title="SAM_3753"/>
</v:shape><![endif]--><!--[if !vml]--><img alt="SAM_3753.JPG" height="271" src="file:///C:/Users/ASUS/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image012.jpg" v:shapes="Picture_x0020_5" width="330" /><!--[endif]--></span><span style="color: #333333; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></div>
<div align="center" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center; text-indent: 1.0cm; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #333333; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Pengakuan Letkol Hasan Basry sebagai komandan resiment<o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #333333; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Pada saat suasana politik memanas karena kegiatan PKI dan
ormasnya, Hassan Basry mengeluarkan surat pembekuan kegiatan PKI beserta
ormasnya pada tanggal 22 Agustus 1960. Keluarnya surat ini sempat ditegur oleh
Presiden Sukarno, namun Hassan Basry sebagai kepala Penguasa Perang Daerah
Kalsel tidak mentaati teguran presiden. Pembekuan PKI dan ormasnya diikuti oleh
daerah Sulawesi Selatan dan Sumatera Selatan, peristiwa ini dikenal dengan sebutan
Tiga Selatan. Pada tahun 1961 – 1963, menjabat Deputi Wilayah Komando antar
Daerah Kalimantan dengan pangkat Brigadir Jenderal. Pada tanggal 17 Mei 1961,
bertepatan peringatan Proklamasi Kalimantan, sebanyak 11 organisasi politik dan
militer menetapkan Hassan Basry sebagai Bapak Gerilya Kalimantan. Kesepakatan
ini diikuti oleh ketetapan DPRGR Tingkat II Hulu Sungai Utara pada tanggal 20
Mei 1962, yaitu ketetapan Hassan Basry sebagai Bapak Gerilya Kalimantan.<o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #333333; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Pada 1960 – 1966, Hassan Basry menjadi anggota MPRS. Pada tahun
1970, beliau diangkat sebagai Ketua Umum Harian Angkatan 45 Kalsel sekaligus
sebagai Dewan Paripurna Angkatan 45 Pusat dan Dewan Paripurna Pusat Legiun
Veteran Republik Indonesia. Pada 1978 – 1982, Hassan Basry menjadi anggota DPR.<o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #333333; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Hassan Basry meninggal pada tanggal 15 Juli 1984 setelah sakit
dan dirawat di RSPAD Gatot Subroto Jakarta. Pemakaman beliau dilaksanakan
secara militer dengan inspektur upacara Mayjen AE. Manihuruk. beliau dimakamkan
di Liang Anggang Banjarbaru Kalimantan Selatan. Atas jasa-jasanya, beliau
dianugerahi sebagai Pahlawan Kemerdekaan oleh Presiden Republik Indonesia pada
tanggal 3 November 2001.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: 178.05pt; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> </span><b style="line-height: 150%; text-indent: 1cm;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">MONUMEN 17 MEI 1949 KANDANGAN</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Tanggal 15 dan 16 Mei 1949 diadakan rapat di Telaga Langsat yang
juga kemudian dihadiri H. Abrani Sulaiman dan Romansi, dibahas rumusan tentang
teks proklamasi, personalia pemerintahan, program kerja bidang politik dan
ekonomi yang akan dijalankan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Teks proklamasi disusun bersama oleh Gusti Aman, P. Arya, H. Abrani
Sulaiman dan Budhigawis. H. Abrani Sulaiman menambahkan kata-kata “Kalau perlu
diperjuangkan sampai tetesan darah yang penghabisan “. Lengkapnya proklamasi
berbunyi:<br />
<br />
PROKLAMASI<br />
Merdeka!<br />
Dengan ini kami rakyat Indonesia di Kalimantan Selatan, mempermaklumkan
berdirinya Pemerintahan Gubernur Tentara ALRI melingkupi seluruh daerah
Kalimantan Selatan menjadi bagian dari Republik Indonesia untuk memenuhi isi
Proklamasi 17 Agustus 1945, yang ditandatangani oleh Presiden Soekarno dan
Wakil Presiden Moh. Hatta. Hal-hal yang bersangkutan dengan pemindahan
kekuasaan akan dipertahankan dan kalau perlu diperjuangkan sampai tetesan darah
yang penghabisan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Tetap Merdeka.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Kandangan, 17 Mei IV Rep….<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Atas nama Rakyat Indonesia di Kalimantan Selatan<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">dtt<br />
Hassan Basry<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 1.0cm;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi; mso-no-proof: yes;"><!--[if gte vml 1]><v:shapetype id="_x0000_t75"
coordsize="21600,21600" o:spt="75" o:preferrelative="t" path="m@4@5l@4@11@9@11@9@5xe"
filled="f" stroked="f">
<v:stroke joinstyle="miter"/>
<v:formulas>
<v:f eqn="if lineDrawn pixelLineWidth 0"/>
<v:f eqn="sum @0 1 0"/>
<v:f eqn="sum 0 0 @1"/>
<v:f eqn="prod @2 1 2"/>
<v:f eqn="prod @3 21600 pixelWidth"/>
<v:f eqn="prod @3 21600 pixelHeight"/>
<v:f eqn="sum @0 0 1"/>
<v:f eqn="prod @6 1 2"/>
<v:f eqn="prod @7 21600 pixelWidth"/>
<v:f eqn="sum @8 21600 0"/>
<v:f eqn="prod @7 21600 pixelHeight"/>
<v:f eqn="sum @10 21600 0"/>
</v:formulas>
<v:path o:extrusionok="f" gradientshapeok="t" o:connecttype="rect"/>
<o:lock v:ext="edit" aspectratio="t"/>
</v:shapetype><v:shape id="Picture_x0020_0" o:spid="_x0000_i1027" type="#_x0000_t75"
alt="SAM_3740.JPG" style='width:248.25pt;height:226.5pt;visibility:visible;
mso-wrap-style:square'>
<v:imagedata src="file:///C:\Users\ASUS\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image001.jpg"
o:title="SAM_3740"/>
</v:shape><![endif]--><!--[if !vml]--><img alt="SAM_3740.JPG" height="302" src="file:///C:/Users/ASUS/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image002.jpg" v:shapes="Picture_x0020_0" width="331" /><!--[endif]--></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Replika naskah
Proklamasi di Mnumen<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><br />
<br />
<!--[if !supportLineBreakNewLine]--><br />
<!--[endif]--><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Pagi-pagi tanggal 17 Mei 1949 Teks Proklamasi serta berkas Susunan
Personalia Pemerintahan Gubernur Tentara ALRI dibawa untuk ditandatangani
Pimpinan Umum Hassan Basry yang berada di Niih oleh Gusti aman, P. Arya, Hasnan
Basuki dan seorang pembantu bernama Dahlan. Pukul 5 sore rombongan tiba di Niih
dan berjumpa dengan Pimpinan Umum Hassan Basry yang didampingi ajudannya
Tobelo. Rombongan menyerahkan barkas Proklamasi dan berkas-berkas lainnya untuk
dipelajari dan ditandatangani oleh Pimpinan Umum Hassan Basry.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Proklamasi 17 Mei tidak ditandatangani dan dibacakan pada tanggal
17 Mei itu, tetapi sekitar 3 hari kemudian dengan acara selamatan yang
sederhana. Atas permintaan Pimpinan Umum Hassan Basry teks Proklamasi dibacakan
oleh P. Arya di hadapan Pimpinan Umum Hassan Basry dan pimpinan AlRI lainnya.
P. Arya yang pernah diwawancarai juga lupa tanggalnya yang tepat. Selain teks
Proklamasi yang harus ditanda tangani oleh Pimpinan Umum Hassan Basry juga
surat-surat penting antara lain surat Kepada Delegasi Pemerintah RI di Jakarta,
surat Kepada Anggota Dewan Banjar yang dianggap progresif, dan berkas-berkas
berkaitan dengan Pemerintahan Militer ALRI yang baru dibentuk.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Teks Proklamasi 17 Mei 1949 secara resmi dibacakan oleh Pimpinan
Umum Hassan Basry dalam suatu upacara di Mandapai yang dihadiri oleh Pasukan
Penggempur, anggota Markas Pangkalan terdekat dan masyarakat setempat. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Karna keinginan yang sangat besar masyarakat Kalimantan selatan
untuk merdeka dan bersatu dibawah panji Merah Putih, mereka melakukan pawai
bendera Merah Putih sebagai Lambang NKRI, yang artinya bahwa pada saat itu
rakyat memiliki keinginan yang kuat untuk bersatu dan menjadi bagian dari NKRI.
Pawai Merah Putih ini dilaksanakan oleh rakyat Kalimantan Selatan pada 10
Oktober 1945.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 1.0cm;">
<!--[if gte vml 1]><v:shape id="Picture_x0020_1" o:spid="_x0000_s1028"
type="#_x0000_t75" alt="SAM_3744.JPG" style='position:absolute;left:0;
text-align:left;margin-left:94.9pt;margin-top:19.1pt;width:271.9pt;height:207.2pt;
z-index:1;visibility:visible;mso-wrap-style:square;mso-wrap-distance-left:9pt;
mso-wrap-distance-top:0;mso-wrap-distance-right:9pt;
mso-wrap-distance-bottom:0;mso-position-horizontal:absolute;
mso-position-horizontal-relative:text;mso-position-vertical:absolute;
mso-position-vertical-relative:text'>
<v:imagedata src="file:///C:\Users\ASUS\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image003.jpg"
o:title="SAM_3744"/>
<w:wrap type="square"/>
</v:shape><![endif]--><!--[if !vml]--><img align="left" alt="SAM_3744.JPG" height="276" hspace="12" src="file:///C:/Users/ASUS/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image004.jpg" v:shapes="Picture_x0020_1" width="363" /><!--[endif]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><br clear="all" />
<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: 201.6pt; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> Pawai
Merah Putih<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 1.0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 1.0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 1.0cm;">
<span style="color: #363636; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Pada tangal 21 Desember 1948 dilaksanakan terjun
payung yang pertama yang merupakan cikal bakal terbentuknya TNI AU di
PangkalanBun Kalimantan Tengah dan pada tanggal 21 Desember 1948 ini juga
terjadi peristiwa Pertempuran di Hawang Cilikriwut, sehingga untuk memperingati
peristiwa tersebut dibangunlah sebuah tugu di Bundaran Garuda PangkalanBun
dengan monumen yang juga terdapat sebuah replika pesawat terbang, tujuannya
adalah untuk tetap mengingat pasukan terjun payung pertama yang menjadi cikal
bakal pasukan elit Angkatan Udara.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 1.0cm;">
<!--[if gte vml 1]><v:shape id="Picture_x0020_3" o:spid="_x0000_s1027"
type="#_x0000_t75" alt="SAM_3758.JPG" style='position:absolute;left:0;
text-align:left;margin-left:115.3pt;margin-top:14.3pt;width:221.85pt;height:219.85pt;
z-index:2;visibility:visible;mso-wrap-style:square;mso-wrap-distance-left:9pt;
mso-wrap-distance-top:0;mso-wrap-distance-right:9pt;
mso-wrap-distance-bottom:0;mso-position-horizontal:absolute;
mso-position-horizontal-relative:text;mso-position-vertical:absolute;
mso-position-vertical-relative:text'>
<v:imagedata src="file:///C:\Users\ASUS\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image005.jpg"
o:title="SAM_3758"/>
<w:wrap type="square"/>
</v:shape><![endif]--><!--[if !vml]--><img align="left" alt="SAM_3758.JPG" height="293" hspace="12" src="file:///C:/Users/ASUS/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image006.jpg" v:shapes="Picture_x0020_3" width="296" /><!--[endif]--><span style="color: #363636; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 1.0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 1.0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 1.0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 1.0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 1.0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 1.0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 1.0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 1.0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: 102.15pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> Pasukan
Terjun Payung pertama<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: 102.15pt;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi; mso-no-proof: yes;"><!--[if gte vml 1]><v:shape id="Picture_x0020_4" o:spid="_x0000_i1026"
type="#_x0000_t75" alt="140220104354.jpg" style='width:222pt;height:194.25pt;
visibility:visible;mso-wrap-style:square'>
<v:imagedata src="file:///C:\Users\ASUS\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image007.jpg"
o:title="140220104354"/>
</v:shape><![endif]--><!--[if !vml]--><img alt="140220104354.jpg" height="259" src="file:///C:/Users/ASUS/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image008.jpg" v:shapes="Picture_x0020_4" width="296" /><!--[endif]--></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Monumen
penerbangan pertama di PangkalanBun<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: 178.05pt; text-indent: 1.0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: 178.05pt; text-indent: 1.0cm;">
<span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Brigjen
Hasan Basry (lahir di Kandangan, Hulu Sungai Selatan, 17 Juni 1923 – meninggal
di Jakarta, 15 Juli 1984 pada umur 61 tahun) adalah seorang tokoh militer
Indonesia. Ia dimakamkan diSimpang Tiga, Liang Anggang, Kota Banjarbaru,
Kalimantan Selatan. Dianugerahi gelar Pahlawan nasional Indonesia berdasarkan
Surat Kep</span><span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">utusan Presiden.</span><span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><br clear="all" />
<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: 178.05pt; text-indent: 1.0cm;">
<!--[if gte vml 1]><v:shape id="Picture_x0020_6"
o:spid="_x0000_s1026" type="#_x0000_t75" alt="SAM_3754.JPG" style='position:absolute;
left:0;text-align:left;margin-left:87.1pt;margin-top:1.8pt;width:210.6pt;
height:210.15pt;z-index:3;visibility:visible;mso-wrap-style:square;
mso-wrap-distance-left:9pt;mso-wrap-distance-top:0;mso-wrap-distance-right:9pt;
mso-wrap-distance-bottom:0;mso-position-horizontal:absolute;
mso-position-horizontal-relative:text;mso-position-vertical:absolute;
mso-position-vertical-relative:text'>
<v:imagedata src="file:///C:\Users\ASUS\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image009.jpg"
o:title="SAM_3754"/>
<w:wrap type="square"/>
</v:shape><![endif]--><!--[if !vml]--><img align="left" alt="SAM_3754.JPG" height="280" hspace="12" src="file:///C:/Users/ASUS/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image010.jpg" v:shapes="Picture_x0020_6" width="281" /><!--[endif]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm; vertical-align: baseline;">
<br /></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm; vertical-align: baseline;">
<br /></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm; vertical-align: baseline;">
<br /></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm; vertical-align: baseline;">
<br /></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #333333; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> <o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; tab-stops: 188.75pt; text-align: justify; text-indent: 1.0cm; vertical-align: baseline;">
<br /></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm; vertical-align: baseline;">
<br /></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 108.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 5.0pt; text-indent: 36.0pt; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #333333; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Brigjen Hasan Basry<o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #333333; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Hasan Basry menyelesaikan pendidikan di Hollands Inlandsche
School (HIS) yang setingkat sekolah dasar, kemudian ia mengikuti pendidikan
berbasis Islam, mula-mula di Tsanawiyah al-Wathaniah di Kandangan, kemudian di<span class="apple-converted-space"> </span>Kweekschool Islam Pondok Modern di
Ponorogo, Jawa Timur.<o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #333333; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Setelah prolamasi kemerdekaan, Hasan Basry aktif dalam
organisasi pemuda Kalimantan yang berpusat di Surabaya. Dari sini ia mengawali
kariernya sebagai pejuang. Pada 30 Oktober 1945, Hasan Basry berhasil menyusup
pulang ke Kalimantan Selatan dengan menumpang kapal Bintang Tulen, yang
berangkat lewat pelabuhan Kalimas Surabaya. Sesampainya di Banjarmasin, Hasan
Basry menemui H. Abdurrahman Sidik di Pekapuran, untuk mengirimkan pamflet dan
poster tentang kemerdekaan Indonesia. Selain itu melalui AA. Hamidhan, juga
dikirim pamflet ke Amuntai dengan Ahmad Kaderi, sedangkan yang ke Kandangan
dikirim lewat H. Ismail.<o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #333333; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Di Haruyan pada tanggal 5 Mei 1946 para pejuang mendirikan
Lasykar Syaifullah. Program utama organisasi ini adalah latihan keprajuritan,
sebagai pemimpin ditunjuklah Hassan Basry. Pada tanggal 24 September 1946 saat
acara pasar malam amal banyak tokoh Lasykar Syaifullah yang ditangkap dan
dipenjarakan Belanda. Karena itu Hassan Basry mereorganisir anggota yang
tersisa dengan membentuk , Benteng Indonesia.<o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #333333; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Pada tanggal 15 Nopember 1946, Letnan Asli Zuchri dan Letnan
Muda M.Mursid anggota ALRI Divisi IV yang berada di Mojokerto, menghubungi
Hassan Basry untuk menyampaikan tugas yaitu mendirikan satu batalyon ALRI
Divisi IV di Kalimantan Selatan. Dengan mengerahkan pasukan Banteng Indonesia
Hassan Basry berhasil membentuk batalyon ALRI tersebut. Ia menempatkan
markasnya di Haruyan. Selanjutnya ia berusaha menggabungkan semua kekuatan
bersenjata di Kalimantan Selatan ke dalam kesatuan yang baru terbentuk itu.<o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #333333; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Perkembangan politik di tingkat pemerintah pusat di Jawa
menyebabkan posisi Hasan Basry dan pasukannya menjadi sulit. Sesuai dengan
Perjanjian Linggarjati (25 Maret 1947), Belanda hanya mengakui kekuasaan de
facto RI atas Jawa, Madura dan Sumatera. Berarti Kalimantan merupakan wilayah
yang ada di bawah kekuasaan Belanda. Akan tetapi, Hasan Basry tidak terpengaruh
oleh perjanjian tersebut. Ia dan pasukannya tetap melanjutkan perjuangan
melawan Belanda. Sikap yang sama diperlihatkan pula terhadap Perjanjian
Renville (17 Januari 1948). Ia menolak untuk memindahkan pasukannya ke daerah
yang masih dikuasai RI, yakni ke Jawa.<o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #333333; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Perjuangan Hassan Basry di Kalimantan Selatan selalu merepotkan
pertahanan Belanda pada masa itu dengan puncaknya berhasil memproklamasikan
kedudukan Kalimantan sebagai bagian dari Republik Indonesia yang dikenal dengan
Proklamasi 17 Mei 1949.<o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #333333; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Pada tanggal 2 September 1949 dilakukan perundingan antara ALRI
DIVISI (A) dengan Belanda, beserta penengah UNCI. Pada kesempatan ini, Jenderal
Mayor Suharjo atas nama pemerintah mengakui keberadaan ALRI DIVISI (A) sebagai
bagian dari Angkatan Perang Indonesia, dengan pemimpin Hassan Basry dengan
pangkat Letnan Kolonel.<o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #333333; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Kemudian pada 1 November 1949, ALRI DIVISI (A) dilebur ke dalam
TNI Angkatan Darat Divisi Lambung Mangkurat, dengan panglima Letkol Hassan
Basry. Selesai perang kemerdekaan, beliau melanjutkan pendidikan agamaya ke
Universitas Al Azhar tahun 1951 – 1953. Selanjutnya diteruskan di American
University Cairo tahun 1953 – 1955.<o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #333333; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Sekembalinya ke tanah air, pada tahun 1956, Hassan Basry di
lantik sebagai Komandan Resimen Infanteri 21/Komandan Territorial VI Kalsel.
Dan pada tahun 1959, ditunjuk sebagai Panglima Daerah Militer X Lambung Mangkurat.<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center; text-indent: 1.0cm; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #333333; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi; mso-no-proof: yes;"><!--[if gte vml 1]><v:shape id="Picture_x0020_5"
o:spid="_x0000_i1025" type="#_x0000_t75" alt="SAM_3753.JPG" style='width:247.5pt;
height:203.25pt;visibility:visible;mso-wrap-style:square'>
<v:imagedata src="file:///C:\Users\ASUS\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image011.jpg"
o:title="SAM_3753"/>
</v:shape><![endif]--><!--[if !vml]--><img alt="SAM_3753.JPG" height="271" src="file:///C:/Users/ASUS/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image012.jpg" v:shapes="Picture_x0020_5" width="330" /><!--[endif]--></span><span style="color: #333333; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></div>
<div align="center" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center; text-indent: 1.0cm; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #333333; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Pengakuan Letkol Hasan Basry sebagai komandan resiment<o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #333333; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Pada saat suasana politik memanas karena kegiatan PKI dan
ormasnya, Hassan Basry mengeluarkan surat pembekuan kegiatan PKI beserta
ormasnya pada tanggal 22 Agustus 1960. Keluarnya surat ini sempat ditegur oleh
Presiden Sukarno, namun Hassan Basry sebagai kepala Penguasa Perang Daerah
Kalsel tidak mentaati teguran presiden. Pembekuan PKI dan ormasnya diikuti oleh
daerah Sulawesi Selatan dan Sumatera Selatan, peristiwa ini dikenal dengan sebutan
Tiga Selatan. Pada tahun 1961 – 1963, menjabat Deputi Wilayah Komando antar
Daerah Kalimantan dengan pangkat Brigadir Jenderal. Pada tanggal 17 Mei 1961,
bertepatan peringatan Proklamasi Kalimantan, sebanyak 11 organisasi politik dan
militer menetapkan Hassan Basry sebagai Bapak Gerilya Kalimantan. Kesepakatan
ini diikuti oleh ketetapan DPRGR Tingkat II Hulu Sungai Utara pada tanggal 20
Mei 1962, yaitu ketetapan Hassan Basry sebagai Bapak Gerilya Kalimantan.<o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #333333; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Pada 1960 – 1966, Hassan Basry menjadi anggota MPRS. Pada tahun
1970, beliau diangkat sebagai Ketua Umum Harian Angkatan 45 Kalsel sekaligus
sebagai Dewan Paripurna Angkatan 45 Pusat dan Dewan Paripurna Pusat Legiun
Veteran Republik Indonesia. Pada 1978 – 1982, Hassan Basry menjadi anggota DPR.<o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #333333; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Hassan Basry meninggal pada tanggal 15 Juli 1984 setelah sakit
dan dirawat di RSPAD Gatot Subroto Jakarta. Pemakaman beliau dilaksanakan
secara militer dengan inspektur upacara Mayjen AE. Manihuruk. beliau dimakamkan
di Liang Anggang Banjarbaru Kalimantan Selatan. Atas jasa-jasanya, beliau
dianugerahi sebagai Pahlawan Kemerdekaan oleh Presiden Republik Indonesia pada
tanggal 3 November 2001.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: 178.05pt; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> </span><b style="line-height: 150%; text-indent: 1cm;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">MONUMEN 17 MEI 1949 KANDANGAN</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Tanggal 15 dan 16 Mei 1949 diadakan rapat di Telaga Langsat yang
juga kemudian dihadiri H. Abrani Sulaiman dan Romansi, dibahas rumusan tentang
teks proklamasi, personalia pemerintahan, program kerja bidang politik dan
ekonomi yang akan dijalankan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Teks proklamasi disusun bersama oleh Gusti Aman, P. Arya, H. Abrani
Sulaiman dan Budhigawis. H. Abrani Sulaiman menambahkan kata-kata “Kalau perlu
diperjuangkan sampai tetesan darah yang penghabisan “. Lengkapnya proklamasi
berbunyi:<br />
<br />
PROKLAMASI<br />
Merdeka!<br />
Dengan ini kami rakyat Indonesia di Kalimantan Selatan, mempermaklumkan
berdirinya Pemerintahan Gubernur Tentara ALRI melingkupi seluruh daerah
Kalimantan Selatan menjadi bagian dari Republik Indonesia untuk memenuhi isi
Proklamasi 17 Agustus 1945, yang ditandatangani oleh Presiden Soekarno dan
Wakil Presiden Moh. Hatta. Hal-hal yang bersangkutan dengan pemindahan
kekuasaan akan dipertahankan dan kalau perlu diperjuangkan sampai tetesan darah
yang penghabisan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Tetap Merdeka.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Kandangan, 17 Mei IV Rep….<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Atas nama Rakyat Indonesia di Kalimantan Selatan<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">dtt<br />
Hassan Basry<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 1.0cm;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi; mso-no-proof: yes;"><!--[if gte vml 1]><v:shapetype id="_x0000_t75"
coordsize="21600,21600" o:spt="75" o:preferrelative="t" path="m@4@5l@4@11@9@11@9@5xe"
filled="f" stroked="f">
<v:stroke joinstyle="miter"/>
<v:formulas>
<v:f eqn="if lineDrawn pixelLineWidth 0"/>
<v:f eqn="sum @0 1 0"/>
<v:f eqn="sum 0 0 @1"/>
<v:f eqn="prod @2 1 2"/>
<v:f eqn="prod @3 21600 pixelWidth"/>
<v:f eqn="prod @3 21600 pixelHeight"/>
<v:f eqn="sum @0 0 1"/>
<v:f eqn="prod @6 1 2"/>
<v:f eqn="prod @7 21600 pixelWidth"/>
<v:f eqn="sum @8 21600 0"/>
<v:f eqn="prod @7 21600 pixelHeight"/>
<v:f eqn="sum @10 21600 0"/>
</v:formulas>
<v:path o:extrusionok="f" gradientshapeok="t" o:connecttype="rect"/>
<o:lock v:ext="edit" aspectratio="t"/>
</v:shapetype><v:shape id="Picture_x0020_0" o:spid="_x0000_i1027" type="#_x0000_t75"
alt="SAM_3740.JPG" style='width:248.25pt;height:226.5pt;visibility:visible;
mso-wrap-style:square'>
<v:imagedata src="file:///C:\Users\ASUS\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image001.jpg"
o:title="SAM_3740"/>
</v:shape><![endif]--><!--[if !vml]--><img alt="SAM_3740.JPG" height="302" src="file:///C:/Users/ASUS/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image002.jpg" v:shapes="Picture_x0020_0" width="331" /><!--[endif]--></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Replika naskah
Proklamasi di Mnumen<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><br />
<br />
<!--[if !supportLineBreakNewLine]--><br />
<!--[endif]--><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Pagi-pagi tanggal 17 Mei 1949 Teks Proklamasi serta berkas Susunan
Personalia Pemerintahan Gubernur Tentara ALRI dibawa untuk ditandatangani
Pimpinan Umum Hassan Basry yang berada di Niih oleh Gusti aman, P. Arya, Hasnan
Basuki dan seorang pembantu bernama Dahlan. Pukul 5 sore rombongan tiba di Niih
dan berjumpa dengan Pimpinan Umum Hassan Basry yang didampingi ajudannya
Tobelo. Rombongan menyerahkan barkas Proklamasi dan berkas-berkas lainnya untuk
dipelajari dan ditandatangani oleh Pimpinan Umum Hassan Basry.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Proklamasi 17 Mei tidak ditandatangani dan dibacakan pada tanggal
17 Mei itu, tetapi sekitar 3 hari kemudian dengan acara selamatan yang
sederhana. Atas permintaan Pimpinan Umum Hassan Basry teks Proklamasi dibacakan
oleh P. Arya di hadapan Pimpinan Umum Hassan Basry dan pimpinan AlRI lainnya.
P. Arya yang pernah diwawancarai juga lupa tanggalnya yang tepat. Selain teks
Proklamasi yang harus ditanda tangani oleh Pimpinan Umum Hassan Basry juga
surat-surat penting antara lain surat Kepada Delegasi Pemerintah RI di Jakarta,
surat Kepada Anggota Dewan Banjar yang dianggap progresif, dan berkas-berkas
berkaitan dengan Pemerintahan Militer ALRI yang baru dibentuk.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Teks Proklamasi 17 Mei 1949 secara resmi dibacakan oleh Pimpinan
Umum Hassan Basry dalam suatu upacara di Mandapai yang dihadiri oleh Pasukan
Penggempur, anggota Markas Pangkalan terdekat dan masyarakat setempat. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Karna keinginan yang sangat besar masyarakat Kalimantan selatan
untuk merdeka dan bersatu dibawah panji Merah Putih, mereka melakukan pawai
bendera Merah Putih sebagai Lambang NKRI, yang artinya bahwa pada saat itu
rakyat memiliki keinginan yang kuat untuk bersatu dan menjadi bagian dari NKRI.
Pawai Merah Putih ini dilaksanakan oleh rakyat Kalimantan Selatan pada 10
Oktober 1945.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 1.0cm;">
<!--[if gte vml 1]><v:shape id="Picture_x0020_1" o:spid="_x0000_s1028"
type="#_x0000_t75" alt="SAM_3744.JPG" style='position:absolute;left:0;
text-align:left;margin-left:94.9pt;margin-top:19.1pt;width:271.9pt;height:207.2pt;
z-index:1;visibility:visible;mso-wrap-style:square;mso-wrap-distance-left:9pt;
mso-wrap-distance-top:0;mso-wrap-distance-right:9pt;
mso-wrap-distance-bottom:0;mso-position-horizontal:absolute;
mso-position-horizontal-relative:text;mso-position-vertical:absolute;
mso-position-vertical-relative:text'>
<v:imagedata src="file:///C:\Users\ASUS\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image003.jpg"
o:title="SAM_3744"/>
<w:wrap type="square"/>
</v:shape><![endif]--><!--[if !vml]--><img align="left" alt="SAM_3744.JPG" height="276" hspace="12" src="file:///C:/Users/ASUS/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image004.jpg" v:shapes="Picture_x0020_1" width="363" /><!--[endif]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><br clear="all" />
<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: 201.6pt; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> Pawai
Merah Putih<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 1.0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 1.0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 1.0cm;">
<span style="color: #363636; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Pada tangal 21 Desember 1948 dilaksanakan terjun
payung yang pertama yang merupakan cikal bakal terbentuknya TNI AU di
PangkalanBun Kalimantan Tengah dan pada tanggal 21 Desember 1948 ini juga
terjadi peristiwa Pertempuran di Hawang Cilikriwut, sehingga untuk memperingati
peristiwa tersebut dibangunlah sebuah tugu di Bundaran Garuda PangkalanBun
dengan monumen yang juga terdapat sebuah replika pesawat terbang, tujuannya
adalah untuk tetap mengingat pasukan terjun payung pertama yang menjadi cikal
bakal pasukan elit Angkatan Udara.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 1.0cm;">
<!--[if gte vml 1]><v:shape id="Picture_x0020_3" o:spid="_x0000_s1027"
type="#_x0000_t75" alt="SAM_3758.JPG" style='position:absolute;left:0;
text-align:left;margin-left:115.3pt;margin-top:14.3pt;width:221.85pt;height:219.85pt;
z-index:2;visibility:visible;mso-wrap-style:square;mso-wrap-distance-left:9pt;
mso-wrap-distance-top:0;mso-wrap-distance-right:9pt;
mso-wrap-distance-bottom:0;mso-position-horizontal:absolute;
mso-position-horizontal-relative:text;mso-position-vertical:absolute;
mso-position-vertical-relative:text'>
<v:imagedata src="file:///C:\Users\ASUS\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image005.jpg"
o:title="SAM_3758"/>
<w:wrap type="square"/>
</v:shape><![endif]--><!--[if !vml]--><img align="left" alt="SAM_3758.JPG" height="293" hspace="12" src="file:///C:/Users/ASUS/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image006.jpg" v:shapes="Picture_x0020_3" width="296" /><!--[endif]--><span style="color: #363636; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 1.0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 1.0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 1.0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 1.0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 1.0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 1.0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 1.0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-top-alt: auto; text-indent: 1.0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: 102.15pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> Pasukan
Terjun Payung pertama<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: 102.15pt;">
<br /></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi; mso-no-proof: yes;"><!--[if gte vml 1]><v:shape id="Picture_x0020_4" o:spid="_x0000_i1026"
type="#_x0000_t75" alt="140220104354.jpg" style='width:222pt;height:194.25pt;
visibility:visible;mso-wrap-style:square'>
<v:imagedata src="file:///C:\Users\ASUS\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image007.jpg"
o:title="140220104354"/>
</v:shape><![endif]--><!--[if !vml]--><img alt="140220104354.jpg" height="259" src="file:///C:/Users/ASUS/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image008.jpg" v:shapes="Picture_x0020_4" width="296" /><!--[endif]--></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Monumen
penerbangan pertama di PangkalanBun<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: 178.05pt; text-indent: 1.0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: 178.05pt; text-indent: 1.0cm;">
<span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Brigjen
Hasan Basry (lahir di Kandangan, Hulu Sungai Selatan, 17 Juni 1923 – meninggal
di Jakarta, 15 Juli 1984 pada umur 61 tahun) adalah seorang tokoh militer
Indonesia. Ia dimakamkan diSimpang Tiga, Liang Anggang, Kota Banjarbaru,
Kalimantan Selatan. Dianugerahi gelar Pahlawan nasional Indonesia berdasarkan
Surat Kep</span><span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">utusan Presiden.</span><span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><br clear="all" />
<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: 178.05pt; text-indent: 1.0cm;">
<!--[if gte vml 1]><v:shape id="Picture_x0020_6"
o:spid="_x0000_s1026" type="#_x0000_t75" alt="SAM_3754.JPG" style='position:absolute;
left:0;text-align:left;margin-left:87.1pt;margin-top:1.8pt;width:210.6pt;
height:210.15pt;z-index:3;visibility:visible;mso-wrap-style:square;
mso-wrap-distance-left:9pt;mso-wrap-distance-top:0;mso-wrap-distance-right:9pt;
mso-wrap-distance-bottom:0;mso-position-horizontal:absolute;
mso-position-horizontal-relative:text;mso-position-vertical:absolute;
mso-position-vertical-relative:text'>
<v:imagedata src="file:///C:\Users\ASUS\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image009.jpg"
o:title="SAM_3754"/>
<w:wrap type="square"/>
</v:shape><![endif]--><!--[if !vml]--><img align="left" alt="SAM_3754.JPG" height="280" hspace="12" src="file:///C:/Users/ASUS/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image010.jpg" v:shapes="Picture_x0020_6" width="281" /><!--[endif]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm; vertical-align: baseline;">
<br /></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm; vertical-align: baseline;">
<br /></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm; vertical-align: baseline;">
<br /></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm; vertical-align: baseline;">
<br /></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #333333; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> <o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; tab-stops: 188.75pt; text-align: justify; text-indent: 1.0cm; vertical-align: baseline;">
<br /></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm; vertical-align: baseline;">
<br /></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 108.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 5.0pt; text-indent: 36.0pt; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #333333; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Brigjen Hasan Basry<o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #333333; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Hasan Basry menyelesaikan pendidikan di Hollands Inlandsche
School (HIS) yang setingkat sekolah dasar, kemudian ia mengikuti pendidikan
berbasis Islam, mula-mula di Tsanawiyah al-Wathaniah di Kandangan, kemudian di<span class="apple-converted-space"> </span>Kweekschool Islam Pondok Modern di
Ponorogo, Jawa Timur.<o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #333333; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Setelah prolamasi kemerdekaan, Hasan Basry aktif dalam
organisasi pemuda Kalimantan yang berpusat di Surabaya. Dari sini ia mengawali
kariernya sebagai pejuang. Pada 30 Oktober 1945, Hasan Basry berhasil menyusup
pulang ke Kalimantan Selatan dengan menumpang kapal Bintang Tulen, yang
berangkat lewat pelabuhan Kalimas Surabaya. Sesampainya di Banjarmasin, Hasan
Basry menemui H. Abdurrahman Sidik di Pekapuran, untuk mengirimkan pamflet dan
poster tentang kemerdekaan Indonesia. Selain itu melalui AA. Hamidhan, juga
dikirim pamflet ke Amuntai dengan Ahmad Kaderi, sedangkan yang ke Kandangan
dikirim lewat H. Ismail.<o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #333333; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Di Haruyan pada tanggal 5 Mei 1946 para pejuang mendirikan
Lasykar Syaifullah. Program utama organisasi ini adalah latihan keprajuritan,
sebagai pemimpin ditunjuklah Hassan Basry. Pada tanggal 24 September 1946 saat
acara pasar malam amal banyak tokoh Lasykar Syaifullah yang ditangkap dan
dipenjarakan Belanda. Karena itu Hassan Basry mereorganisir anggota yang
tersisa dengan membentuk , Benteng Indonesia.<o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #333333; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Pada tanggal 15 Nopember 1946, Letnan Asli Zuchri dan Letnan
Muda M.Mursid anggota ALRI Divisi IV yang berada di Mojokerto, menghubungi
Hassan Basry untuk menyampaikan tugas yaitu mendirikan satu batalyon ALRI
Divisi IV di Kalimantan Selatan. Dengan mengerahkan pasukan Banteng Indonesia
Hassan Basry berhasil membentuk batalyon ALRI tersebut. Ia menempatkan
markasnya di Haruyan. Selanjutnya ia berusaha menggabungkan semua kekuatan
bersenjata di Kalimantan Selatan ke dalam kesatuan yang baru terbentuk itu.<o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #333333; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Perkembangan politik di tingkat pemerintah pusat di Jawa
menyebabkan posisi Hasan Basry dan pasukannya menjadi sulit. Sesuai dengan
Perjanjian Linggarjati (25 Maret 1947), Belanda hanya mengakui kekuasaan de
facto RI atas Jawa, Madura dan Sumatera. Berarti Kalimantan merupakan wilayah
yang ada di bawah kekuasaan Belanda. Akan tetapi, Hasan Basry tidak terpengaruh
oleh perjanjian tersebut. Ia dan pasukannya tetap melanjutkan perjuangan
melawan Belanda. Sikap yang sama diperlihatkan pula terhadap Perjanjian
Renville (17 Januari 1948). Ia menolak untuk memindahkan pasukannya ke daerah
yang masih dikuasai RI, yakni ke Jawa.<o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #333333; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Perjuangan Hassan Basry di Kalimantan Selatan selalu merepotkan
pertahanan Belanda pada masa itu dengan puncaknya berhasil memproklamasikan
kedudukan Kalimantan sebagai bagian dari Republik Indonesia yang dikenal dengan
Proklamasi 17 Mei 1949.<o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #333333; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Pada tanggal 2 September 1949 dilakukan perundingan antara ALRI
DIVISI (A) dengan Belanda, beserta penengah UNCI. Pada kesempatan ini, Jenderal
Mayor Suharjo atas nama pemerintah mengakui keberadaan ALRI DIVISI (A) sebagai
bagian dari Angkatan Perang Indonesia, dengan pemimpin Hassan Basry dengan
pangkat Letnan Kolonel.<o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #333333; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Kemudian pada 1 November 1949, ALRI DIVISI (A) dilebur ke dalam
TNI Angkatan Darat Divisi Lambung Mangkurat, dengan panglima Letkol Hassan
Basry. Selesai perang kemerdekaan, beliau melanjutkan pendidikan agamaya ke
Universitas Al Azhar tahun 1951 – 1953. Selanjutnya diteruskan di American
University Cairo tahun 1953 – 1955.<o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #333333; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Sekembalinya ke tanah air, pada tahun 1956, Hassan Basry di
lantik sebagai Komandan Resimen Infanteri 21/Komandan Territorial VI Kalsel.
Dan pada tahun 1959, ditunjuk sebagai Panglima Daerah Militer X Lambung Mangkurat.<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center; text-indent: 1.0cm; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #333333; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi; mso-no-proof: yes;"><!--[if gte vml 1]><v:shape id="Picture_x0020_5"
o:spid="_x0000_i1025" type="#_x0000_t75" alt="SAM_3753.JPG" style='width:247.5pt;
height:203.25pt;visibility:visible;mso-wrap-style:square'>
<v:imagedata src="file:///C:\Users\ASUS\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image011.jpg"
o:title="SAM_3753"/>
</v:shape><![endif]--><!--[if !vml]--><img alt="SAM_3753.JPG" height="271" src="file:///C:/Users/ASUS/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image012.jpg" v:shapes="Picture_x0020_5" width="330" /><!--[endif]--></span><span style="color: #333333; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></div>
<div align="center" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center; text-indent: 1.0cm; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #333333; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Pengakuan Letkol Hasan Basry sebagai komandan resiment<o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #333333; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Pada saat suasana politik memanas karena kegiatan PKI dan
ormasnya, Hassan Basry mengeluarkan surat pembekuan kegiatan PKI beserta
ormasnya pada tanggal 22 Agustus 1960. Keluarnya surat ini sempat ditegur oleh
Presiden Sukarno, namun Hassan Basry sebagai kepala Penguasa Perang Daerah
Kalsel tidak mentaati teguran presiden. Pembekuan PKI dan ormasnya diikuti oleh
daerah Sulawesi Selatan dan Sumatera Selatan, peristiwa ini dikenal dengan sebutan
Tiga Selatan. Pada tahun 1961 – 1963, menjabat Deputi Wilayah Komando antar
Daerah Kalimantan dengan pangkat Brigadir Jenderal. Pada tanggal 17 Mei 1961,
bertepatan peringatan Proklamasi Kalimantan, sebanyak 11 organisasi politik dan
militer menetapkan Hassan Basry sebagai Bapak Gerilya Kalimantan. Kesepakatan
ini diikuti oleh ketetapan DPRGR Tingkat II Hulu Sungai Utara pada tanggal 20
Mei 1962, yaitu ketetapan Hassan Basry sebagai Bapak Gerilya Kalimantan.<o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #333333; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Pada 1960 – 1966, Hassan Basry menjadi anggota MPRS. Pada tahun
1970, beliau diangkat sebagai Ketua Umum Harian Angkatan 45 Kalsel sekaligus
sebagai Dewan Paripurna Angkatan 45 Pusat dan Dewan Paripurna Pusat Legiun
Veteran Republik Indonesia. Pada 1978 – 1982, Hassan Basry menjadi anggota DPR.<o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm; vertical-align: baseline;">
<span style="color: #333333; mso-ascii-font-family: "Times New Roman"; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Hassan Basry meninggal pada tanggal 15 Juli 1984 setelah sakit
dan dirawat di RSPAD Gatot Subroto Jakarta. Pemakaman beliau dilaksanakan
secara militer dengan inspektur upacara Mayjen AE. Manihuruk. beliau dimakamkan
di Liang Anggang Banjarbaru Kalimantan Selatan. Atas jasa-jasanya, beliau
dianugerahi sebagai Pahlawan Kemerdekaan oleh Presiden Republik Indonesia pada
tanggal 3 November 2001.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: 178.05pt; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<br /></div>
Sejarah semestahttp://www.blogger.com/profile/01637746591080860325noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4128188637602126392.post-16620930336807402722013-10-13T06:17:00.000-07:002013-10-13T06:17:34.009-07:00Sejarah?<div style="text-align: justify;">
Banyak orang yang bilang karna mata kita berada didepan maka kita hanya harus melihat ke depan bukan ke belakang. Anggapan ini cukup menggelitik, terutama bagi mereka yang menghargai masa lalu, bagi mereka yang menghargai Sejarah. Meskipun mereka yang tidak menyukai Sejarah berlagak sok optimis melihat ke depan, faktanya mereka harus melihat ke belakang terlebih dahulu dan memikirkan tentang hal-hal yang harus diperbaiki dari masa lalu. </div>
<div style="text-align: justify;">
Heran juga ketika menemui orang yang tiba-tiba bilang " Apa sih pentingnya Sejarah, mbosenin!, bikin ngantuk!". Mereka pikir mungkin hidup hanya soal itung-itungan, soal duit. Penting juga memang, tapi apa kehidupan sosial juga gak penting?. Soal-soal bagaimana kita harus belajar menjadi lebih baik dari sejarah, soal kita harus menghargai orang-orang yang rela mati agar anak cucunya hidup lebih baik, soal bagaimana mensyukuri keadaan kita yang sekarang dengan melihat kehidupan yang lalu....</div>
<div style="text-align: justify;">
Susah sekali memang meyakinkan orang-orang yang telah lupa dengan sejarah, untuk meyakinkan mereka bahwa sejarah itu penting!, bagaimana bangsa ini akan maju jika sedikit sekali orang yang menghargai sejarah?.</div>
<div style="text-align: justify;">
Aku menjadi semakin ragu,menjadi semakin psimis ketika seseorang menjadi lupa dengan sejarah bangsanya, ketika seseorang tidak ingin belajar dari masa lalu dan celakanya tidak hanya satu orang tapi banyak orang atau bahkan hampir semua orang dari bangsa tercinta ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
Banyak orang hanya bisa menghina, menghujat, mengadili bangsanya sendiri, tapi celakanya mereka tetap memilih hidup dinegrinya ini, mereka cuma ngomong doang tapi gak tau apa2, mereka sama sekali tidak membantu tapi justru semakin merendahkan bangsanya...mbok ya, sekali kali bangsanya itu dipuji, walaupun pemimpinnya banyak yang rusak, tapi kan gak semuanya?.</div>
Sejarah semestahttp://www.blogger.com/profile/01637746591080860325noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4128188637602126392.post-59701551815370887622013-03-09T05:28:00.000-08:002013-03-09T05:28:09.143-08:00PeluhkuTertulis untukMu...<br />
Menunggu embun bersama butir-butir irama deru angin<br />
Ketika siang malu bersembunyi menutup diri dengan kilau-kilau senja<br />
Langkah kaki semakin tak bersuara<br />
Lelahku semakin menggerogoti mimpi-mimpi sang senja<br />
Sesaat aku melupakanMu<br />
<br />
Ketika ingatanku mulai mengungkap hidupku hari ini<br />
Aku semakin lelah<br />
Menghadapi musang-musang yang menusuk dari belakang<br />
Aku semakin payah<br />
Mengingat, ketika aku tak bisa mengingatMu<br />
Aku semakin sakit<br />
Ketika aku tau betapa rendahnya kehidupanku<br />
Aku kian sekarat<br />
<br />
Pekat menutup segala warna tabir senja<br />
Bulan menggantikan sang pengawal siang dengan kemilau dewinya<br />
Aku mulai menutup mata<br />
Melupakan peluhku hari ini<br />
Menyembunyikan segala luka yang kian parah<br />
Menanti esok pagi yang kian tak pasti<br />
<br />
Dalam segala pergantian episode itu<br />
Hanya satu inginku<br />
Aku tak ingin melupakanMu<br />
Kapanpun....<br />
Sedikitpun.....Sejarah semestahttp://www.blogger.com/profile/01637746591080860325noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4128188637602126392.post-41542379443405528782013-01-19T09:00:00.003-08:002013-01-19T09:00:32.041-08:00Perlawanan Terhadap Belanda<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiit7n5Q7l6RNK9qnwNX4_RC3mSDG4zqzyKiAu0UYvkDM_Otgh_N0YoB34zgaMK_oV4U1tQg7JiD5IlMUNkKNvMVEzxhdCgZiSn9hA3Q4C4e76iWMCKlCN_URYvXO0qs8pATtOQgcc3EIQ/s1600/perlawanan.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em; text-align: justify;"><img border="0" height="286" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiit7n5Q7l6RNK9qnwNX4_RC3mSDG4zqzyKiAu0UYvkDM_Otgh_N0YoB34zgaMK_oV4U1tQg7JiD5IlMUNkKNvMVEzxhdCgZiSn9hA3Q4C4e76iWMCKlCN_URYvXO0qs8pATtOQgcc3EIQ/s320/perlawanan.jpg" width="320" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: center;">
<b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">PERLAWANAN
TERHADAP KOLONIAL BELANDA</span></b><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: IN;"><o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 21.3pt; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;">
<!--[if !supportLists]--><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> A.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;">
</span></span></b><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Berlangsungnya Penjajahan Belanda di Nusantara<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 21.3pt; text-align: justify; text-indent: 14.15pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Kedudukan
Belanda di Nusantara berlangsung antara </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">1596-1942 diawali dengan kedatangan
armada dagang Belanda di bawah pimpinan Cornelis de Houtman pada tahun 1596 yang
berlabuh di Banten. Mulanya mencari barang dagangan atau rempah rempah akan
tetapi kemudian Belanda bukan sekedar ingin berdagang biasa, melainkan ingin
menguasai dan menjajah Nusantara. Tahun 1596 awal penjajahan Belanda di
Nusantara dengan mendirikan persekutuan dagang yang bernama VOC (Vereeningde
Oost-indische Compagnie) atau persekutuaan dagang India timur yang
dibantu oleh pemerintahan Belanda. VOC menguasai dan mengekploitasi ekonomi di
Indonesia dari tahun 1602 – 1799.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 21.3pt; text-align: justify; text-indent: 14.15pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Ketika terjadi peselisihan antara
pangeran Jayakarta dan Banten dengan Belanda pada tahun 1619, kota Jayakarta
dibakar oleh Belanda dibawah pmpinan Jan Pieterzoon Coen. Tahun 1619 Belanda
membangun kota di atas puing-puing Jayakarta yang diberi nama Batavia.
Kekuasaan Belanda tahun 1799 diambil alih oleh pemerintah Belanda dari VOC. VOC
mengalami kerugian yang besar yang menyebabkan kebangkrutan dan dibubarkan.
Sebelumnya penjajahan Belanda atas Indonesia dilakukan oleh VOC, sejak tahun
1799 secara resmi dilakukan oleh pemerintahan Belanda. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 21.3pt; text-align: justify; text-indent: 14.15pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Berdasarkan convention of london
1814 Belanda berkuasa kembali di Indonesia setelah sempat sebelumnya </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">tahun
1811 Inggris menyerang Hindia Belanda menaklukkan kota Batavia. Jendral Belanda
Jansens menyerah tanpa syarat kepada Inggris. Tahun 1814 Inggris mengembalikan
semua daerah jajahan Belanda ke pihak Belanda lagi. Peristiwa ini karena
kalahnya Napoleon Bonapoarte kaisar Prancis dalam pertempuran di Leipzing
Inggris menyerahkan Indonesia pada Belanda pada tahun 1816 saat itu yang
menjadi pemimpin Inggris di Indonesia adalah Letnan Gubernur Jhon Fendhal. </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Penjajahan dan eksploitasi manusia
dan sumber daya alam manusia dimulai lagi oleh pemerintah Belanda. Sistem
eksploitasi yang dilakukan oleh Belanda disebut sistem tanan paksa. Pada masa
dimana modal modal swasta liberal masuk ke Indonesia dan masa penerapan politik
etis. </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 21.3pt; text-align: justify; text-indent: 21.25pt;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 21.3pt; text-align: left; text-indent: -21.3pt;">
<!--[if !supportLists]--><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">B.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;">
</span></span></b><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Perlawanan
Terhadap Pemerintahan Hindia-Belanda<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 21.3pt; text-align: justify; text-indent: 14.15pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Sewenang-wenang
yang dilakukan VOC ternyata kembali dilanjutkan oleh pemerintah Kolonial Hindia
Belanda. Hal ini menyebabkan kemarahan rakyat hingga akhirnya terjadilah
pemberontakan yang dilakukan beberapa daerah berikut.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 36pt; text-align: justify; text-indent: -14.7pt;">
<!--[if !supportLists]--><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">1.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Perlawanan rakyat Maluku dibawah
pimpinan Pattimura (1817)</span></b><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 36pt; text-align: justify; text-indent: 14.7pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Secara
umum penyebab terjadinya perlawanan
rakyat Maluku ini adalah karena adanya beberapa prahara seperti penduduk wajib
kerja paksa untuk kepentingan Belanda misalnya di perkebunan-perkebunan dan
membuat garam, penyerahan wajib berupa ikan asin, dendeng dan kopi, banyak guru
dan pegawai pemerintah diberhentikan dan sekolah hanya dibuka di kota-kota
besar saja, jumlah pendeta dikurangi sehingga kegaitan menjalankan ibadah
menjadi terhalang. Secara khusus yang menyebabkan kemarahan rakyat adalah
penolakan Residen Van den Berg terhadap tuntutan rakyat untuk membayar harga
perahu yang dipisah sesuai dengan harga sebenarnya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 36pt; text-align: justify; text-indent: 14.7pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Pada
tahun 1817 rakyat Saparua mengadakan pertemuan dan menyepakati untuk memilih
Thomas Matulessy (Kapitan Pattimura) untuk memimpin perlawanan. Keesokan
harinya mereka berhasil merebut benteng Duurstede di Saparua sehingga residen
Van den Berg tewas. Selain Pattimura tokoh lainnya adalah Paulus Tiahahu dan
puterinya Christina Martha Tiahahu. Anthoni Reoak, Phillip Lattumahina, Said
Perintah dan lain-lain. Perlawanan juga berkobar di pulau-pulau lain yaitu
Hitu, Nusalaut dan Haruku penduduk berusaha merebut benteng Zeeeland.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 36pt; text-align: justify; text-indent: 14.7pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Untuk
merebut kembali benteng Duurstede, pasukan Belanda didatangkan dari Ambon
dibawah pimpinan Mayor Beetjes namun pendaratannya digagalkan oleh penduduk dan
Mayor Beetjes tewas. Pada bulan Nopember 1817 Belanda mengerahkan tentara
besar-besaran dan melakukan sergapan pada malam hari Pattimura dan
kawan-kawannya tertangkap. Mereka menjalani hukuman gantung pada bulan Desember
1817 di Ambon. Paulus Tiahahu tertangkap dan menjalani hukuman gantung di
Nusalaut. Christina Martha Tiahahu dibuang ke pulau Jawa. Selama perjalanan ia
tutup mulut dan mogok makan yang menyebabkan sakit dan meninggal dunia dalam
pelayaran pada awal Januari tahun 1818.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 36pt; text-align: justify; text-indent: 14.7pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Sejak
Belanda berkuasa di Maluku rakyat menjadi sengsara, sehingga rakyat semakin
benci, dendam kepada Belanda. Dibawah pimpinan Pattimura (Thomas Matualessi)
rakyat Maluku bangkit melawan Belanda tahun 1817 dan berhasil menduduki Benteng
Duursted dan membunuh Residen Van Den Berg. Belanda kemudian minta bantuan ke
Batavia, sehingga perlawanan Pattimura dapat dipatahkan, Pattimura kemudian
ditangkap dan dijatuhi hukuman gantung bulan Desember 1817. Dalam perjuangan
rakyat Maluku ini juga terdapat seorang pejuang wanita yang bernama Christina
Martha Tiahahu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 36pt; text-align: justify; text-indent: 14.7pt;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 36pt; text-align: justify; text-indent: -14.7pt;">
<!--[if !supportLists]--><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">2.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Perang Paderi (1821 – 1838)</span></b><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 36pt; text-align: justify; text-indent: 13.65pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Pada
mulanya Perang Paderi merupakan perang antara kaum adat dan kaum ulama. Yang
disebabkan oleh adanya perbedaan pendapat antara kaum ulama dengan kaum adat.
Kaum ulama terpengaruh gerakan Wahabi
menghendaki pelaksanaan Ajaran Agama Islam berdasarkan Al’Quran dan Hadist.
Kaum ulama ingin memberantas kebiasaan buruk yang dilakukan kaum adat, seperti
berjudi, menyambung ayam dan mabuk.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 36pt; text-align: justify; text-indent: 13.65pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Karena
terdesak kaum adat minta bantuan kepada Belanda, tetapi kemudian kaum adat
sadar bahwa Belanda ingin menguasai Sumatera Barat, kemudian kaum adat bersatu
dengan kaum Paderi untuk menghadapi Belanda, karena terdesak Belanda mengirim
bantuan dari Pulau Jawa yang diperkuat oleh Pasukan Sentot Ali Basa Prawirodirjo,
tapi kemudian Sentot Ali Basa Prawirodirjo berpihak kepada kaum Paderi sehingga
Sentot Ali Basa Prawirodirjo ditangkap dan dibuang ke Cianjur. Dengan siasat
Benteng Stelsel pada tahun 1837 Belanda mengepung Bonjol, sehingga Imam Bonjol
ditangkap dan dibuang ke Cianjur kemudian dipindahkan ke Manado hingga wafat
tahun 1864.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 36pt; text-align: justify; text-indent: 13.65pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 36pt; text-align: left; text-indent: -14.7pt;">
<!--[if !supportLists]--><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">3.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Perlawan Pangeran Diponogoro</span></b><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span></b><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">(1825 – 1830)</span></b><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 36pt; text-align: justify; text-indent: 13.65pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Penyebab</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">t</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">erjadinya perlawanan </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Diponogoro ini adalah karena </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Keraton merasa
dihina dan diturunkan martabatnya akibat pemerintah kolonial Belanda terlalu
jauh mencam</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">p</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">uri urusan
dalam keraton</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">.
</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Penderitaan
rakyat yang makin menghebat akibat pelakuan pemerintah kolonial Belanda yang
sewenang-wenang</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">.
</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Kekecewaan kaum
ulama terhadap sikap orang-orang Belanda yang merendahkan budaya Timur dan menjujung
tinggi budaya Barat</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">,
dan p</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">embuatan jalan
Yogyakarta-Magelang yang melalui makam leluhur Pangeran Diponegero di Tegalrejo
tanpa izin.</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 13.65pt; text-align: left; text-indent: 36pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Ada pun</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">t</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">okoh</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">-tokoh</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> perlawanan</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> ini adalah</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> :</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 63.8pt; text-align: left; text-indent: -14.15pt;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;">·<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pangeran Diponegoro</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 63.8pt; text-align: left; text-indent: -14.15pt;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;">·<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Suryomataram</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 63.8pt; text-align: left; text-indent: -14.15pt;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;">·<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Ario
Prangwadono</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 63.8pt; text-align: left; text-indent: -14.15pt;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;">·<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pangeran Serang</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 63.8pt; text-align: left; text-indent: -14.15pt;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;">·<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Notoprojo</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 63.8pt; text-align: left; text-indent: -14.15pt;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;">·<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sentot
Prawirodirjo</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 63.8pt; text-align: left; text-indent: -14.15pt;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;">·<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">P</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">a</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">ngeran Ariokusmo</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 63.8pt; text-align: left; text-indent: -14.15pt;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;">·<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Kiai Mojo</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 36pt; text-align: justify; text-indent: 13.65pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Dalam
perang ini Diponegoro menggunakan siasat perang gerilya yang didukung oleh kaum
bangsawan dan ulama serta bupati, antara lain Kyai Mojo dan Sentot Ali Basa
Prawirodirjo. Sementara Belanda menggunakan siasat Benteng Stelsel yang
bertujuan untuk mempersempit gerak Pasukan Diponegoro. Pasukan Diponegoro
semakin lemah terlebih lagi pada tahun 1829 Kyai Mojo dan Sentot Ali Basa
memisahkan diri. Lemahnya pasukan Diponegoro menyebabkan Diponegoro menerima
tawaran Belanda untuk berunding di Magelang, dalam perundingan ini pihak
Belanda diwakili oleh Jenderal De Kock namum perundingan mengalami kegagalan
dan Diponegoro di tangkap dan dibawa ke Batavia, selanjutnya dipindahkan ke Manado
kemudian dipindahkan lagi ke Makasar dan meninggal di Benteng Rotterdam tanggal
8 Januari 1855.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 36pt; text-align: justify; text-indent: 13.65pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 36pt; text-align: left; text-indent: -14.7pt;">
<!--[if !supportLists]--><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">4.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Perlawanan Rakyat Sulawesi Selatan </span></b><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 36pt; text-align: justify; text-indent: 13.65pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Penyebab t</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">erjadinya
perlawanan </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">ini
bermula dari</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">b</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">erakhirnya pemerintahan Inggris menyebabkan Belanda
kembali ke Sul</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">awesi
</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sel</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">atan</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">. Belanda menghadapi kondisi yang
kurang memuaskan. Oleh karena itu Belanda mengundang raja-raja Sulawesi
Selatan untuk meninjau kembali perjanjian Bongaya yang tidak sesuai lagi
dengan sistem pemerintahan imprealisme. Pertemuan tersebut hanya dihadiri Raja
Gowa dan Sindereng. Pada tahun 1824, Belanda menyerang Ternate dan berhasil
menguasainya. Selain Ternate Belanda juga menyerang Kerajaan Suppa yang dibantu
oleh pasukan dari Gowa dan Sindereng yang dimenangkan oleh Belanda. Pasukan
Bone yang menghancurkan pos-pos Belanda di Pangkajene, Labakang, dan merebut
kembali Ternatte. Oleh karena itu kekuatan Bone makin besar dan daerah
kekuasannya makin luas.Di sisi lain, kedudukan Belanda di Makassar makin lemah.
Oleh karena itu, Belanda meminta tolong kepada Batavia. Hal ini jelas
melemahkan pasukan Bone.</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 36pt; text-align: justify; text-indent: 13.65pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Tokoh-tokoh dari perlawanan ini
adalah </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Raja Bone</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">,</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Raja Ternate</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">,</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Raja Suppa</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">. </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pertempuran terus berkobar dan pasukan
Bone bertahan mati-matian. Karena kalah dalam persenjataan, pasukan Bone makin
terdesak. Benteng Bone yang terkuat di Bulukumba dapat dikuasai ole</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">h</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> Belanda. Dengan jatuhnya Bone,
perlawanan rakyat makin melemah. Namun, pertempuran-pertempuran kecil masih
terus berlangsung hingga awal abad ke-20.</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 36pt; text-align: justify; text-indent: 13.65pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 36pt; text-align: justify; text-indent: 13.65pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 36pt; text-align: justify; text-indent: 13.65pt;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; margin: 0cm 1.3pt 0.0001pt 36pt; text-align: left; text-indent: -14.7pt;">
<!--[if !supportLists]--><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">5.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;">
</span></span></b><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Perlawanan
Rakyat Bali</span></b><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; margin: 0cm 1.3pt 0.0001pt 36pt; text-align: justify; text-indent: 13.65pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Bangkitnya perlawanan rakyat
Bali terhadap Belanda disebabkan oleh adanya Hak Tawan Karang yaitu suatu
ketentuan bahwa setiap kapal yang terdampar diperairan Bali menjadi milik Raja
Bali, dan sebab khusus menyangkut tuntutan Belanda terhadap raja-raja Bali yang
ditolak berisi hak Tawan Karang dihapuskan, Raja harus memberi perlindungan
terhadap pedagang-pedagang Belanda di Bali, dan Belanda minta diizinkan
mengibarkan Bendera di Bali.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Tokoh</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">-tokoh</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> perlawanan</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> Bali diantaranya</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> :</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 63.8pt; text-align: justify; text-indent: -14.15pt;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;">·<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">I Gusti Jalantik</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 63.8pt; text-align: justify; text-indent: -14.15pt;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;">·<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Patih Buleleng</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 63.8pt; text-align: justify; text-indent: -14.15pt;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;">·<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Raja Bali</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 63.8pt; text-align: justify; text-indent: -14.15pt;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;">·<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Raja Karang Ngasem</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 36pt; text-align: justify; text-indent: 13.65pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Jatuhnya
kerajaan Buleleng, menyebabkan raja-raja Bali lainnya bersikap lunak terhadap
Belanda, bahkan bersedia membantunya. Akhirnya kedua kerajaan tersebut jatuh ke
tangan Belanda. Raja Buleleng dan I Gusti Ketut Jelantik meloloskan diri pada
tahun 1849. Setelah kerajaan Buleleng dapat dikuasai, Belanda berusaha
menaklukan kerajaan Bali lainnya. Hal ini memaksa para raja Bali mengambil
alternatif terakhir untuk mempertahankan kehormatannya, yaitu perang puputan
(perang terakhir sampai mati).</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 36pt; text-align: justify; text-indent: 13.65pt;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; margin: 0cm 1.3pt 0.0001pt 36pt; text-align: left; text-indent: -14.7pt;">
<!--[if !supportLists]--><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">6.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Perlawanan Rakyat Aceh (1873-1904)</span></b><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin: 0cm 1.3pt 0.0001pt 36pt; text-align: justify; text-indent: 13.65pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Perlawanan rakyat Aceh
merupakan perlawanan yang paling lama dan juga terakhir bagi Belanda dalam
rangka Pax Netherlandica. Perlawanan dipimpin oleh para Bangsawan (Tengku) dan
para tokoh ulama (Teuku) seperti Teuku Umar, Teuku Cik Ditiro, Panglima Polem,
Cut Nyak Dien, Cut Mutia dan lain-lain.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin: 0cm 1.3pt 0.0001pt 36pt; text-align: justify; text-indent: 13.65pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Salah satu penyebab terjadinya
peperangan karena Belanda melanggar Perjanjian Traktat London tahun 1824 yang
berisi bahwa Inggris dan Belanda tidak boleh mengganggu kemerdekaan Aceh. Untuk
menguasai Aceh, Belanda menggunakan cara seperti Konsentiasi Stelsel dan
mendatangkan ahli Agama Islam yaitu Snouch Hurgronye. Cara ini dapat
mempersempit ruang gerak pasukan Aceh dan dari Snouch Hurgronye Belanda
mengetahui kehidupan rakyat Aceh dan cara-cara menaklukan Aceh. Sehingga
akhirnya Aceh dapat dikuasai oleh Belanda, kemudian Raja-Raja didaerah yang
berhasil dikuasai oleh Belanda diikat dengan Plakat Pendek yang isinya :<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin: 0cm 1.3pt 0.0001pt 49.65pt; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;">·<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Mengakui
kedaulatan Belanda atas daerahnya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin: 0cm 1.3pt 0.0001pt 49.65pt; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;">·<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Tidak
akan mengadakan hubungan dengan negara lain.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin: 0cm 1.3pt 0.0001pt 49.65pt; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;">·<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Taat
dan patuh pada Pemerintah Belanda <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin: 0cm 1.3pt 0.0001pt 49.65pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 36pt; text-align: justify; text-indent: -14.7pt;">
<!--[if !supportLists]--><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">7.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Perlawanan Rakyat Banjar</span></b><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 36pt; text-align: justify; text-indent: 13.65pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Penyebab dari pecahnya peperangan
ini bermula saat </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Belanda dapat menjalin hubungan dengan Kerajaan Banjar
pada masa pemerintahan sultan Adam. Setelah Sultan Adam wafat tahun 1857,
Belanda mulai turut campur dalam urusan pergantian tahta kerajaan. Akibatnya, rakyat
tidak menyukai Belanda. Belanda dengan sengaja dan sepihak melantik Pangeran
Tamjid Illah sebagai sultan. Ditengah tengah perebutan tahta, meletuslah perang
Banjar pada tahun 1859 dengan Pangeran Antasari sebagai pemimpinnya.</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Tokoh</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">-tokoh</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> perlawanan :</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 49.65pt; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;">·<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sultan Adam</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 49.65pt; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;">·<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pangeran Antasari</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 49.65pt; text-align: left; text-indent: -14.2pt;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;">·<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pangeran
Hidayatulloh</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 49.65pt; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;">·<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Kiai Demang Lamang</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 49.65pt; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;">·<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">H.Nasrun</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 49.65pt; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;">·<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">H.Bayasin</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 49.65pt; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;">·<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Kiai Lalang </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 49.65pt; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;">·<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Gusti Matseman</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 36pt; text-align: justify; text-indent: 13.65pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pangeran
Antasari melakukan pertempuran bersama rakyat. Bahkan, pada bulan Maret 1862
Antasari diangkat menjadi Sultan dengan gelar Panembahana Amiruddin Khalifatul
Mukminin.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Setelah
Pangeran Antasari meninggal, perjuangan dilanjutkan oleh putranya bernama Gusti
Matseman namun, perlawanan rakyat Banjar makin hari makin melemah.</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 36pt; text-align: justify; text-indent: 24pt;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 21.3pt; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;">
<!--[if !supportLists]--><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">C.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Kelemahan
perjuangan Bangsa Indonesia <o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 35.45pt; text-align: justify; text-indent: -14.15pt;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">1.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Bersifat
lokal atau kedaerahan, artinya terbatas daerah tertentu saja. Tidak ada
koordinasi antara pejuang satu daerah dengan daerah lain<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 35.45pt; text-align: justify; text-indent: -14.15pt;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">2.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Perlawanan
secara sporadic dan tidak serentak<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 35.45pt; text-align: justify; text-indent: -14.15pt;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">3.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Perlawanan
dipimpin oleh pimpinan kharismatik sehingga tidak ada yang melanjutkan<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 35.45pt; text-align: justify; text-indent: -14.15pt;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">4.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sebelum
masa 1908 perlawanan menggunakan kekerasan senjata<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 35.45pt; text-align: justify; text-indent: -14.15pt;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">5.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Para
pejuang di adu domba oleh penjajah (devide et impera politik memecah belah
bangsa Indonesia)<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 35.45pt; text-align: justify; text-indent: -14.15pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-indent: 36pt;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; line-height: 24px;"><br /></span></div>
<span lang="EN-US"><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; line-height: 24px;"><br /></span></div>
<!--[if !supportLineBreakNewLine]--><div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<!--[endif]--></span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span><br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">
<br /></div>
Sejarah semestahttp://www.blogger.com/profile/01637746591080860325noreply@blogger.com42tag:blogger.com,1999:blog-4128188637602126392.post-83598706125063173202013-01-19T08:53:00.000-08:002013-01-19T08:53:18.746-08:00Tanam Paksa Kolonial<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgaDw_G82LQaxitbQeSZZpUtdEaPHRNJtvQUobKqZCUl-c2T9jkEq10vb8LH3wYfr3DZaAO_zOrlNzRdwZi19k7KhdGYgXZGNhZKNI3iCaL5FN6c4sqNiInkjjTcQJIbfRIAWUGixgHcbs/s1600/tanam-paksa.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="211" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgaDw_G82LQaxitbQeSZZpUtdEaPHRNJtvQUobKqZCUl-c2T9jkEq10vb8LH3wYfr3DZaAO_zOrlNzRdwZi19k7KhdGYgXZGNhZKNI3iCaL5FN6c4sqNiInkjjTcQJIbfRIAWUGixgHcbs/s320/tanam-paksa.jpg" width="320" /></a></div>
<h3 align="center" style="margin-top: 0cm; text-align: center;">
<br /></h3>
<h3 align="center" style="margin-top: 0cm; text-align: center;">
<span style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif";">SISTEM TANAM
PAKSA (CULTUR</span><span lang="EN-US" style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: EN-US;">E </span><span style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif";">STELSEL) 1830–1870<o:p></o:p></span></h3>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraph" style="margin-left: 21.3pt; mso-add-space: auto; mso-list: l2 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;">
<!--[if !supportLists]--><b> A.<span style="font-size: 7pt; font-weight: normal;"> </span></b><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><b>Pengertian Tanam Paksa</b><o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: 21.25pt;">
Culture stelsel yang oleh sejarawan Indonesia disebut sebagai Sistem Tanam
Paksa, adalah peraturan yang dikeluarkan oleh <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Gubernur_Jenderal" title="Gubernur Jenderal"><span style="color: black; text-decoration: none; text-underline: none;">Gubernur Jenderal</span></a>
<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Johannes_van_den_Bosch"><span style="color: black; text-decoration: none; text-underline: none;">Johannes van den
Bosch</span></a> pada tahun <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1930"><span style="color: black; text-decoration: none; text-underline: none;">1830</span></a>
yang mewajibkan setiap desa menyisihkan sebagian tanahnya (20%) untuk ditanami
komoditi ekspor, khususnya <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kopi"><span style="color: black; text-decoration: none; text-underline: none;">kopi</span></a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tebu"><span style="color: black; text-decoration: none; text-underline: none;">tebu</span></a>, dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tarum"><span style="color: black; text-decoration: none; text-underline: none;">tarum</span></a> (nila). Hasil tanaman ini akan
dijual kepada pemerintah kolonial dengan harga yang sudah dipastikan dan hasil
panen diserahkan kepada pemerintah kolonial. Penduduk desa yang tidak memiliki
tanah harus bekerja 75 hari dalam setahun (20%) pada kebun-kebun milik
pemerintah yang menjadi semacam pajak.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: 21.25pt;">
Pada praktiknya peraturan itu dapat dikatakan tidak berarti karena seluruh
wilayah pertanian wajib ditanami tanaman laku ekspor dan hasilnya diserahkan
kepada pemerintahan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Belanda"><span style="color: black; text-decoration: none; text-underline: none;">Belanda</span></a>.
Wilayah yang digunakan untuk praktik cultur<span lang="EN-US">e </span>stelsel pun tetap dikenakan pajak. Warga yang tidak
memiliki lahan pertanian wajib bekerja selama setahun penuh di lahan pertanian.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: 21.25pt;">
Tanam paksa adalah era paling eksploitatif dalam praktik ekonomi <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Hindia_Belanda" title="Hindia Belanda"><span style="color: black; text-decoration: none; text-underline: none;">Hindia Belanda</span></a>.
Sistem tanam paksa ini jauh lebih keras dan kejam dibanding sistem monopoli <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/VOC" title="VOC"><span style="color: black; text-decoration: none; text-underline: none;">VOC</span></a> karena ada sasaran
pemasukan penerimaan negara yang sangat dibutuhkan pemerintah. Petani yang pada
jaman VOC wajib menjual komoditi tertentu pada VOC, kini harus menanam tanaman
tertentu dan sekaligus menjualnya dengan harga yang ditetapkan kepada
pemerintah. Aset tanam paksa inilah yang memberikan sumbangan besar bagi modal
pada zaman keemasan kolonialis liberal Hindia-Belanda pada <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1835"><span style="color: black; text-decoration: none; text-underline: none;">1835</span></a> hingga <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1940"><span style="color: black; text-decoration: none; text-underline: none;">1940</span></a>.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 21.3pt; text-align: justify;">
Berikut
adalah isi dari aturan tanam paksa :<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -14.7pt;">
<span style="font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">1. </span>Tuntutan
kepada setiap rakyat Indonesia agar menyediakan tanah pertanian untuk cultur<span lang="EN-US">e </span>stelsel tidak melebihi 20% atau
seperlima bagian dari tanahnya untuk ditanami jenis tanaman perdagangan.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -14.7pt;">
2. Pembebasan tanah yang disediakan
untuk cultuurstelsel dari pajak, karena hasil tanamannya dianggap sebagai
pembayaran pajak.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -14.7pt;">
3. Rakyat yang tidak memiliki tanah
pertanian dapat menggantinya dengan bekerja di perkebunan milik pemerintah
Belanda atau di pabrik milik pemerintah Belanda selama 66 hari atau seperlima
tahun.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -14.7pt;">
4. Waktu untuk mengerjakan tanaman
pada tanah pertanian untuk Culturstelsel tidak boleh melebihi waktu tanam padi
atau kurang lebih 3 (tiga) bulan<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -14.7pt;">
5. Kelebihan hasil produksi pertanian
dari ketentuan akan dikembalikan <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36.0pt; text-align: justify;">
kepada
rakyat<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36.3pt; text-align: justify; text-indent: -15.0pt;">
6. Kerusakan atau kerugian sebagai
akibat gagal panen yang bukan karena kesalahan petani seperti bencana alam dan
terserang hama, akan di tanggung pemerintah Belanda<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36.3pt; text-align: justify; text-indent: -15.0pt;">
7. Penyerahan teknik pelaksanaan
aturan tanam paksa kepada kepala desa<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36.3pt; text-align: justify; text-indent: -15.0pt;">
8. <span lang="EN-US">Penggarapan tanaman di bawah pengawasan langsung oleh
kepalakepala</span><o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36.3pt; text-align: justify; text-indent: -.3pt;">
<span lang="EN-US">pribumi, sedangkan pihak
Belanda bertindak sebagai pengawas secara umum.</span><o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36.3pt; text-align: justify; text-indent: -.3pt;">
<br /></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l2 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;">
<!--[if !supportLists]--><b>B.<span style="font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;">
</span></b><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><b>Latar Belakang Timbulnya
Sistem Tanam Paksa</b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: 14.15pt;">
Sejak awal abad ke-19, pemerintah Belanda mengeluarkan biaya yang
sangat besar untuk membiayai peperangan, baik di Negeri Belanda sendiri
(pemberontakan Belgia) maupun di Indonesia (terutama perlawanan Diponegoro)
sehingga Negeri Belanda harus menanggung hutang yang sangat besar.</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: 14.15pt;">
Untuk menyelamatkan Negeri Belanda dari bahaya kebrangkrutan maka
Johanes van den Bosch diangkat sebagai gubernur jenderal di Indonesia dengan
tugas pokok menggali dana semaksimal mungkin untuk mengisi kekosongan kas
negara, membayar hutang, dan membiayai perang. Untuk melaksanakan tugas yang
sangat berat itu, Van den Bosch memusatkan kebijaksanaannya pada peningkatan
produksi tanaman ekspor. Oleh karena itu, yang perlu dilakukan ialah
mengerahkan tenaga rakyat jajahan untuk melakukan penanaman tanaman yang
hasil-hasilnya dapat laku di pasaran dunia secara paksa. Setelah tiba di
Indonesia (1830) Van den Bosch menyusun program sebagai berikut : <br />
<span class="fullpost">1) Sistem sewa tanah dengan uang harus dihapus karena
pemasukannya tidak<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: 14.15pt;">
<span class="fullpost">banyak dan pelaksanaannya sulit. </span><br />
<span class="fullpost">2) Sistem tanam bebas harus diganti dengan tanam wajib
dengan jenis-jenis<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: 14.15pt;">
<span class="fullpost">tanaman yang sudah ditentukan oleh pemerintah. </span><br />
<span class="fullpost">3) Pajak atas tanah harus dibayar dengan penyerahan
sebagian dari hasil<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: 14.15pt;">
<span class="fullpost">tanamannya kepada pemerintah Belanda.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraph" style="margin-left: 21.3pt; mso-add-space: auto; mso-list: l2 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;">
<!--[if !supportLists]--><b>C.<span style="font-size: 7pt; font-weight: normal;"> </span></b><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><b>Pelaksanaan Tanam Paksa Di Indonesia</b><o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: 14.15pt;">
Sistem tanam paksa diperkenalkan secara perlahan sejak tahun <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1830"><span style="color: black; text-decoration: none; text-underline: none;">1830</span></a> sampai tahun <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1835"><span style="color: black; text-decoration: none; text-underline: none;">1835</span></a>. Menjelang tahun <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1840"><span style="color: black; text-decoration: none; text-underline: none;">1840</span></a> sistem ini telah sepenuhnya berjalan
di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Jawa"><span style="color: black; text-decoration: none; text-underline: none;">Jawa</span></a>. Pemerintah kolonial
memobilisasi lahan pertanian, kerbau, sapi, dan tenaga kerja yang serba gratis.
Komoditas kopi, teh, tembakau, tebu, yang permintaannya di pasar dunia sedang
membubung, dibudidayakan.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: 14.15pt;">
Bagi pemerintah kolonial Hindia Belanda, sistem ini berhasil luar biasa.
Karena antara <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1831"><span style="color: black; text-decoration: none; text-underline: none;">1831</span></a>-<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1871"><span style="color: black; text-decoration: none; text-underline: none;">1871</span></a> Batavia tidak hanya bisa membangun
sendiri, melainkan punya hasil bersih 823 juta gulden untuk kas di Kerajaan
Belanda. Umumnya, lebih dari 30 persen anggaran belanja kerajaan berasal
kiriman dari Batavia. Pada <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1860-an"><span style="color: black; text-decoration: none; text-underline: none;">1860-an</span></a>,
72% penerimaan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Belanda" title="Kerajaan Belanda"><span style="color: black; text-decoration: none; text-underline: none;">Kerajaan Belanda</span></a> disumbang dari Oost Indische
atau Hindia Belanda. Langsung atau tidak langsung, Batavia menjadi sumber
modal. Misalnya, membiayai kereta api nasional Belanda yang serba mewah. Kas
kerajaan Belanda pun mengalami surplus.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: 14.15pt;">
Melihat aturan-aturannya, sistem tanam paksa tidak terlalu memberatkan,
namun pelaksanaannya sangat menekan dan memberatkan rakyat. Adanya cultuur
procent menyangkut upah yang diberikan kepada penguasa pribumi berdasarkan
besar kecilnya setoran, ternyata cukup memberatkan beban rakyat.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: 14.15pt;">
Untuk mempertinggi upah yang diterima, para penguasa pribumi berusaha
memperbesar setoran, akibatnya timbulah penyelewengan-penyelewengan, antara
lain sebagai berikut :<o:p></o:p></div>
<div class="MsoListParagraph" style="mso-list: l1 level1 lfo2; tab-stops: 35.45pt; text-align: justify; text-indent: -13.5pt;">
<!--[if !supportLists]-->1.<span style="font-size: 7pt;">
</span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span> Tanah yang disediakan melebihi 1/5,
yakni 1/3 bahkan ½, malah ada<span lang="EN-US"> </span>seluruhnya karena seluruh desa dianggap subur untuk tanaman wajib<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 21.3pt; text-align: justify;">
2. <span lang="EN-US"> </span>Kegagalan panen menjadi tanggung
jawab petani<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 21.3pt; text-align: justify;">
3.
Tenaga kerja yang semestinya dibayar oleh pemerintah tidak dibayar<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 21.3pt; text-align: justify;">
4.
Waktu yang dibutuhkan ternyata melebihi waktu penanaman padi<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -13.5pt;">
5. Pekerjaan di perkebunan atau di pabrik, ternyata lebih
berat daripada di sawah<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -13.5pt;">
6. Kelebihan hasil yang seharusnya dikembalikan kepada
petani, ternyata tidak dikembalikan<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: 14.7pt;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraph" style="margin-left: 21.3pt; mso-add-space: auto; mso-list: l2 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;">
<!--[if !supportLists]--><b>D.<span style="font-size: 7pt; font-weight: normal;">
</span></b><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><b>Dampak
Terjadinya Tanam Paksa Di Indonesia<o:p></o:p></b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: 14.7pt;">
Dampak dari terjadinya tanam paksa di Indonesia dapat dikelompokkan dalam
beberapa bidang yaitu :<o:p></o:p></div>
<div class="MsoListParagraph" style="margin-left: 39.3pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><b>1.<span style="font-size: 7pt; font-weight: normal;"> </span></b><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><b>Dalam bidang pertanian</b><o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 39.3pt; text-align: justify; text-indent: 17.4pt;">
Cultur<span lang="EN-US">e </span>stelsel
menandai dimulainya penanaman tanaman komoditi pendatang di Indonesia secara
luas. Kopi dan teh, yang semula hanya ditanam untuk kepentingan keindahan taman
mulai dikembangkan secara luas. Tebu, yang merupakan tanaman asli, menjadi
populer pula setelah sebelumnya, pada masa VOC, perkebunan hanya berkisar pada
tanaman "tradisional" penghasil <span lang="EN-US"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Rempah-rempah"><span lang="IN" style="color: black; mso-ansi-language: IN; text-decoration: none; text-underline: none;">rempah-rempah</span></a></span> seperti <span lang="EN-US"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Lada"><span lang="IN" style="color: black; mso-ansi-language: IN; text-decoration: none; text-underline: none;">lada</span></a></span>, <span lang="EN-US"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pala"><span lang="IN" style="color: black; mso-ansi-language: IN; text-decoration: none; text-underline: none;">pala</span></a></span>, dan <span lang="EN-US"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Cengkeh" title="Cengkeh"><span lang="IN" style="color: black; mso-ansi-language: IN; text-decoration: none; text-underline: none;">cengkeh</span></a></span>. Kepentingan peningkatan hasil dan
kelaparan yang melanda Jawa akibat merosotnya produksi beras meningkatkan
kesadaran pemerintah koloni akan perlunya penelitian untuk meningkatkan hasil
komoditi <span lang="EN-US"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pertanian"><span lang="IN" style="color: black; mso-ansi-language: IN; text-decoration: none; text-underline: none;">pertanian</span></a></span>, dan
secara umum peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui pertanian. Walaupun
demikian, baru setelah pelaksanaan UU Agraria 1870 kegiatan penelitian
pertanian dilakukan secara serius.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoListParagraph" style="margin-left: 39.3pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><b>2.<span style="font-size: 7pt; font-weight: normal;"> </span></b><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><b>Dalam bidang sosial</b><o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 39.3pt; text-align: justify; text-indent: 17.4pt;">
Dalam bidang pertanian, khususnya dalam struktur agraris tidak
mengakibatkan adanya perbedaan antara majikan dan petani kecil penggarap
sebagai budak, melainkan terjadinya homogenitas sosial dan ekonomi yang
berprinsip pada pemerataan dalam pembagian tanah. Ikatan antara penduduk dan
desanya semakin kuat hal ini malahan menghambat perkembangan desa itu sendiri.
Hal ini terjadi karena penduduk lebih senang tinggal di desanya, mengakibatkan
terjadinya keterbelakangan dan kurangnya wawasan untuk perkembangan kehidupan
penduduknya.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoListParagraph" style="margin-left: 39.3pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><b>3.<span style="font-size: 7pt; font-weight: normal;"> </span></b><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><b>Dalam bidang ekonomi</b><o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 39.3pt; text-align: justify; text-indent: 17.4pt;">
Dengan adanya tanam paksa tersebut menyebabkan pekerja mengenal sistem upah
yang sebelumnya tidak dikenal oleh penduduk, mereka lebih mengutamakan sistem
kerjasama dan gotongroyong terutama tampak di kota-kota pelabuhan maupun di
pabrik-pabrik gula. Dalam pelaksanaan tanam paksa, penduduk desa diharuskan
menyerahkan sebagian tanah pertaniannya untuk ditanami tanaman eksport,
sehingga banyak terjadi sewa menyewa tanah milik penduduk dengan pemerintah
kolonial secara paksa. Dengan demikian hasil produksi tanaman eksport
bertambah, mengakibatkan perkebunan-perkebunan swasta tergiur untuk ikut
menguasai pertanian di Indonesia di kemudian hari.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: 14.7pt;">
Akibat lain dari adanya tanam paksa ini adalah timbulnya “kerja rodi” yaitu
suatu kerja paksa bagi penduduk tanpa diberi upah yang layak, menyebabkan bertambahnya
kesengsaraan bagi pekerja. Kerja rodi oleh pemerintah kolonial berupa
pembangunan-pembangunan seperti; jalan-jalan raya, jembatan, waduk, rumah-rumah
pesanggrahan untuk pegawai pemerintah kolonial, dan benteng-benteng untuk
tentara kolonial. Di samping itu, penduduk desa se tempat diwajibkan memelihara
dan mengurus gedung-gedung pemerintah, mengangkut surat-surat, barang-barang
dan sebagainya. Dengan demikian penduduk dikerahkan melakukan berbagai macam
pekerjaan untuk kepentingan pribadi pegawai-pegawai kolonial dan kepala-kepala
desa itu sendiri.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: 14.7pt;">
<span lang="EN-US">Pelaksanaan sistem tanam paksa
banyak menyimpang dari aturan pokoknya dan cenderung untuk mengadakan
eskploitasi agraris semaksimal mungkin. </span>Oleh karena ittu, sistem tanam paksa
menimbulkan akibat secara umum yaitu :<span lang="EN-US"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: 14.7pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<b>1. Bagi
Indonesia</b><o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 49.65pt; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;">
<span style="font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">·</span> Sawah ladang
menjadi terbengkalai karena diwajibkan kerja rodi yang berkepanjangan sehingga
penghasilan menurun drastis<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 49.65pt; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;">
<span style="font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">·</span> Beban rakyat semakin
berat karena harus menyerahkan sebagian tanah dan hasil panennya, membayar
pajak, mengikuti kerja rodi, dan menanggung risiko apabila panen gagal<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 49.65pt; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;">
<span style="font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">·</span> Akibat bermacam-macam
beban, menimbulkan tekanan fisik dan mental yang berkepanjangan<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 49.65pt; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;">
<span style="font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">·</span> Timbulnya bahaya
kemiskinan yang makin berat<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 49.65pt; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;">
<span style="font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">·</span> Timbulnya bahaya
kelaparan dan wabah penyakit dimana-mana sehingga angka kematian meningkat
drastis. Bahaya kelaparan menimbulkan korban jiwa yang sangat mengerikan di
daerah Cirebon (1843), Demak (1849), dan Grobogan (1850). Kejadian ini
mengakibatkan jumlah penduduk menurun darstis. Disamping itu, juga terjadi
penyakit busung lapar (hongorudim) dimana-mana.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 21.3pt; tab-stops: 35.45pt; text-align: justify;">
<b>2. Bagi
Belanda</b><o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 49.65pt; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;">
<span style="font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">·</span> Keuntungan dan
kemakmuran rakyat Belanda<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 49.65pt; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;">
<span style="font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">·</span> Hutang-hutang Belanda
terlunasi<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 49.65pt; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;">
<span style="font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">·</span> Penerimaan pendapatan
melebihi anggaran belanja<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 49.65pt; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;">
<span style="font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">·</span> Kas Negeri Belanda yang
semula kosong dapat terpenuhi<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 49.65pt; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;">
<span style="font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">·</span> Amsterdam berhasil
dibangun menjadi kota pusat perdagangan dunia<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 49.65pt; text-align: justify;">
dan
perdagangan berkembang pesat<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;">
<b><span lang="EN-US">E</span></b><b>.
Akhir Dari Tanam Paksa Di Indonesia</b><o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: 14.7pt;">
Sistem tanam paksa yang mengakibatkan kemelaratan bagi bangsa Indonesia,
khususnya Jawa, akhirnya menimbulkan reaksi dari berbagai pihak, seperti
berikut ini :<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 35.45pt; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;">
<b>1. Golongan Pengusaha</b><o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: 20.7pt;">
Golongan ini menghendaki kebebasan berusaha. Mereka menganggap bahwa tanam
paksa tidak sesuai dengan ekonomi liberal.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 35.45pt; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;">
<b>2. Baron van Hoevel</b><o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: 20.7pt;">
Ia adalah seorang missionaris yang pernah tinggal di Indonesia (1847).
Dalam perjalanannya di Jawa, Madura dan Bali, ia melihat penderitaan rakyat
Indonesia akibat tanam paksa. Ia sering melancarkan kecaman terhadap
pelaksanaan tanam paksa. Setelah pulang ke Negeri Belanda dan terpilih sebagai
anggota parlemen, ia semakin gigih berjuang dan menuntut agar tanam paksa
dihapuskan.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 35.45pt; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;">
<b>3. Eduard Douwes Dekker</b><o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: 13.65pt;">
Ia adalah seorang pejabat Belanda yang pernah menjadi Asisten Residen
(Banten). Ia cinta kepada penduduk pribumi, khususnya yang menderita akibat
tanam paksa. Dengan nama samaran Multatuli yang berarti “aku telah banyak
menderita”, ditulisnya buku Max Havelaar atau Lelang Kopi Persekutuan Dagang
Belanda (1859) yang menggambarkan penderitaan rakyat akibat tanam paksa dalam
kisah Saijah dan Adinda.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 35.45pt; tab-stops: 49.65pt; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;">
<span lang="EN-US">Akibat adanya reaksi tersebut,
pemerintah Belanda secara berangsurangsur menghapuskan sistem tanam paksa.
Nila, teh, kayu manis dihapuskan pada tahun 1865, tembakau tahun 1866, kemudian
menyusul tebu tahun 1884. Tanaman terakhir yang dihapus adalah kopi pada tahun
1917 karena paling banyak memberikan keuntungan.</span><o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 35.45pt; tab-stops: 49.65pt; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="tab-stops: 49.65pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 35.45pt; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;">
<br /></div>
<h3 align="center" style="margin-top: 0cm; text-align: center;">
<span style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif";">BAB I</span><span lang="EN-US" style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: EN-US;">I<o:p></o:p></span></h3>
<h3 align="center" style="margin-top: 0cm; text-align: center;">
<span style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif";">SISTEM TANAM
PAKSA (CULTUR</span><span lang="EN-US" style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif"; mso-ansi-language: EN-US;">E </span><span style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman","serif";">STELSEL) 1830–1870<o:p></o:p></span></h3>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraph" style="margin-left: 21.3pt; mso-add-space: auto; mso-list: l2 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;">
<!--[if !supportLists]--><b>A.<span style="font-size: 7pt; font-weight: normal;"> </span></b><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><b>Pengertian Tanam Paksa</b><o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: 21.25pt;">
Culture stelsel yang oleh sejarawan Indonesia disebut sebagai Sistem Tanam
Paksa, adalah peraturan yang dikeluarkan oleh <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Gubernur_Jenderal" title="Gubernur Jenderal"><span style="color: black; text-decoration: none; text-underline: none;">Gubernur Jenderal</span></a>
<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Johannes_van_den_Bosch"><span style="color: black; text-decoration: none; text-underline: none;">Johannes van den
Bosch</span></a> pada tahun <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1930"><span style="color: black; text-decoration: none; text-underline: none;">1830</span></a>
yang mewajibkan setiap desa menyisihkan sebagian tanahnya (20%) untuk ditanami
komoditi ekspor, khususnya <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kopi"><span style="color: black; text-decoration: none; text-underline: none;">kopi</span></a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tebu"><span style="color: black; text-decoration: none; text-underline: none;">tebu</span></a>, dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tarum"><span style="color: black; text-decoration: none; text-underline: none;">tarum</span></a> (nila). Hasil tanaman ini akan
dijual kepada pemerintah kolonial dengan harga yang sudah dipastikan dan hasil
panen diserahkan kepada pemerintah kolonial. Penduduk desa yang tidak memiliki
tanah harus bekerja 75 hari dalam setahun (20%) pada kebun-kebun milik
pemerintah yang menjadi semacam pajak.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: 21.25pt;">
Pada praktiknya peraturan itu dapat dikatakan tidak berarti karena seluruh
wilayah pertanian wajib ditanami tanaman laku ekspor dan hasilnya diserahkan
kepada pemerintahan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Belanda"><span style="color: black; text-decoration: none; text-underline: none;">Belanda</span></a>.
Wilayah yang digunakan untuk praktik cultur<span lang="EN-US">e </span>stelsel pun tetap dikenakan pajak. Warga yang tidak
memiliki lahan pertanian wajib bekerja selama setahun penuh di lahan pertanian.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: 21.25pt;">
Tanam paksa adalah era paling eksploitatif dalam praktik ekonomi <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Hindia_Belanda" title="Hindia Belanda"><span style="color: black; text-decoration: none; text-underline: none;">Hindia Belanda</span></a>.
Sistem tanam paksa ini jauh lebih keras dan kejam dibanding sistem monopoli <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/VOC" title="VOC"><span style="color: black; text-decoration: none; text-underline: none;">VOC</span></a> karena ada sasaran
pemasukan penerimaan negara yang sangat dibutuhkan pemerintah. Petani yang pada
jaman VOC wajib menjual komoditi tertentu pada VOC, kini harus menanam tanaman
tertentu dan sekaligus menjualnya dengan harga yang ditetapkan kepada
pemerintah. Aset tanam paksa inilah yang memberikan sumbangan besar bagi modal
pada zaman keemasan kolonialis liberal Hindia-Belanda pada <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1835"><span style="color: black; text-decoration: none; text-underline: none;">1835</span></a> hingga <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1940"><span style="color: black; text-decoration: none; text-underline: none;">1940</span></a>.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 21.3pt; text-align: justify;">
Berikut
adalah isi dari aturan tanam paksa :<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -14.7pt;">
<span style="font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">1. </span>Tuntutan
kepada setiap rakyat Indonesia agar menyediakan tanah pertanian untuk cultur<span lang="EN-US">e </span>stelsel tidak melebihi 20% atau
seperlima bagian dari tanahnya untuk ditanami jenis tanaman perdagangan.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -14.7pt;">
2. Pembebasan tanah yang disediakan
untuk cultuurstelsel dari pajak, karena hasil tanamannya dianggap sebagai
pembayaran pajak.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -14.7pt;">
3. Rakyat yang tidak memiliki tanah
pertanian dapat menggantinya dengan bekerja di perkebunan milik pemerintah
Belanda atau di pabrik milik pemerintah Belanda selama 66 hari atau seperlima
tahun.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -14.7pt;">
4. Waktu untuk mengerjakan tanaman
pada tanah pertanian untuk Culturstelsel tidak boleh melebihi waktu tanam padi
atau kurang lebih 3 (tiga) bulan<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -14.7pt;">
5. Kelebihan hasil produksi pertanian
dari ketentuan akan dikembalikan <o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36.0pt; text-align: justify;">
kepada
rakyat<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36.3pt; text-align: justify; text-indent: -15.0pt;">
6. Kerusakan atau kerugian sebagai
akibat gagal panen yang bukan karena kesalahan petani seperti bencana alam dan
terserang hama, akan di tanggung pemerintah Belanda<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36.3pt; text-align: justify; text-indent: -15.0pt;">
7. Penyerahan teknik pelaksanaan
aturan tanam paksa kepada kepala desa<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36.3pt; text-align: justify; text-indent: -15.0pt;">
8. <span lang="EN-US">Penggarapan tanaman di bawah pengawasan langsung oleh
kepalakepala</span><o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36.3pt; text-align: justify; text-indent: -.3pt;">
<span lang="EN-US">pribumi, sedangkan pihak
Belanda bertindak sebagai pengawas secara umum.</span><o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36.3pt; text-align: justify; text-indent: -.3pt;">
<br /></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l2 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;">
<!--[if !supportLists]--><b>B.<span style="font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;">
</span></b><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><b>Latar Belakang Timbulnya
Sistem Tanam Paksa</b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: 14.15pt;">
Sejak awal abad ke-19, pemerintah Belanda mengeluarkan biaya yang
sangat besar untuk membiayai peperangan, baik di Negeri Belanda sendiri
(pemberontakan Belgia) maupun di Indonesia (terutama perlawanan Diponegoro)
sehingga Negeri Belanda harus menanggung hutang yang sangat besar.</div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: 14.15pt;">
Untuk menyelamatkan Negeri Belanda dari bahaya kebrangkrutan maka
Johanes van den Bosch diangkat sebagai gubernur jenderal di Indonesia dengan
tugas pokok menggali dana semaksimal mungkin untuk mengisi kekosongan kas
negara, membayar hutang, dan membiayai perang. Untuk melaksanakan tugas yang
sangat berat itu, Van den Bosch memusatkan kebijaksanaannya pada peningkatan
produksi tanaman ekspor. Oleh karena itu, yang perlu dilakukan ialah
mengerahkan tenaga rakyat jajahan untuk melakukan penanaman tanaman yang
hasil-hasilnya dapat laku di pasaran dunia secara paksa. Setelah tiba di
Indonesia (1830) Van den Bosch menyusun program sebagai berikut : <br />
<span class="fullpost">1) Sistem sewa tanah dengan uang harus dihapus karena
pemasukannya tidak<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: 14.15pt;">
<span class="fullpost">banyak dan pelaksanaannya sulit. </span><br />
<span class="fullpost">2) Sistem tanam bebas harus diganti dengan tanam wajib
dengan jenis-jenis<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: 14.15pt;">
<span class="fullpost">tanaman yang sudah ditentukan oleh pemerintah. </span><br />
<span class="fullpost">3) Pajak atas tanah harus dibayar dengan penyerahan
sebagian dari hasil<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: 14.15pt;">
<span class="fullpost">tanamannya kepada pemerintah Belanda.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraph" style="margin-left: 21.3pt; mso-add-space: auto; mso-list: l2 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;">
<!--[if !supportLists]--><b>C.<span style="font-size: 7pt; font-weight: normal;"> </span></b><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><b>Pelaksanaan Tanam Paksa Di Indonesia</b><o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: 14.15pt;">
Sistem tanam paksa diperkenalkan secara perlahan sejak tahun <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1830"><span style="color: black; text-decoration: none; text-underline: none;">1830</span></a> sampai tahun <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1835"><span style="color: black; text-decoration: none; text-underline: none;">1835</span></a>. Menjelang tahun <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1840"><span style="color: black; text-decoration: none; text-underline: none;">1840</span></a> sistem ini telah sepenuhnya berjalan
di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Jawa"><span style="color: black; text-decoration: none; text-underline: none;">Jawa</span></a>. Pemerintah kolonial
memobilisasi lahan pertanian, kerbau, sapi, dan tenaga kerja yang serba gratis.
Komoditas kopi, teh, tembakau, tebu, yang permintaannya di pasar dunia sedang
membubung, dibudidayakan.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: 14.15pt;">
Bagi pemerintah kolonial Hindia Belanda, sistem ini berhasil luar biasa.
Karena antara <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1831"><span style="color: black; text-decoration: none; text-underline: none;">1831</span></a>-<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1871"><span style="color: black; text-decoration: none; text-underline: none;">1871</span></a> Batavia tidak hanya bisa membangun
sendiri, melainkan punya hasil bersih 823 juta gulden untuk kas di Kerajaan
Belanda. Umumnya, lebih dari 30 persen anggaran belanja kerajaan berasal
kiriman dari Batavia. Pada <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/1860-an"><span style="color: black; text-decoration: none; text-underline: none;">1860-an</span></a>,
72% penerimaan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Belanda" title="Kerajaan Belanda"><span style="color: black; text-decoration: none; text-underline: none;">Kerajaan Belanda</span></a> disumbang dari Oost Indische
atau Hindia Belanda. Langsung atau tidak langsung, Batavia menjadi sumber
modal. Misalnya, membiayai kereta api nasional Belanda yang serba mewah. Kas
kerajaan Belanda pun mengalami surplus.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: 14.15pt;">
Melihat aturan-aturannya, sistem tanam paksa tidak terlalu memberatkan,
namun pelaksanaannya sangat menekan dan memberatkan rakyat. Adanya cultuur
procent menyangkut upah yang diberikan kepada penguasa pribumi berdasarkan
besar kecilnya setoran, ternyata cukup memberatkan beban rakyat.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: 14.15pt;">
Untuk mempertinggi upah yang diterima, para penguasa pribumi berusaha
memperbesar setoran, akibatnya timbulah penyelewengan-penyelewengan, antara
lain sebagai berikut :<o:p></o:p></div>
<div class="MsoListParagraph" style="mso-list: l1 level1 lfo2; tab-stops: 35.45pt; text-align: justify; text-indent: -13.5pt;">
<!--[if !supportLists]-->1.<span style="font-size: 7pt;">
</span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span> Tanah yang disediakan melebihi 1/5,
yakni 1/3 bahkan ½, malah ada<span lang="EN-US"> </span>seluruhnya karena seluruh desa dianggap subur untuk tanaman wajib<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 21.3pt; text-align: justify;">
2. <span lang="EN-US"> </span>Kegagalan panen menjadi tanggung
jawab petani<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 21.3pt; text-align: justify;">
3.
Tenaga kerja yang semestinya dibayar oleh pemerintah tidak dibayar<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 21.3pt; text-align: justify;">
4.
Waktu yang dibutuhkan ternyata melebihi waktu penanaman padi<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -13.5pt;">
5. Pekerjaan di perkebunan atau di pabrik, ternyata lebih
berat daripada di sawah<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: -13.5pt;">
6. Kelebihan hasil yang seharusnya dikembalikan kepada
petani, ternyata tidak dikembalikan<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: 14.7pt;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraph" style="margin-left: 21.3pt; mso-add-space: auto; mso-list: l2 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;">
<!--[if !supportLists]--><b>D.<span style="font-size: 7pt; font-weight: normal;">
</span></b><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><b>Dampak
Terjadinya Tanam Paksa Di Indonesia<o:p></o:p></b></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: 14.7pt;">
Dampak dari terjadinya tanam paksa di Indonesia dapat dikelompokkan dalam
beberapa bidang yaitu :<o:p></o:p></div>
<div class="MsoListParagraph" style="margin-left: 39.3pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><b>1.<span style="font-size: 7pt; font-weight: normal;"> </span></b><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><b>Dalam bidang pertanian</b><o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 39.3pt; text-align: justify; text-indent: 17.4pt;">
Cultur<span lang="EN-US">e </span>stelsel
menandai dimulainya penanaman tanaman komoditi pendatang di Indonesia secara
luas. Kopi dan teh, yang semula hanya ditanam untuk kepentingan keindahan taman
mulai dikembangkan secara luas. Tebu, yang merupakan tanaman asli, menjadi
populer pula setelah sebelumnya, pada masa VOC, perkebunan hanya berkisar pada
tanaman "tradisional" penghasil <span lang="EN-US"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Rempah-rempah"><span lang="IN" style="color: black; mso-ansi-language: IN; text-decoration: none; text-underline: none;">rempah-rempah</span></a></span> seperti <span lang="EN-US"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Lada"><span lang="IN" style="color: black; mso-ansi-language: IN; text-decoration: none; text-underline: none;">lada</span></a></span>, <span lang="EN-US"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pala"><span lang="IN" style="color: black; mso-ansi-language: IN; text-decoration: none; text-underline: none;">pala</span></a></span>, dan <span lang="EN-US"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Cengkeh" title="Cengkeh"><span lang="IN" style="color: black; mso-ansi-language: IN; text-decoration: none; text-underline: none;">cengkeh</span></a></span>. Kepentingan peningkatan hasil dan
kelaparan yang melanda Jawa akibat merosotnya produksi beras meningkatkan
kesadaran pemerintah koloni akan perlunya penelitian untuk meningkatkan hasil
komoditi <span lang="EN-US"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Pertanian"><span lang="IN" style="color: black; mso-ansi-language: IN; text-decoration: none; text-underline: none;">pertanian</span></a></span>, dan
secara umum peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui pertanian. Walaupun
demikian, baru setelah pelaksanaan UU Agraria 1870 kegiatan penelitian
pertanian dilakukan secara serius.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoListParagraph" style="margin-left: 39.3pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><b>2.<span style="font-size: 7pt; font-weight: normal;"> </span></b><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><b>Dalam bidang sosial</b><o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 39.3pt; text-align: justify; text-indent: 17.4pt;">
Dalam bidang pertanian, khususnya dalam struktur agraris tidak
mengakibatkan adanya perbedaan antara majikan dan petani kecil penggarap
sebagai budak, melainkan terjadinya homogenitas sosial dan ekonomi yang
berprinsip pada pemerataan dalam pembagian tanah. Ikatan antara penduduk dan
desanya semakin kuat hal ini malahan menghambat perkembangan desa itu sendiri.
Hal ini terjadi karena penduduk lebih senang tinggal di desanya, mengakibatkan
terjadinya keterbelakangan dan kurangnya wawasan untuk perkembangan kehidupan
penduduknya.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoListParagraph" style="margin-left: 39.3pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><b>3.<span style="font-size: 7pt; font-weight: normal;"> </span></b><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><b>Dalam bidang ekonomi</b><o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 39.3pt; text-align: justify; text-indent: 17.4pt;">
Dengan adanya tanam paksa tersebut menyebabkan pekerja mengenal sistem upah
yang sebelumnya tidak dikenal oleh penduduk, mereka lebih mengutamakan sistem
kerjasama dan gotongroyong terutama tampak di kota-kota pelabuhan maupun di
pabrik-pabrik gula. Dalam pelaksanaan tanam paksa, penduduk desa diharuskan
menyerahkan sebagian tanah pertaniannya untuk ditanami tanaman eksport,
sehingga banyak terjadi sewa menyewa tanah milik penduduk dengan pemerintah
kolonial secara paksa. Dengan demikian hasil produksi tanaman eksport
bertambah, mengakibatkan perkebunan-perkebunan swasta tergiur untuk ikut
menguasai pertanian di Indonesia di kemudian hari.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: 14.7pt;">
Akibat lain dari adanya tanam paksa ini adalah timbulnya “kerja rodi” yaitu
suatu kerja paksa bagi penduduk tanpa diberi upah yang layak, menyebabkan bertambahnya
kesengsaraan bagi pekerja. Kerja rodi oleh pemerintah kolonial berupa
pembangunan-pembangunan seperti; jalan-jalan raya, jembatan, waduk, rumah-rumah
pesanggrahan untuk pegawai pemerintah kolonial, dan benteng-benteng untuk
tentara kolonial. Di samping itu, penduduk desa se tempat diwajibkan memelihara
dan mengurus gedung-gedung pemerintah, mengangkut surat-surat, barang-barang
dan sebagainya. Dengan demikian penduduk dikerahkan melakukan berbagai macam
pekerjaan untuk kepentingan pribadi pegawai-pegawai kolonial dan kepala-kepala
desa itu sendiri.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: 14.7pt;">
<span lang="EN-US">Pelaksanaan sistem tanam paksa
banyak menyimpang dari aturan pokoknya dan cenderung untuk mengadakan
eskploitasi agraris semaksimal mungkin. </span>Oleh karena ittu, sistem tanam paksa
menimbulkan akibat secara umum yaitu :<span lang="EN-US"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: 14.7pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<b>1. Bagi
Indonesia</b><o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 49.65pt; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;">
<span style="font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">·</span> Sawah ladang
menjadi terbengkalai karena diwajibkan kerja rodi yang berkepanjangan sehingga
penghasilan menurun drastis<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 49.65pt; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;">
<span style="font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">·</span> Beban rakyat semakin
berat karena harus menyerahkan sebagian tanah dan hasil panennya, membayar
pajak, mengikuti kerja rodi, dan menanggung risiko apabila panen gagal<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 49.65pt; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;">
<span style="font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">·</span> Akibat bermacam-macam
beban, menimbulkan tekanan fisik dan mental yang berkepanjangan<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 49.65pt; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;">
<span style="font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">·</span> Timbulnya bahaya
kemiskinan yang makin berat<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 49.65pt; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;">
<span style="font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">·</span> Timbulnya bahaya
kelaparan dan wabah penyakit dimana-mana sehingga angka kematian meningkat
drastis. Bahaya kelaparan menimbulkan korban jiwa yang sangat mengerikan di
daerah Cirebon (1843), Demak (1849), dan Grobogan (1850). Kejadian ini
mengakibatkan jumlah penduduk menurun darstis. Disamping itu, juga terjadi
penyakit busung lapar (hongorudim) dimana-mana.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 21.3pt; tab-stops: 35.45pt; text-align: justify;">
<b>2. Bagi
Belanda</b><o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 49.65pt; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;">
<span style="font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">·</span> Keuntungan dan
kemakmuran rakyat Belanda<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 49.65pt; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;">
<span style="font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">·</span> Hutang-hutang Belanda
terlunasi<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 49.65pt; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;">
<span style="font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">·</span> Penerimaan pendapatan
melebihi anggaran belanja<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 49.65pt; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;">
<span style="font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">·</span> Kas Negeri Belanda yang
semula kosong dapat terpenuhi<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 49.65pt; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;">
<span style="font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN;">·</span> Amsterdam berhasil
dibangun menjadi kota pusat perdagangan dunia<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 49.65pt; text-align: justify;">
dan
perdagangan berkembang pesat<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;">
<b><span lang="EN-US">E</span></b><b>.
Akhir Dari Tanam Paksa Di Indonesia</b><o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 21.3pt; text-align: justify; text-indent: 14.7pt;">
Sistem tanam paksa yang mengakibatkan kemelaratan bagi bangsa Indonesia,
khususnya Jawa, akhirnya menimbulkan reaksi dari berbagai pihak, seperti
berikut ini :<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 35.45pt; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;">
<b>1. Golongan Pengusaha</b><o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: 20.7pt;">
Golongan ini menghendaki kebebasan berusaha. Mereka menganggap bahwa tanam
paksa tidak sesuai dengan ekonomi liberal.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 35.45pt; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;">
<b>2. Baron van Hoevel</b><o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: 20.7pt;">
Ia adalah seorang missionaris yang pernah tinggal di Indonesia (1847).
Dalam perjalanannya di Jawa, Madura dan Bali, ia melihat penderitaan rakyat
Indonesia akibat tanam paksa. Ia sering melancarkan kecaman terhadap
pelaksanaan tanam paksa. Setelah pulang ke Negeri Belanda dan terpilih sebagai
anggota parlemen, ia semakin gigih berjuang dan menuntut agar tanam paksa
dihapuskan.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 35.45pt; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;">
<b>3. Eduard Douwes Dekker</b><o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 36.0pt; text-align: justify; text-indent: 13.65pt;">
Ia adalah seorang pejabat Belanda yang pernah menjadi Asisten Residen
(Banten). Ia cinta kepada penduduk pribumi, khususnya yang menderita akibat
tanam paksa. Dengan nama samaran Multatuli yang berarti “aku telah banyak
menderita”, ditulisnya buku Max Havelaar atau Lelang Kopi Persekutuan Dagang
Belanda (1859) yang menggambarkan penderitaan rakyat akibat tanam paksa dalam
kisah Saijah dan Adinda.<o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 35.45pt; tab-stops: 49.65pt; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;">
<span lang="EN-US">Akibat adanya reaksi tersebut,
pemerintah Belanda secara berangsurangsur menghapuskan sistem tanam paksa.
Nila, teh, kayu manis dihapuskan pada tahun 1865, tembakau tahun 1866, kemudian
menyusul tebu tahun 1884. Tanaman terakhir yang dihapus adalah kopi pada tahun
1917 karena paling banyak memberikan keuntungan.</span><o:p></o:p></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 35.45pt; tab-stops: 49.65pt; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="tab-stops: 49.65pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: 35.45pt; text-align: justify; text-indent: -14.2pt;">
<br /></div>
Sejarah semestahttp://www.blogger.com/profile/01637746591080860325noreply@blogger.com5tag:blogger.com,1999:blog-4128188637602126392.post-81193329402027011642013-01-19T08:46:00.001-08:002013-01-19T08:46:35.577-08:00 Konflik Etnis dan Agama<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhP8kJgqZGZHOZEeWBL8WSWRGCb16ZGO_og1UQiuzcrWnqiytcySqMhWfQxwA6A3HacGsGqkhtlkAWp9Z-_rh9ae2m1QMNfvuWoXlnJw4O5on9Qq2uRscXvm6FSVxCTM3kKv8mCU8SBZbA/s1600/bentrok_palu.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhP8kJgqZGZHOZEeWBL8WSWRGCb16ZGO_og1UQiuzcrWnqiytcySqMhWfQxwA6A3HacGsGqkhtlkAWp9Z-_rh9ae2m1QMNfvuWoXlnJw4O5on9Qq2uRscXvm6FSVxCTM3kKv8mCU8SBZbA/s320/bentrok_palu.jpg" width="320" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Sejak 1998, yang menandai akhir dari tigapuluh tiga tahun rezim
Orde Baru di bawah Presiden Suharto, kekerasan dan konflik etnis di Indonesia
meningkat secara dramatis. Dalam uraiannya yang detil, Jacques Bertrand
berpendapat bahwa konflik-konflik di Maluku, Kalimantan, Aceh, Papua, dan Timor
Timur adalah akibat dari tafsir-ulang Orde Baru yang sempit dan mengekang atas
“model kebangsaan” Indonesia. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Pada masa Orde Baru, konsep nasionalisme mengalami penyempitan maka
ada beberapa etnis yang merasa tidak terlingkupi dalam konsep tersebut. Pada
saat terjadinya transisi ada ruang untuk menegosiasikan diri antar kelompok
etnis dan negara dalam konsep nasionalisme itu sendiri. Seperti pada saat
pemilukada ada semacam ruang untuk menekan atau menjadi pembenar bahwa bagi
kelompok mayoritas agama yang menempati wilayah itu harus ada keadilan dalam
beragama. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-left: 54.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -36.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">I.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;">
</span></span></b><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">PENINGKATAN KONFLIK AGAMA<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Islamisasi di masa Orde Baru telah meningkatkan ketegangan diantara
orang-orang Kristen dan Muslim. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara
lain:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; mso-list: l0 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Symbol; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;">·<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Kecenderungan
yang mengarah kepada peran Muslim lebih besar dalam pemerintahan,<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; mso-list: l0 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Symbol; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;">·<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Pembentukan
ICMI (Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia),<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; mso-list: l0 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Symbol; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;">·<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Peminggiran
serentak terhadap orang-orang Kristen dari lembaga-lembaga inti yang berarti<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; mso-list: l0 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Symbol; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;">·<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Meningkatnya
ketidakpastian mengenai masa depan rezim Orde Baru, orang-orang Kristen kawatir
bahwa era pasca Soeharto akan bisa mengarah kepada timbulnya negara Islam atau
kekuasaan mayoritas yang akan menyingkirkan mereka.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; mso-list: l0 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Symbol; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;">·<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Transmigrasi
yang disponsori pemerintah dari daerah-daerah berpenduduk padat ke
tempat-tempat yang jarang penduduknya merupakan sumber kesenjangan<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; mso-list: l0 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Symbol; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;">·<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Perbedaan
kepentingan ekonomi dan politik, konflik diantara kaum pendatang dan penduduk
setempat di provinsi-provinsi Indonesia timur baru-baru ini dengan kuat
menunjukkan bahwa etnisitas dan agam telah bercampur-baur dengan faktor-faktor
Ekonomi dan Politik. Penduduk pribumi di Indonesia timur yang bisa
diklasifikasikan sebagai “Kristen-Melanesia” pada umumnya memiliki sumber daya
manusia yang lebih rendah dan telah “berbenturan” dengan pendatang
“Muslim-Melayu” yang memiliki kapasitas sumber daya manusia relatif lebih
tinggi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Kerusuhan-kerusuhan<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Dalam semua kasus kekerasan dan kerusuhan antara orang-orang Muslim
dan Kristenberikut ini, ada bukti jelas bahwa memuncaknya ketegangan sebelumnya
adalah akibat dari Islamisasi lembaga-lembaga Orde Baru dan efeknya pada
hubungan-hubungan agama.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Rangkaian kekerasan besar pertama terjadi di Timor-Timur, yang
menhadapkan orang-orang Timor-Timur Katolik melawan para pedagang Muslim dari
Sulawesi Selatan (Bugis) pada November 1994. Kekerasan ini dipicu setelah
adanya penusukan seorang lelaki Timor oleh seorang pedagang Bugis.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Insiden paling dramatis terjadi antara 7 dan 12 September 1995.
Kerusuhan meledak di Dili dan beberapa kota lain setelah adanya laporan bahwa
seorang lelaki di penjara Maliana telah membuat pernyataan yang menyinggung
umat Katolik.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Waktu dan watak kerusuhan menunjukkan bahwa ia mencerminkan naiknya
ketegangan antara Muslim dan Kristen secara umum, meski ia mengambil
signifikansi tertentu dalam konteks situasi politik yang khas Timor Timur.
Kerusuhan yang sama di Flores pada tahun yang sama juga serupa dengan yang
terjadi di Timor Timur. Kekerasan itu terkait dengan insiden penodaan roti suci
di Flores dan wilayah-wilayah Katolik lain di NTT. Selama 1980-an, ada lebih
dari 45 kasus penodaan roti suci yang dilaporkan di berbagai daerah provinsi
tersebut, dengan puncak sampai 25 kasus antara 1990 dan 1995.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Terkikisnya legitimasi pemerintahan Soeharto serta naiknya
ketegangan antara Muslim dan Kristen tampaknya banyak menyulut kemarahan tadi.
Menurut pendapat Gereja Katolik, hal-hal yang menjadi penyebab kekerasan adalah
kecurigaan lokal pada polisi dan angkatan bersenjata yang dianggap melanggar
hukum, manipulasi pemerintah dan kegagalan untuk memenuhi janji-jnjinya, dan
korupsi beserta masalah-masalah sosio-ekonomi, pengangguran dan pemiskinan
lokal.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Selain itu masih banyak konflik-konflik dengan latar belakang yang hampir
sama terjadi di Indonesia. Antara tahun 1994 dan 1996, jumlah kasus kekerasan
antara orang-orang Kristen dan Muslim meningkat secara dramatis. Dari Flores
sampai Tasikmalaya, insiden-insiden yang menjadi pemicu beragam, tapi akibatnya
mirip. Para perusuh menjadikan gereja, kedai dan toko-toko Muslim pendatang
atau Cina-Kristen, dan kantor-kantor pemerintah sebagi sasaran.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Naiknya Abdurrahman Wahid ke tampuk kekuasaan terjadi ketika
ketegangan antara orang-orang Kristen dan Muslim mencapai puncaknya, dan
menjadi gejala perpecahan Muslim menyangkut masa depan negara. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Kerusuhan-kerusuhan di Indonesia adalah tanggapan terhadap
ketimpangan sosial ekonomi, penggusuran ekonomi oleh pendatang, legitimasi
politik yang menurun,dan pandangan engenai ancaman terhadap identitas kelompok.
Dalam sejumlah kasus kerusuhan ini melibatkan keluhan yang lebih langsung atas
hak-hak praktik agama. Penggunaan identitas agama menuntut penjelasan melampaui
berbagia sebab kekerasan yang bersifat langsung. Analisa terdahulu menunjuk
kepada kepekaan agama yang tiada habisnya dalam konflik di indonesia.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-left: 54.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -36.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">II.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;">
</span></span></b><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">KONFLIK DI MALUKU <o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Pada Januari 1999, kekerasan mendadak dan mengejutkan pecah antara
orang-orang Kristen dan Muslim di provinsi Maluku Indonesia. Tadinya terlihat
sebagai wilayah stabil Nusantara, dengan cepat ia menjadi tempat perelisihan
beragama yang berakibat mengenaskan.ribuan orang terbunuh dalam sepanjang
spiral tahu-tahun berikutnya. Meski kurang begitu dikenal di wilayah Indonesia
lainnya dan lebih banyak diacuhkan di rezim Soeharto, Maluku kemudian menjadi
kesibukan inti pemerintahan Habibie, Abdurrahman Wahid dan Megawati.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Ambiguitas peran Islam dalam bangsa indonesia dan hubungan
patrimornial yang mendukung rezim Orde Baru telah mempertegas perpecahan
diantara orang-orang Kristen dan Islam. Identitas agama memainkan peran kuat
dalam persaingan untuk posisi-posisi di Maluku. Dalam birokrasi-birokrasi dan
pemerintahan daerah, oarang-orang Kristen jengkel terhadap kian bertambahnya
Muslim di daerah yang dulunya mereka kendalikan. Ketegangan mulai naik secara
lebih mentab ketika Muslim lebih disukai dibawah perubahan kebijakan Soeharto
pada 1990-an.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Ketegangan-ketegangan itu kemudian dipadu dengan pesatnya migrasi
yang mengubah keseimbangan antara orang-orang Kristen dan Muslim. Program
transmigrasi menarik banyak Muslim ke Maluku dan memicu tuduhan terhadap
pemerintah. Ketegangan ini menjadi salah satu pemicu memanasnya hubungan
Kristen dan Muslim.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Meletusnya kekerasan dan intensitasnya adalah akibat langsung dari
ketegangan yang terus meningkat diantara kelompok-kelompok agama. Kerusuhan
berskala besar pertama meletus pada 1999. Ia berawal pada 19 Januari, Idul
Fitri, hari terakhir bulan sici Ramadhan bagi Muslim. Konflik terus berlanjut
selama tiga hari berikutnya. Ia menyebar ke komunitas Batu Gantung, Waringin,
Pantai Karang, Passo, Nania, Wailete, Kamiri, Hative Besar, dll. Konflik juga
terjadi antara Kristen dan Muslim di Maluku tak berpreseden. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Krisis di Ambon mulai membentuk dinamikanya sendiri dan
mencerminkan ketidakpercayaan mendalam yang telah tumbuh diantara orang-orang
Kristen dan islam. Persaingan lokal atas sumber daya dan posisi-posisi,
polarisasi identitas agama, ketakutan akan peluang di masa depan, dan ancaman
terhadap masing-masing komunitas telah menjadi lahan yang subur bagi konflik.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Faktor kelembagaan menyediakan konteks bagi potensi kekerasan
tetapi tidak menjelaskan intensitas dan skalanya. Dipadukan dengan
faktor-faktor lokal seperti pemisahan histois antara orang-orang Kristen dan
Muslim, jumlah kedua komunitas yang hampir sebanding, dan efek migrasi,
kesemuanya itu membuat Maluku secara khusus rentan terhadap konflik.<o:p></o:p></span></div>
Sejarah semestahttp://www.blogger.com/profile/01637746591080860325noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-4128188637602126392.post-15326897419963430942013-01-19T08:39:00.002-08:002013-01-19T08:39:45.895-08:00Perkebunan Swasta Masa Kolonial<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjgOyXHQVUFHPcoXlMcgq1KVUmXV84td3TGluLDVsQ5caDk4-VKYM07m-rEtW9Q4fugUHwU9ytmGuFWjemHJa9cpNHLsdrlc-7qsnjkHQFhi_6-inxirwsBB6UwKzCWTiNQqLW3i9VvLzk/s1600/Perkebunan+swasta.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjgOyXHQVUFHPcoXlMcgq1KVUmXV84td3TGluLDVsQ5caDk4-VKYM07m-rEtW9Q4fugUHwU9ytmGuFWjemHJa9cpNHLsdrlc-7qsnjkHQFhi_6-inxirwsBB6UwKzCWTiNQqLW3i9VvLzk/s1600/Perkebunan+swasta.jpg" /></a></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><b>1</b></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<b>.<span style="font-size: 7pt; font-weight: normal;"> </span></b><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><b>Masa Pra-Kolonial: Sistem Kebun pada Masa Tradisional <o:p></o:p></b></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-left: 32.2pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level2 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><b>1.1.<span style="font-size: 7pt; font-weight: normal;"> </span></b><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><b>Dari ladang ke kebun<o:p></o:p></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
Selama kurang
lebih dua ribu tahun terakhir masyarakat di kepulauan nusantara secara bertahap
telah mengembangkan dua tipe kegiatan pertanian yaitu:</div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="mso-list: l2 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]-->a)<span style="font-size: 7pt;"> </span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span>kegiatan pertanian yang menggarap tanaman subsisten</div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="mso-list: l2 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]-->b)<span style="font-size: 7pt;"> </span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span>menggarap tanaman perdagangan</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
Kegiatan ini
menunjukkan keanekaragaman, baik dari segi tanaman, pemilikan tanah, motif
ekonomi kebudayaan, teknologi dan lingkungan yang mempengaruhi pertanian. Dari
berbagai keanekaragaman tersebut terdapat empat system pertanian ialah:</div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="mso-list: l1 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]-->a)<span style="font-size: 7pt;"> </span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span>sistem perladangan yaitu jenis kegiatan pertanian yang dilakukan
secara berpindah-pindah, dengan penanaman berbagai tanaman berumur pendek,
terutama tanaman pangan.</div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="mso-list: l1 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]-->b)<span style="font-size: 7pt;"> </span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span>Sistem persawahan</div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="mso-list: l1 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]-->c)<span style="font-size: 7pt;"> </span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span>Sistem kebun yaitu kegiatan pertanian yang menggarap tanaman
berusia panjang atau tanaman penghasil panenan</div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="mso-list: l1 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]-->d)<span style="font-size: 7pt;"> </span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span>Sistem tegalan yaitu tipe kegiatan penanaman tanaman pangan
secara tetap pada daerah lahan kering.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
Masing-masing
sistem telah berlaku di daerah Indonesia sebelum bangsa eropa, dan masing-masing
hingga masa kini juga masih berlaku. Patut dicatat bahwa selama ribuan tahun
telah terjadi perkembangan variasi regional, melalui proses akulturasi dan
perdagangan antar pulau.</div>
<div class="MsoListParagraph" style="margin-left: 32.2pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level2 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><b>1.2.<span style="font-size: 7pt; font-weight: normal;"> </span></b><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><b>Kebun Komoditi Perdagangan<o:p></o:p></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
Salah satu
perubahan yang lebih penting dari pada variasi daerah ladang ialah perubahan
dari system ladang ke system kebun permanen, yang menanam tanaman perdagangan.
Kebun tanaman campuran merupakan salah satu tipenya. Kebun bertanam campuran di
Jawa diduga telah berkembang di Jawa Tengah sebelum abad ke-10. Kebun semacam
juga berkembang di Sumatera dan Sulawesi Selatan pada masa yang tua pula,
disamping di daerah Nusa Tenggara. Sebaliknya, berbeda dengan kebun campuran
yang lebih di tunjukkan untuk tujuan subsistan, sejumblah daerah di luar Jawa sebelum
masa abad ke -19, telah mengembangkan kebun tanaman perdagangan misalnya: kopi,
lada, kapur barus, dan rempah-rempah. Kopi diperkenalkan di Jawa oleh Belanda
pada 1699 yang kemudian dikembangkan dengan system paksa, yaitu system
priyangan di Jawa Barat pada masa VOC. Pada waktu itu kopi belum di tanam di
luar Jawa, walaupun pada awal abad ke-19 menjadi tanaman komoditi penting di
daerah Sumatera dan daerah lainnya.</div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><b>2.<span style="font-size: 7pt; font-weight: normal;"> </span></b><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><b>Perkebunan Swasta<o:p></o:p></b></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-left: 32.2pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level2 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><b>2.1.<span style="font-size: 7pt; font-weight: normal;"> </span></b><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><b>Perkebunan Swasta di Jawa<o:p></o:p></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
Prinsip
ekonomi liberal secara formal meberikan kebebasan kepada petani untuk
menyewakan tanahnya dan dilain pihak menyediakan tenaganya bagi penyelenggaraan
perusahaan perkebunan. Pada masa ini, insentif yang diterima oleh petani jauh
lebih besar ketimbang pada saat tanam paksa.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
Pada masa
transisi terlihat jelas proses pergeseran dari usaha pemerintah ke swasta
dengan penyusutan perkebunan milik pemerintah dan meluasnya perkebunan swasta.
Komoditi yang memegang peranan penting adalah kopi, gula, teh, tembakau, teh,
dan indigo. Hal ini dikarenakan banyaknya investor yang menanamkan modalnya di
Hindia Belanda.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
Politik etis
yang terkenal dengan triadenya, emigrasi, edukasi, dan irigasi, mulai
dijalankan oleh pemerintah Belanda pada tahun 1901 sebagai politik kehormatan
yang ditujukan untuk meningkatakan kesejahteraan rakyat dengan peningkatan
pembangunan infrastruktur.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
Perkembangan
perkebunan pada masa ini memperlihatkan peningkatan terus, yang paling menonjol
adalah peningkatan dari tahun 1905 hingga 1909.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
Sesungguhnya
perkebunan swasta telah dimulai sejak tahun 1816 di daerah kesultanan
(vorstenlanden) yang kemudian tidak dikenalkan cultuurstelsel itu.
Para entrepreneur Barat maupun Cina menyewa tanah-tanah dari kaum bangsawan dan
mengusahakan perkebunan kopi, gula, tembakau, indigo dan lain-lain. Selain itu
juga ditanah-tanah partikelir di sepanjang pantai utara Jawa (dibeli oleh orang
Cina sejak masa VOC).</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
Dr. H.V.J.
Houben menunjukan betapa pentingnya perkebunan swasta ini dibandingkan
dengan cultuurstelsel. Namun demikian perkebunan swasta berkembang dengan
pesat setelah kabinet liberal mengambil alih pemerintahan di Negeri Belanda dan
menyiapkan prasarana hukum unttk memberi jaminan bagi penanaman modal swasta di
Indonesia. Perkembangan di pulau Jawa yang sudah mengalami proses
komersialisasi jauh terlebih dahulu dari luar Jawa itu menunjukkan
perbedaan-perbedaan yang cukup mencolok.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
Selama periode
antara 1870 hingga 1942 perkembangan modal swasta dalam sektor perkebunan
mendominasi perekonomian Indonesia. Beberapa komoditi yang penting di Jawa
adalah gula, kopi, tembakau, teh, karet, kina dan kelapa. Di luar Jawa karet,
kelapa sawit dan tembakau merupakan produk utama.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
Perkebunan
tebu merupakan tahapan pertama dari industri gula. Untuk menjadikannya gula
yang dapat diperjual-belikan dan digunakan oleh konsumen diperlukan penggilan
tebu (pabrik tebu). Seperti dikemukakan di atas, pabrik-pabrik tebu di Jawa
diusahakan oleh pihak swasta. Pada masa cultuurstelsel pihak swasta
dapat mengajukan permintaan izin pada pemerintah (zuikercontracten). Tetapi
setelah itu pabrik gula dapat diusahakan oleh swasta tanpa mengajukan izin.
Seperti dikemukakan oleh Prof. Van Niel atas pemodal utama pada
masa cultuurstelsel berasal dari dalam negeri yaitu para pensiunan
pegawai, dari perusahaan-perusahaan impor-ekspor ataupun dalam penggilingannya.</div>
<div class="MsoListParagraph" style="margin-left: 32.2pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level2 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><b>2.2.<span style="font-size: 7pt; font-weight: normal;"> </span></b><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><b>Perkebunan Swasta di Luar Jawa<o:p></o:p></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
Perkembangan
modal swasta di luar Jawa baru muncul secara kontinu sejak awal abad ke-20,
kecuali di Sumatera Timur (sudah sejak 1860-an). Selain itu tidak seluruh
wilayah Luar Jawa mengalami pertumbuhan. Ada wilayah-wilayah yang menunjukkan
pertumbuhan ekonomi, tetapi ada pula yang tertinggal sama sekali. Daerah-daerah
yang mengalami pertumbuhan adalah Sumatera Timur (tembakau, karet, kelapa
sawit, minyak, dan lain-lain). Palembang (karet), Riau (timah, minyak),
Kalimantan Tenggara (karet), Sulawesi Utara (kelapa) dan Sulawesi Selatan
(kelapa). Wilayah-wilayah yang tertinggal adalah Maluku, Lampung, Bnegkulu,
sebagian dari Sumatra sebagian dari Sulawesi, Nusa Tenggara dan Irian. Di
antara wilayah-wilayah itu Pulau Sumatera menunjukkan tingginya variasi
komoditi ekspor.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
Sumatra Timur
merupakan wilayah pertama yang mengalami pertumbuhan sejak Nienhuis membuka
perkebunan tembakau di sana pada tahun 1864. Tembakau Deli menjadi terkenal di
pasaran Eropa sehingga berbagai pengusaha lainnya menyusul. Karena penduduk
lokal tidak bersedia bekerja di perkebunan maka pada mulanya diusahakan tenaga
kerja dari Cina. Tetapi kemudian tenaga kerja diperoleh dari Jawa. Sistem
tenaga kerja paksaan ini memang sangat menguntungkan sebab pemilik perkebunan
diberi hak untuk menghukum para pekerja yang lalai melakukan pekerjaannya
(poenale sactie). Baru pada tahun 1932 poenale sactie terpaksa di
hapus karena Amerika Serikat melarang impor barang-barang yang dihasilkan
melalui tenaga kerja paksaan.</div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><b>3.<span style="font-size: 7pt; font-weight: normal;"> </span></b><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><b>Masyarakat dan Kebudayaan Perkebunan<o:p></o:p></b></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-left: 32.2pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level2 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><b>3.1.<span style="font-size: 7pt; font-weight: normal;"> </span></b><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><b>Lokasi<o:p></o:p></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
Terkecuali
perkebunan teh dan tembakau, kebanyakan perkebunan terletak di daerah-daerah
pegunungan dan terpencil, suatu hal yang wajar apabila diingat bahwa
berdasarkan Undang-Undang Agraria 1870 memang yang tersedia untuk disewa
perusahaan perkebunan adalah woeste gronden, tanah “liar”, artinya tidak
digarap oleh penduduk bagi usaha taninya. Jadi letak perkebuunan pada umumnya
jauh dari pedesaan, namun masih dapat dijangkau oleh tenaga kerja yang berasal
dari pedesaan.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
Pada
hakekatnya masyarakatnya adalah multirasia, terdiri atas bangda Eropa, Cina dan
Jawa atau pribumi lainnya. Tercabut dari akar kebudayaan masing-masing,
golongan-golongan dalam komunitas baru belum terikat oleh ikatan solidaritas
baru sehingga benar-benar merupakan daerah frontier dimana isolasi
dan alienasi menimbulkan krisis baik pada tingkat pribadi maupun kolektif.
Krisis itu disertai konflik dan kekerasan, maka kolektivitas hanya dapat
berfungsi apabila kekuasaan dan kekerasan kuat agar disiplin kerja dapat
dilembagakan sebagai prasarana sistem produksi yang mutlak.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
Pemukiman
perkebunan merupakan suatu kompleks yang terdiri atas unsur-unsur
sosial-ekonomis yang berbeda-beda akan tetapi tidak terpisahkan dalam kaitan
kerja atau hubungan sistem produksi. Inheren dalam situasi itu ialah adanya
kontradiksi, konflik serta ketegangan terus menerus serta acapkali dengan
intensitas tinggi terutama karena perbedaan dan pertentangan kepentingan. Di
samping itu tidak ada ikatan solidaritas antara unsur-unsur tersebut yang mampu
melerai ketegangan itu.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
Perlu
ditambahkan disini bahwa masyarakat itu berada dalam konteks kolonial dimana
berlaku prinsip-prinsip hubungan kolonial, bahkan dalam bentuk-bentuk lebih
murni dan tajam.</div>
<div class="MsoListParagraph" style="margin-left: 32.2pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level2 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><b>3.2.<span style="font-size: 7pt; font-weight: normal;"> </span></b><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><b>Struktur Sosial dan Struktur Kekuasaan<o:p></o:p></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
Perkembangan
wajar yang terjadi ialah bahwa kelompok-kelompok pemukim sebagai agregat lambat
laun berubah menjadi integrat. Sejak masa perintisan unsur Eropa berkedudukan
di lapisan atas berdasarkan peranannya sebagai pengambil prakarsa, penanam
modal, pengelola, pendeknya selaku wiraswastawan utamanya. Tenaga buruh yang
didatangkan dari luar daerah diperlakukan sebagai aktor dalam sistem produksi
terutama untuk dieksploitasi tenaga kasarnya di lapangan dalam proses penanaman,
pemeliharaan dan penuaian. Kemudian dalam proses pengolahan bahan mentah di
pabrik atau los-los masih banyak diperlukan tenaga manusia juga. Dengan
demikian peran tenaga pribumi dan Cina, Keling dan lain, ditempatkan pada
lapisa bawah.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
Dalam menjalin
hubungan industr ial antar kedua lapisan diperlukan perantara. Dari pihak Eropa
hal itu dilakukan oleh tenaga pembantu (asisten) dan pengawas (opzichter).</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
Para tenaga
buruh, yang pada jamannya juga diseut kuli, dikelompokkan dalam regu-regu
(ploeg) yang masing-masing diawasi oleh seorang mandor.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
Dari uraian di
atas tampaklah tidak hanya struktur sosial masyarakat perkebunan tetapi juga
struktur kekuasaan beserta hirarkinya. Mengingat bahwa lingkungan serta suasana
pekerjaan bercirikan daerah frontier, maka tuntutan produktivitas
perusahaan hanya dpat dipenuhi apabila ada kekuasaan yang dapat menanam
disiplin kerja yang ketat untuk menjamin eksploitasi yang kontinu serta
intensif. Jelaslah bahwa bahwa dalam kondisi itu kekuasaan otokratis atau
otoritarianismelah yang mampu mendisiplinkan tenaga kerjanya. Baik sejarah
perkembangan perkebunan, maupun kontsk kolonialnya mendorong tumbuhnya
kekuasaan jenis itu.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
Plantokrasi
atau sistem kekuasaan pengusaha perkebunan ternyata dilaksanakan dengan banyak
memakai kekerasan serta jauh menyimpang dari pola hubungan industrial modern.
Golongan buruh tidak berdaya apa-apa, meskipun telah adakoeli-ordonantie.
Peraturan ini ternyata lebih melindungi dan menjamin kepentingan pengusaha akan
penyediaan tenaga kerja daripada kepentingan kaum buruh. Di satu pihak tidak
ada hak berasosiasi pada mereka, sedang di pihak lain tidak terdapat sistem
kontrol lain yang melindungi kaum buruh. Dalam pada itu pihak pemerintah
bersikap lunak atau acuh-tidak-acuh terjadi di perkebunan. Dengan demikian
mudah timbuk kecenderungan ke arah otokrasi. Tidak mengherankan apabila
kekuatan sanksi-sanksi akan pelanggaran kontrak dan disiplin kerja didukung
oleh “terorisme” dalam pelbagai bentuknya.</div>
<div class="MsoListParagraph" style="margin-left: 32.2pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level2 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><b>3.3.<span style="font-size: 7pt; font-weight: normal;"> </span></b><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><b> Organisasi Kerja dan Hubungan Industrial<o:p></o:p></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Dalam mengoperasionalisasikan
organisasi kerja di perkebunan yang amat pokok ialah peranan inti organisasi
yang di atas disebut sebagai regu (ploeg) di bawah pimpinan kepala regu (ploeg
baas). Dia berperan tidak hanya sebagai pemimpin unit tetapi juga sekaligus sebagai
“bapanya” dan “perantara” ke pihak tas. Kedudukan mandor ini merupakan kunci
dan amat strategis. Ada kalanya mereka mempergunakannya untuk melakukan
perdagangan di kalangan kuli-kuli.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Untuk menyebut beberapa jenis
hukuman, antara lain siksaan fisik, kurungan, diikat di pohon, dicampak dengan
rotan, dan lain sebagainya. Kesemuanya terjadi tanpa mengindahkan hukum serta
prosedur pengadila. Tidak dipersoalkan apakah ada hak melakukan hukuman pada
para pelaku menjalankan sanksi tersebut. Para tandil ditugaskan untuk
melaporkan segala sesuatu yang terjadi di kalangan kuli, semangatnya,
suasananya serta keresahannya. Dengan demikian dapat diketahui adanya
persengkokolan, gerakan rahasia melawan, sehingga konfrontasi antara
para opzichter dan asisten di satu pihak dengan kuli-kuli di pihak
lain.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Jam kerja setiap hari ada 10-12
jam, mulai dinihari sampai petang hari, disela oleh waktu istirahat selama 1-2
jam, antara jam 11-13.00. Setiap regu dipimpin oleh seorang mandor atau kepala
regu (ploegbaas) yang bertanggung jawab atas prestasi kuli-kuli. Lazimnya regu
wanita lebih banyak dipekerjakan di pabrik, gudang atau los.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Adapun upah dibayarkan
belakangan, pada akhir pekan. Jumlahnya dihitung berdasarkan hasil kerja,
umpamanya untuk tembakau, jumlah helai daun yang dipetik atau diikat.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Ada kelompok-kelompok etnik
tertentu yang lebih sesuai untuk mengerjakan jenis pekerjaan tertentu, seperti
golongan Keling untuk melakukan penggalian bangunan, golongan Melayu untuk
transpor, Cina untuk kerja kebun seperti juga unsur Jawa. Cina dikenal
mempunyai ketahanan untuk kerja keras.</div>
<div class="MsoListParagraph" style="margin-left: 32.2pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level2 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><b>3.4.<span style="font-size: 7pt; font-weight: normal;"> </span></b><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><b>Gaya Hidup Masyarakat Perkebunan<o:p></o:p></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Telah diutarakan di atas bahwa
masyarakat perkebunan merupakan miniatur masyarakat kolonial pada umumnya,
serta menunjukkan karakteristik yang sama, antara lain (1) pluralistik, (2)
tersegmentasi menurut golongan etnik, (3) rasialistik, (4) dualistik
berdasarkan sektor ekonomi Eropa dan non-Eropa, (5) dominasi sosial, ekonomi
dan politik kaum kolonial; berdasarkan itu kesemuanya juga perbedaan gaya
hidup. Apabila pada umumnya gaya hidup menunjukkan status golongan dalam
masyarakat, maka gaya hidup sendiri menjadi simbol posisi sosial golongan
tertentu, termasuk kekayaan, kekuasaan serta kewibawaan.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Dalam
mengamati lay-out daerah permukiman perkebunan segeralah menonjol
kontras</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
antara daerah kediaman bangsa
Eropa dengan perkampungan kaum pribumi serta golongan non-eropa lainnya, jenis
bangunan, arsitekturnya, formatnya, kemudahannya, dan lain sebagainya,
kesemuanya menampilkan bahwa penghuni berstatus tinggi disitu. Tuan besar
(administrateur) dan tuan-tuan kecil (opzichter dan asisten “bersemayam”
di rumah-rumah gedung yang memenuhi persyaratan kesehatan dilengkapi segala
macam kemudahan. Komunitas Eropa merupakan “enclave” di lingkungan pemukiman
perkebunan. Dijagalah ketat homogenitas penduduknya, lagi pula demarkasi dengan
golongan non-Eropa dalam komunikasi sosialnya. Pergaulannya terjadi
intra-komunitas dan intra-golongan Eropa di kota.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Baik dalam mencari hiburan dan
bentuk-bentuk rekreasi lainnya, kaum Eropa berkumpul
di societeit atau disingkatsoos, antara lain untuk minum-minum,
dansa-dansi, main kartu, bilyar, dan lain sebagainya. Sebagai lapisan atas
mereka memandang rendah golongan pribumi dan kontak terbatas pada hubungan
kerja. Dalam hal ini ada tambahan catatan, ialah bahwa karena kekurangan wanita
Eropa di lingkungannya, maka golongan Eropa yang masih rendah kedudukannya
(opzichter dan asisten) tidak jarang mengambil seorang wanita pribumi
sebagai nyai atau gundik (concubine). Mereka memakai hak
istimewa yaitu hak untuk memilih wanita yang baru didatangkan dari Jawa atau
tempat lain. Kebanyakan hubungan itu tidak dikukuhkan sebagai hubungan
perkawinan. Dapatlah hubungan diputuskan menurut kemauan si tuan kecil. Perlu
diingat bahwa cukup banyak diantara golongan ini yang datang
sebagai fortuin zoekers, pencari harta, maka sebagian besar dari mereka
termasuk trekkers (pengembara) dan tidak
menjadi blijvers (penetap).</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Sifat sementara amat mempengaruhi
gaya hidupnya, lebih-lebioh dalam soal etika dan moral. Timbullah suatu
subkultur yang tidak berkecenderungan memantapkan pola hidup dengan nilai-nilai
tertentu. Tambahan pula, dalam masyarakatfrontier individualisme tidak
terkendalikan dan mudah menjurus ke libertanisme, khususnya dalam hubungan
seks menimbulkan promiskuitas.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Ada pula kecenderungan kuat untuk
hidup secara berlebih-lebihan dalam pelbagai seginya. Mereka dihinggapi oleh
ego-sentrisme yang menutup mata mereka terhadap lingkungan masyarakat non-Eropa
yang memeras keringat untuk mencari nafkah, penderitaan para pekerja yang turut
membuahkan penghasilan para tuan. Di sini kita juga menjumpai contoh dualisme
dibidang ekonomi. Di banding dengan gajih golongan Eropa, upah para kuli adalah
upah kelaparan, padahal pekerjaan yang dilakukan amat berat, acapkali
diharuskan melembur pada malam hari dengan memakai lampu. Memang salah satu
sendi keuntungan besar perusahaan perkebunan ialah tenaga kerja yang banyak dan
murah. Faktor ini merupakan faktor penting dalam ongkos eksploitasi yang plus,
maka sewaktu menghadapi krisis dalam tahun 1930-an, merosotnya harga komoditi
di pasar dunia, cara mempertahankan produksi dan menekan ongkosnya, tidak lain
ialah mengurangi upah kuli dan di mana mungkin memecat mereka.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Dalam kondisi hidup yang serba
berat, secara fisik para pekerja dieksploitasi secara maksimal, tingkat upah
minimal, maka taraf hidup amat rendah. Dalam keadaan itu orang hendak menghibur
diri dengan berjudi, menghisap madu, melacur, kesemuanya menjerumuskannya ke
dalam ikatan-pinjaman, kemerosotan kesehatan dan kesejahteraan. Banyak mandor
dan tandil yang memanfaatkan keadaan kuli itu dengan memberi pinjaman yang
“mencekik”, menjual barang dengan harga lebih tinggi, atau dengan membayar
secara angsuran. Banyak kuli yang terjebak ke dalam jerat pinjaman, hal mana
dipandang menguntungkan perusahaan perkebunan, karena kuli-kuli itu akan lebih
terikat pada pekerjaan di perkebunan.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Adapun masalah pelacuran dapatlah
dianggap sebagai konsekuensi dari situasi masyarakat perkebunan di mana
perbandingan anatara pria dan wanita tidak seimbang. Pada suatu waktu hanya
berbanding 4 : 1.</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Dampak lain ialah bahwa ikatan
perkawinan tidak terlalu ketat, pada wanita ada lebih banyak kebebasan dalam
pergaulan dengan pria, meskipun sudah kawin. Dalam jenis “perdagangan” semacam
ini wajar pula bahwa pelayanan mendahulukan pembayaran yang tinggi, apakah itu
orang Eropa ataukah golongan Cina. Tidak mengherankan apabila penyakit kelamin
mulai tersebar luas dalam masyarakat itu.</div>
Sejarah semestahttp://www.blogger.com/profile/01637746591080860325noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4128188637602126392.post-91088806561088480862013-01-19T08:16:00.000-08:002013-01-19T08:16:39.763-08:00AWAL DAN TUJUAN BANGSA BARAT DATANG KE CINA<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi8xjZN0tOK1EJYyXDLQ3z_vd9lKLCXa9S5BbDAk59OXC6n0esp8kvNLSnjFqRGcZYUNaN4dPur6jarltm-WaUZgT_SUvT63hkRNQotRdEmAFuvhhe0ONKoMnw6jyuSJ5TzEkXIyYubl9g/s1600/sejarah-cina.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi8xjZN0tOK1EJYyXDLQ3z_vd9lKLCXa9S5BbDAk59OXC6n0esp8kvNLSnjFqRGcZYUNaN4dPur6jarltm-WaUZgT_SUvT63hkRNQotRdEmAFuvhhe0ONKoMnw6jyuSJ5TzEkXIyYubl9g/s320/sejarah-cina.jpg" width="320" /></a></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center; text-indent: 36.0pt;">
<b style="line-height: 150%;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11.0pt; line-height: 150%;">AWAL DAN TUJUAN BANGSA BARAT DATANG KE CINA</span></b></div>
<div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11.0pt; line-height: 150%;">Dahulunya,
hanya sedikit sekali orang Cina yang mendiami Macau. Kemudian pada pertengahan
abad ke enam belas, Portugis masuk ke kawasan tersebut. Kala itu orang-orang
Portugis dikenai tarif sewa (<em>fora
do choda</em>), atau jika tidak mereka akan lebih memilih untuk menyuap
pejabat lokal untuk mendapatkan izin tinggal Hingga pada akhirnya Portugis
mampu menancapkan jangkar kekuasaan di kawasan tersebut tanpa upaya penaklukan
yang diiringi dengan kekerasan. “<em>To
some degree, Macau became jointly governed over the centuries, although most
local administration was in the hands of the Portuguese while the Chinese
maintained control over customs through a Chinese magistrate just north of
Macau and a customs house in the town” </em>(Edmonds & Yee. 1999:
803). <o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<em><span lang="EN-US" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11.0pt; line-height: 150%;">Power
</span></em><span lang="EN-US" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11.0pt; line-height: 150%;">yang dimiliki Portugis di atas wilayah
tersebut semakin berkembang dan meluas seiring kalahnya Cina dalam Perang
Opium, tepatnya pada sekitaran tahun 1849. Kekuasaan Portugis bertahan cukup
lama. Sebagai upaya untuk mempertahankannya, maka Portugis mencoba
mempopulerkan bahasa mereka. Bahasa Portugis diajarkan di sekolah-sekolah
negeri khusus ras Portugis dan Macaense (ras campuran<em> </em>Cina-Portugis).<o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11.0pt; line-height: 150%;">Bangsa
Eropa yang datang pertama kali di China adalah Inggris pada abad ke 16 yang
memilih untuk berdagang opium yang didatangkan dari India. Opium adalah sejenis
candu yang berasal dari buah candu. Pada masa itu cukup luas penggunaan opium
dalam masyarakat China. Bisnis Inggris memasarkan opium sukses telak dengan
mendapatkan pemasaran yang sangat luas di China. Banyaknya pecandu menjadikan
ppemerintah China yang pada masa itu dibawah Kaisar Tao Kwang mengambil
tindakan tegas dengan melarang, menyita, dan memusnahkan opium di berbagai
wilayah. Reaksi tersebut menyulut Inggris untuk menyatakan perang yang dikenal
dengan Perang Opium. Inggris mendulang kemenangan dalam perang ini yang kemudian
memaksa China untuk menandatangani perjanjian Nanjing yang salah satu isinya
adalah menyerahkan Hongkong kepada Inggris sebagai tanah jajahannya.<o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11.0pt; line-height: 150%;">Setelah
Hongkong digenggam Inggris selama lebih dari satu setengah abad lamanya,
akhirnya Hongkong dikembalikan kepada China pada tahun 1997. Semasa di bawah
pendudukan Inggris, Hongkong berjalan diatas paham demokrasi kapitalis yang
membawanya tumbuh pesat. Muncul kekhawatiran akan terjadi perubahan system pada
saat itu mengingat China menerapkan system sosialis komunis yang pertumbuhan
ekonominya masih berada di bawah Hongkong. Deng Xiaoping, pemimpin China pada
masa itu menerapkan konsep satu Negara dua system yang memberikan otonomi
khusus pada Hongkong terkait banyak hal: mata uang, bea cukai, imigrasi, system
hukum, terkecuali pertahanan nasional dan hubungan diplomatic tetap dipegang
oleh pemerintah pusat di Beijing.<o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11.0pt; line-height: 150%;">Mengawali
Macau sebagai daerah jajahan Portugis yang datang pada abad ke 16 yang kemudian
mulai mendirikan titik-titik perdagangan di sana. China memperoleh imbalan
upeti dari Portugis sebagai sewa atas Macau. Kendati demikian, China tetap
berusaha mempertahankan kedaulatannya dan warga Cina di Macau tunduk pada hukum
Cina meski Macau berada di bawah pemerintahan Portugis. China terus berupaya
menegakkan otoritas dengan menarik pajak bumi dan menguatkan adat istiadatnya,
meski di Macau telah diangkat Gubernur Portugis yang pertama.<o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11.0pt; line-height: 150%;">Akibat
dibangunnya pelabuhan sepanjang pantai Macau, pada abad ke 17 dan 18 Macau
menjadi pusat perdagangan yang sangat penting bagi Portugis dengan China, juga
bagi banyak Negara di Asia Tenggara hingga Meksiko. Makau masih berada di bawah
yurisdiksi koloni Portugis bersama Timor Timur yang diakui Lisbon sebagai
propinsi seberang lautan Portugis. Akan tetapi tidak demikian dengan Beijing.<o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11.0pt; line-height: 150%;">Pada
tahun 1979, Portugis dan China menjalin hubungan diplomatic dan Beijing mulai
mengakui Macau sebagai propinsi Portugis. Beberapa saat kemudian, Gubernur
Macau mengunjungi China demi mencari jalan tengah yang baik bagi status Macau.
Perundingan beberapa kali dilakukan hingga ditemui suatu hasil yang menyatakan
kembalinya Macau ke dalam kedaulatan China secara penuh sebagai Daerah
Administratif Khusus pada tanggal 20 Desember 1999. Sebagaimana Hongkong,
pemerintah China juga menerapkan system satu Negara dua system bagi Macau
dengan perjanjian bahwa China tidak akan memaksakan sistemnya pada Macau,
terkecuali urusan pertahanan dan hubungan diplomatik.<o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11.0pt; line-height: 150%;">Memasuki
abad dua puluh, legitimasi Portugis semakin meredup, ditambah dengan pengaruh-pengaruh
yang datang dari otoritas Cina dan luar negeri. Otoritas Portugis di Macau juga
mendapat tentangan dari penduduk lokal. Hampir sembilan puluh enam persen
penduduk Macau kini merupakan keturuanan ras Cina. Wilayah Macau yang hanya
memiliki luas 23,5 kilometer persegi tidak memiliki sumber daya yang cukup,
sementara kebutuhan energi meningkat seiring bertambahnya jumlah penduduk. Hal
tersebut semakin diperparah ketika Cina memutuskan utnuk berhenti memberikan
pasokan ke Macau pada tahun 1950. Banyak penduduk beralih pada sekolah-sekolah
swasta yang berbahasa Kanton maupun Inggris. Imbasnya, pengetahuan para
penduduk mengenai Portugis dan ketidakahlian mereka menguasai bahasa Portugis
menghalangi mereka untuk manjabat di pemerintahan. “<em>The Portuguese from Portugal largely came on short-term
contracts and, after 1974, generally left the territory with every change in
Portuguese national politics</em>”<em>
</em>(Edmonds & Yee. 1999: 804). Portugis menjadi bergantung pada
Macaens sebagai sarana untuk berkomunikasi pada penduduk berbahasa Kanton. Hal
ini kemudian terakumulasi, menyebabkan penduduk Cina pribumi menjadi terasing
dan hanya mendapatkan bagian kecil di pemerintahan. Perubahan dalam politik
Macau terjadi paska revolusi Portugis, menjadi lebih liberal. Pada tahun 1976
parlemen Portugal meratifikasi <em>the
Organic Statute of Macau</em>, memberikan <em>constitutional power</em> untuk menyusun
undang-undang, mengamandemen <em>the
Organic Statute</em>, dan mengawasi pengeluaran. Dewan perwakilan
terdiri dari tujuh belas kursi, enam diantaranya dipilih secara langsung, enam
lainnya dipilih oleh kelompok kepentingan sesuai dengan aturan yang berlaku
saat ini, dan lima sisanya ditunjuk oleh gubernur.<o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11.0pt; line-height: 150%;">Bagaimanapun
juga, rezim Macau telah membantu RRC pada masa dimana RRC diisolasi oleh dunia
internasional serta mendapatkan sanksi ekonomi dari Amerika dan sekutu tepatnya
pada sekitaran tahun 1950 dan 1960. Macau menjadi penting mengingat kawasan
tersebut merupakan titik transfer dan masuknya jutaan dolar Amerika untuk warga
RRC dari luar Cina. Macau merupakan tempat penyaluran <em>strategic goods </em>yang
diimpor oleh RRC, juga tempat penyelundupan obat-obatan terlarang, serta
sebagai <em>regional gold
transhipment centre</em>. Hubungan Beijing-Portugis berubah sejak
terjadinya pembantaian Tiannmen 1989. Beijing berusaha mencari dukungan
Portugis, menjalin hubungan baik, kerjasama, dan persahabatan. Sementara isu
persiapan penyerahan kedaulatan Macau diurus oleh grup bentukan, <em>Joint Liaison Group</em>.
Strategi Beijing terkait proses transisi Macau terbagai ke dalam tiga tahapan;
pra 1989, 198989 hingga 1997, dan paska 1997 (Edmonds & Yee. 1999: 807).<o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11.0pt; line-height: 150%;">Proses
Transisi di macau dipengaruhi oleh sikap dan strategi politik pemerintah
Beijing, Lisbon, dan Macau (Edmonds & Yee. 1999: 815). Pihak Beijing lebih
cenderung tidak ingin mengintervensi terlalu dalam dan memberikan <em>pressing </em>yang terlalu kuat
terhadap isu lokalisasi. Elit lokal pro-Beijing yang dominan juga tidak terlalu
mengkritisi pemerintahan Portugis di Macau. Sementara pemerintahan
Portugis-Macau mencoba untuk meraup keuntungan sebanyak mungkin. Proses
transisi juga dipengaruhi oleh kepatuhan penduduk lokan dan komunitas
internasioanl.<o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11.0pt; line-height: 150%;">Pada
tanggal 3 April tahun 1987 RRC dan Portugal menandatangani <em>Joint Declare </em>yang
menyebutkan bahwa RRC menyetuji dan bersedia untuk melanjutkan pelaksanaan
kedaulatan di wilayah Macau per tanggal 20 Desember 1999. Macau yang merupakan
daerah SAR (<em>Special
Administrative Region</em>) akan diberi otonomi tingkat tinggi. Namun
untuk urusan pertahanan dan luar negeri, Beijing akan mengambil tanggung jawab.
Untuk memastikan bahwa <em>Joint
Declare </em>dapat terlaksana dengan tepat dan menghasilkan atmosefer
yang sesuai agar pelaksanaannya dapat menjadi efektif, Portugal dan RRC sepakat
untuk membentuk <em>Luso-Chinese
Joint Liaison group </em>dan <em>a
Luso-Chinese Land Group</em>. Keberadaan keduanya kemudian secara sukses
mengawal masa “<em>smooth
transition</em>” Macau terhadap kekuasaan Cina. Tidak jarang juga
transisi Macau dari Portugal ke RRC dibanding-bandingkan dengan transisi yang
dialami oleh Hongkong yang lebih kepada “<em>rough
transition</em>”.<o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11.0pt; line-height: 150%;">Sementara
Macau diduduki oleh Portugis, Hongkong diduduki oleh Inggris. Kedatangan
Inggris ke Cina berawal dari abad ke enam bela yang kemudian membuka pasar
perdagangan Opium. Opium adalah suatu komditas yang tengah digandrungi oleh
penduduk Cina kala itu. Efek negatifnya, banyak sekali penduduk Cina yang
kemudian menjadi pecandu. Kaisar Cina, Tao Kwang, mengambil tindakan tegas
dalam menindaklanjuti kondisi tersebut, yakni dengan cara menyita, melarang,
dan memusnahkan opium. Atmosfer yang demikian secara kontan menyulut amarah
bangsa Inggris. Terselutlah kedua pihak ke dalam perang Opium. Kekalahan Cina
pada perang ini memaksanya untuk menandatangani perjanjian Nanjing dan
menyerahkan Hongkong kepada Inggris.<o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11.0pt; line-height: 150%;">Selama
lebih dari satu setengah abad Hongkong berada di bawa otoritas Inggris. Di atas
paham demokrasi kapitalis, Hongkong dirubah menjadi sebuah kawasan yang tumbuh
dengan pesar. Pada tahun 1997, Hongkong secara resmi dikembalikan kepada
Beijing. Deng Xiaoping yang kala itu memimpin Cina memberikan otonomi khusus
pada Hongkong. Layaknya Macau, Hongkong juga dijadikan sebagai daerah
SAR. Di sini Beijing memegang kontrol atas pertahanan nasional dan
hubungan diplomatik. Sementara pemerintah lokal Hongkong memiliki wewenang
dalam mengatur mata uang, bea cukai, imigrasi, dan juga sistem hukum yang
berlaku.<o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<b><span lang="EN-US" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11.0pt; line-height: 150%;">KESIMPULAN<o:p></o:p></span></b></div>
<div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11.0pt; line-height: 150%;">Akhirnya
dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa peristiwa yang terjadi dalam hubungan
antara China dengan Macau dan Hongkong pada dasarnya relative sama. Keduanya
pada awal mulanya didasari oleh perebutan kekuasaan oleh koloni yang kemudian
kembali dengan system keistimewaan ‘satu Negara dua sistem’. Konsep ini
memberikan keistimewaan-keistimewaan dalam bentuk otonomi untuk mengatur dengan
caranya sendiri. Dalam implementasinya, system ini mampu berjalan cukup baik.
Sebagaimana dicontohkan ketika terjadi krisis moneter Asia pada tahun 1997,
Beijing menyokong penuh pertumbuhan ekonomi Hong Kong sehingga mampu bertahan
dan melaju cukup pesat. Bersamaan dengan itu, ekonomi China juga berkembang
dengan cepat sehingga taraf ekonomi masyarakat China dan Hongkong mampu
berimbang.</span></div>
<div style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div align="center" style="line-height: 150%; text-align: center; text-indent: 36.0pt;">
<b><span lang="EN-US" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 11.0pt; line-height: 150%;">DAFTAR PUSTAKA<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Chesneaux, J.1977. and others. <em>China from the Opium Wars to the 1911
Revolution</em>. Harvester Press, Sussex.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Arial","sans-serif";">http://elokizra-y-fisip10.web.unair.ac.id/artikel_detail-44649-Asia%20Timur-%28week%206%29%20Hubungan%20NegaraNegara%20Asia%20Timur%20:%20Cina,%20Hongkong,%20dan%20Macau.html<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Arial","sans-serif";">http://sukurris05.blogspot.com/2011/04/pergerakan-nasionalisme-cina-india.html<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<br /></div>
Sejarah semestahttp://www.blogger.com/profile/01637746591080860325noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-4128188637602126392.post-41464404715888230222013-01-19T08:04:00.002-08:002013-01-19T08:04:20.882-08:00Kesultanan Majapahit, Fakta Sejarah Yang Tersembunyi <br />
<div style="text-align: justify;">
<strong><br /></strong></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhceOSys4E4WCmXEKl0a9UScnbWGdtucslnszta1ymy05rLx1Dtv5301IIRLM1EeWb29apGpgjGx6OCdcdCQehSzEks9pAPGOD5MEVSK9etDHJ6LamRuh51NnDLLwKQ8js-TTr4wSelPho/s1600/koin+majapahit1+(1).jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="190" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhceOSys4E4WCmXEKl0a9UScnbWGdtucslnszta1ymy05rLx1Dtv5301IIRLM1EeWb29apGpgjGx6OCdcdCQehSzEks9pAPGOD5MEVSK9etDHJ6LamRuh51NnDLLwKQ8js-TTr4wSelPho/s200/koin+majapahit1+(1).jpg" width="200" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<strong>Kesultanan Majapahit, Fakta Sejarah Yang Tersembunyi ...</strong></div>
<div style="text-align: justify;">
<strong><br /></strong></div>
<div style="text-align: justify;">
Seorang sejarawan pernah berujar bahwa sejarah itu adalah versi atau
sudut pandang orang yang membuatnya. Versi ini sangat tergantung dengan
niat atau motivasisi pembuatnya. Barangkali ini pula yang terjadi dengan
Majapahit, sebuah kerajaan maha besar masa lampau yang pernah ada di
negara yang kini disebut Indonesia. Kekuasaannya membentang luas hingga
mencakup sebagian besar negara yang kini dikenal sebagai Asia Tenggara.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Namun demikian, ada sesuatu yang ‘terasa aneh’ menyangkut kerajaan yang
puing-puing peninggalan kebesaran masa lalunya masih dapat ditemukan di
kawasan Trowulan Mojokerto ini. Sejak memasuki Sekolah Dasar, kita sudah
disuguhi pemahaman bahwa Majapahit adalah sebuah kerajaan Hindu
terbesar yang pernah ada dalam sejarah masa lalu kepulauan Nusantra yang
kini dkenal Indonesia. Inilah sesuatu yang terasa aneh tersebut.
Pemahaman sejarah tersebut seakan melupakan beragam bukti arkeologis,
sosiologis dan antropologis yang berkaitan dengan Majapahit yang jika
dicerna dan dipahami secara ‘jujur’ akan mengungkapkan fakta yang
mengejutkan sekaligus juga mematahkan pemahaman yang sudah berkembang
selama ini dalam khazanah sejarah masyarakat Nusantara.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
‘Kegelisahan’ semacam inilah yang mungkin memotivasi Tim Kajian
Kesultanan Majapahit dari Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP)
Pengurus Daerah Muhammadiyah Yogyakarta untuk melakukan kajian ulang
terhadap sejarah Majapahit. Setelah sekian lama berkutat dengan beragam
fakta-data arkeologis, sosiologis dan antropolis, maka Tim kemudian
menerbitkannya dalam sebuah buku awal berjudul ‘Kesultanan Majapahit,
Fakta Sejarah Yang Tersembunyi’.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Buku ini hingga saat ini masih diterbitkan terbatas, terutama
menyongsong Muktamar Satu Abad Muhammadiyah di Yogyakarta beberapa waktu
yang lalu. Sejarah Majapahit yang dikenal selama ini di kalangan
masyarakat adalah sejarah yang disesuaikan untuk kepentingan penjajah
(Belanda) yang ingin terus bercokol di kepulauan Nusantara.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Akibatnya, sejarah masa lampau yang berkaitan dengan kawasan ini dibuat
untuk kepentingan tersebut. Hal ini dapat pula dianalogikan dengan
sejarah mengenai PKI. Sejarah berkaitan dengan partai komunis ini yang
dibuat dimasa Orde Baru tentu berbeda dengan sejarah PKI yang dibuat di
era Orde Lama dan bahkan era reformasi saat ini. Hal ini karena
berkaitan dengan kepentingan masing-masing dalam membuat sejarah
tersebut.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam konteks Majapahit, Belanda berkepentingan untuk menguasai
Nusantara yang mayoritas penduduknya adalah muslim. Untuk itu,
diciptakanlah pemahaman bahwa Majapahit yang menjadi kebanggaan
masyarakat Indonesia adalah kerajaan Hindu dan Islam masuk ke Nusantara
belakangan dengan mendobrak tatanan yang sudah berkembang dan ada dalam
masyarakat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Apa yang diungkapkan oleh buku ini tentu memiliki bukti berupa fakta dan
data yang selama ini tersembunyi atau sengaja disembunyikan. Beberapa
fakta dan data yang menguatkan keyakinan bahwa kerajaan Majpahit
sesungguhnya adalah kerajaan Islam atau Kesultanan Majapahit adalah
sebagai berikut:</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
1. Ditemukan atau adanya koin-koin emas Majapahit yang bertuliskan
kata-kata ‘La Ilaha Illallah Muhammad Rasulullah’. Koin semacam ini
dapat ditemukan dalam Museum Majapahit di kawasan Trowulan Mojokerto
Jawa Timur. Koin adalah alat pembayaran resmi yang berlaku di sebuah
wilayah kerajaan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sangat tidak
mungkin sebuah kerajaan Hindu memiliki alat pembayaran resmi berupa koin
emas bertuliskan kata-kata Tauhid.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
2. Pada batu nisan Syeikh Maulana Malik Ibrahim yang selama ini dikenal
sebagai Wali pertama dalam sistem Wali Songo yang menyebarkan Islam di
Tanah Jawa terdapat tulisan yang menyatakan bahwa beliau adalah Qadhi
atau hakim agama Islam kerajaan Majapahit. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa Agama Islam adalah agama resmi yang dianut oleh
Majapahit karena memiliki Qadhi yang dalam sebuah kerajaan berperan
sebagai hakim agama dan penasehat bidang agama bagi sebuah kesultanan
atau kerajaan Islam.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
3. Pada lambang Majapahit yang berupa delapan sinar matahari terdapat
beberapa tulisan Arab, yaitu shifat, asma, ma’rifat, Adam, Muhammad,
Allah, tauhid dan dzat. Kata-kata yang beraksara Arab ini terdapat di
antara sinar-sinar matahari yang ada pada lambang Majapahit ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
Untuk lebih mendekatkan pemahaman mengenai lambang Majapahit ini, maka
dapat dilihat pada logo Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, atau
dapat pula dilihat pada logo yang digunakan Muhammadiyah. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa Majapahit sesungguhnya adalah Kerajaan
Islam atau Kesultanan Islam karena menggunakan logo resmi yang memakai
simbol-simbol Islam.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
4. Pendiri Majapahit, Raden Wijaya, adalah seorang muslim. Hal ini
karena Raden Wijaya merupakan cucu dari Raja Sunda, Prabu Guru
Dharmasiksa yang sekaligus juga ulama Islam Pasundan yang mengajarkan
hidup prihatin layaknya ajaran-ajaran sufi, sedangkan neneknya adalah
seorang muslimah, keturunan dari penguasa Sriwijaya. Meskipun bergelar
Kertarajasa Jayawardhana yang sangat bernuasa Hindu karena menggunakan
bahasa Sanskerta, tetapi bukan lantas menjadi justifikasi bahwa beliau
adalah seorang penganut Hindu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bahasa Sanskerta di masa lalu lazim digunakan untuk memberi penghormatan
yang tinggi kepada seseorang, apalagi seorang raja. Gelar seperti
inipun hingga saat ini masih digunakan oleh para raja muslim Jawa,
seperti Hamengku Buwono dan Paku Alam Yogyakarta serta Paku Buwono di
Solo.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Di samping itu, Gajah Mada yang menjadi Patih Majapahit yang sangat
terkenal terutama karena Sumpah Palapanya ternyata adalah seorang
muslim. Hal ini karena nama aslinya adalah Gaj Ahmada, seorang ulama
Islam yang mengabdikan kemampuannya dengan menjadi Patih di Kerajaan
Majapahit. Hanya saja, untuk lebih memudahkan penyebutan yang biasanya
berlaku dalam masyarakat Jawa, maka digunakan Gajahmada saja. Dengan
demikian, penulisanGajah Mada yang benar adalah Gajahmada dan bukan
‘Gajah Mada’.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pada nisan makam Gajahmada di Mojokerto pun terdapat tulisan ‘LaIlaha
Illallah Muhammad Rasulullah’ yang menunjukkan bahwa Patih yang biasa
dikenal masyarakat sebagai Syeikh Mada setelah pengunduran dirinya
sebagai Patih Majapatih ini adalah seorang muslim.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
5. Jika fakta-fakta di atas masih berkaitan dengan internal Majapahit,
maka fakta-fakta berikut berhubungan dengan sejarah dunia secara global.
Sebagaimana diketahui bahwa 1253 M, tentara Mongol dibawah pimpinan
Hulagu Khan menyerbu Baghdad. Akibatnya, Timur Tengah berada dalam
situasi yang berkecamuk dan terjebak dalam kondisi konflik yang tidak
menentu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dampak selanjutnya adalah terjadinya eksodus besar-besaran kaum muslim
dari TimurTengah, terutama para keturunan Nabi yang biasa dikenal
dengan‘Allawiyah. Kelompok ini sebagian besar menuju kawasan Nuswantara
(Nusantara) yang memang dikenal memiliki tempat-tempat yang eksotis dan
kaya dengan sumberdaya alam dan kemudian menetap dan beranak pinak di
tempat ini. Dari keturunan pada pendatang inilah sebagian besar penguasa
beragam kerajaanNusantara berasal, tanpa terkecuali Majapahit.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Inilah beberapa bukti dari fakta dan data yang mengungkapkan bahwa
sesungguhnya Majapahit adalah Kesultanan Islam yang berkuasa di sebagian
besar kawasan yang kini dikenal sebagai Asia Tenggara ini. Sekali lagi
terbukti bahwa sejarah itu adalah versi, tergantung untuk apa sejarahitu
dibuat dan tentunya terkandung di dalamnya beragam kepentingan.Wallahu
A’lam Bishshawab. Hanya Tuhan Yang Maha MEngetahui ....</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sumber : <a href="http://zonaaneh.blogspot.com/2010/11/kesultanan-majapahit-fakta-sejarah-yang.html#ixzz15QcpruCo" rel="nofollow" target="_blank">http://zonaaneh.blogspot.com/2010/11...#ixzz15QcpruCo</a></div>
<div id="post_message_1002392">
</div>
<div class="vbseo_buttons" id="lkbtn_1.51500.1002392">
</div>
Sejarah semestahttp://www.blogger.com/profile/01637746591080860325noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4128188637602126392.post-91292925189714241152013-01-04T04:20:00.001-08:002013-01-04T04:25:22.281-08:00Adat Desa Dayak Pasir Panjang<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi9i8HG7kWxHdyX0_oQhr7Z5anmFF9pWT5eezwEv2VH-l42IXFdhddV9ko4TgDCKVQVgahVT6Q34sFzSbr_NT-c1FyIlHW1jVuy7pCpI9TGtoiZfo-obKIOYXtiRGb5MNbsKiySyLFzpsE/s1600/SAM_3458.JPG" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><span style="background-color: cyan; color: black;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi9i8HG7kWxHdyX0_oQhr7Z5anmFF9pWT5eezwEv2VH-l42IXFdhddV9ko4TgDCKVQVgahVT6Q34sFzSbr_NT-c1FyIlHW1jVuy7pCpI9TGtoiZfo-obKIOYXtiRGb5MNbsKiySyLFzpsE/s320/SAM_3458.JPG" width="320" /></span></a></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;">
<span style="background-color: cyan; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">DESA DAYAK PASIR PANJANG PANGKALAN BUN<b><o:p></o:p></b></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l5 level1 lfo7; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<!--[if !supportLists]--><span style="background-color: cyan;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">A.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;">
</span></span></b><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Letak Geografis<o:p></o:p></span></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; tab-stops: 351.75pt; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="background-color: cyan;"><span style="background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Desa dayak
Pasir Panjang adalah bagian dari wilayah </span><span lang="EN-US" style="background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Pangkalan Bun </span><span style="background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">yang </span><span lang="EN-US" style="background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">saat ini merupakan ibukota dari
Kabupaten Kotawaringin Barat, Provinsi Kalimantan Tengah.</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> </span><span lang="EN-US" style="background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Wilayah Kabupaten Kotawaringin
Barat, memiliki luas wilayah sebesar 1.075.900 Ha, atau sekitar 62 % luas dari
luas wilayah Provinsi Kalimantan Tengah.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 1.0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l4 level1 lfo10; tab-stops: 351.75pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="background-color: cyan;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">-<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Wilayah Kotawaringin Barat
berbatasan dengan:</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 1.0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l4 level1 lfo10; tab-stops: 351.75pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="background-color: cyan;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">-<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Sebelah utara dengan Kabupaten
Lamandau.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 1.0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l4 level1 lfo10; tab-stops: 351.75pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="background-color: cyan;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">-<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Sebelah timur berbatasan dengan
Kabupaten Seruyan</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 1.0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l4 level1 lfo10; tab-stops: 351.75pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="background-color: cyan;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">-<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Sebelah selatan berbatasan dengan
Laut Jawa</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 1.0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l4 level1 lfo10; tab-stops: 351.75pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="background-color: cyan;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">-<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Sebelah barat berbatasan dengan
Kabupaten Lamandau dan Sukamara.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; tab-stops: 351.75pt; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; tab-stops: 351.75pt; text-align: justify;">
<span style="background-color: cyan;"><span style="background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Berikut ini adalah data
letak geografis Kabupaten Kotawaringin Barat :</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; tab-stops: 351.75pt; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="background-color: cyan;"><span style="background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Ibukota :
Pangkalan Bun</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 1.0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; tab-stops: 351.75pt; text-align: justify;">
<span style="background-color: cyan;"><span style="background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Luas Wilayah : 10.759 Km ( 1.075.900 Ha )Letak Geografis
DaerahBujur Timur : 110”25’26”-112”50’36”</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><br />
<span style="background-position: initial initial; background-repeat: initial initial;">Lintang Selatan : 1”19’35”-3’36’59”<o:p></o:p></span></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; tab-stops: 351.75pt; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="background-color: cyan;"><span style="background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Iklim
DaerahCurah Hujan : 1.849,mm/th</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; tab-stops: 351.75pt; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="background-color: cyan;"><span style="background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Suhu rata-rata
: 27’480C</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; tab-stops: 351.75pt; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="background-color: cyan;"><span style="background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Suhu Minimum :
21.60C – 23.40C</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; tab-stops: 351.75pt; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="background-color: cyan;"><span style="background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Suhu Maksimum :
31,7 – 33,20C</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; tab-stops: 351.75pt; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="background-color: cyan;"><span style="background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Kelembaban : 83
– 89 %</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; tab-stops: 351.75pt; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; tab-stops: 351.75pt; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="background-color: cyan;"><span style="background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Bentuk Wilayah
Berdasarkan Fisiografi wilayah Kabupaten Kotawaringin Barat digolongkan menjadi
empat bagian :</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; tab-stops: 351.75pt; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="background-color: cyan;"><span lang="EN-US" style="background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">-Daratan</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; tab-stops: 351.75pt; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="background-color: cyan;"><span lang="EN-US" style="background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">-Berombak (daerah utara)</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; tab-stops: 351.75pt; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="background-color: cyan;"><span lang="EN-US" style="background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">-Berombak dan berbukit</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; tab-stops: 351.75pt; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="background-color: cyan;"><span lang="EN-US" style="background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">-Daerah berbukit</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 1cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 1cm;">
<span style="background-color: cyan;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Desa Pasir Panjang</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> </span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> sendiri adalah
sebuah desa dengan penduduk suku Dayak yang masih bertahan di arus penduduk
transmigran. Masih memegang tradisi yang dilakukan leluhur sebelumnya. Seperti
bahasa dan aksen bicara yang khas. Terdengar jelas khas aksennya di kata-kata
yang mempunyai vocal “e” berubah menjadi vocal “o”. Contohnya kata benar
menjadi bonar, kata deras menjadi doras, dll. Aksen khas tersebut juga diikuti
dengan intonasi suara yang khas pula.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="background-color: cyan; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Suku dayak yang menempati desa ini merupakan suku dayak
kaharingan yang masih memiliki adat istiadat yang sangat kental. Jumlah suku
dayak asli di desa Pasir Panjang kurang lebih ada 3.000 orang. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="background-color: cyan; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Warga dayak setempat juga memiliki rumah adat sendiri
yang biasa digunakan untuk ritual dan upacara-upacara adat. Rumah adat tersebut
biasa disebut sebagai rumah Betang.</span></div>
<div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l5 level1 lfo7; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<!--[if !supportLists]--><span style="background-color: cyan;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">B.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;">
</span></span></b><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Adat Istiadat<o:p></o:p></span></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="background-color: cyan;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Suku Dayak desa Pasir Panjang masih sangat menjaga
adat-istiadat nenek moyang mereka yang mampu bertahan hingga sekarang. Diantara
adat-istiadat tersebut antara lain menyangkut uapacara-upacara adat, kesenian,
tari-tarian dan sebagainya. Berikut beberapa adat-istiadat yang masih sering
dilakukan oleh para warga adat:</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="background-color: cyan;"><b style="line-height: 150%; text-indent: 1cm;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">1)<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;">
</span></span></b><span dir="LTR" style="line-height: 150%; text-indent: 1cm;"></span><b style="line-height: 150%; text-indent: 1cm;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Adat Basorah</span></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="background-color: cyan; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Adat Basorah merupakan adat yang dilakukan penduduk desa
Pasir Panjang sebagai penyerahan diri terhadap desa untuk memintai perlindungan
dari desa tersebut. Ritual ini dilakukan sebagai pengakuan bahwa seseorang
telah pasrah dan mematuhi adat istiadat desa tersebut. Sebagian penduduk juga
mengatakan bahwa adat ini juga merupakan upacara pengakuan kesalahan terhadap
Tuhan Y.M.E.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l8 level1 lfo8; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<!--[if !supportLists]--><span style="background-color: cyan;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">2)<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;">
</span></span></b><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Upacara Kematian:</span></b><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="background-color: cyan; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Warga dayak desa Pasir Panjang memiliki kuburan sendiri
yang dikhususkan untuk warga asli dayak, uniknya kuburan ini terlihat sangat
rimbun dan penuh dengan pohon-pohon besar. Salah satu tetua adat desa
mengatakan bahwa kuburan tersebut memang sengaja tidak dibersihkan sebagai
wasiat dari orang-orang tua mereka.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="background-color: cyan; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Penjelasan :<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l2 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<!--[if !supportLists]--><span style="background-color: cyan;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">a)<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Kuburan bahasa daerah lokal adalah <i>Paseran,</i> sedangkan penyebutan Batu Nisan adalah Sempatung.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l3 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<!--[if !supportLists]--><span style="background-color: cyan;"><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;">·<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Taru / kendi :
Kegunaanya untuk mengambil air semasa hidupnya, dan</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">ditaruh
di saat kematiannya untuk menjadi bekal di alam lain untuk mengambil air.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l3 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<!--[if !supportLists]--><span style="background-color: cyan;"><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;">·<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Bokas / panci:
Ini untuk member makan yang meninggal itu tadi yang berisikan nasi.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l3 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<!--[if !supportLists]--><span style="background-color: cyan;"><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;">·<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Kampil : Untuk
membawa barang-barang yang letaknya di bealakang terbuat dari purun.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l3 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<!--[if !supportLists]--><span style="background-color: cyan;"><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;">·<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Mangkok / <i>Timba
tanati</i> : Kegunaan timba tanati adalah untuk memasukkan tanah yang dikeruk
memanjang dengan pisau sepanjang tanah
yang ingin di gali untuk liang lahat, dan tanah tadi diletakkan di dalam
timba tanati tersebut sampai 3 kali baru setelah itu liang lahat boleh digali.<i><o:p></o:p></i></span></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l2 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<!--[if !supportLists]--><span style="background-color: cyan;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">b)<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">C</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">ara
penguburan:<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<!--[if !supportLists]--><span style="background-color: cyan;"><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;">·<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Kuburan untuk
suami istri, digabungkan menjadi satu liang lahat digabung menjadi satu,yang
laki-laki disebelah kiri dan yang perempuan atau istrinya disebelah kanan. Yang
membedakan antara kuburan tersebut adalah bentuk patungnya. Jikalau perempuan
ada sanggulnya. Laki-laki tidak ada.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<!--[if !supportLists]--><span style="background-color: cyan;"><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;">·<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Kuburan untuk
anak-anak yang belum menikah. Dikubur secara tunggal kuburannya hanya sendiri.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l2 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<!--[if !supportLists]--><span style="background-color: cyan;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">c)<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Ritual-ritual yang dibedakan saat kematian terjadi.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l6 level1 lfo4; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<!--[if !supportLists]--><span style="background-color: cyan;"><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;">·<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Setelah dit</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">u</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">nggu
sekitar 2 sampai 3 jam dan diyakini bahwa orang tersebut telah meninggal.
Kemudian si mayat dimandikan, dipakaikan
pakaian serba putih, dan diberi minyak rambutnya disisir.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l6 level1 lfo4; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<!--[if !supportLists]--><span style="background-color: cyan;"><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;">·<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">S</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">i
mayat dimasukkan ke dalam Tebala dan diberi makan. Cara memberi makan dengan
memanggil namanya yang meninggang dan sebanyak 7 kali sampai terdengar bunyi
burung di hutan itu bertanda bahwa sang roh yang meninggal telah datang dan makanan tersebut dimasukkan ke dalam
mulutnya. Hal ini dilakukan 2 kali sekali saat masih di rumah sekalinya lagi
pada saat mau dimasukkan ke dalam kubur. Menurunkan mayat kedalam kubur
diturunkan dengan tangga karena filosofisnya di rumah itu pasti ada tangganya
jadi saat meninggal pun diturunkan dengan tangga.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l2 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<!--[if !supportLists]--><span style="background-color: cyan;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">d)<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Setelah tanah digali sekitar 2 meter, menurunkan mayat dengan
tangga setelah itu mayat dimasukkan dengan tebalanya dan arah kepala si mayat
di arahkan ke Barat/kiblat.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l2 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<!--[if !supportLists]--><span style="background-color: cyan;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">e)<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Setelah rombongan pengantar mayat telah meninggalkan tempat
pemakaman di pasang kayu hidup dan kayu mati, maksud pemasangan kayu hidup dan
kayu mati adalah sebagai pengingat kepada yang meninggal itu, sebagai pembatas
antara yang masih hidup dan yang sudah mati. Dan yang meninggal itu menyadari
bahwa dia sudah meninggal setelah melihat kayu mati itu. Kayu hidup dan kayu
mati itu diambil dari hutan itu sendiri, kayu hidup diambil dari pohon yang
masih hidup. Sedangkan kayu mati dari pohon yang sudah mati. Setelah 3 hari
kayu hidup dan kayu mati dilepaskan dan diputarkan di atas kuburan sebanyak 7
kali 3 kali putarannya dari kiri 4 kali putaraannya dari kanan. Jadi jumlah
putarannya adalah 7 kali.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l2 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<!--[if !supportLists]--><span style="background-color: cyan;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">f)<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Setelah acara penguburan selesai para pelayat pulang ke rumah
Almarhum dan diberikan pekoras ( merupakan uang satu orang mengambil 1 buah dan
di adakan acara makan dan minum atau selamatan.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l2 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<!--[if !supportLists]--><span style="background-color: cyan;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">g)<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Sesudah acara selamatan telah selesai semua apa yang disediakan di
acara tersebut disishkan satu persatu untuk para yang mati.Semuanya itu
ditimpahkan ke jendela rumah sambil
mengatakan “ kami yang hidup sudah makan, hantu-hantu yang belum makan makanlah
ini kami beri. Setelah itu pergi ke alamnya masing-masing atau dimana asalnya
kamu berada. Acara ini disebut acara <i>melarikan
hantu.</i><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l8 level1 lfo8; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<!--[if !supportLists]--><span style="background-color: cyan;"><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">3)<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;">
</span></span></b><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Adat Perkawinan</span></b><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></b></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l7 level1 lfo5; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<!--[if !supportLists]--><span style="background-color: cyan;"><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;">·<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Di bawah pelaminan
terdapat makanan-makanan yang disediakan di acara tersebut </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">yang </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">di
sisihkan untuk roh nenk moyang yang telah meninggal dunia, atau yang lebih kita
kenal dengan pinduduk.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l7 level1 lfo5; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<!--[if !supportLists]--><span style="background-color: cyan;"><span lang="EN-US" style="font-family: Symbol; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-fareast-font-family: Symbol;">·<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Pakaian
perkawinan tradisional yang disebut sampang. Penganten di kasai berupus, kepala
di ikat, memakai selendang. Tetapi yang boleh memakai baju adat ini adalah
orang dayak asli serta memakai pesta yang besar atau yang disebut “Begawi”.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l8 level1 lfo8; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<!--[if !supportLists]--><span style="background-color: cyan;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">4)<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Musik tradisional </span></b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">:
Gendang 2 buah, Gong</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">. Musik tradisional ini terdapat di rumah adat dayak diwilayah tersebut.</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l8 level1 lfo8; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<!--[if !supportLists]--><span style="background-color: cyan;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">5)<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Adat</span></b><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">
kelahiran</span></b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> anak tidak
ada, tetapi pada saat menamai anak dilaksanakan pada saat memotong tali pusar
anak. Diadakan syukuran kecil-kecilan yang dihadiri oleh keluarga inti saja.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l8 level1 lfo8; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<!--[if !supportLists]--><span style="background-color: cyan;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">6)<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Senjata Khas</span></b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="background-color: cyan;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">D</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">a</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">yak
Pasir Panjang adalah</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> memiliki beberapa senjata khas yaitu:<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l9 level1 lfo6; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<!--[if !supportLists]--><span style="background-color: cyan;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">1.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Sumpitan<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l9 level1 lfo6; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<!--[if !supportLists]--><span style="background-color: cyan;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">2.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Parang<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l9 level1 lfo6; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<!--[if !supportLists]--><span style="background-color: cyan;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">3.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Pisau/ lading<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo9; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<!--[if !supportLists]--><span style="background-color: cyan;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">3)<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Mata pencaharian</span></b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="background-color: cyan;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Dari keterangan yang kami dapat sebagian warga desa Pasir
Panjang bermatapencaharian </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Berladang
tani dan Berternak ayam.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> Selain itu </span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">a</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">da hal lagi
yang membuat Desa Pasir Panjang ini menarik</span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">, y</span><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">aitu hampir
separuh dari warga desa bekerja di OCCQ (Orangutan Care Center and Quarantine)
milik sebuah yayasan benaman OFI (Orangutan Foundation International). Bagi
yang belum mengenal, OCCQ adalah sebuah pusat perawatan dan introduksi
orangutan sebelum siap dilepasliarkan. Nah, jika dengan orangutan saja warga
disini sayang dan peduli apalagi dengan orang beneran</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo9; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<!--[if !supportLists]--><span style="background-color: cyan;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">4)<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Makanan khas</span></b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="background-color: cyan;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Desa Pasir Panjang memiliki makanan khas </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">nasi pulut</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> yaitu</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> nasi yang
berwarna putih, hitam, dan merah.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> Selain itu juga tersedia kuliner khas desa ini antara
lain, lemang, penganan, tuak, kompu, imbah dan tempoyak.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo9; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<!--[if !supportLists]--><span style="background-color: cyan;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">5)<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Hukum adat</span></b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span lang="EN-US" style="background-color: cyan; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Hukum adat dayak sangat dipegang teguh peninggalan orang tua dahulu
tidak boleh dilebihkan dan tidak boleh dikurangi sampai sekarang.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span lang="EN-US" style="background-color: cyan; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Pengaturan seluruh urusan adat diatur oleh Kepala adat, seperti
acara perkawinan kepala adatnya sebagai penghulu. Masalah
pelanggaran-pelangnggaran lainnya seperti pertengkaran. Apabila pertengkeran
tersebut sudah ( Menanggul) atau bisa disebut dengan pembunuhan, sampai kasus
pembunuhan harus dilaporkan ke kapolres. Tetapi hukum adat tetap berjalan.
Apabila sampai meninggal (Sekoti kutung) semua badan dihargai dengan denda.
Dendanya sebagai contoh 2 buah mata ini diganti dengan 2 buah intan. Suara yang
dibunuh itu dihargai atau dganti dengan sebuah Gong besar atau bisa disebut (
tetawak) dalam bahasa dayak disana.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="background-color: cyan;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Tetapi apabila tidak sampai mati yang bertengkar tersebut disebut
dengan ( Sekoti Lima) hal ini disebut apabila korbannya masih hidup dan dalam pembayaran
denda nya, diganti dengan separo dari denda sekoti kutung tadi.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo9; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<!--[if !supportLists]--><span style="background-color: cyan;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">6)<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;">
</span></span></b><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Tarian adat<o:p></o:p></span></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="background-color: cyan; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Warga dayak desa Pasir Panjang memiliki beberapa tarian
adat antara lain: Tarian Mandau, Sumpit, Begondang, dan Anyam-anyaman. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo9; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<!--[if !supportLists]--><span style="background-color: cyan;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">7)<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Silsilah Keturunan kepala adat</span></b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="background-color: cyan;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Dimulai dari</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">
Renggawa dari laki-laki dan Renggawi </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">sebagai</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">
wanitanya</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<!--[if gte vml 1]><v:rect
id="_x0000_s1026" style='position:absolute;left:0;text-align:left;
margin-left:107.25pt;margin-top:19.2pt;width:81pt;height:22.5pt;text-indent:0;
z-index:1'>
<v:textbox>
<![if !mso]>
<table cellpadding=0 cellspacing=0 width="100%">
<tr>
<td><![endif]>
<div>
<p class=MsoNormal align=center style='text-align:center'>
<span lang=EN-US>Renggawa
(LLAJSLLNLAKlAKI</span></p>
</div>
<![if !mso]></td>
</tr>
</table>
<![endif]></v:textbox>
</v:rect><v:rect id="_x0000_s1027" style='position:absolute;left:0;
text-align:left;margin-left:270pt;margin-top:19.2pt;width:96.75pt;height:22.5pt;
text-indent:0;z-index:2'>
<v:textbox style='mso-next-textbox:#_x0000_s1027'>
<![if !mso]>
<table cellpadding=0 cellspacing=0 width="100%">
<tr>
<td><![endif]>
<div>
<p class=MsoNormal align=center style='text-align:center'>
<span lang=EN-US
style='font-size:12.0pt;line-height:115%;font-family:"Times New Roman","serif"'>Renggawi</span><span
lang=EN-US style='font-size:12.0pt;line-height:115%'><o:p></o:p></span></p>
</div>
<![if !mso]></td>
</tr>
</table>
<![endif]></v:textbox>
</v:rect><v:shapetype id="_x0000_t32" coordsize="21600,21600" o:spt="32"
o:oned="t" path="m,l21600,21600e" filled="f">
<v:path arrowok="t" fillok="f" o:connecttype="none"/>
<o:lock v:ext="edit" shapetype="t"/>
</v:shapetype><v:shape id="_x0000_s1028" type="#_x0000_t32" style='position:absolute;
left:0;text-align:left;margin-left:188.25pt;margin-top:28.6pt;width:81.75pt;
height:0;z-index:3' o:connectortype="straight">
<v:stroke startarrow="block" endarrow="block"/>
</v:shape><v:shape id="_x0000_s1029" type="#_x0000_t32" style='position:absolute;
left:0;text-align:left;margin-left:229.5pt;margin-top:28.6pt;width:0;height:37.5pt;
z-index:4' o:connectortype="straight">
<v:stroke endarrow="block"/>
</v:shape><v:rect id="_x0000_s1030" style='position:absolute;left:0;
text-align:left;margin-left:183pt;margin-top:67.9pt;width:78.75pt;height:29.25pt;
text-indent:0;z-index:5'>
<v:textbox>
<![if !mso]>
<table cellpadding=0 cellspacing=0 width="100%">
<tr>
<td><![endif]>
<div>
<p class=MsoNormal align=center style='text-align:center'>
<span lang=EN-US>OTEK</span></p>
</div>
<![if !mso]></td>
</tr>
</table>
<![endif]></v:textbox>
</v:rect><v:rect id="_x0000_s1031" style='position:absolute;left:0;
text-align:left;margin-left:183pt;margin-top:185.35pt;width:78.75pt;height:30pt;
text-indent:0;z-index:6'>
<v:textbox>
<![if !mso]>
<table cellpadding=0 cellspacing=0 width="100%">
<tr>
<td><![endif]>
<div>
<p class=MsoNormal align=center style='text-align:center'>
<span lang=EN-US>LOMAY</span></p>
</div>
<![if !mso]></td>
</tr>
</table>
<![endif]></v:textbox>
</v:rect><v:rect id="_x0000_s1032" style='position:absolute;left:0;
text-align:left;margin-left:183pt;margin-top:124.15pt;width:78.75pt;height:30pt;
text-indent:0;z-index:7'>
<v:textbox>
<![if !mso]>
<table cellpadding=0 cellspacing=0 width="100%">
<tr>
<td><![endif]>
<div>
<p class=MsoNormal align=center style='text-align:center'>
<span lang=EN-US>UJANG</span></p>
</div>
<![if !mso]></td>
</tr>
</table>
<![endif]></v:textbox>
</v:rect><v:rect id="_x0000_s1033" style='position:absolute;left:0;
text-align:left;margin-left:183pt;margin-top:247.6pt;width:78.75pt;height:30pt;
text-indent:0;z-index:8'>
<v:textbox>
<![if !mso]>
<table cellpadding=0 cellspacing=0 width="100%">
<tr>
<td><![endif]>
<div>
<p class=MsoNormal align=center style='text-align:center'>
<span lang=EN-US>ATAK</span></p>
</div>
<![if !mso]></td>
</tr>
</table>
<![endif]></v:textbox>
</v:rect><v:shape id="_x0000_s1034" type="#_x0000_t32" style='position:absolute;
left:0;text-align:left;margin-left:224.3pt;margin-top:97.15pt;width:.05pt;
height:27pt;z-index:9' o:connectortype="straight">
<v:stroke endarrow="block"/>
</v:shape><v:shape id="_x0000_s1035" type="#_x0000_t32" style='position:absolute;
left:0;text-align:left;margin-left:224.25pt;margin-top:154.15pt;width:.05pt;
height:31.2pt;z-index:10' o:connectortype="straight">
<v:stroke endarrow="block"/>
</v:shape><v:shape id="_x0000_s1036" type="#_x0000_t32" style='position:absolute;
left:0;text-align:left;margin-left:224.2pt;margin-top:215.35pt;width:.05pt;
height:31.2pt;z-index:11' o:connectortype="straight">
<v:stroke endarrow="block"/>
</v:shape><![endif]--><!--[if !vml]-->
<br />
<table align="left" cellpadding="0" cellspacing="0">
<tbody>
<tr>
<td height="25" width="142"></td>
</tr>
<tr>
<td></td>
<td><span style="background-color: cyan;"><br /></span></td>
</tr>
</tbody></table>
</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
Sejarah semestahttp://www.blogger.com/profile/01637746591080860325noreply@blogger.com0Kalimantan Tengah, Indonesia-1.0546279422758742 113.6865234375-3.0863139422758743 111.1047364375 0.97705805772412591 116.2683104375tag:blogger.com,1999:blog-4128188637602126392.post-53593936742095612152012-12-28T05:14:00.001-08:002012-12-28T05:14:09.956-08:00Tata Surya<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhrbjyuYk6xvDFy-MrbW6VPsLuQF8EN8SkYAxC33oeTOQ82qtPLaPuI40o9bqbrOVfzAfQW6rLnFfvPjslT_m78oy4mSLN-FJh1XjZydJKeC8nAv_jXlPpsdgOhDcTIJ_Ynlelb2prI4ew/s1600/tatasurya.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhrbjyuYk6xvDFy-MrbW6VPsLuQF8EN8SkYAxC33oeTOQ82qtPLaPuI40o9bqbrOVfzAfQW6rLnFfvPjslT_m78oy4mSLN-FJh1XjZydJKeC8nAv_jXlPpsdgOhDcTIJ_Ynlelb2prI4ew/s320/tatasurya.jpg" width="320" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Sistem
Tata Surya</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">2.3.1 </span></b><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Tata
Surya</span></b><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Tata Surya adalah Matahari bersama planet-planet,
satelit-satelit, asteroid-asteroid serta semua badan angkasa lainnya di bawah
pengaruh gravitasi Matahari yang bergerak sebagai satu unit di ruang angkasa.</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">2.3.2 </span></b><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Teori
</span></b><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">T</span></b><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">erjadinya Tata Surya<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">a.</span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"> <i>Menurut
Immanuel Kant - Laplace</i><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 21.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Immanuel Kant, seorang ahli filsafat Jerman tahun 1755.
Pierrre Simon Laplace, ahli Fisika Perancis tahun 1796. Keduanya berpendapat
bahwa Tata Surya itu berasal dari kabut, maka teorinya disebut Teori Kabut dari
Tata Surya. Keduanya memiliki sedikit perbedaan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-left: 57.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l3 level1 lfo4; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Symbol; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-bidi-font-style: italic; mso-fareast-font-family: Symbol;">·<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">. <b>Pendapat Kant</b><o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 21.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Susunan Matahari itu berasal dari gumpalan kabut yang
berputar-putar lambat yang kemudian memadat. Atas dasar prinsip tarik-menarik
dan tolak-menolak dari bagian-bagiannya sehingga pada pusatnya membentuk sebuah
inti besar Matahari dan sekelilingnya inti-inti kecil berupa planet-planet,
yakni Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus. Jadi
planet itu terjadi berasama-sama disamping matahari.</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-left: 57.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l3 level1 lfo4; tab-stops: 21.3pt 297.7pt; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Symbol; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-bidi-font-style: italic; mso-bidi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: Symbol;">·<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><b><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Pedapat Lapalace<o:p></o:p></span></i></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 21.3pt 297.7pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"> Susunan
Matahari berasal dari gumpalan kabut pijar (Matahari besar). Karena proses
pendinginan dan pemadatan, maka rotasinya semakin cepat, sehingga sebagian
kabut, yakni bagian luar terpisah membentuk gelangaan-gelangan kabut, akhirnya
menjadi planet-planet.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; tab-stops: 21.3pt 297.7pt; text-align: justify;">
<i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-weight: bold;">b.</span></i><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"> Menurut
Chamberlain-Moulton<b><o:p></o:p></b></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 21.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Chamberlain seorang Geolog Amerika tahun 1900, Moulton
seorang Atronom. Teori yang diajukan disebut Teori Planetesimal karena menurut
mereka bahan pokok mula-mula dari Tata Surya terdiri dari benda-benda kecil
dingin yang disebut planet-planet .<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 21.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Tata surya kita terbentuk akibat pengaruh tenaga dari
luar, yaitu karena adanya bintang atau matahari lain yang jalannya terlalu
dekat melalui Matahari kita, sehingga massa matahari kita goncang dari
keseimbangan semula. Sebagian dari partikel-partikalnya terpisah dan melalui
proses pendinginaa sehingga terbentuklah planet-planet termasuk bumi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-weight: bold;">c. <i>Menurut Jeans-Jeffreys<o:p></o:p></i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 21.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Menurut Sir James M. Jeans (1917) ahli Ilmu Astrofisika
dan Harold Jeffreys, ahli ilmu Geofisika, keduanya orang Inggris, mengemukakan
Teori Pasang ( The Tidal Teory) yang mengatakan bahwa kurang lebih 2 milyard
tahun yang lalu, sebuah bintang (matahari kita sekarang) dalam perjalanannya
(peredarannya) pada suau ketika didekati oleh sebuah bintang lain yang lebih
besar dari matahari. Keduanya semakin
berdekatan tetapi tidak sampai bertubrukan. Gaya tarik-menarik keduanya semakin
besar sehingga terjadilah gangguan yang mahahebat terhadap massa gas yang labil
pada kedua bintang itu, sehngga bagian yang berhadap-hadapan tertonjol keluar.
Peristiwa penonjolan itu dapat dibandingkan dengan terjadinya pasang naik pada
laut di Bumi akibat tarikan Bulan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 21.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Semakin berdekatan semakin banyak gas yang menonjol dan
pada saat berpapasan sedekat-dekatnya maka seakan-akan terjadi 'bencana'
terhadap bola gas itu.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Bintang
yang mendekati itu beredar terus dan semakin jauh. Gaya tarik-menarik antara
kedua bintang itu sampailah pada batasnya, tetapi massa gas yang telah menonjol
keluar tidak kembali berkumpul dengan bola matahari asalnya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 21.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Setelah gaya tarik-menarik bintang yang menjauh itu tidak
berpengaruh lagi maka terjadilah keseimbanagn pada bagian matahari yang
menonjol. Menurut Jeans, bagian yang menonol itu kemungkinan akhirnya berbentuk
"cerutu". Dalam bentuk cerutu itu diduga terjadi pemisahan-pemisahan
beberapa buah gumpalan gas yang akhirnya berbentuk bola.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">
</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Gumpalan-gumpalan gas panas membulat dan semakin lama
semakin dingin memadat, maka terbentuklah planet-planet yang mengelilingi
Matahari.</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-weight: bold;">d. <i>Menurut Gerald P Kuiper (USA)</i></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 21.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Teori yang dikemukakan oleh Gerald pada tahun 1950
merupakan teori terbaru dan dipandang memuaskan. Teori ini berdasarkan anggapan
bahwa</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">
</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Matahari dan semua planet-planet terbentuk dari sebuah
kabut yang pertama. Kabut-kabut itu banyak dijumpai di angkasa raya dan beberapa
dintaranya agaknya sekarang ini berada di dalam proses membentuk
bintang-bintang.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Kabut
gas tersebut sangat renggang dan tipis, tetapi karena gaya tarik-menarik
diantara molekul-mlekul penyusunnya, maka berangsur-angsur menjadi pekat dan
akan menjadi massa yang lebih padat. Gaya tarik-menarik ini timbul karena gerakan
berputar-putar dari molekul-molekul itu sendiri.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 21.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Gerakan-gerakan itu berangsur-angsur berubah menjadi
gerakan yang berputar mengelilingi suatu sumbu (gerakan rotasi), mengakibatkan
kabut semakin pepat atau pipih bentuknya dan terjadi kondensasi-kondensasi.
Pemusatan-pemusatan bahan-bahan pun terjadi di beberapa tempat. Pemusatan
terbesar terjadi di bagian tengah dan yang lebih kecil terjadi disekelilingnya
yang ergerak terus memutarinya.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Konsentrasi bahan yang ditengah itu kemudian menjadi gumpalan-gumpalan yang
nantinya menjadi bintang baru atau Matahari sebagai pusat Tata Surya. Sedangkan
gumpalan-gumpalan yang kecil disebut protoplanet-protoplanet (calon-calon
planet) ynag masih berupa gumpalan-gumpalan gas.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 21.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Setelah Matahari selesai berkondensasi, maka mulailan dia
bersinar dengan api nuklir yang dihasilkan bagian dalamnya. Sinar cahaya ini
kemudian menghilangkan gas-gas yang masih banyak menyelubungi
protoplanet-protoplanet disekitarnya. Jika daya sinar Matahari sudah kuat, maka
hilanglah gumpalan-gumpalan yang menyelubungi planet-planet.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">
</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Planet yang dekat dengan Matahari berukuran kecil tetapi
lebih pekat/padat, sedangkan yang jauh letaknya berukuran lebih besra tetapi lebih
kecil massanya.</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 21.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 21.0pt;">
<b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">2.3.3 </span></b><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Sifat,
Ukuran dan Gerakan anggota Tata Surya<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">1). Matahari<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 21.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Matahari merupakan Bintang sejati yang tiada
henti-hentinya memancarkan sinar dan cahayanya ke segala pejuru semesta. Bumi
mnerimanya tidak sampai berjumlah separuh dari panas seluruhnya. Panas dan
cahaya tersebut memungkinkan adanya kehidupan di Bumi. Pada hakekatnya semua
tenaga yang kita butuhkan berasal dari Matahari.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 21.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Contoh : kekuatan angin,listrik, panas dari batu bara,
minyak bumi, panas dari bumi dan lain-lain.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 21.0pt; text-align: justify; text-indent: 21.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Garis tengah
Matahari kurang labih 1,4 juta km.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 21.0pt; text-align: justify; text-indent: 21.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Volumenya : 536 kuadrilium km3 gas kelewat panas.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 21.0pt; text-align: justify; text-indent: 21.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Bobotnya : lebih
dari 2 oktalium ton.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 21.0pt; text-align: justify; text-indent: 21.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Massanya :
1.960.000.000 juta juta juta ton.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 21.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Berkat berat massanya, maka Matahari dengan gaya
penariknya yang mahabesar pula mampu memimpin dan mengatur gerak peredaran para
anggotanya, sehingga seluruh susunan Matahari dalam keadaan seimbang. Daya
tampilnya 27 setengah kali daya tarik bumi, yang sampai ke Bumi hanya 4/11 juta
bagian saja.</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 21.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Bagian-bagian Matahari<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-list: l0 level1 lfo1; mso-pagination: none; text-align: justify; text-indent: 0cm;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">a)</span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">.<b> Teras (inti)
Matahari</b><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 21.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Inti matahari adalah tempat atom hidrogen berfusi menjadi
Helium pada suhu 14 juta derajat Celcius sampai 20 juta derajat Celcius. Tanaga
dilepaskan dalam bentuk sinar gama henat, dan melimpah ke permukaan Matahari,
450.000 km di atasnya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">b). <b>Pabrik Tenaga
Matahari</b><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 21.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Kawasan luas (atom dengan skala sembarang). Atom gasnya
mengalami pemboman sinar gama dari teras. Akibatnya sinar gama menjadi sinar
yang tenaganya lebih lemah, misalnya gelombang ultraviolet.</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">c<b>). Fotosfer</b><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 21.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Fotosfer merupakan lapisan bergolak setebal 300 km,
dilanda luapan tenaga dari bawah. Batas luarnya adalah permukaan Matahari,
ditandai oleh bintik Matahari (noda) putih membara tetapi masih lebih gelap
daripada kecerlangan lingkungannya yang bersuhu 600<sup>0 </sup>C . Jumlah noda
tidak menentu, besarnya beberapa kali ribu Bumi. Noda dapat mengganggu keadaan
listrik di Atmosfer Bumi.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Permukaan
Fotosfer merupakan bidang yang berbutir-butir besar-kecil, disebut "<i>granulasifotosfer</i>".</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">d<b>). Kromosfer</b><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 21.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Kromosfer adalah lapisan bawah Atmosfer Matahari, tebal
6000 km, terutama terdiri dari hidrogen. Jika terlempar dari kromosfer, gas
tersebut membentuk lengkunngan besar dan semburan pancaran gas jauh di atas
pemukaan Matahari, disebut prominance. Warnanya merah dengan bentuk yang tidak
tetap.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">e<b>). Korona</b></span><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Korona merupakan Atmosfer luar Matahari, dekat piringan
Matahari, cukup terang untuk diamati.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Gerak Matahari</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 21.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Seperti Bumi, Matahari juga selalu berputar pada
sumbunya. Satu putarannya menghabiskan waktu hampir satu bulan. Hal ini dapat
diketahui dari gerak noda Matahari menyeberangi permukaan Matahari secara
perlahan-lahan dari hari ke hari. Setelah kira-kira 2 minggu,sebuah noda akan
mencapai sisi Matahari dan menghilang ke balik Matahari. Dia menghilng selama
kira-kira 2 minggu berikutnya. Selanjutnya akan muncul kembali di sisi seberang
Matahari.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 21.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Pada waktu banyak noda, Matahari sangat giat. Terjadi
setiap 11 tahun sekali. Waktu "bernoda" terakhir tampak pada tahun
1980 dan 1991.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 21.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Biasanya didekat Matahari terjadi badai. Badai ini sering
mengakibatkan munculnya warna-warni yang indah di atas kutub Bumi, disebut
cahaya kutub (aurora).</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">2). </span></i><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Planet<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 21.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Planet berasal dari kata planetair (bahasa Yunani)
artinya pengembara dan menyatakan gerak-gerak yang nampaknya terkatung-katung
diantara bintang tetap. Planet, dalam mengitari Matahari (revolusi) mempunyai
kecepatan dan orbit yang berbeda-beda. Bidang lintasan bumi disebut ekliptika. Bidang
lintasan planet lain terhadap ekliptika miring dengan sudut yang relatif kecil.
Sudut kemiringan itu disebut inklinasi orbit planet yang kebanyakan antara 46'
dengan 7<sup>0</sup>, hanya Pluto yang inklinasinya 17<sup>0</sup>9’. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 21.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Lintasan plane-planet berbentuk elips dengan Matahari di
salah satu titik apiya. Bentuk elips lintasan planet tersebut tidak eksentrik,
artinya tidak terlalu lonjong, lebih mendekati bentk lingkaran. Atau
eksentrilitas lintasan planet-planet itu kecil. Akibat dari revolusi, tempat
planet di langit berpindah-pindah diantara bintang-bintang. Itulah sebabnya
planet dinamakan “bintang syayarah” yang berarti bintang pengembara.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-pagination: none; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">a). </span></b><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Merkurius ( Si
anak manja)<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Gravitasi sangat lemah, hanya sekitar sepertiga gravitasi
bumi. Planet ini juga tidak memiliki udara (atmosfer), sehingga tidak akan ada
satu makhlukpun yang dapat hidup disana. Memiliki perubahan bentuk seperi
bulan, karena Merkurius terletak di sebelah dalam lintasan Bumi. Wajahnya juga
bopeng-bopeng seperti Bulan. Kecepatannya hampir sama dengan Bumi, karena
bagian intinya terdiri dari unsur berat, terutama besi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Garis tengah Merkurius kira-kira 4800 km, jarak dari
Matahari 57.600.000 km (jarak terdekat kurang dari 45 km dan jarak terjauh 69
juta km). Merkurius mengelilingi Matahari dengan gerakan yang sangatt cepat,
sekali revolusi selama 88 hari.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-pagination: none; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">b). </span></b><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Venus (gadis
yang pandai menyembunyikan rasa)<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Atmosfer Venus sangat tebal, menekan permukaannya 100
kali tekaan atmosfer Bumi. Suhunya 500 derajat Celcius, wajah Venus selalu
diselubungi awan tebal. Awan Venus bagian atas bergerak sangat cepat,
mengelilingi Venus setiap 4 hari sekali. Venus memiliki bentuk semu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Besar Venus hampir sama dengan Bumi, garis tengahnya
12.320 km, masaanya 4.760 juta juta juta ton. Bentuk bulat penuh.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">
</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Rotasi Venus lebih lambat daripada Bumi, yaitu 243 hari
sekali putar (Bumi 24 jam). Revolusinya =224 hari. Jadi sat hari di Venus lebih
lama daripada satu tahunnya. Perputaran pada porosnya berlainan dengan planet
lainnya. Matahari bagi Venus selalu muncul 117 hari dan tenggelam di timur.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-pagination: none; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">c). </span></b><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Bumi (tempat
tinggal yang indah)<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Bumi adalah satu-satunya planet yang bisa didiami oleh
makhluk hidup.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">- Garis tengahnya
: 12.700 km.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">- Massanya : 5.850 juta juta juta ton.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">- Jarak dari Matahari : 149 juta km.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Sekali putar pada porosnya, Bumi memerlukan waktu selama
24 jam, dan sekali beredar terhadap Matahari memerlukan waktu 365 ¼ hari.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-pagination: none; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">d). </span></b><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Mars (Si muka
merah)<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Menurut pengamatan, baik dengan teropong maupun tidak
dapat disimpulakan bahwa Mars memiliki warna merah. Atmosfernya berdebu,
sebagian besar terdiri dari Karbondioksida, oksigen dan Nitrogen.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Besar planet ini hanya sekitar setengah kali Bumi, dengan
garis tengah 6,720 km dengan massanya 630 juta juta juta ton. Jaraknya dari
Matahari 226.400.000 km (satu setenah kali jarak Bumi dengan Matahari). Sekali
putar pada porosnya Mars memerlukan waktu 24,6 jam, sedangkan untuk sekali
mengelilingi Matahari lamanya 1,9 tahun.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-pagination: none; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">e). </span></b><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Yupiter (Si
tubuh raksasa)<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Permukaan Yupier terentuk dari gas, sehingga dia
merupakan bola gas dan permukaannya tidak terlalu padat. Semakin ke dalam
keadaannya semakin padat. Bagian dekat pusatnya sangat padat dan bersusu
tinggi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Yupiter adalah bagian Tata Surya yang paling besar,
sehingga dapat menelan sekiar 1.300 buah Bumi. Perputaran sumbu Yupitar sanagt
cepat, yakni kurang dari 10 jam, sehingga mengakibatkan :<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l2 level1 lfo2; mso-pagination: none; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">-<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Sehari di Yupiter sama dengan 10 jam di Bumi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l2 level1 lfo2; mso-pagination: none; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">-<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Seperti di Bumi panjang hari di Yupiter tidak sama.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Di bagian katulistiwa hari paling pendek dan di bagian
kutub 5 menit lebih panjang. Tahun di Yupiter sangat panjang. Lintasannya
berbentuk lingkaran besar, dari Matahari berjarak 778 juta km. Untuk sekali
mengelilingi Matahari memerlukan waktu 12 tahun.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Yang menkjubkan dari permukann Yupiter ialah adanya
sebuah “bintik merah besar” yang pertama kali ditemukan oleh Geovani Dominico
pada sekitar 200 tahun yang lalu. Bintik tersebut merupakan sebuah pusaran
angin yang sangat besar. Panjangnya selalu berubah-ubah, antara 14.000 sampai
40.000 km, lebarnya sekitar 13.000 km. Disebelah bawah bintik mrah tampak 3
pusaran alam yang berbentuk lonjong dan berwarna putih. Mungkin semua itu hasil
pancaran panas dari tubuh Yupiter.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Yupiter mempunya ukuran yang luar biasa, volumenya 1000
kali volume Bumi. Massanya lebih dari 2 kali gabungan 8 planet lainnya. Garis tengah
katulistiwa Yupiter 143.200 km. Jarak dari Matahari 782 juta km. Dari
pengamatan Voyager I dan dan II milik AS tanggal 20 Agustus 1977, diketahui
Yupiter memiliki 17 buah satelit, 2 diantaranya lebih besar dari Bumi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-pagination: none; text-align: justify; text-indent: 14.2pt;">
<b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">f). </span></b><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Saturnus (Si
penari Hulahop)<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Saturnus merupakan planet yang tediri dari bola gas
raksasa. Permukaannya lunak dan tipis. Saturnus memancarkan panas lebih besar
dari yang diserap Mtahari yakni 2 kali lipat. Hal ini menunjukkan adanya proses
pendinginan semenjak terbentuknya sekitar 4.600.000.000 tahun yang lalu.
Atmosfernya mengandung hidrogen, helium, metana, etana dan sedikit amoniak.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Diameternya 120.160 km. Merupakan planet raksasa arena
hampir sebesar Yupiter. Rotasinya 10 jam 14 menit. Revolusinya 29,5 tahun.
Jaraknya dari Matahari 1.417.000.000 km.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Penerbangan lintas Voyager I (November) mengungkapkan
bahwa Saturnus memiliki rausan lapis cincin dan dikitari oleh sejumlah satelit
alam yang berjumlah 22 buah.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Tata
cincin Saturnus<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Tata
cincin Saturnus terdiri dari 3 sabuk lebar berupa bongkah besar berlapis es.
Lebar ketiga sabuk itu antara 16.000 sampai 25.000 km. Jika diamati dari
keudukan Bumi yang berubah-ubah, kemiringan Saturnus nampak berubah-ubah
dariwaktu ke waktu di sepanjang orbitnya di sekeliling Matahari yang memakan
waktu 29,5 tahun.<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 41.25pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l1 level1 lfo3; mso-pagination: none; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Wingdings; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: Wingdings; mso-fareast-font-family: Wingdings;">Ø<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Pada tahun 1966, dari Bumu serbuk Saturnus hampir terlihat tepat dari
samping, dannampak sebagai satu jalur gelap melintasi pusat planet tersebut.<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 41.25pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l1 level1 lfo3; mso-pagination: none; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Wingdings; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: Wingdings; mso-fareast-font-family: Wingdings;">Ø<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Tahun 1973, dari Bumi tubuh Saturnus nampak cukup miring, dan menunjukkan
bentangan cincin serta sela-sela yang menggalur diantaranya.<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 41.25pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-list: l1 level1 lfo3; mso-pagination: none; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: Wingdings; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN; mso-bidi-font-family: Wingdings; mso-fareast-font-family: Wingdings;">Ø<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Tahun 1981 dari Bumi cincinnya nampak lagi dari samping.
Bentangan-bentangan cincin tersebut sedikit nampak pada lambung Saturnus<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 41.25pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-pagination: none; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-pagination: none; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">g). </span></b><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Uranus (Si
petualang misterius)<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Uranus ditemukan oleh Sir William Herschel (1891). Uanus
kaya dengan insur ringan terutama dengan hidrogen dan helium, tetapi lebih
padat daripadaYupiter dan saturnus. Satelitnya ada 5 buah yakni : Miranda,
ariel, Umbriel, Titania, dan Oberon.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Perputaran pada sumbunya sangat cepat yakni10,8 jam dalam
seklai putar. Keunikan dari Uranus ialah mempunyai kedudukan sumbu miring,
sehingga sekitar 40 tahun sekali bagian kutubnya selalu tepat menghadap ke
Matahari. Arah rotasi Uranus seperti Venus yakni rektograd (timur-barat). Waktu
revolusinya kurang lebih 84 tahun. Idang lintasan satelit-satelitnya memotong
bidang lintasan hampir tegak lurus.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Uranus seperti halnya Yupiter, rupanya juga memiliki
gelang. Gelang Uranus ini menurut hasil analisis seorang astronom Stan Dermott
dari Univeritas Cornell. Uranus lebih kecil dari Saturnus. Diameternya 46.880
km dan jaraknya dari Matahari 782 juta km.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-pagination: none; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">h). </span></b><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Neptunus (Si
pembuat ulah)<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Neptunus disebut sebagai kembarannya Uranus karena
keadaannya seperti Uranus yakni lebih padat dari Yupiter dan Saturnus. Baik
Uranus maupun Neptunus mempunyai kandungan hidrogen dan helium yang kurang
dibandingkan dengan Yupiter dan Saturnus.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Ditemukan pertama kali oleh John Adam pada tahun 1846
dari Inggris berdasarkan perhitungan di atas kertas 9terbengkalai karena
astronom Royal bernama Airy kurang tertarik), Le Verrier, seorang astronom
Prancis menemukan dengan menggunakan teropong. Neptunus memiliki 2 satelit
yakni Triton yang lebih besar daripada Bulan. Menurut astronom Dr. Thomas Mc
Cord, Triton sekitar 10-100 juta tahun lagi akan jatuh dan masuk ke dalam
atmosfer Neptunus. Selain Triton Neptunus juga memiliki satelit yang sangat
kecil yaitu Nerid.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Sekali
berputar pada porosnya Neptunus memerlukan waktu selama 16 jam. Sedangkan gerak
edar N</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">e</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">ptunus
terhadap Matahari menghabiskan waktu 165 tahun. Diameternya 50.000 km dengan
jarak dari Matahari 4.468.800.000 km.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-pagination: none; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">i). </span></b><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Pluto (Si anak
kecil yang gemar berdingin-dingin)<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Pluto di duga keadaannya sangat padat dan sangat dingin
sebab jaraknya sangat jauh dari Matahari. Pluto bersinar sangat lemah sehingga
tidak mungkin tampak tanpa menggunakan teropong yang kuat. Intasan Pluto tidak
jauh dari Neptunus, dalam lintasan yang agak miring, maka tidak ada kemungkinan
untuk menubruk Neptunus.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Ukuran Pluto diduga lebih kecil dari ukuran Bumi bergaris
tengah sekitar 5.900 km. Perputaran pada sumbunya memakan waktu ,4 hari Bumi,
jadi sangat lambat. Untuk memutari Matahari dalam satu kelilingnya, Pluto
memerlukan waktu 248 tahun. Jaraknya dari Matahari sekitar 5.865.600.000 km.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">
</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Pluto ditemukan oleh Clyde W Tombaugh (1930), astronom
bangsa Amerika. Pluto memiliki sebuah satelit “ Charon”, ditemukan oleh James
Christy (1978) yang mengorbit Pluto pada jarak 17.000 km.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Pada tanggal 24 Agustus 2006 IAU ( International
Astronomical Union = Kesatuan Astronom Internasional) menggelar pertemuan di
Praha, Republik Ceko untuk membahas status Pluto yang masih dipertanyakan.
Hasil dari pertemuan tersebut Iau memutuskan untuk mencoret Pluto dari jajaran
Tata Surya dengan alasan lintasan orbit Pluto menjauh dari Matahari dan mendekati
bintang lain.</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">3)<i>. </i></span><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Komet (Si penjaga keluarga)</span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 21.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Komet sejenis dengan planet, karena tanpa ada sinar dari
Matahari dia tidak akan kelihatan. Komet sebagai benda langit yang tidak padat
terbentuk dari pecahan-pecahan bahan yang sangat kecil bercampur dengan gas
tipis. Gas itu sangat tipis, sehingga sebuah komet hanya memiliki daya gravitasi
yang sangat lemah. Bila sebuah komet lewat ke dekat sebuah planet, maka planet
tersebut akan menriknya keluar dari garis lintangnya tetapi komet sendiri tidak
akan menggerakkan planet itu, sekalipun ukuran komet yang paling besar.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 21.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Bentuk lintasan Komet berupa elips (lonjong) smpai
parabola-hiperparabola dengan Matahari disalah satu titik apinya. Kala edaran
berkisar antara beberapa tahun sampai jutaan tahun. Apabila berkelanajauh dari
Matahari komet itu tidak berekor. Tetapi pada waktu endekati Matahari sebagian
gas bekunya terkena panas Matahari dan memuai menjadi bola besar menyala dengan
ekor jutaan km. Ekor yang terdorong tanaga Matahari itu selalu menjauhi
Matahari ke arah angkasa. Komet diberi nama sesuai dengan nama penemunya. Komet
yang muncul dalam periode tertentu disebut komet periodik (komet berkala).<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-pagination: none; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">a). </span></b><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Komet Halley<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Penemunya adalah seorang astronom yang bernama Edmund
Halley, tahun 1066. Pemunculan tanggal 13 Mei 1910 dengan ekornya 18 juta km,
melintasi antara Bumi dan Venus. Bumi menerobos ekornya tanpa menderita
bencana. Seanjutnya komet Halley muncul setiap 76 tahun sekali. Pemunculan
terbaru antara bulan Maret sampai Mei 1986. Ini berarti komet Halley akan
muncul lagi pada tahun 2062 yang akan datang.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-pagination: none; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">b). K</span></b><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">omet Kohoutek<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 32.2pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Ditemukan oleh Dr. Lubos Kohoitek pada tanggal 7 Maret
1973.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-pagination: none; text-align: justify;">
<b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> c). </span></b><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Kome</span></b><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">t</span></b><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"> Biela<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Ditemukan oleh wihelm von Biela dari Austria tahun 1826.</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">4). </span></i><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Meteor atau
Bintang Beralih ( Si tahi bintang )</span></i><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 21.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Meteor adalah objek langit yang muncul dengan tiba-tiba
sebgai bintang yang brgerak cepat dan segera padam. Objek langit itu berupa
benda-benda gelap yang tak terkira jumlahnya dan melayang-layang kian kemari di
angkasa akiba gaya tarik Bumi dan planet-planet lainnya. Garis tengah objek
kecil itu 0,2-0,5 mm, maka disebut debu, pasir atau kersik langit. Jika objek
langit tersebut masuk ke dalam atmosfer Bumi maka akan terjadi pergeseran yang
sangat cepat. Umumnya telah habis di udara atau hancur sebelum mencapai Bumi,
akibat panas yang timbul arena pergeserannya dengan atmosfer.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 21.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Ndaru (bola api) merupakan meteor yang besar. Pada
umumnya sebelum jatuh ke abumi telah meletus dan pecah-pecah. Meteor yang jatuh
di Bumi memiliki ukuran bermacam-macam, yakni dari 1-5 kg, besar 5-10 m<sup>3</sup>,
berat 25-60 ton.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Contoh :<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Meteor raksasa yang jatuh di Siberia (30 juni 1908)
mengakibatkan pohon tumbang seperti rentetan domino sampai sejauh 50 km dari
pusat ledakan. Orang rebah ke tanah, kaca jendela terlempar sejauh 160 km. Pada
jarak 600 km dari jatuhnya meteor, rel kereta api “trans Siberia” melengkung.
Di Wladivostock seberat 1000 ton pada 12 September 1908.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18.0pt; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Kawah Meteor Wolf, di Australia ditemukan dari udara pada
tahun 1947. Paling sedikit 14 buah kawah, atau astrobleme (“luka bintang”)
seperti itu telah ditemukan di permukaan Bumi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Pada waktu-waktu tertentu dalam satu tahun jumlah ini
istimewa banyaknya sehingga disebut hujan meteorid. Geronbolan bintang jatuh
ini seolah-olah datang dari satu arah dari langit dan diberi nama menurut rasi
bintang yang terdapat di daerah titk itu. Misalnya hujan meteorid Perseid dari
rasi perseus (10 s/d 13 Agustus), hujan Lenoid dari rasi Leo tampak 14 s/d 16
November. Ternyata kebanyakan hujan bintang (meteor) ini berasal dari sisa
komet yang telah hancur.</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<br /></div>
Sejarah semestahttp://www.blogger.com/profile/01637746591080860325noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4128188637602126392.post-5793137410953525462012-12-28T05:08:00.002-08:002012-12-28T05:08:58.877-08:00Kosmografi<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhaarKCyIVxIw4vS4gL9LmwQI2_QvUdZZU7TDNieibF5o-rVd2BnHIp_bKTCtGnC7IdYj43CjgTXqGsG3xVid_iLIVT1m7MCDw9cMKalSaxqPAVcMbhTDZeB3NRBDNcTeIBMn8lvxVxM50/s1600/kosmo.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhaarKCyIVxIw4vS4gL9LmwQI2_QvUdZZU7TDNieibF5o-rVd2BnHIp_bKTCtGnC7IdYj43CjgTXqGsG3xVid_iLIVT1m7MCDw9cMKalSaxqPAVcMbhTDZeB3NRBDNcTeIBMn8lvxVxM50/s320/kosmo.jpg" width="320" /></a></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 10.0pt; text-align: justify;">
<b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Pengertian dan
Batasan Kosmografi<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 10.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Pengetahuan tentang letak,
pergerakan dan sifat-sifat matahari, bulan, bintang, planet dan sebagainya
disebut <b>Astronomi </b>(aster=bintang). Sedangkan
peramalan nasib peruntungan manusia, sesuatu bangsa atau negara dan sebagainya
dengan memperhatikan letak benda-benda langit itu (pada hakikatnya adalah
tahayul), dinamai <b>Astrologi</b>. Ajaran
mengenai asal mula terjadinya seluruh benda-benda langit ataupun alam semesta
yang umumnya berhubungan rapat dengan filsafat, kepercayaan (agama) dinamai <b>Kosmogoni</b>. Semua yang diatas itu
termasuk wilayah <b>Ilmu Falak</b> atau
yang disebut juga <b>Kosmografi</b>
(kosmos=alam semesta; graphein=menulis), karena nama istilah inilah yang biasa
diberikan untuk ikhtisar umum Astronomi. Boleh juga kita sebut <b>Ilmu Bumi Pasti</b>. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 10.0pt; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Diantara para ahli Astronomi yang
termashur, patut kita ketahui :<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 10.0pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">a. <b>Ptolomeus,</b>
(ab. 2 ses. M) sarjana Mesir di Iskandariah juga berpendapat bahwa bumi ini
adalah tinggal diam, sedang seluruh benda-benda langit beredar mengelilinginya
(susunan <b>geosentris</b>=berpusatkan
bumi).<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 10.0pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">b. <b>Kopernikus</b>
(1473-1543) sarjana Jerman, ahli Astronomi yang terulung yang digelari orang
bapak Astronomi mutakhir (modern), yang menentang teori Ptolomeus. Kopernikus
mengatakan bahwa bumi adalah salah satu planet juga yang bersama-sama dengan planet lainnya
mengedari matahari (susunan <b>heliosentris</b>=berpusatkan
matahari). <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 10.0pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">c<b>. Galilei</b> (1564-1642) seorang sarjana
Italia. Teori Kupernikus dikembangkannya hingga mendapat tentangan hebat dari
gereja. Mereka khawatir jangan-jangan pendapat baru ini merusak kepercayaan
agama. </span><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">“</span></b><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Eppursi
muove”</span></b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> (tetapi dia (dibumi) bergerak juga),
ini merupakan suatu semboyan yang semestinya diucapkan Galilei , ketika ia
dipaksa membatalkan Teori Kupernikus..<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-top: 10.0pt; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">d<b>. Kapler</b>
(1551-1630) sarjana Jerman dam <b>Newton </b>(1643-1727)
sarjana Inggris yang besar juga jasanya di lapangan Astronomi. <o:p></o:p></span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<b><span lang="EN-US">Kosmografi</span></b><span lang="EN-US"> adalah ilmu pengetahuan yang menguraikan dan memberikan gambaran
alam semesta serta menjelaskan fenomena dan hukum-hukum yang terjadi di alam
semesta. Kosmografi memiliki persamaan dengan cabang-cabang lain dari geografi
seperti kosmologi dan astronomi, yaitu dalam objek kajiannya yang sama-sama
mempelajari tentang alam semesta. Perbedaannya terletak pada spesifikasi materi
pembelajaran dalam kosmologi yang mempelajari struktur dan sejarah alam semesta
yang berukuran besar. Sedangkan astronomi mempelajari berbagai sisi dari
benda-benda langit seperti asal-usul, sifat fisik atau kimia, meteorologi dan
gerak serta pengetahuan mengenai benda-benda alam semesta yang menjelaskan
pembentukan dan perkembangan alam semesta.</span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<br /></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span lang="EN-US"> <b>Tata surya</b>
merupakan salah satu objek kajian dalam <b>kosmografi</b>. Tata surya itu
sendiri adalah susunan dari sekelompok benda-benda angkasa yang terdiri dari
matahari sebagai pusat sistem tata surya atau yang disebut juga solar system,
planet-planet, satelit pengedar planet, komet, asteroid, atau planetoid, meteor
dan benda angkasa lainnya sebagai keluarga matahari. Bentuk orbit baik planet (
terhadap matahari ) maupun satelit ( terhadap planet ) adalah elips. Luas pada sistem tata surya kita sekitar
109.554.026.430 milyar km2. </span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<b><span lang="EN-US">2.2 Jagad Raya<o:p></o:p></span></b></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<b><span lang="EN-US">2.2.1
Susunan Jagad Raya<o:p></o:p></span></b></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<b><span lang="EN-US"> </span></b><span lang="EN-US">Jagad raya ( alam semesta =
universum ) adalah ruang angkasa dengan segala zat serta energy yang ada di
dalamnya. Jagat raya terdiri dari galaksi-galaksi.</span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span lang="EN-US"> Sudah sejak zaman
purbakala manusia berusaha mengetahui tentang jagad raya besrta isinya, sifat
benda-benda langit termasuk bagaimana bentuk, ukuran, dan jarak antara
benda-benda langit penghuni bola langit yang maha luas ini.</span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<b><span lang="EN-US">1.</span></b><span lang="EN-US"> <b>Anggapan Egosentris ( ego =
saya )<o:p></o:p></b></span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span lang="EN-US"> Orang-orang zaman
dahulu ( termasuk orang-orang primitif)
menganggap bahwa dirinya ( egonya ) merupak</span>an<span lang="EN-US"> pusat alam semesta. Hal
ini berdasarkan pengamatan sehari-hari terhadap benda-benda langit di
sekitarnya. Bila ia sedang berdiri di tengah lapangan yang luas, seolah-olah ia
sedang berada di pusat bola langit. Karena keterbatasan jarak pandang, maka
semua </span>b<span lang="EN-US">enda
langit diproyeksikan pada lengkung langit. Matahari, bulan, dan bintang-bintang
semuanya kelihatan menempel di lengkung langit. Benda-benda langit ini beredar
mengelilinginya.</span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span lang="EN-US">2<b>. Anggapan Geosentris ( geo
= bumi )<o:p></o:p></b></span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span lang="EN-US"> Makin maju cara
berfikir mereka, anggapan geosentris itu ternyata tidak benar. Bukan peninjau
sebagai pusat alam semesta, tetapi bumi (geo) tempat mereka berdiri itulah
pusatnya.</span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span lang="EN-US">Demikian pendapat Claudius Ptolomeus, ahli astronomi Mesir 2 abad
SM, sehingga anggapan ini dikenal sebagai sistem Ptolomeus. Anggapan ini hanya
bertahan sampai abad 16 ( abad pertengahan )</span><o:p></o:p></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span lang="EN-US">.</span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span lang="EN-US">3. <b>Anggapan Heliosentris (
helios = matahari )<o:p></o:p></b></span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span lang="EN-US"> Sebetulnya
ahli-ahli astronomi Arab, seperti Muhammad Battani atau orang Barat menyebutnya
Albategnius, dan Ibnu Yunus menjelang tahun 1.000 telah mengadakan observasi
yang teliti dan tepat terhadap planet-planet, meramalkan terjadinya gerhana,
dan menghitung pergeseran matahari, sejalan dengan pengembangan agama Islam ke
Timur dan Barat. Namun pendapat mereka tidak dibukukan dan disebar luaskan,
sehingga tidak dikenal orang.</span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span lang="EN-US"> Baru kemudian
seorang ahli astronomi berkebangsaan Polandia, <b>Nicholas Copernicus </b>dalam bukunya <i>“De Revolutionibus Orbium Coelestium”</i>( Perputaran Bola Langit )
yang terbit tahun 1543 mengemukakan pendapat tentang heliosentris. Dikatakannya
bahwa mataharilah yang merupakan pusat alam semesta. Bumi, planet, dan
bintang-bintang beredar mengelilingi matahari. Namun pendapat inipun ternyata
tidak benar, setelah para ahli menemukan teropong untuk dapat melihat bintang
atau matahari-matahari lain di luar matahari kita. Dengan adanya perkembangan
iptek yang demikian pesatnya maka para ahli astronomi di zaman modern ini dapat
mengetahui lebih jauh dari pada pendapat para ahli astronomi sebelumnya.</span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span lang="EN-US"> Dengan alat-alat
astronomi yang sudah modern , para ahli astronomi telah mampu menetapkan
beberapa sifat benda langit, seperti jaraknya, suhunya, besarnya, pergerakannya
dan sebagainya. Sehingga dengan demikian diketahui bahwa matahari bukanlah
pusat alam semesta. Ia hanyalah sebuah bintang biasa yang dikelilingi oleh
beberapa planet sebagai anggotanya, membentuk suatu susunan yang dinamakan <i>“ Tata Surya “. </i>Begitu pula dengan
bintang-bintang yang lain. Beberapa bintang yang berdekatan membentuk gugusan
bintang yang disebut rasi bintang.</span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span lang="EN-US"> Menurut ahli
astronomi bangsa Yunani</span><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US">bentuk rasi bintang tersebut menyerupai binatang, sehingga diberi
nama sesuai dengan nama-nama bianatang. Kita mengenal 12 rasi bintang utama di
sekitar ekliptika. Matahari dan bintang-bintang lainnya berkumpul membentuk
suatu susunan yang disebut galaksi atau pulau perbintangan. Galaksi di mana
matahari berada disebut Bima Sakti atau The Wikly Way ( Galaksi Kabut Susu ).
Bentuknya seperti cakram atau kue serabi raksasa, karena diameternya mencapai
100.000 tahun cahaya, dan tebal di pusat 30.000 tahun cahaya.</span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span lang="EN-US"> Galaksi kita
beranggotakan lebih dari 100 milyar bintang, dan matahari adalah salah satu
diantaranya. Matahari kita bukanlah bintang yang istimewa, bahkan ia temasuk
bintang kerdil kuning. Namun yang ini pun termasuk raksasa karena ia mempunyai
massa 333.000 kali massa bumi kita, dan suhu di permukaannya mencapai 6.000˚C. Jadi dapat kta bayangkan
bagaimana dengan bintang raksasa yang besarnya ratusan kali matahari kita.</span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span lang="EN-US"> Bagaimana dengan
jarak bintang yang satu dengan yang lain ? Mengingat massanya yang besar,
tentunya gravitasinya besar pula. Lagi pula
bintang-bintang ini berlari mengelilingi pusat galaksi dalam 200 juta
tahun dengan kecepatan rata-rata 28 km/detik. Ternyata jarak antara matahari
kita dengan bintang terdekat, yaitu Alpha Centaury adalah 4,3 tahun cahaya.
Suatu jarak yang cukup jauh. Jarak ini kalau kita tempuh dengan Apollo yang
kecepatannya 30.000km/jam memerlukan waktu 160.000 tahun. </span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span lang="EN-US"> Kesimpulan kita
sekarang ialah begitu luas ruang yang ditempati oleh galaksi kita Bima Sakti
yang ukuran besarnya juga termasuk biasa. Jarak antara satu galaksi dengan
galaksi lainnya rata-rata 100.000 tahun cahaya. Padahal jagad raya ini terdapat
ribuan bahkan mungkin jutaan galaksi.</span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span lang="EN-US"> </span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<b><span lang="EN-US">2.2.2
Jagad Raya Mengembang<o:p></o:p></span></b></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<b><span lang="EN-US"> </span></b><span lang="EN-US">Betulkah galaksi Bima Sakti
merupakan pusat dari pada galaksi , atau menjadi pusat alam semesta ? Sepintas
lalu kita merasa bahwa kita merupakan pusat dari semua galaksi. Semua galaksi
yang ada di alam semesta menjauhi kita dengan kecepatan yang berbeda-beda.
Semakin jauh letaknya dari galaksi kita semakin cepat ia menjauh. Sebagaimana
contoh Galaksi Virgo yang jauhnya 50 juta tahun cahaya dari kita galaksi Bima
Sakti yang menjauhi kita dengan kecepatan 1.250 km/detik. Sedangkan Galaksi
Ursa Mayor yang jauh 650 juta tahun cahaya dari galaksi kita menjauhi kita
dengan kecepatan 15.088 km/detik. Begitu pula Galaksi Corona Borealis yang
berada pada jarak 940 juta tahun cahaya menjauhi kita dengan kecepatan 21.250
km/detik.</span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span lang="EN-US"> Berdasarkan asas
realitifitas Einstein, yaitu bahwa setiap benda saling menjauhi dengan
kecepatan yang sama, maka akhirnya kita akan menyadari bahwa tidak mungkin
galaksi kita menjadi pusat alam semesta.</span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span lang="EN-US"> Misalkan galaksi B
adalah Bima Sakti, sebagai pusatnya, maka galaksi A menjauh dengan kecepatan
10.000 km/detik dan galaksi C juga menjauhi B dalam arah yang berlawanan dengan
kecepatan 10.000 km/detik. Jadi galaksi A dan C saling menjauh dengan kecepatan
20.000 km/detik.</span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span lang="EN-US"> Kesimpulannya
ialah, <i>kita tidak dapat memastikan
galaksi mana sebenarnya yang tetap diam yang menjadi pusatnya. Yang lebih cepat
ialah tidak ada di antara galaksi itu yang menjadi pusatnya. Semuanya saling
menjauh sehingga jarak antara galaksi-galaksi semakin renggang.</i> </span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span lang="EN-US"> Berdasarkan
kenyataan di atas lahirlah teori yang disebut “ ledakan besar ” atau “ the big
bang theory “. Pusat ledakan adalah pusat galaksi, tetapi tidak diketahui entah
dimana. Semua jauh dari pusat ledakan semakin tinggi kecepatan.</span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span lang="EN-US">Teori ini masih belum bisa diterima sepenuhnya, tetapi para ahli
belum dapat membuat argumentasi secara tepat untuk menyangkalnya. Demikian maka
timbullah teori kedua yang disebut “ teori tentang pembentukan galaksi “.
Berdasarkan teori ini dikatakan bahwa galaksi-galaksi yang semakin renggang.
Pertambahan ini berjalan terus sesuai dengan perkembangan alam semesta. Teori
ini pun juga tidak dapat diterima sepenuhnya tetapijuga tidak bisa dibantah
seperti halnya teori big bang.</span></div>
<div style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
<span lang="EN-US"> Oleh sebab itu
lahirlah teori baru yang disebut “ teori memampat dan mengembang “ atau
berdenyut (osilasi). Dikatakannya pada mulanya alam semesta terus mengembang
sesuai dengan teori ledakan besar sampai jangka waktu tertentu (beribu atau
berjuta tahun). Kemudian setelah itu alam semesta memampat kembali sampai
sedemikian kecilnya dan kemudian kembali mengembang. Demikian hal ini terjadi
silih berganti dan terus menerus.</span></div>
Sejarah semestahttp://www.blogger.com/profile/01637746591080860325noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4128188637602126392.post-87273629415984491182012-12-28T02:57:00.000-08:002012-12-28T02:57:11.543-08:00Kerajaan Singasari<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: left;">
<b style="line-height: 200%;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Singasari 2</span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: left;">
<b style="line-height: 200%;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">RAJA-RAJA
SINGASARI</span></b></div>
<div class="MsoListParagraph" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<!--[if !supportLists]--><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">A.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;">
</span></span></b><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Ken Angrok : Cikal bakal Wangsa Rajasa<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Pada
masa akhir kerajaan Kadiri daerah Tumapel yang teretak di sebelah Timur gunung
Kawi, merupakan sebuah daerah yang dikepalai oleh seorang Akuwu bernama Tunggul
Ametung. Daerah Tumapel ini termasuk ke dalam wilayah kekusaan Kertajaya
(Dandang Gendis) dari Daha (Kadiri). Berapa lama Tunggul Ametung menjadi Akuwu
di Tumapel tidak kita ketahui dengan pasti. Kedudukannya sebagai akuwu Tumapel
kemuadian berakhir setelah ia dibunuh oleh Ken Angrok. Sepeninggal Tunggul
Ametung, Ken Angroklah yang menjadi penguasa baru di Tumapel<sup>.</sup><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Kemunculan
tokoh Ken Angrok ini kemudian menandai kemunculan satu wangsa baru yaitu wangsa
Rajasa (Rajasawangsa) atau wangsa Girindra (Girindrawangsa). Wangsa inilah yang
berkuasa di Singasari dan Majapahit. Akan tetapi asal-usul Ken Angrok tidak
jelas diketahui Satu-satunya sumber yang memberikan uraian panjang asal-usul dan masa muda Ken
Angrok ialah kitab Pararaton dan Katuturanira Ken Angrok.kitab tersebut ditulis pada akhir abad ke XV dalam bentuk prosa
(gancaran). <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<v:rect id="_x0000_s1026" stroked="f" style="height: 37.75pt; left: 0; margin-left: 221.9pt; margin-top: 270.2pt; position: absolute; text-align: left; text-indent: 0; width: 47.2pt; z-index: 251663360;">
<v:textbox>
<!--[if !mso]-->
<table cellpadding="0" cellspacing="0" style="width: 100%px;">
<tbody>
<tr>
<td><!--[endif]-->
<div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">18<o:p></o:p></span></div>
</div>
<!--[if !mso]--></td>
</tr>
</tbody></table>
<!--[endif]--></v:textbox>
</v:rect><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Menurut kitab Pararaton Ken Angrok adalah penjelmaan kembali
seseorang yang pada waktu hidupnya di dunia merupakan seorang yang bertingkah
lku tidak baik, tetapi karena ia sanggup dijadikan korban untuk dewa penjaga
pintu, maka ia dapat kembali ke Wisnubhawana. Ken Angrok dilahirkan di desa
Pangkur, di sebelah Timur Gunung Kawi. Ibunya bernama Ken Endok, istri seorang
petani bernama Gajah Para. Pada waktu Ken Endok hendak mengantarkan makanan
untuk suaminya yang sedang bekerja di sawah, ia ditemui oleh dewa Brahma di
Tegal Lalateng, sehingga akhirnya Ken Endok mengandung. Dewa Brahma kemudian
berpesan padanya agar ia tidak lagi berhubungan dengan suaminya dan bayi yang
dikandungnya itu kelak akan menjadi raja di Pulau Jawa, benama Ken Angrok.
Belum lima hari sejak peristiwa tersebut suaminya meninggal. Setelah tiba
saatnya maka lahirlah bayi Ken Angrok, dan kemudian dibuang oleh ibunya
disebuah kuburan. Bayi Ken Angrok yang dibuang itu mempunyai keistimewaan
memancarkan sinar. Secara kebetulan pada malam harinya datanglah ke tempat
tersebut seorang pencuri bernama Lambong. Terlihat olehnya sesuatu yang
memancarkan sinar, lalu didekatinya dan tampaklah olehnya seorang bayi
laki-laki yang sedang menangis. Dibawanya bayi itu ke rumahnya dan dijadikan
anak angkat. Selanjutya kitab Pararaton menguraikan kisah kenakalan-kenakalan
Ken Angrok ketika masih muda.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Pada
masa pemerintahan Kertajaya telah terjadi pemberontakan. Hal ini terjadi karena
sikap dari Kertajaya yang menuntut penghormatan yang berlebihan dari kaum Barahmana.
Kaum Brahmana ini tidak setuju lalu meninggalkan Kediri dan pergi ke Tumapel. Keadaan
di Tumapel tidak stabil. Ken Angrok mengadakan pemberontakan di Ganter pada
tahun 1222. Sebagai akibatnya lenyaplah Kerajaan Kediri dan muncullah kerajaan
baru yaitu Singasari.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Sejarah
Kerajaan Singasari berlangsung dari tahun 1222 sampai dengan 1292 atau selama
70 tahun. Meskipun usianya tidak sampai satu abad, Singasari dicatat sebagai
kerajaan besar. Singasari merupakan kerajaan-antara. Artinya sebelum Singasari
ada kerajaan Kediri. Sesudah Singasari lahir kerajaan Majapahit. Jadi kerajaan
Singasari merupakan mata rantai antara kerajaan Kediri dengan kerajaan
Majapahit.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Hanya
saja dinasti atau keluarga-raja, raja-raja Singasari tidak berasal dari Kediri.
Dinasti Singasari justru menjadi asal raja-raja Majapahit. Nama dinasti itu
adalah dinasti Girindra arinya raja Gunung !. oleh sebab itu raja-raja
Majapahit menghitung leluhurnya dari Sngasari.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Kebesaran
Singasari terletak pada cita-cita politik yang sebagian besar berhasil
dilaksanakan. Cit-cita ini ialah politik
persatuan Nusantara!. Cita-cita tersebut dteruskan bahkan lalu dikembang
luaskan pada masa kerajaan Majapahit. Adapun raja yang mendukung cita-cita ini
ialah Kertanegara sendiri.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Sejak
berdiri tahun 1222 sampai runtuhnya tahun 1292, kerajaan Singasari hanya
diperintah oleh 5 raja. Berturut-turut dari raja yang pertama sampai dengan
raja yang kelima ialah :<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l2 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">1.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Sri
Ranggah Rajasa atau Ken angrok (1222-1227)<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l2 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">2.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Anusapati
( 1227-1248)<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l2 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">3.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Tohjaya
(1248)<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l2 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">4.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Sri Jasa
Wisnuwardana (1248-1268)<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l2 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">5.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Kertanagara
(1254/1268-1292)<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Masing-masing
raja memiliki riwayat atau sejarah sendiri-sendiri yang menarik. Akan tetapi
yang paling terkemuka diantara kelimanya hanya dua orang. Keduanya ialah raja
yang pertama : Rajasa (Ken Angrok), dan raja yang kelima : kertanagara.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Rajasa
adalah pendiri kerajaan Singasari. Ia pendiri dinasti Girindra (raja Gunung).
Sedangkan Kertanagara adalah raja yang membawa Singasari ke puncak kejayaannya.
Ia menurunkan raja-raja Majapahit.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraph" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<!--[if !supportLists]--><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">B.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;">
</span></span></b><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Anusapati dan Tohjaya<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Dari
kitab Pararaton kita mengetahui bahwa Anusapati bukanlah anak Ken Dedes dan Ken
Angrok, melainkan anak Ken Dedes dari Tunggul Ametung. Pada waktu Ken Dedes
diperistri oleh Ken Angrok, ia sedang hamil 3 bulan. Sesudah dewasa Anusapati
mengetahui dari ibunya bahwa Ken Angrok bukanlah ayahnya. Ayahnya yang
sebenarnya ialah akuwu Tunggul Ametung yang telah mati dibunuh Ken Angrok.
Kemudian dengan menyuruh seorang pengalasan dari Batil, ia berhasil melenyapkan
Ken Angrok.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Setelah
peristiwa meninggalnya Ken Angrok, tahta kerajaan Singasari langsung dipegang
oleh Anusapati. Dalam jangka waktu yang cukup lama itu (1227-1248 M), Anusapati
tidak melakukan pembaharuan-pembaharuan, karena ia telah larut dengan
kegemarannya sendiri yaitu menyabung ayam.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Peristiwa
kematian Ken Angrok, akhirnya terbongkar diketahui oleh putra Ken Angrok dengan
Ken Umang yang bernama Tohjaya. Ia mengetahui bahwa Anusapati memiliki hobi
meyabung ayam, oleh karena itu Anusapati diundang untuk meyabung ayam di Gedong
Jiwa (tempat kediaman Tohjaya). Saat Anusapati sedang asik melihat aduan
ayamnya, secara tiba-tiba Tohjaya mencabut keris Empu Gandring yang dibawa
Anusapati dan langsung menusukkan ke punggung Anusapati hingga ia meninggal.Anusapati
emudian didharmakan di Kidal.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Menurut
berita Pararaton, sebenarnya Panji Tohjaya tidak menggantikan Anusapati, tetapi
menggantikan adiknya yang bernama Narayya Gunging Bhaya. Tohjaya dan Gunging
Bhaya di dalam prasasti itu keduanya disebutkan sebagai paman Arayya Smining
Rat ( Wisnuwardhana). Anak tertua dari Ken Angrok dan Ken Dedes ialah Mahisa
Wonga Teleng. Berdasarkan garis keturunannya dialah yang seharusnya
menggantikan Ken Angrok menjadi raja.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Tohjaya
memerintah kerajaan hanya beberapa bulan saja (1248 M), karena putra Anusapati
yang bernama Ranggawuni mengetahui perihal kematian Anusapati. Ranggawuni yang
dibantu oleh Mahisa Campaka menuntut hak atas tahta kerajaan kepada Tohjaya.
Tetapi Tohjaya mengirim pasukannya untuk menangkap Ranggawuni dan Mahisa
Cempaka, sehingga keduanya melarikan diri sebelum pasukan Tohjaya menangkap
mereka.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Untuk
menyelidiki persembunyian Ranggawuni dan Mahisa Cempaka, Tohjaya mengirim
pasukan di bawah Lembu Ampal. Namun, Lembu Ampal akhirnya menyadari bahwa yang
berhak atas tahta kerajaan ternyata Ranggawuni dan Mahisa Cempaka, maka ia
berbalik memihak Ranggawuni dan Mahisa Cempaka. Ranggawuni yang dibantu Mahisa
Cempaka dan Lembu Ampal berhasil merebut tahta kerajaan dari tangan Tohjaya.
Selanjutnya Ranggawuni menduduki tahta kerajaan Singasari.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraph" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<!--[if !supportLists]--><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">C.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;">
</span></span></b><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Raja Wisnuwardhana<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Sepeninggal
Tohjaya, pada tahun 1248 Ranggawuni dinobatkan menjadi raja dengan gelar Sri
Jayawisnuwardhana. Dalam menjalankan pemerintahannya, ia didampingi oleh Mahisa
Campaka yang diberi kedudukan sebagai ratu angabhaya dengan nama gelar
Narasingamurti. Kedua orang itu memerinta bersama seperti Madhawa (Wisnu) dan
Indra, atau seperti dua ekor ular dalam satu lubang.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Pemerintahan
kedua penguasa tersebut membawa keamanan dan kesejahteraan. Pada tahun 1254 M,
Wisnuwardhana mengankat putranya sebagai Yuvaraja (raja muda) dengan maksud
untuk mempersiapkan putranya yang bernama Kertanegara menjadi seorang raja
besar di Kerajaan Singasari. Setelah Wisnuwardhana meninggal duni,
tahta kerajaan Singasari beralih kepada Kertanegara.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<!--[if !supportLists]--><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">D.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;">
</span></span></b><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Raja Kertanegara (Masa Kejayaan)<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">A.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;">
</span></span></b><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">1. Kertanegara dalam Negri<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Sebelum
perhatian ditujukan keluar, Kertanegara lebih dulu memperkuat dasar-dasar
negaranya ke dalam. Tentu saja tindakan-tindakannya itu dapat dipahami, sebab
bagiamana mau keluar jika dalam negri masih semrawut.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Dalam
pemerintahan, Ketanegara dibantu oleh 3 orang Mahamentri. Pangkat-pangkat
mereka itu disebut Rakryan Hino, Rakryan Sirikan, dan Rakryan Halu. Semua
perinah raja diteruskan oleh Maha mentri tersebut kemudian diteruskan kepada 3
mentri pelaksana yaitu Rakryan Mapatih, Rakryan Demung dan Rakryan Kanuruhan. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> Dalam keagamaan, perhatian Kertanegara besar
sekali. Agam Siwa dan Budha mendapat perlakuan yang sama. Untuk kedua agama itu
ia mengangkat masing-masing penghulunya. Seorang Brahmana yang mendampingi
Kertanegara diberinya pangkat Sangkadara. Sedangkan untuk agama Budha
penghulunya diberi pangkat Darmadyaksa ring kasogatan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> Selain pembagan tugas dalam pemerintahan dan
agama, Kertangara mengadakan penggeseran-penggeseran diantara pejabat-pejabat
pemerintah yang sudah ada. Kertanegara belum puas dengan luas kerajaan yang
dierimanya dari raja-raja sebelumnya. Ia mencita-citakan perluasan wilayah
Singasari menjadi sebuah negara yang besar. Akan tetap cita-cia Keranegara itu
tidak mudah dilaksanakan, ada saja pembesar yang tidak setuju atau tidak
memahami cita-citanya itu. Oleh sebab itu Kertanegara harus mengadakan
penggeseran-penggeseran. Mencari pembantu yang bisa mengikuti jalan pikirannya.
<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> Dikalangan pejabat-pejabat negara ada yang disebut
golongan tua dan golongan muda. Golongan tua merasa sudah puas dengan segalanya
yang telah ada. Sebaliknya, golongan muda yang berpikiran lebih maju dapat
menerima kebijakan politik baru Kertanegara.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> Patih Raganata (Kebo Arema) termasuk golongan
tua. Kertanegara mengganti Raganata dengan Aragani (Kebo Tengah) sebagai patih.
Aragani dianggap mempunyai pikiran maju, Patih yang dapat mengerti Kertanegara.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> Meskipun adanya penggantian itu, Kertanegara
tidak menyingkirkan Raganata bagitu saja. Atas jasanya yang sudah-sudah
Raganata tetap diberi kedudukan sebagi Jaksa di Tumapel. Selain itu ada lagi
seorang pejabat yang dicurigai kesetiannya oleh Kertanegara. Orang itu bernama
Banyak Wide yang menjabat sebagai Kepala daerah Nangka.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> Kertanegara menganggap Banyak Wide terlalu
dekat dengan Kediri. Seperti sudah diketahui bahwa Kediri berada di bawah
Singasari. Penguasa Kediri adalah Bupati-bupati keturunan Kertajaya dahulu.
Bagi Singasari bupati-bupati tetap merupakan musuh bagi Singasari.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> Seperti halnya dengan Raganata, Banyak Wide
tidak disingkirkan begitu saja. Kertenegara masih memberikan kedudukan yang
baik, bahkan lebih tinggi dari sebelumnya. Banyak Wide diangkat sebagai bupati
di Sungenep (Sumenep), di ujung Timur Madura. Untuk jabatan itu, banyak Widw
diberi gelar Arya Wiraraja. Putra Arya Wiraraja bernama Nambi diangkat menjadi
perwira di singasari.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> Tindakan Kertanegara itu maksudnya untuk
menjauhkan Arya Wiraraja dari Kediri. Karena jarak yang jauh, Kertanegara
berharapa agar Arya Wiraraja tidak berkomplot dengan Kediri untuk melawannya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Sementara
itu ketentraman dalam negri Singasari sedikit terganggu. Pada tahun 1270
seorang perusuh bernama Cayaraja berontak. Peristiwa ini terjadi dua tahun
persis setelah Kertanegara memerintah penuh. Cayaraja akhirnya berhasil
dibinasakan. Demikianlah Kertanegara mengadakan penertiban-penertiban ubtuk
keamanan Kediri.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">D.2. Politik Luar Negri Singasari<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Setelah
ketentraman dalam negri Singasari benar-benar terjamin, baru Kertanegara
mengirimkan angkatan perangnya ke luar Negri. Pada tahun 1275 tentara Singasari
dikirim ke Melayu. Ketika itu di Nusantara masih ada kerajaan Sriwijaya, hanya
saja kekuasaannya dibagan barat sudah mulai mundur. Beberapa daerah sudah ada
yang berani melepaskan diri. Melayu, misalnya sudah mulai berdiri sendiri.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> Singasari ingin menggantikan kedudukan
Sriwijaya sebagai satu-satunya kerajaan Nusantara. Tentara Singasari dikirim ke
Melayu karena Kertanegara melihat daerah ini sebagai titik terlemah Sriwijaya.
Kertanegara ingin menjadikan Melayu sebagai tumpuan utama kekuatan Singasari.
Dengan menjadikan Melayu sebagai pangkalan, maka Singasari dapat mempercepat
runtuhnya Sriwijaya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> Pengiriman tentara Singasari ke Melayu itu
terkenal dengan nama Pamalayu. Tentara singasari yang dikirim ke Melayu itu
bertolak dengan kapal-kapal dari pelabuhan Tuban. Pelepasan tentara itu
mempunyai arti yang sangat penting bagi Singasari. Terbukti patih Aragani
memerlukan datang sendiri ke Tuban untuk mengantar tentara yang berangkat.
Ternyata tentara yang berangkat itu merupakan tentara Singasari yang terbaik.
Terbukti, nanti kemudian hari, keberangkatan mereka menyebabkan lemahnya
ibukota Singasari sendiri. Apalagi tentara ini lama bertahan di Melayu dan baru
kembali pada tahun 1293. Pada waktu itu Kertanegara sendiri sudah tidak ada
lagi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> Tentara Singasari tahun 1275 itu berhasil
menundukkan Melayu. Pada tahun 1286 Kertanegara mendirikan sebuah arca di
Darmasraya, Jambi. Arca itu adalah arca Amogapasa. Dalam agama Budha, Amogapasa
adalah seorang dyani-bodisatwa yang bertangan delapan. Ia menguasai mata angin
di Barat. Amogapasa yang didirikan atas perintah Kertanegara itu tiruan dari
Candi Jago. Seperti diketahui Candi Jago adalah makam ayah Kertanegara,
Wisnuwardana. Arca Amogapasa itu merupakan perwujudan Wisnuwardana. Jadi
Kertanegara mendirikan arca ayahnya di daerah yang tunduk kepada Singasari.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> Arca Amogapasa yang didirikan itu, sebagai
hadiah Kertanegara. Untuk hadiah itu, segenap lapisan rakyat Melayu, termasuk
rajanya yang bernama Tribuwana Mauliwarmadewa, berterimakasih sekali.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> Sementara tentara Singasari masih berada di
Melayu, pecah pemberontakan di Singasari. Pemberontakan itu terjadi pada tahun
1280 yang dipimpin oleh Mahisa Rangkah. Akan tetapi dengan tentara Singasari
yang akhirnya pemberontakan dapat dibasmi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> Setelah usaha pengacauan dalam negri yang
dilakukan oleh Mahisa Rangkah itu berhasil digagalkan, Kertanegara kembali
memusatkan perhatiannya ke luar yaitu ke Timur. Pada tahun 1284 Kertanegara
mengiriman tentaranya ke Bali. Raja Bali berhasl ditawan dan dibawa menghadap
Kertanegara untuk menyatakan tunduk kepada Singasari.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Politik
penyatuan Nusantara Kertanegara ternyata berhasil. Perluasan ke barat, ke
timur, ke utara, berhasil menambah luasnya daerah-daerah yang tunduk kepada Singasari.
Pada titik puncak pemerintahan Kertanegara, wilaah singasari meliputi pula :
Pahang, Sunda, Bakulapura (Tanjungpura) dan Gurun (Maluku). Usaha ini juga
dilakuakn di zaman Majapahit.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> Sifat hubungan Kertanegara dengan raja-raja
Nusantara lain yang ditundukkannya tidak seperti hubungan antara : tuan dan
hamba budak. Kertanegara memberi keleluasaan kepada masing-masing raja itu
untuk tetap berkuasa di daerahnya. Mereka hanya cukup menyatakan tunduk kepada
Singasari.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> Sifat hubungan semacam ini meningkat dalam
hubungan Kertanegara dengan negara tetangga, misalnya dengan sebuaah negara di
Asia Tenggara, Campa. Politik Kertanegara tidak hanya penakhlukan-penakhlukan
saja, tetapi juga merupakan persahabatan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"> Kertanegara masih mempunyai hubungan keluarga
dengan raja Campa. Saudara perempuan Kertanegara yang bernama Putri Tapasi,
kawin dengan raja Campa yang bergelar Jaya Singawarman III. Banyak yang
mengatakan bahwa perkawinan itu adalah perkawinan politik. Pada saat itu
Singasari dan Campa seadang sama-sama menghadapi raksasa dari utara yaitu
Kiasar Kubilai Khan dari China.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<br /></div>
<div>
<div id="ftn14">
</div>
</div>
Sejarah semestahttp://www.blogger.com/profile/01637746591080860325noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4128188637602126392.post-7212902664055034712012-12-28T02:52:00.002-08:002012-12-28T02:52:52.673-08:00Kerajaan Singasari<br />
<div class="MsoListParagraph" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Singasari 1</span></b></div>
<div class="MsoListParagraph" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<!--[if !supportLists]--><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">A.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;">
</span></span></b><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Berdirinya Singasari<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Di
bawah kekuasaan Kediri ada sebuah daerah bernama Tumapel yang terletak
disebelah gunung Kawi, kira-kira disekitar daerah Malang sekarang. Daerah itu
merupakan suatu punggung dataran yang amat subur dengan udaranya yang segar.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Tumapel
diperintah oleh seorang akuwu atau Bupati yang bernama Tunggul Ametung.bupati
ini mempunyai seorang istri yang amat cantik, namanya Ken Dedes. Tadinya Ken
Dedes adalah putri seorang endeta Budha dari Panawijen. Tanpa diketahui sang
pendeta Tunggul Ametung melarikan Ken Dedes dan memperistrinya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Pada
masa itu ada seorang pemuda yang bernama Ken Angrok. Orang tuanya seorang
petani biasa dari sekitar Malang juga. Pemuda Ken Angrok adalah seorang
pengganggu ketentraman umum. Sebagai seorang petualang ia suka berjudi,
mencuri, menyamun, membunuh dan memperkosa. Kejahatan-kejahatan itu membuatnya
terkenal hampir di seluruh kerajaan. Malahan raja Kediri telah memerintahkan
Tunggul Ametung untuk menangkapnya,
tetapi tidak berhasil.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Tunggul
Ametung hanya mendengar saja tentang perbuatan-perbuatan Ken Angrok. Ia hanya
menerima laporan dari bawahannya. Oleh karena itu ketika ada seorang pemuda
yang menghambakan diri padanya, Tunggul Ametung tidak mengenalnya. Sebenarnya
pemuda itu adalah buronan negara nomor satu yang harus dibasminya. Pemuda itu
ialah Ken Angrok sendiri.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Ken
Angrok berhasil mengambil hati Tunggul Ametung. Ia menjadi orang kepercayaan
sang bupati. Akan tetapi diam-diam Ken Angrok telah merencanakan untuk
melenyapka Tunggul Ametung. Ia memesan keris dari seorang pandai keris terkenal
Empu Gandring. Dengan keris buatan Empu Gandring tersebut Ken Angrok berhasil
membunuh Tunggul Ametung.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Setelah
Tunggul Ametung tewas, Ken Arok mengangkat dirinya sebagai Bupati Tumapel.
Masih belum puas juga dengan membunuh Tunggul Ametung dan menggantiklan
kedudukannya, Ken Arok lalu mengawini janda Tunggul Ametung, Ken Dedes. Ketika
itu Ken Dedes sudah hamil 3 bulan. Ken Dedes sedang mengandung anaknya dengan
Tunggul Ametung.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Ternyata
semua perbuatan Ken Arok itu tidak ada yang berani mencegahnya. Orang-orang
seperti menerima begitu saja semua peristiwa yang berturut-turut telah terjadi
itu. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Meskipun
demikian, setelah menjadi Bupati, Ken Arok berubah. Kelakuan lama yang
sewenang-wenang dibuangnya. Keluarga orang-orang yang menjadi korbannya dulu
dibantunya. Begitu pula terhadap orang-orang yang pernah berjasa padanya ketika
ia bertualang. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Ketika
itu di kerajaan Kediri memerintah raja Kertajaya. Raja ini dikenal dengan nama
Dandang Gendis. Kerajaan Kediri dari
Kertajaya itu adalah lanjutan dari Kerajaan raja Air Langga. Pada tahun 1042
Air Langga membagi 2 kerajaannya untuk kedua orang putranya. Kedua kerajaan itu
ialah : <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">1.
Kediri ( atau Panjalu, ibukotanya Daha
).<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">2.
Janggala ( ibukotanya Kahuripan )<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Pembagian
kerajaan itu dilakukan oleh seorang yang dianggap sakti bernama Empu Barada.
Dari 2 kerajaan itu hanya Kediri yang paling menonjol. Kerjaan Janggal terdesak
kebelakang, malahan sebagaian lalu termasuk kebawah pengawasan Kediri. Ternyata
raja Kediri Kertajaya tidak begitu disukai. Ia berselisih dengan
pendeta-pendeta agama Syiwa maupun Budha. Kertajaya menuntut agar
pendeta-pendeta itu menyembahnya sebagai Dewa Batara Guru. Pendeta-pendeta itu
menolak.aAlasan mereka, bahwa tidak ada Pendeta yang menyembah Raja. Raja
mendesak dan memaksa terus. Akhirnya pendeta-pendeta itu berpikir. Daripada
mereka dipaksa dan dihukum, lebih baik mereka melarikan diri saja. Maka
berduyun-duyunlah mereka menyingkir ke Tumapel. Mereka meminta perlindungan
pada Ken Arok.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Ken
Arok belum puas dengan menjadi Bupati Tumapel saja. Dengan kedudukannya itu
berarti ia masih dibawah Kediri. Ia ingin berkuasa sendiri. Menjadi tuan
sendiri ! Untuk itu ia harus menundukkan Kediri.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Kebetulan
Ken Arok mendapat kesempatan baik. Pendeta-pendeta dari Kediri mengungsi ke
Tumapel. Ken Arok tidak hanya memerlukan dukungan rakyat biasa. Ia juga
membutuhkan dukunganpendeta-pendeta. Mengapa ? sebab pendeta-pendeta itulah
yang dapat menobatkan dia sebagai Raja. Baru ia sah menjadi Raja. Atas pertimbangan
inilah ia memberikan perlindungan pada pendeta-pendeta itu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Sikap
Ken Arok itu membuat Kertajaya murka. Bagi Kertajaya Ken Arok sudah
keterlaluan. Ken Arok sudah mengangkat dirinya sebagai Bupati tanpa restunya.
Sekarang Ken Arok menatangnya dengan bersengkongkol dengan pendeta-pendeta
musuhnya. Kertajaya memutuskan Ken Arok harus ditindak ! Demikianlah Kertajaya
terpancing untuk berperang melawan bupati Tumapel itu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Pada
tahun 1222 terjadilah pertempuran disebelah utara Ganter. Pertempuran Ganter ini
sangat menentukan : siapa yang akan berkuasa dibekas Kerajaan Air Langga duhulu
itu. Dalam pertempuran ini akhirnya tentara Kediri berhasil dihancurkan tentara
Tumapel. Raja Kediri melarikan diri. Ia
lalu hidup menyendiri disebuah pertapaan yang sepi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Sesudah
kemenangan di Ganter itu Ken Arok dinobatkan menjadi raja Tumapel dan Kediri.
Penobatan itu dilakukan oleh pendeta-pendeta syiwa dan Budha. Nama nobatnya
Rajasa. Artinya penakluk ! Ia memang telah berhasil menaklukkan segala
rintangan baginya. Yang terakhir ialah Kediri. Juga ia dikenal dengan gelar
Amurawa Bumi, artinya pembentuk Negara ! Rajasa memang berhasil membentuk
sebuiah Negara baru yang kemudian menjadi Singasari itu. Nama Tumapel masih
digunakan. Ibukotanya bernama Kutaraja. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Kemenangan
Ganter tahun 1222 itu penting sekali untuk dicatat. Kejadian itu merupakan
tonggak sejarah yang perlu diingat. Mengapa ?. Sebab-sebabnya : Merupakan saat
runtuhnya kerajaan Kediri dan saat tegaknya kerajaan Singasari. Kediri pergi
Singasari berdiri.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Berakhirnya
dinasti Isana. Dinasti ini telah menurunkan raja-raja yang memerintah di Jawa
Timur sejak abad ke-10, sejak Empu Sinduk sebagai pendirinya. Malahan
sebenarnya raja-raja yang erat dengan timbulnya dinasti ini berasal dari Jawa
Tengah. Jadio keluarga Isana adalah keluarga raja-raja yang sudah cukup tua.
Dinasti ini telah menurunkan raja-raja: sejak dari Sindok, Darmawangsa,
Aairlangga, samnpai dengan raja Janggal dan Kediri. Kertajaya adalah raja
Kediri yang terkhir. Kediri dibawah Kertajaya Kertajaya adalah paling terakhir
sebagai kerajaan yang merdeka berdaulat. Sesudah itu Kediri menjadi bagian dari
Singasari.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Dinasti
tua yang berasal turun temurun dari raja itu berakhir sampai dengan
Kertajaya . Dinasti baru timbul : Girindra ( Raja Gunung ) . Pendiri
dinasti baru ini berasal dari rakyat biasa saja, dari keluarga petani. Jadi
kalau dinasti lama memang berasal dari atas yaitu raja-raja, maka dinasti baru
berasal dari bawah yaitu rakyat jelata.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Pergantian
dinasti inilah yang membuat kemenangan Ganter itu mempunyai arti penting. Pada
akhir pemerintahannya, tahun 1042
Airlangga membagi 2 kerajaannya. Dua kerajaan itu ialah Kediri dan
Janggala. Pembagian itu dilakukan oleh seorang brahmana, Empu Barada.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Dengan
kemenangan Ganter tahun 1222 itu, pembagian kerajaan oleh Empu Barada tadi
dihapuskan. Ken Arok menyatukan kedua
bagian bekas kerajaan Airlangga itu. Bekas kerajan Jenggal dan Kediri bersatu
kembali menjadi satu kerajaan baru yang bernama Tumapel atau Singasari.
Kerajaan baru ini dibangun oleh Rajasa alias Ken Arok.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Seperti
sudah disebutkan, Kertajaya adalah raja Kediri yang terakhir. Meskipun demikian
ia masih mempunyai keturunan. Rajasa tetap menghargai keturunan Kertajaya itu,
terbukti dengan diangkatnya Jayasaba ( 1222-1258 ) sebagai bupati Kediri.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Tindakan
Rajasa ini dicontoh oleh raja-raja
Singasari berikutnya. Bupati –bupati Kediri sesudah Jayasaba masih
keturunan Kertajaya juga. Mereka itu ialah Sastrajaya ( 1258-1271 ) dan
Jayakatwang ( 1271-1293 ) Jayakatwang masih mempunyai anak namanya Ardaraja.
Ardaraja tidak sempat menjadi Bupati, meskipun demikian ia adalah menantu
Kertanagara. Jayakatwang dan Kertanagara berbesanan, tetapi Jaya katwang lah
yang menjatuhkan Kertanagara nanti. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraph" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<!--[if !supportLists]--><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">B.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;">
</span></span></b><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Korban Keris Empu Gandring<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Keris
berdarah Empu Gandring terus menelan korban. Rajasa hanya lima tahun berkuasa.
Ini terhitung sejak ia memenangkan perang di Ganter. Pada tahun 1227 ia mati
dibunuh anak tirinya yang benama Anusapati. Senjata yang membunih Rajasa itu
ialah keris yag dulu dipakainya untuk membunuh Tunggul Ametung, yaitu keris
Empu Gandring. Anusapati adalah anak Tunggul Ametung dengan Ken Dedes. Rajasa
adalah korban dendam. Ia menjadi korban dari rangkaian pembunuhan yang diMulainya
sendiri.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Anusapati
(1227-1248) menggantikan Rajasa. Pemerintahannya cukup lama, yaitu 21 tahun.
Akan tetapi dalam waktu yang sekian lama itu ia tak membawa perubahan apa-apa
bagi Singasari. Pada tahun 1248 ia mati terbunuh. Keris Empu Gandring lagi-lagi
menelan korban. Pembunuhan tersebut dilakukan oleh adik tirinya sendiri yaitu
Tohjaya. Seperti Rajasa, Anusapati adalah korban dendam. Tohjaya adalah anak
Rajasa dengan istri lain yaitu Ken Umang.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Tohjaya
(1248) naik tahta. Tetapi ia hanya memerintah beberapa bulan saja. Dalam tahub
1248 itu juga ia dijatuhkan oleh dua orang kemenkan tirinya, Rangga Wuni dan
Mahisa Campaka. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Rangga
Wuni adalah putra Anusapati. Mahisa Campaka adalah putra Mahisa Wonga Teleng.
Mahisa Wonga Teleng adalah saudara Anusapati seibu, tetapi lain ayah.
Sebaliknya bagi Tohjaya,Mahisa Wonga Teleng adalah saudaranya seayah tapi lain
lbu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Tohjaya
menganggap Rangga Wuni dan Mahisa Campaka sebagai “bisul di pusar”. Kedua orang
ini sewaktu-waktu dapat membahayakannya. Apalagi jika diingat bahwa Tohjaya
yang membunuh Anusapati. Ia kuatir keturunan Ken Dedes akan membalas dendam
padanya. Didorong perasaan takut itu Tohjaya berniat untuk melenyapkan mereka
berdua. Akan tetapi, sebelum niatnya terleksana, Rangga wuni dan Mahisa Campaka
mendahuluinya. Tohjaya mereka singkirkan. Hanya saja kali ini tidak menggunakan
keris Empu Gandring.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Demikianlah
Rangga Wuni pada tahun 1248 itu juga menjadi raja. Ia dinobatkan dengan gelar
Sri Jaya Wisnuwardana (1248-1268). Wisnuwardana tidak memerintah sendiri. Ia
dibantu oleh saudara sepupnya, Muahisa Campaka. Wisnuwardana tidak lupa bahwa
ia dan Mahisa Campaka bersama-sama mengalami suka dan duka menghadapi Tohjaya.
Oleh karena itu, setelah menjadi raja, Mahisa Campaka diangkatnya sebagai
tangan kanannya. Mahisa Cempaka mendapat pangkat Ratu Angabaya dan gelarnya
Narasingamurti. Wisnuwardana dan Narasingmurti memerintah Singasari dengan
rukun.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">Pada
tahun 1254 Wisnuwardana mengangkat putranya yang bernama Kertanegara sebagai
Yuwaraja atau putra mahkota. Demikianlah Kertanegara juga ikut memerintah
sebagai raja muda. Masa persiapan bagi Kertanegara sebelum menjadi raja penuh.<o:p></o:p></span></div>
Sejarah semestahttp://www.blogger.com/profile/01637746591080860325noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4128188637602126392.post-31862991783135932892012-12-27T19:42:00.002-08:002012-12-27T19:42:32.311-08:00Demokrasi Indonesia<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgYD1RgRWpP7Pb-3xGeAdXBaGKb9Lyu_IO9TNePk2RMYQKvNbxYTEYk_p6hI5ujgZ82d9TTlKgrFnPrCJqMbjAWYbFIRlW0W7N-0e_J42k02RDKdVc9oDSG7g2cOtg3jEm_8spV-9A1CRI/s1600/demokrasi41.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgYD1RgRWpP7Pb-3xGeAdXBaGKb9Lyu_IO9TNePk2RMYQKvNbxYTEYk_p6hI5ujgZ82d9TTlKgrFnPrCJqMbjAWYbFIRlW0W7N-0e_J42k02RDKdVc9oDSG7g2cOtg3jEm_8spV-9A1CRI/s200/demokrasi41.jpg" width="200" /></a></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN;"><span style="color: red;">Demokrasi di
Indonesia</span><o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 14.7pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN;">Semenjak kemerdekaan 17 Agustus
1945, Undang Undang Dasar 1945 memberikan penggambaran bahwa Indonesia adalah
negara demokrasi. Dalam mekanisme kepemimpinannya Presiden harus bertanggung
jawab kepada MPR dimana MPR adalah sebuah badan yang dipilih dari Rakyat.
Sehingga secara hirarki seharusnya rakyat adalah pemegang kepemimpinan negara
melalui mekanisme perwakilan yang dipilih dalam pemilu. Indonesia sempat
mengalami masa demokrasi singkat pada tahun 1956 ketika untuk pertama kalinya
diselenggarakan pemilu bebas di indonesia, sampai kemudian Presiden Soekarno
menyatakan demokrasi terpimpin sebagai pilihan sistem pemerintahan. Setelah
mengalami masa Demokrasi Pancasila, sebuah demokrasi semu yang diciptakan untuk
melanggengkan kekuasaan Soeharto, Indonesia kembali masuk kedalam alam
demokrasi pada tahun 1998 ketika pemerintahan junta militer Soeharto tumbang.
Pemilu demokratis kedua bagi Indonesia terselenggara pada tahun 1999 yang
menempatkan Partai Demokrasi Indonesia-Perjuangan sebagai pemenang Pemilu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 14.7pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN;">Diskursus demokrasi di
Indonesia tak dapat dipungkiri, telah melewati perjalanan sejarah yang demikian
panjangnya. Berbagai ide dan cara telah coba dilontarkan dan dilakukan guna
memenuhi tuntutan demokratisasi di negara kepulauan ini. Usaha untuk memenuhi
tuntutan mewujudkan pemerintahan yang demokratis tersebut misalnya dapat
dilihat dari hadirnya rumusan model demokrasi Indonesia di dua zaman pemerintahan
Indonesia, yakni Orde Lama dan Orde Baru. Di zaman pemerintahan Soekarno
dikenal yang dinamakan model Demokrasi Terpimpin, lalu berikutnya di zaman
pemerintahan Soeharto model demokrasi yang dijalankan adalah model Demokrasi
Pancasila. Namun, alih-alih mempunyai suatu pemerintahan yang demokratis, model
demokrasi yang ditawarkan di dua rezim awal pemerintahan Indonesia tersebut
malah memunculkan pemerintahan yang otoritarian, yang membelenggu kebebasan
politik warganya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 14.7pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN;">Dipasungnya demokrasi di dua
zaman pemerintahan tersebut akhirnya membuat rakyat Indonesia berusaha
melakukan reformasi sistem politik di Indonesia pada tahun 1997. Reformasi yang
diperjuangkan oleh berbagai pihak di Indonesia akhirnya berhasil menumbangkan
rezim Orde Baru yang otoriter di tahun 1998. Pasca kejadian tersebut, perubahan
mendasar di berbagai bidang berhasil dilakukan sebagai dasar untuk membangun
pemerintahan yang solid dan demokratis. Namun, hingga hampir sepuluh tahun
perubahan politik pasca reformasi 1997-1998 di Indonesia, transisi menuju
pemerintahan yang demokratis masih belum dapat menghasilkan sebuah pemerintahan
yang profesional, efektif, efisien, dan kredibel.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 14.7pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN;">Demokrasi yang terbentuk sejauh
ini, meminjam istilah Olle Tornquist hanya menghasilkan Demokrasi Kaum
Penjahat, yang lebih menonjolkan kepentingan pribadi dan golongan ketimbang
kepentingan rakyat sebagai pemilik kedaulatan. Tulisan ini berusaha menguraikan
lebih lanjut bagaimana proses transisi menuju konsolidasi demokrasi di
Indonesia belum menuju kepada proses yang baik, karena masih mencerminkan suatu
pragmatisme politik. Selain itu di akhir, penulis akan berupaya menjawab
pilihan demokrasi yang bagaimana yang cocok untuk diterapkan di Indonesia.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 14.7pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN;">Munculnya Kekuatan Politik Baru
yang Pragmatis Pasca jatuhnya Soeharto pada 1998 lewat perjuangan yang panjang
oleh mahasiswa, rakyat dan politisi, kondisi politik yang dihasilkan tidak
mengarah ke perbaikan yang signifikan. Memang secara nyata kita bisa melihat
perubahan yang sangat besar, dari rezim yang otoriter menjadi era penuh
keterbukaan. Amandemen UUD 1945 yang banyak merubah sistem politik saat ini,
penghapusan dwi fungsi ABRI, demokratisasi hampir di segala bidang, dan banyak
hasil positif lain. Namun begitu, perubahan-perubahan itu tidak banyak membawa
perbaikan kondisi ekonomi dan sosial di tingkat masyarakat.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 14.7pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN;">Perbaikan kondisi ekonomi dan
sosial di masyarakat tidak kunjung berubah dikarenakan adanya kalangan oposisi
elit yang menguasai berbagai sektor negara. Mereka beradaptasi dengan sistem
yang korup dan kemudian larut di dalamnya. Sementara itu, hampir tidak ada satu
pun elit lama berhaluan reformis yang berhasil memegang posisi-posisi kunci
untuk mengambil inisiatif. Perubahan politik di Indonesia, hanya menghasilkan
kembalinya kekuatan Orde Baru yang berhasil berkonsolidasi dalam waktu singkat,
dan munculnya kekuatan politik baru yang pragmatis. Infiltrasi sikap yang
terjadi pada kekuatan baru adalah karena mereka terpengaruh sistem yang memang
diciptakan untuk dapat terjadinya korupsi dengan mudah.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 14.7pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN;">Selain hal tersebut, kurang
memadainya pendidikan politik yang diberikan kepada masyarakat, menyebabkan
belum munculnya artikulator-artikulator politik baru yang dapat mempengaruhi
sirkulasi elit politik Indonesia. Gerakan mahasiswa, kalangan organisasi
non-pemerintah, dan kelas menengah politik yang ”mengambang” lainnya
terfragmentasi. Mereka gagal membangun aliansi yang efektif dengan
sektor-sektor lain di kelas menengah. Kelas menengah itu sebagian besar masih
merupakan lapisan sosial yang berwatak anti-politik produk Orde Baru. Dengan
demikian, perlawanan para reformis akhirnya sama sekali tidak berfungsi di
tengah-tengah situasi ketika hampir seluruh elit politik merampas demokrasi.
Lebih lanjut, gerakan mahasiswa yang pada awal reformasi 1997-1998 sangatlah
kuat, kini sepertinya sudah kehilangan roh perjuangan melawan pemerintahan. Hal
ini bukan hanya disebabkan oleh berbedanya situasi politik, tetapi juga tingkat
apatisme yang tinggi yang disebabkan oleh depolitisasi lewat berbagai kebijakan
di bidang pendidikan. Mulai dari mahalnya uang kuliah yang menyebabkan
mahasiswa dituntut untuk segera lulus. Hingga saringan masuk yang menyebabkan
hanya orang kaya yang tidak peduli dengan politik.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 14.7pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN;">Akibat dari hal tersebut,
representasi keberagaman kesadaran politik masyarakat ke dunia publik pun
menjadi minim. Demokrasi yang terjadi di Indonesia kini, akhirnya hanya bisa
dilihat sebagai demokrasi elitis, dimana kekuasaan terletak pada sirkulasi para
elit. Rakyat hanya sebagai pendukung, untuk memilih siapa dari kelompok elit
yang sebaiknya memerintah masyarakat.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 39.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">1.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;">
</span></span></b><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN;">Prinsip-prinsip demokrasi<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-top: 12.0pt; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 20.7pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN;">Rakyat
dapat secara bebas menyampaikan aspirasinya dalam kebijakan politik dan sosial.
Prinsip demokrasi dan prasyarat dari berdirinya negara demokrasi telah
terakomodasi dalam konstitusi Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Prinsip-prinsip demokrasi, dapat ditinjau dari pendapat Almadudi yang kemudian
dikenal dengan "soko guru demokrasi". Menurutnya, prinsip-prinsip
demokrasi adalah: <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 54.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">a.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN;">Kedaulatan rakyat;<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 54.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">b.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN;">Pemerintahan berdasarkan persetujuan dari yang diperintah;<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 54.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">c.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN;">Kekuasaan mayoritas;<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 54.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">d.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN;">Hak-hak minoritas;<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 54.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">e.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN;">Jaminan hak asasi manusia;<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 54.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">f.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN;">Pemilihan yang bebas dan jujur;<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 54.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">g.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN;">Persamaan di depan hukum;<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 54.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">h.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN;">Proses hukum yang wajar;<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 54.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">i.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN;">Pembatasan pemerintah secara konstitusional;<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 54.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">j.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN;">Pluralisme sosial, ekonomi, dan politik;<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 54.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">k.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN;">Nilai-nilai toleransi, pragmatisme, kerja sama, dan mufakat.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 39.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">2.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;">
</span></span></b><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN;">Asas Pokok Demokrasi<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-top: 12.0pt; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 20.7pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN;">Gagasan
pokok atau gagasan dasar suatu pemerintahan demokrasi adalah pengakuan hakikat
manusia, yaitu pada dasarnya manusia mempunyai kemampuan yang sama dalam
hubungan sosial. Berdasarkan gagasan dasar tersebut terdapat dua asas pokok
demokrasi, yaitu: <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-top: 12.0pt; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 20.7pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN;">Pengakuan
partisipasi rakyat dalam pemerintahan, misalnya pemilihan wakil-wakil rakyat
untuk lembaga perwakilan rakyat secara langsung, umum, bebas, dan rahasia serta
jujur dan adil; dan<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-top: 12.0pt; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 20.7pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN;">Pengakuan
hakikat dan martabat manusia, misalnya adanya tindakan pemerintah untuk
melindungi hak-hak asasi manusia demi kepentingan bersama.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 39.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">3.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;">
</span></span></b><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN;">Ciri-Ciri Pemerintahan Demokratis<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-top: 12.0pt; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 21.3pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN;">Pemilihan
umum secara langsung mencerminkan sebuah demokrasi yang baik. Dalam
perkembangannya, demokrasi menjadi suatu tatanan yang diterima dan dipakai oleh
hampir seluruh negara di dunia. Ciri-ciri suatu pemerintahan demokrasi adalah
sebagai berikut: <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 54.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l2 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">a.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN;">Adanya keterlibatan warga negara (rakyat) dalam pengambilan keputusan
politik, baik langsung maupun tidak langsung (perwakilan).<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 54.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l2 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">b.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN;">Adanya pengakuan, penghargaan, dan perlindungan terhadap hak-hak asasi
rakyat (warga negara).<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 54.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l2 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">c.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN;">Adanya persamaan hak bagi seluruh warga negara dalam segala bidang.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 54.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l2 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">d.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN;">Adanya lembaga peradilan dan kekuasaan kehakiman yang independen sebagai
alat penegakan hukum<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 54.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l2 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">e.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN;">Adanya kebebasan dan kemerdekaan bagi seluruh warga negara.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 54.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l2 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">f.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN;">Adanya pers (media massa) yang bebas untuk menyampaikan informasi dan
mengontrol perilaku dan kebijakan pemerintah.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 54.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l2 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">g.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN;">Adanya pemilihan umum untuk memilih wakil rakyat yang duduk di lembaga
perwakilan rakyat.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 54.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l2 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">h.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN;">Adanya pemilihan umum yang bebas, jujur, adil untuk menentukan (memilih)
pemimpin negara dan pemerintahan serta anggota lembaga perwakilan rakyat.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 54.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l2 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">i.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN;">Adanya pengakuan terhadap perbedaan keragamaan (suku, agama, golongan, dan
sebagainya).<o:p></o:p></span></div>
Sejarah semestahttp://www.blogger.com/profile/01637746591080860325noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4128188637602126392.post-84102120838306983162012-12-27T19:35:00.000-08:002012-12-27T19:48:12.261-08:00Demokrasi Absolut<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhhS0TQ82LIEjoANViYTZ2HTtilwRxchlbOiWcIFuGFmpkyBw_HbZfNWn0ohDdsAFOKaMjaGWxPUxC4N5hPrf_FgB5K-xmIG2YCUWdv8ghyphenhyphenw4bDptXBa6RgUgyWAxNl3qwb6qu0dVpkNgw/s1600/indonesia.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="254" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhhS0TQ82LIEjoANViYTZ2HTtilwRxchlbOiWcIFuGFmpkyBw_HbZfNWn0ohDdsAFOKaMjaGWxPUxC4N5hPrf_FgB5K-xmIG2YCUWdv8ghyphenhyphenw4bDptXBa6RgUgyWAxNl3qwb6qu0dVpkNgw/s320/indonesia.jpg" width="320" /></a></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><br /></span></b></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;">
<!--[if !supportLists]--><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> <span style="color: blue;">A.</span><span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;"><span style="color: blue;"> </span> <span style="color: blue;">
</span></span></span></b><!--[endif]--><span style="color: blue;"><span dir="LTR"></span></span><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN;"><span style="color: blue;">Difinisi Absolut dan Demokrasi</span><o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 14.7pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN;">Setiap
negara dalam menjalankan pemerintahannya, memiliki sistem yang berbeda-beda
meskipun dengan nama yang sama seperti sistem presidensial atau sistem
parlementer. Baik sistem presidensial maupun sistem parlementer, sesungguhnya
berakar dari nilai-nilai yang sama yaitu “Demokarasi”. Demokrasi sebagai sistem
pemerintahan mengandung nilai-nilai tertentu yang berbeda dengan sistem
pemerintahan lain (otoriter,diktator, dan lain-lain).<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 14.7pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN;">Absolut
didifinisikan sebagai suatu kekuasaan yang mutlak atau tak terbatas dari
seorang pemimpin yang berkuasa tanpa adanya kepatuhan kepada sesuatu. Sedangkan demokrasi adalah bentuk
pemerintahan yang dipegang oleh orang-orang tertentu demi kepentingan sebagian
orang.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 14.7pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN;">Dalam
sistem republik absolut, pemerintahan bersifat dictator</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">
</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN;">tanpa ada pembatasan kekuasaan. Penguasa mengabaikan</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">
</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN;">konstitusi dan untuk melegitimasi kekuasaannya
digunakanlah</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN;">partai
politik. Dalam pemerintahan ini, parlemen memang ada,namun tid</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">a</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN;">k berfungsi</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"> lain halnya dengan
republik konstitusi yang mana </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN;">presiden
memegang</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">
</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN;">kekuasaan kepala negara dan kepala pemerintahan. Namun, kekuasaan
presiden dibatasi oleh konstitusi. Di samping itu,pengawasan yang efektif
dilakukan oleh parlemen.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 14.7pt;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -21.3pt;">
<b style="text-indent: -21.3pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"><span style="color: blue; font-size: 19px; line-height: 21px;">B.</span><span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;"><span style="color: blue;"> </span> </span></span></b><span dir="LTR" style="text-indent: -21.3pt;"></span><b style="text-indent: -21.3pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN;"><span style="color: blue;">Sistem Pemerintahan Indonesia dari Masa ke Masa</span></span></b><br />
<div class="MsoListParagraph" style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 21.3pt; text-indent: -21.3pt;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN;"><o:p></o:p></span></b></div>
</div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 14.7pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN;">Untuk mengatur suatu negara
diperlukan suatu sistem pemerintahan. Suatu sistem pemerintahan di dalam sebuah
negara mempunyai sistem dan tujuan untuk menjaga kestabilan di dalam negara
tersebut.</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 14.7pt;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%; text-indent: 14.7pt;">Dalam arti luas, sistem
pemerintahan diperlukan untuk menjaga kestabilan masyarakat, menjaga tingkah
laku kaum mayoritas dan minortias, menjaga pondasi pemerintahan, kekuatan
politik, pertahanan, ekonomi, keamanan dan kesajahteraan masyarakat di dalam
negara.</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 14.7pt;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%; text-indent: 14.7pt;">Babak baru kehidupan berbangsa
yang merdeka bagi Indonesia dimulai setelah proklamasi kemerdekaan pada 17
Agustus 1945. Paskca proklamasi, Indonesia mengalami berbagai perubahan asas,
paham, ideologi dan doktrin dalam kehidupan berbangsa.</span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 14.7pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN;">Di dalam perjalanan sejarahnya,
Indonesia mengalami pergantian sistem pemerintahan. Pergantian sistem itu
disebabkan oleh munculnya aksi dan reaksi dari kebijakan pemerintahan dan
rakyat Indonesia.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 14.7pt;">
<!--[if gte vml 1]><v:shapetype id="_x0000_t202"
coordsize="21600,21600" o:spt="202" path="m,l,21600r21600,l21600,xe">
<v:stroke joinstyle="miter"/>
<v:path gradientshapeok="t" o:connecttype="rect"/>
</v:shapetype><v:shape id="_x0000_s1026" type="#_x0000_t202" style='position:absolute;
left:0;text-align:left;margin-left:170.6pt;margin-top:82.9pt;width:66.65pt;
height:34.65pt;text-indent:0;z-index:251660288' filled="f" stroked="f"/><![endif]--><!--[if !vml]--><span style="height: 50px; left: 0px; margin-left: 227px; margin-top: 111px; mso-ignore: vglayout; position: absolute; width: 93px; z-index: 251660288;">
<table cellpadding="0" cellspacing="0">
<tbody>
<tr>
<td height="50" style="vertical-align: top;" width="93"><!--[endif]--><!--[if !mso]--><span style="left: 0pt; mso-ignore: vglayout; position: absolute; z-index: 251660288;">
<table cellpadding="0" cellspacing="0" style="width: 100%px;">
<tbody>
<tr>
<td><!--[endif]-->
<br />
<div class="shape" style="padding: 3.6pt 7.2pt 3.6pt 7.2pt;" v:shape="_x0000_s1026">
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN;">4<o:p></o:p></span></div>
</div>
<!--[if !mso]--></td>
</tr>
</tbody></table>
</span><!--[endif]--><!--[if !mso & !vml]--> <!--[endif]--><!--[if !vml]--></td>
</tr>
</tbody></table>
</span><!--[endif]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN;">Secara garis besar sejarah
Indonesia dibagi menjadi tiga masa, yaitu masa Orde Lama, Masa Orde Baru, dan
Masa Reformasi. Pada masa-masa itulah Indonesia mengalami berbagai perubahan di
segala bidang dan pergantian dalam sistem pemerintahan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 39.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">1.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;">
</span></span></b><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN;">Sistem Pemerintahan Indonesia Masa Orde Lama <o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-top: 12.0pt; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 20.7pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN;">Masa
pemerintahan Orde Lama berjalan dari tahun 1945 hingga tahun 1968 di bawah
kepemimpinan Presiden Soekarno. Penyebutan masa “Orde Lama” merupakan istilaah
yang diciptakan oleh Orde Baru. Sebenarnya Soekarno tidak begitu menyukai
istilah “Orde Lama” ini.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-top: 12.0pt; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 20.7pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN;">Ia
lebih suka menyebut masa kepemimpinannya dengan istilah “Orde Revolusi”. Namun
saat itu Soekarno tidak berdaya karena ia sedang menjadi tahanan rumah oleh
militer pemerintahan Orde Baru.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-top: 12.0pt; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 20.7pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN;">Selama
pemerintahan Soekarno, Indonesia menggunakan sistem ekonomi bergantian dari
sistem ekonomi liberal kemudian diganti dengan sistem ekonomi komando. Pada
saat Indonesia menggunakan sistem ekonomi liberal itulah Soekarno menerapkan
sistem pemerintahan parlementer.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-top: 12.0pt; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 20.7pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN;">Pada
tanggal 18 Agustus 1945, Indonesia mengesahkan UUD 1945 sebagai dasar negara.
Sebenarnya di dalam UUD 1945 telah tercantum bahwa Indonesia menggunakan sistem
pemerintahan Presidential. Namun setelah tiga bulan kemudian terjadi
penyimpangan terhadap UUD 1945.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-top: 12.0pt; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 20.7pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN;">Penyimpangan
itu adalah mengenai pembentukan kabinet parlementer dengan Sultan Syahrir
sebagai perdana menteri. Sehingga pada masa ini dengan dipengaruhi oleh
Belanda, Indonesia menggunakan sistem parlementer.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-top: 12.0pt; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 20.7pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN;">Soekarno
pernah memerintah Indonesia dengan menggunakan konstitusi Undang-Undang Dasar
Sementara Republik Indonesia 1950 (UUDS 1950). Periode ini berlaku dari tanggal
17 Agustus 1945 dan berakhir pada 5 Juli 1959. Pada saat itu Indonesia
berbentuk negara serikat. Kemudian dari tiga negara bagian, yaitu; Negara
Republik Indonesia, Negara Indonesia Timur, dan Negara Sumatera Timur,
mengadakan perjanjian pada tanggal 17 Agustus 1950.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-top: 12.0pt; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 20.7pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN;">Perjanjian
tersebut menghasilkan keputusan mengenai pembentukan Negara Kesatuan. Negara
Kesatuan Indonesia menggunakan UUD Republik Indonesia 1950. Sejak 1950 hingga
1959 Indonesia menganut sistem kabinet parlementer dengan demokrasi liberal
yang masih semu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-top: 12.0pt; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 20.7pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN;">Masa
Parlementer berakhir setelah dikeluarkannya Dekrit Presiden pada 5 Juli 1959.
Indonesia kembali menggunakan UUD 1945 dengan sistem pemerintahan Demokrasi
Terpimpin.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 39.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">2.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;">
</span></span></b><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN;">Sistem Pemerintahan Indonesia Masa Orde Baru <o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-top: 12.0pt; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 20.7pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN;">Istilah
“Orde Baru” dipakai untuk memisahkan kekuasaan era Soekarno (Orde Lama) dengan
masa kekuasaan era Soeharto. Era Orde Baru juga digunakan untuk menandai sebuah
masa baru setelah ditumpasnya pemnerontakan PKI pada 1965. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-top: 12.0pt; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 20.7pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN;">Pada
masa Orde Baru, awalnya demokrasi di Indonesia mengalami kemajuan. Namun dalam
perkembangannya, kehidupan demokrasi era Orde Baru tidak jauh berbeda dengan
Demokrasi Terpimpin. Sistem pemerintahan presidential juga terlihat
ditonjolkan. Kemudian Soeharto menetapkan Demokrasi Pancasila sebagai sistem
pemerintahan Indonesia.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: 10.0pt; margin-left: 39.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 12.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">3.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;">
</span></span></b><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN;">Sistem Pemerintahan Indonesia Era Reformasi<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-top: 12.0pt; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 20.7pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN;">Era
Reformasi dimulai dari tumbangnya kekuasaan Soeharto pada 1998 hingga sekarang.
Pada era reformasi, pelaksana sistem pemerintahan demokrasi pancasila
diterapkan sesuai dengan asa demokrasi yang berlandaskan Pancasila. Pada era
ini, pemerintah memberikan ruang gerak kepada partai politik dan DPR untuk
turut serta mengawasi pemerintahan secara kritis.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-top: 12.0pt; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 20.7pt;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="color: blue;">C.</span><span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;">
</span></span></b><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; line-height: 115%;"><span style="color: blue;">Sejarah Perkembangan Demokrasi di Indonesia</span><o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 21.3pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 14.7pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Perkembangan demokrasi
di Indonesia dapat dibagi dalam lima periode, yaitu</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: IN;"> :<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l5 level1 lfo6; text-align: justify; text-indent: -14.7pt;">
<!--[if !supportLists]--><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">1.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Periode
1945-1949<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 20.7pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Pelaksanaan
demokrasi pada masa pemerintahan revolusi kemerdekaan terbatas pada interaksi
politik di parlemen dan berfungsinya pers yang mendukung revolusi kemerdekaan.
Pada masa ini juga partai-partai politik tumbuh dan berkembang dengan pesat.
Tetapi fungsinya yang utama adalah ikut serta memenangkan revolusi kemerdekaan
dengan menanamkan kesadaran untuk bernegara serta menanamkan semangat antiimperialisme
dan kolonialisme.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 20.7pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l5 level1 lfo6; text-align: justify; text-indent: -14.7pt;">
<!--[if !supportLists]--><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">2.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Periode
1950-1959<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 20.7pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Periode
ini merupakan masa Demokrasi Parlementer yang menonjolkan peranan perlemen
serta partai-partai. Pada masa ini kelemahan demokrasi parlementer memberikan
peluang untuk dominasi partai-partai politik dan DPR. Masa demokrasi ini
merupakan masa kejayaan demokrasi di Indonesia.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 35.45pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 21.25pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Perwujudan semua elemen
demokrasi dalam kehidupan politik di Indonesia, yaitu<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 2.0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l4 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -21.25pt;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">a.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Lembaga
perwakilan rakyat atau parlemen memainkan peranan yang sangat penting dalam
proses politik yang berjalan. Perwujudannya dengan adanya sejumlah mosi tidak
percaya kepada pihak pemerintah yang mengakibatkan kabinet harus meletakkan
jabatannya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 2.0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l4 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -21.25pt;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">b.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Akuntabilitas
pemegang jabatan dan politisi pada umumnya sangat tinggi karena berfungsinya
parlemen dan sejumlah media massa sebagai alat kontrol sosial.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 2.0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l4 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -21.25pt;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">c.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Kehidupan
kepartaian memperoleh peluang yang sebesar-besarnya untuk berkembang secara
maksimal. Dalam periode ini, Indonesia menganut sistem banyak partai
(multyparty system).<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 2.0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l4 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -21.25pt;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">d.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Kompetisi
antar partai politik berjalan dengan baik dan sehat. Partai-partai politik
dapat megajukan nominasi calonnya secara bebas, dan setiap pemilih dapat
menggunakan hak pilihnya dengan bebas tanpa adanya tekanan dan rasa takut.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 2.0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l4 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -21.25pt;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">e.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Hak
untuk berserikat dan berkumpul dapat diwujudkan dengan jelas, dengan
terbentuknya sejumlah partai politik serta organisasi peserta pemilu.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 2.0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l4 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -21.25pt;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">f.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Daerah-daerah
diberi hak untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri sesuai dengan
aspirasi yang berkembang di daerah tersebut.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 2.0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l4 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -21.25pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l5 level1 lfo6; text-align: justify; text-indent: -14.7pt;">
<!--[if !supportLists]--><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">3.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Periode
1959-1965<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 20.7pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Periode
ini merupakan masa Demokrasi Terpimpin yang dalam banyak aspek telah menyimpang
dari demokrasi konstitusional dan lebih menampilkan beberapa aspek dari
demokrasi rakyat. Masa ini ditandai dengan dominasi presiden, terbatasnya peran
partai politik, perkembangan pengaruh komunis, dan peran ABRI sebagai unsur
sosial-politik semakin luas.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 35.45pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 21.25pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Faktor-faktor yang
muncul pada periode ini, yaitu<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 2.0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l3 level1 lfo4; text-align: justify; text-indent: -21.25pt;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">a.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Hubungan
antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah semakin memburuk. Sejumlah
perwira Angkatan Darat di daerah-daerah membentuk misalnya <i>Dewan Banteng</i>, <i>Dewan Garuda</i>,
dan <i>Dewan Gadjah</i> di Sumatera.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 2.0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l3 level1 lfo4; text-align: justify; text-indent: -21.25pt;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">b.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Dewan
Konstituante ternyata mengalami jalan buntu untuk mencapai kesepakatan guna
merumuskan ideologi nasional karena tidak tercapainya titik temu antara dua
kubu politik, yaitu kelompok yang menginginkan Islam sebagai ideologi negara
dan kelompok lain yang menginginkan Pancasila sebagai dasar negara.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 2.0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l3 level1 lfo4; text-align: justify; text-indent: -21.25pt;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">c.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Pengangkatan
Presiden Ir.Soekarno sebagai presiden seumur hidup adalah tindakan yang
inkostitusional yang bertentangan dengan UUD 1945, sehingga hal ini
menguntungkan PKI dan partai ini menjadi semakin besar.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 2.0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l3 level1 lfo4; text-align: justify; text-indent: -21.25pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l5 level1 lfo6; text-align: justify; text-indent: -14.7pt;">
<!--[if !supportLists]--><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">4.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Periode
1966-1998<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 35.45pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 21.25pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Periode ini merupakan
masa Demokrasi Pancasila era Orde Baru yang mana demokrasi konstitusional
menonjolkan sistem presidensial. Landasan formal periode ini adalah Pancasila,
UUD 1945, dan Ketatapan MPRS/MPR dalam rangka untuk meluruskan kembali
penyelewengan terhadap UUD 1945 yang terjadi di masa Demokrasi Terpimpin.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 35.45pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 21.25pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Demokrasi ini dimulai
ketika rezim Ir.Soekarno berakhir. Demokrasi Pancasila ini adalah paham
demokrasi yang bersumber pada kepribadian dan falsafah serta budaya hidup
bangsa Indonesia. Dalam Demokrasi Pancasila, kedaulatan yang dimaksud adalah
kedaulatan yang berdasarkan musyawarah yang meliputi bidang politik, ekonomi,
sosial-budaya, dan hankam.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 35.45pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 21.25pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Pemerintah rezim Orde
Baru mengeluarkan lima paket Undang-Undang Politik, yaitu<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 2.0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l2 level1 lfo5; text-align: justify; text-indent: -21.25pt;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">a.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Undang-undang
Nomor 1 Tahun 1985 tentang Pemilu<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 2.0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l2 level1 lfo5; text-align: justify; text-indent: -21.25pt;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">b.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Undang-undang
Nomor 2 Tahun 1985 tentang Kedudukan MPR dan DPR<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 2.0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l2 level1 lfo5; text-align: justify; text-indent: -21.25pt;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">c.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Undang-undang
Nomor 3 Tahun 1985 tentang Parpol dan Golkar<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 2.0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l2 level1 lfo5; text-align: justify; text-indent: -21.25pt;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">d.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Undang-undang
Nomor 5 Tahun 1985 tentang Referendum<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 2.0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l2 level1 lfo5; text-align: justify; text-indent: -21.25pt;">
<!--[if !supportLists]--><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">e.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Undang-undang
Nomor 8 Tahun 1985 tentang Organisasi Kemasyarakatan (Ormas).<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 2.0cm; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l2 level1 lfo5; text-align: justify; text-indent: -21.25pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;"><br /></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l5 level1 lfo6; text-align: justify; text-indent: -14.7pt;">
<!--[if !supportLists]--><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">5.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Periode
1999-sekarang<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; text-align: justify; text-indent: 20.7pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 115%;">Periode
ini merupakan masa Demokrasi Pancasila era Reformasi dengan berakar pada
kekuatan multi partai yang berusaha mengembalikan perimbangan antar lembaga
negara, antara eksekutif, legislatif dan yudikatif.<o:p></o:p></span></div>
Sejarah semestahttp://www.blogger.com/profile/01637746591080860325noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4128188637602126392.post-69808081518874649662012-12-27T17:08:00.000-08:002012-12-27T17:08:23.065-08:00Raja-raja dinasti Mughal<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhUG0g6Ay5jqGq35uuSp2L9AIwagkWmcrLitDRWjfQ1lCo0hVGXUX2XZjZIN8rVBSd8zU_zU1LQIF6zxyf5lMJQPWmHY7SFCXmxv6AluhKU4qd3xh9c0LfbsWYcpxji1elZj9uvn2J5bFs/s1600/Mughal203.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em; text-align: justify;"><img border="0" height="211" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhUG0g6Ay5jqGq35uuSp2L9AIwagkWmcrLitDRWjfQ1lCo0hVGXUX2XZjZIN8rVBSd8zU_zU1LQIF6zxyf5lMJQPWmHY7SFCXmxv6AluhKU4qd3xh9c0LfbsWYcpxji1elZj9uvn2J5bFs/s320/Mughal203.jpg" width="320" /></a></div>
<ol start="1" style="margin-top: 0cm;" type="A">
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-list: l1 level1 lfo2; tab-stops: 0cm; text-align: justify;"><b style="line-height: 150%;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"> <span style="color: blue;">Raja-raja Dinasti Mughal</span></span></b></li>
</ol>
<ol start="1" style="margin-top: 0cm;" type="1">
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify;"><b><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Zahiruddin
Babur<o:p></o:p></span></i></b></li>
</ol>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Babur adalah
seorang pendiri dan sekaligus raja pertama dari Dinasti Mughal.<a href="file:///D:/FAKULTAS%20SEJARAH/Sem%20III/Asia%20Selatan/Islam%20India/Isi.doc#_ftn1" name="_ftnref1" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">[1]</span></span><!--[endif]--></span></a>
Ia memiliki gelar Zahiruddin. Ia adalah putra dari Umar Mirza, penguasa
Farghana (Asia Tengah). Dari nasab ayahnya, ia merupakan keturunan dari Tmur
Lenk, sedangkan nasab ibunya dari keturunan Jengis Khan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Pada tahun 1494
M, Babur dapat menaklukan Samarkand berkat bantuan Ismail I, raja Safawi. Pada
tahun 1504, ia berhasil menaklukkan Kabul ibukota Afganistan. Dan pada tahun
1525, ia berhasil menguasai Punjab.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: center; text-indent: 36pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"><!--[if gte vml 1]><v:shapetype id="_x0000_t75" coordsize="21600,21600"
o:spt="75" o:preferrelative="t" path="m@4@5l@4@11@9@11@9@5xe" filled="f"
stroked="f">
<v:stroke joinstyle="miter"/>
<v:formulas>
<v:f eqn="if lineDrawn pixelLineWidth 0"/>
<v:f eqn="sum @0 1 0"/>
<v:f eqn="sum 0 0 @1"/>
<v:f eqn="prod @2 1 2"/>
<v:f eqn="prod @3 21600 pixelWidth"/>
<v:f eqn="prod @3 21600 pixelHeight"/>
<v:f eqn="sum @0 0 1"/>
<v:f eqn="prod @6 1 2"/>
<v:f eqn="prod @7 21600 pixelWidth"/>
<v:f eqn="sum @8 21600 0"/>
<v:f eqn="prod @7 21600 pixelHeight"/>
<v:f eqn="sum @10 21600 0"/>
</v:formulas>
<v:path o:extrusionok="f" gradientshapeok="t" o:connecttype="rect"/>
<o:lock v:ext="edit" aspectratio="t"/>
</v:shapetype><v:shape id="Picture_x0020_2" o:spid="_x0000_i1025" type="#_x0000_t75"
alt="islam, babur" style='width:231.75pt;height:221.25pt;visibility:visible'>
<v:imagedata src="file:///C:\Users\ASUS\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image001.jpg"
o:title="islam, babur"/>
</v:shape><![endif]--><!--[if !vml]--><!--[endif]--><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-align: center;">
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<ol start="2" style="margin-top: 0cm;" type="1">
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify;"><b><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Nasirudin
Humayyun (1530-1556)<o:p></o:p></span></i></b></li>
</ol>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Humayyun adalah putra Babur, ia naik tahta
menggantikan ayahnya. Ia dapat menundukkan lawannya Sultan Mahmud Lody dalam
pertempuran Luchnow (1513).Ketika Humayyun berhadapan dengan pasukan Syir Khan,
ia diusir dari istana Delhi. Pertempuran yang terjadi antara kedua belah pihak
tersebut di pinggir sungai Gangga dekat Benares (1535) dan di dekat Kunuj
(1540) membuat pasukan Humayyun berantakan hingga ia meninggalkan istananya
selama 13 tahun.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"><!--[if gte vml 1]><v:shape id="Picture_x0020_3" o:spid="_x0000_i1026"
type="#_x0000_t75" alt="islam, humayun" style='width:206.25pt;height:219.75pt;
visibility:visible'>
<v:imagedata src="file:///C:\Users\ASUS\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image003.png"
o:title="islam, humayun"/>
</v:shape><![endif]--><!--[if !vml]--><!--[endif]--><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-align: center;">
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<ol start="3" style="margin-top: 0cm;" type="1">
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify;"><b><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Sultan
Akbar Agung (1556-1605)<o:p></o:p></span></i></b></li>
</ol>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Sultan Akbar Agung adalah putra dari Humayyun. Ia
bernama Muhammad. Ia bergelar Abul Fath Jalaluddin dan terkenal sebagai Sultan
Akbar Agung. Ia menggantikan ayahnya sebagai raja pada usia 15 tahun. Baginda
dibantu oleh seorang perdana menteri yang setia, yang bernama Biram.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center; text-indent: 18pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"><!--[if gte vml 1]><v:shape
id="Picture_x0020_4" o:spid="_x0000_i1027" type="#_x0000_t75" alt="islam, akbar"
style='width:202.5pt;height:220.5pt;visibility:visible'>
<v:imagedata src="file:///C:\Users\ASUS\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image005.jpg"
o:title="islam, akbar"/>
</v:shape><![endif]--><!--[if !vml]--><!--[endif]--><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center; text-indent: 18pt;">
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<ol start="4" style="margin-top: 0cm;" type="1">
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify;"><b><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Jihangir
(1605-1627)<o:p></o:p></span></i></b></li>
</ol>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Setelah Akbar meninggal, anaknya, Jihangir
menggantikannya sebagai raja. Ia seorang Sunni yang taat. Namun, dalam
memerintah kebijaksanaannya banyak dipengaruhi oleh isterinya. Akibatnya,
pemerintahannya menjadi lemah. Sebagai bukti dari kelemahan tersebut adalah
tiga hal berikut: pertama, pemberontakan di Ambar (Dekan) tidak dapat
dipadamkan. Kedua, kesewenang-wenangan penguasa daerah dalam memungut
pajak tidak dapat dikontrol. Ketiga, Jihangir dapat dipenjarakan oleh
putranya yang bernama Khurram.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center; text-indent: 18pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"><!--[if gte vml 1]><v:shape
id="_x0000_i1028" type="#_x0000_t75" style='width:177pt;height:220.5pt'>
<v:imagedata src="file:///C:\Users\ASUS\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image007.jpg"
o:title="220px-Jahangircrop"/>
</v:shape><![endif]--><!--[if !vml]--><!--[endif]--><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center; text-indent: 18pt;">
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<ol start="5" style="margin-top: 0cm;" type="1">
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify;"><b><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Syah
Jehan (1627-1658)<o:p></o:p></span></i></b></li>
</ol>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Syah Jihan
merupakan gelar dari Kurram putra Jihangir. Ia menggantikan ayahnya sebagai
raja. Syah Jihan mempunyai 4 orang putra yang semuanya menjadi raja. Dara
sebagai raja di Delhi, Sujak di Benggala, Aurangzeb di Dekan dan Murad di
Gujarat.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Berkat
ketangkasan Aurangzeb, putra yang ketiga Syah Jihan, pemberontakan di Dekan
dapat dipadamkan. Selanjutnya, Aurangzeb berangkat hendak menaklukkan kerajaan
Golkond, Bidar dan Baijapur. Namun setiap kerajaan-kerajaan itu hampir dapat
ditaklukkan, datanglah perintah dari ayahnya agar penaklukkan itu dihentikan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Akhirnya pasukan
Aurangzeb diarahkan ke istana ayahnya sendiri. Ia dapat memasuki istana dengan
damai. Lalu ayahnya dipenjara oleh putranya sendiri. Setelah itu, terjadilah
perang saudara antara Aurangzeb dan kakak tertuanya, Dara. Namun Dara dapat
dikalahkan, sehingga Aurangzeb menjadi Sultan Mughal dengan gelar Alamgir
Padshah Ghazi.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: center; text-indent: 18pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"><!--[if gte vml 1]><v:shape id="_x0000_i1029" type="#_x0000_t75" style='width:220.5pt;
height:237pt'>
<v:imagedata src="file:///C:\Users\ASUS\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image009.jpg"
o:title="Shah Jahan"/>
</v:shape><![endif]--><!--[if !vml]--><!--[endif]--><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center; text-indent: 18pt;">
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<ol start="6" style="margin-top: 0cm;" type="1">
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify;"><b><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Aurangzeb
(1658-1707)<o:p></o:p></span></i></b></li>
</ol>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Aurangzeb
memegang pemerintahan selama 47 tahun. Ia bercita-cita hendak mengembalikan
kerajaan Islam seperti pada masa Sultan Akbar Agung. Pada tahun 1660 ia dapat
menguasai negeri Asam dan tahun 1666 kekuasaannya sampai ke Arakan. Batas
wilayah kekuasaannya meluas, mulai dari Kabul (Afghanistan) sampai ke Arakan
dan dari pegunungan Himalaya hingga ke Karnat.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Aurangzeb
merupakan seorang muslim yang saleh, bertahajjud di malam hari, hidup
sederhana, suka mendatangkan para ulama dan para sufi ke istana untuk
mendapatkan pelajaran dari mereka.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">Berikut
ini beberapa kebijakan-kebijakan yang dilakukan Aurangzeb;(1) Melarang
perjudian, minuman keras, pelacuran dan narkotika; (2) melarang
praktek Sati<a href="file:///D:/FAKULTAS%20SEJARAH/Sem%20III/Asia%20Selatan/Islam%20India/Isi.doc#_ftn2" name="_ftnref2" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">[2]</span></span><!--[endif]--></span></a>; (3)
memprakarsai perusakan kuil-kuil Hindu; (4) memprakarsai kodifikasi hukum Islam
yang produknya kemudian disebut al-Fatawa i Alamgir.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: center; text-indent: 18pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"><!--[if gte vml 1]><v:shape id="_x0000_i1030" type="#_x0000_t75" style='width:198pt;
height:219.75pt'>
<v:imagedata src="file:///C:\Users\ASUS\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image011.jpg"
o:title="Aurangazeb"/>
</v:shape><![endif]--><!--[if !vml]--><!--[endif]--><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center; text-indent: 18pt;">
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div>
<div style="text-align: justify;">
<!--[if !supportFootnotes]--><br clear="all" /></div>
<hr size="1" style="text-align: left;" width="33%" />
<!--[endif]-->
<br />
<div id="ftn1">
<div class="MsoFootnoteText">
<div style="text-align: justify;">
<a href="file:///D:/FAKULTAS%20SEJARAH/Sem%20III/Asia%20Selatan/Islam%20India/Isi.doc#_ftnref1" name="_ftn1" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US;">[1]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><span lang="EN-US"> </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif";">Nama
Babur berarti macan. Nama tersebut sesuai dengan sosoknya yang gagah berani.<o:p></o:p></span></div>
</div>
</div>
<div id="ftn2">
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
<a href="file:///D:/FAKULTAS%20SEJARAH/Sem%20III/Asia%20Selatan/Islam%20India/Isi.doc#_ftnref2" name="_ftn2" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%;"><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span lang="EN-US" style="font-size: 10pt; line-height: 115%;">[2]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 115%;">
Sati adalah praktek pembakaran diri seorang janda yang ditinggal mati suaminya
(the Hindu Sacr ifice of widows)<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoFootnoteText">
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
</div>
</div>
Sejarah semestahttp://www.blogger.com/profile/01637746591080860325noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-4128188637602126392.post-57170554501167426212012-12-27T16:52:00.000-08:002012-12-27T16:54:24.990-08:00Keraaan Mughal<span style="background-color: #ffd966;"><br /></span>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjyW7l7eBNGbQxFLg6UmiQRQpQE0obodOQnMzkfhoEgsFnQ6dJEsKUOAr-R0w_Q2lxr4l8YuLlkrf-kJOwU6FExOdr1AVB_8aqQGetvH9YktGfYvuRtCs22qV5zbrG6wevM2xCj3otzN8o/s1600/mughal-tomb.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><span style="background-color: #ffd966;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjyW7l7eBNGbQxFLg6UmiQRQpQE0obodOQnMzkfhoEgsFnQ6dJEsKUOAr-R0w_Q2lxr4l8YuLlkrf-kJOwU6FExOdr1AVB_8aqQGetvH9YktGfYvuRtCs22qV5zbrG6wevM2xCj3otzN8o/s1600/mughal-tomb.jpg" /></span></a></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span style="background-color: #ffd966;"><b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">KERAJAAN MUGHAL</span></b><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;">
<span style="background-color: #ffd966;"><br /></span></div>
<ol start="1" style="margin-top: 0cm;" type="A">
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><b><span style="background-color: #ffd966; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Munculnya Kerajaan Mughal<o:p></o:p></span></b></li>
</ol>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; tab-stops: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span lang="EN-US" style="background-color: #ffd966; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Kerajaan
Mughal berdiri seperempat abad sesudah berdirinya kerajaan Safawi. Jadi, di
antara tiga kerajaan Islam tersebut, kerajaan inilah yang termuda. Kerajaan
Mughal bukanlah kerajaan Islam pertama di anak benua India. Awal kekuasaan
Islam di wilayah India terjadi pada masa Khalifah Al-Walid, dari dinasti Bani
Umayyah. Penaklukan wilayah ini dilakukan oleh tentara Bani Umayyah di bawah
pimpinan Muhammad ibn Qasim. Pada fase desintegrasi, dinasti Ghaznawi mengembangkan kekuasaannya di India di
bawah pimpinan Sultan Mahmud dan pada tahun 1020 M, ia berhasil menaklukkan
hampir semua kerajaan Hindu di wilayah ini, sekaligus mengislamkan sebagian
masyarakatnya. Setelah dinasti Ghaznawi hancur, muncul dinasti-dinasti kecil seperti Mamluk
(1206-1290 M), Khalji (1296-1316 M), Tuglug (1320-1412 M), dan dinasti-dinasti
lain.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; tab-stops: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span lang="EN-US" style="background-color: #ffd966; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Kerajaan
Mughal di India dengan Delhi sebagai ibu kota, didirikan oleh Zahiruddin Babur
(1482-1530 M), salah satu dari cucu Timur Lenk. Ayahnya bernama Umar Mirza,
penguasa Ferghana. Babur mewarisi daerah Ferghana dari orang tuanya ketika ia
masih berusia 11 tahun. Ia berambisi dan bertekad akan menaklukkan Samarkand
yang menjadi kota penting di Asia Tengah pada masa itu. Pada mulanya, ia
mengalami kekalahan tetapi karena mendapat bantuan dari Raja Safawi, Ismail I
akhirnya berhasil menaklukkan Samarkhand tahun 1494 M. Pada tahun 1504 M, ia
menduduki Kabul, ibu kota Afghanistan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; tab-stops: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<!--[if gte vml 1]><v:rect
id="_x0000_s1026" style='position:absolute;left:0;text-align:left;
margin-left:191.75pt;margin-top:231.5pt;width:54.85pt;height:36.55pt;
text-indent:0;z-index:251658240' stroked="f"/><![endif]--><!--[if !vml]--><span style="height: 52px; left: 0px; margin-left: 256px; margin-top: 309px; mso-ignore: vglayout; position: absolute; width: 77px; z-index: 251658240;">
<table cellpadding="0" cellspacing="0" style="text-align: justify;">
<tbody>
<tr>
<td bgcolor="white" height="52" style="background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; vertical-align: top;" width="77"><!--[endif]--><!--[if !mso]--><span style="left: 0pt; mso-ignore: vglayout; position: absolute; z-index: 251658240;">
<table cellpadding="0" cellspacing="0" style="width: 100%px;"><tbody>
<tr><td><div class="shape" style="padding: 3.6pt 7.2pt 3.6pt 7.2pt;" v:shape="_x0000_s1026">
<div class="MsoNormal" style="text-align: center;">
<span style="background-color: #ffd966; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">27<o:p></o:p></span></div>
</div>
<!--[if !mso]--></td>
</tr>
</tbody></table>
</span><!--[endif]--><!--[if !mso & !vml]--><span style="background-color: #ffd966;"> <!--[endif]--><!--[if !vml]--></span></td>
</tr>
</tbody></table>
</span><!--[endif]--><span style="background-color: #ffd966;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Setelah K</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">a</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">bul ditaklukkan, Babur meneruskan
ekspansinya ke India. Kala</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"> </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">itu
Ibrahim Lodi, penguasa India, dilanda krisis, sehingga stabilitas pemerintahan
menjadi kacau. Alam Khan, paman dari Ibrahim Lodi, bersama-sama Daulat Kahn,
Gubernur Lahore, mengirim utusan ke Kabul, meminta bantuan Babur untuk
menjatuhkan pemerintahan Ibrahim di Delhi<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; tab-stops: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="background-color: #ffd966;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Permohonan
itu langsung diterimanya. Pada tahun 1525 M, Babur berhasil</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"> </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">menguasai Punjab dengan
ibu kotanya Lahore. Setelah itu, ia memimpin tentaranya menuju Delhi. Pada
tanggal 21 April 1526 M, terjadilah pertempuran yang dahsyat di Panipat.
Ibrahim beserta ribuan tentaranya terbunuh dalam pertempuran itu. Babur memasuki kota Delhi sebagai pemenang dan menegakan pemerintahannya di
sana. Dengan demikian, berdirilah kerajaan Mughal di India. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; tab-stops: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span lang="EN-US" style="background-color: #ffd966; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Setelah
kerajaan Mughal berdiri, raja-raja Hindu di seluruh India menyusun angkatan perang
yang besar untuk menyerang Babur. Namun, pasukan Hindu ini dapatdikalahkan
Babur. Sementara itu, di Afghanistan masih ada golongan yang setiakepada
keluarga Lodi. Mereka mengangkat adik kandung Ibrahim Lodi, Mahmud, menjadi
Sultan. Tetapi, Sultan Mahmud Lodi dengan mudah dikalahkan Babur dalam
pertempuran dekat Gogra tahun 1529 M. Pada tahun 1530 M, Babur meninggal dunia
dalam usia 48 tahun setelah memerintah selama 30 tahun, dengan meninggalkan
kejayaan-kejayaan yang cemerlang. Pemerintahan selanjutnya dipegang oleh
anaknya Humayun.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; tab-stops: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span lang="EN-US" style="background-color: #ffd966; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Humayun,
putra sulung Babur, dalam melaksanakan pemerintahan banyak menghadapi
tantangan. Sepanjang masa kekuasaannya selama 9 tahun (1530-1539 M) negara
tidak pernah aman. Ia senatiasa berperang melawan musuh. Di antara tantangan
yang muncul adalah pemberontakan Bahadur Syah, penguasa Gujarat yang memisahkan
diri dari Delhi. Pemberontakan inidapat dipadamkan. Bahadur Syah melarikan diri
dan Gujarat dapat dikuasai. Pada tahun 1540 M terjadi pertempuran dengan Sher
Khan di Kanauj. Dalam pertempuran ini Humayun mengalami kekalahan. Ia terpaksa
melarikan diri ke Kandahar dan selanjutnya ke Persia. Di Persia ia menyusun
kembali tentaranya. Kemudian, dari sini ia menyerang musuh-musuhnya dengan
bantuan raja Persia, Tahmasp. Humayuh dapat mengalahkan Sher Khan Shah setelah
hampir 15 tahun berkelana meninggalkan Delhi. Ia kembali ke India dan menduduki
tahta kerajaan Mughal pada tahun 1555 M. setahun setelah itu (1556 M), ia
meninggal dunia karena terjatuh dari tangga perpustakaannya, Din Panah.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; tab-stops: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="background-color: #ffd966;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Humayu</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;">n</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> digantikan oleh
anaknya, Akbar, yang berusia 14 tahun. Karena ia masih muda maka urusan
kerajaan diserahkan kepada Bairam Khan, seorang Syi’i. Pada masa Akbar inilah
kerajaan Mughal mencapai masa keemasannya.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; tab-stops: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span lang="EN-US" style="background-color: #ffd966; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Di
awal masa pemerintahannya, Akbar mengalami pemberontakan sisa-sisa keturunan
Sher Khan Shah yang masih berkuasa di Punjab. Pemberontakan yang mengancam
kekuasaan Akbar adalah pemberontakan yang dipimpin oleh Himu yang menguasai
Gwalior dan Agra. Pasukan pemberontakan itu berusaha memasuki kota Delhi.
Bhairam Khan menyambut kedatangan pasukan tersebut, sehingga terjadilah
peperangan yang dahsyat, yang disebut Panipat II pada tahun 1556 M. Himu dapat
dikalahkan. Ia ditangkap, kemudian dieksekusi. Dengan demikian, Agra dn Gwalior
dapat dikuasai penuh.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; tab-stops: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span lang="EN-US" style="background-color: #ffd966; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Setelah
Akbar dewasa ia berusaha menyingkirkan Bairam Khan yang sudah mempunyai
pengaruh sangat kuat dan terlampau memaksakan kepentingan aliran Syi’ah. Bairam
Khan memberontak, tetapi dapat dikalahkan oleh Akbar di Jullandur tahun 1561 M.
Setelah persoalan-persoalan dalam negeri dapat diatasi, Akbar mulai menyusun
program ekspansi. Ia berhasil menguasai Chundar, Ghond, Chitor, Ranthabar,
Kalinjar,Gujarat, Surat, Bihar, Bengal, Kashmir, Orissa, Deccan, Gawilgarh,
Narhala, Ahmadnagar, dan Asirgah. Wilayah yang sangat luas itu diperintah dalam
suatu pemerintahan militeristik.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; tab-stops: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span lang="EN-US" style="background-color: #ffd966; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Dalam
pemerintahan militeristik tersebut, Sultan adalah penguasa diktator, pemerintahan daerah dipegang oleh seorang <i>sipah
salar</i> (kepala komandan), sedang subdistrik dipegang oleh <i>faujdar</i> (komandan). Jabatan-jabatan
sipil juga diberi jenjang kepangkatan yang bercorak kemiliteran.
Pejabat-pejabat itu memang diharuskan mengikuti latihan kemiliteran.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; tab-stops: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span lang="EN-US" style="background-color: #ffd966; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Akbar
juga menerapkan apa yang dinamakan dengan politik sulakhul (toleransi
universal). Dengan politik ini, semua rakyat India dipandang sama. Mereka tidak
dibedakan karena perbedaan etnis dan agama.
<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; tab-stops: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span lang="EN-US" style="background-color: #ffd966; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Kemajuan
yang dicapai Akbar masih dapat dipertahankan oleh tiga sultan berikutnya, yaitu
Jehangir (1605-1628 M), Syah Jehan (1628-1658 M), dan Aurangzeb (1658-1707 M).
Tiga sultan penerus Akbar ini memang terhitung raja-raja yang besar dan kuat.
Setelah itu, kemajuan kerajaan Mughal tidak dapat dipertahankan oleh raja-raja
berikutnya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; tab-stops: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span lang="EN-US" style="background-color: #ffd966; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Kemantapan
stabilitas politik karena sistem pemerintahan yang diterapkan Akbar membawa
kemajuan dalam bidang-bidang yang lain. Dalam bidang ekonomi, kerajaan Mughal
dapat mengembangkan program pertanian, pertambangan, dan perdagangan. Akan
tetapi, sumber keuangan negara lebih banyak bertumpu pada sektor pertanian. <i>Deh,</i> merupakan unit lahan pertanian
terkecil. Beberapa <i>deh </i>tergabung
dalam <i>pargana </i>(desa). Komunitas
petani dipimpin oleh <i>seorang mukkadam.</i>
Melalui para mukkadam itulah pemerintah berhubungan dengan perani.<sup> </sup> Kerajaan berhak atas sepertiga
dari hasil <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; tab-stops: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span lang="EN-US" style="background-color: #ffd966; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">pertanian
di negeri itu. Hasil pertanian kerajaan Mughal yang terpenting ketika itu
adalah biji-bijian, padi, kacang, tebu, sayur-sayuran, rempah-rempah, tembakau,
kapas, nila, dan bahan-bahan celupan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; tab-stops: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span style="background-color: #ffd966;"><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Di
samping untuk kebutuhan dalam negeri, hasil pertanian itu diekspor ke Eropa,
Afrika, Arabia, dan Asia Tenggara bersamaan dengan hasil kerajinan, seperti </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: IN;"> </span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">pakaiantenun
dan kain tipis bahan gordiyn yang banyak diproduksi di Gujarat dan Bengal.
Untuk meningkatkan produksi, Jehangir mengizinkan Inggris (1611 M) dan Belanda
(1617 M) mendirikan pabrik pengolahan hasil pertanian di Surat.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; tab-stops: 0cm; text-align: justify; text-indent: 1.0cm;">
<span lang="EN-US" style="background-color: #ffd966; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Bersamaan
dengan majunya bidang ekonomi, bidang seni dan budaya juga berkembang. Penyair
India yang terkenal adalah Malik Muhammad Jayazi, seorang sastrawan sufi yang
menghasilkan karya besar berjudul <i>Padmavat,
</i>sebuah karya alegoris yang mengandung pesan kebajikan jiwa manusia. Pada masa Aurangzeb, muncul seorang sejarawan bernama Abu Fadl dengan karyanya <i>Akhbar Nama</i> dan <i>Aini Akhbari, </i>yang memaparkan sejarah kerajaan Mughal berdasarkan
figure pemimpinnya.<o:p></o:p></span></div>
<span style="background-color: #ffd966;"><span lang="EN-US" style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="background-color: #ffd966; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">Karya seni yang masih dapat dinikmati sekarang
dan merupakan karya seni terbesar yang dicapai kerajaan Mughal adalah
karya-karya arsitektur yang indah dan mengagumkan. Pada masa Akbar dibangun
istana Fatpur Sikri di Sikri. vila, dan masjid-masjid yang indah. Pada masa
Syah Jehan, dibangun mesjid berlapiskan mutiara dan Taj Mahal di Agra, Mesjid
Raya Delhi dan istana indah di Lahore.</span><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"> </span></span></div>
<span lang="EN-US" style="background-color: #ffd966; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 115%;">
</span><br />
<div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: #ffd966;"><br /></span></div>
<!--[if !supportFootnotes]-->
<br />
<div id="ftn1">
<div class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify;">
<br /></div>
</div>
<div id="ftn15">
</div>
</div>
Sejarah semestahttp://www.blogger.com/profile/01637746591080860325noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4128188637602126392.post-71885277264086617832012-12-27T16:18:00.000-08:002012-12-27T16:19:41.594-08:00Kerajaan Kutai<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;"><span style="color: red;">KERAJAAN KUTAI</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-layout-grid-align: none; text-align: justify; text-autospace: none; text-indent: 36.0pt;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjYLNkxuwcqpBsJMw9vGPGISYQCbACkS7y1RiIyPKuc_59ffm1zYC1pS1neELsooH0r2A-J0MurB8BG_zQICaq3WvQKPPGBBCp2OdsgD00XQsLBaYmHxpWO4R5wN3E7sjWvu70C2vfUrbY/s1600/borneo1712.gif" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjYLNkxuwcqpBsJMw9vGPGISYQCbACkS7y1RiIyPKuc_59ffm1zYC1pS1neELsooH0r2A-J0MurB8BG_zQICaq3WvQKPPGBBCp2OdsgD00XQsLBaYmHxpWO4R5wN3E7sjWvu70C2vfUrbY/s200/borneo1712.gif" width="159" /></a><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Berdasarkan
sumber-sumber berita yang berhasil ditemukan menunjukkan bahwa Kerajaan Kutai
berdiri pada abad ke-5 M di Lembah Sungai Mahakam, Kalimantan Timur. Nama kerajaan
ini diambil dari nama daerah tempat ditemukannya prasasti, yaitu di daerah
Kutai. Hal ini disebabkan, karena setiap prasasti yang ditemukan tidak ada yang
menyebutkan nama dari kerajaan tersebut. Oleh karena itu, para ahli memberi
nama kerajaan itu Kutai. Wujud prasastinya berupa tujuh buah tugu batu besar
yang disebut yupa. Ketujuh yupa ini merupakan sumber sejarah Kutai. Fungsi yupa
sesungguhnya adalah tugu batu untuk menambatkan lembu kurban. Aksara yang
dipahatkan pada yupa berhuruf Pallawa dan berbahasa Sanskerta. Prasasti
tersebut dikeluarkan oleh penguasa Kutai bernama Mulawarman. Mulawarman adalah
orang Indonesia asli. Kakeknya, Kudungga, masih menggunakan nama asli
Indonesia. Wilayah Kerajaan Kutai mencakup wilayah yang cukup luas, yaitu
hampir menguasai seluruh wilayah Kalimantan Timur. Bahkan pada masa
kejayaannya, Kerajaan Kutai memiliki wilayah yang sangat luas, yaitu hampir sebagian
wilayah Kalimantan.</span><br />
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;"><br /></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 54.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">B.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;">
</span></span></b><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Sumber-Sumber<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Walaupun bukti-bukti yang ada
menunjukkan, bahwa kerajaan tertua di Indonesia terletak di Kalimantan, tapi
sedemikian jauh pulau tersebut sedikit sekali diperhatikan oleh para penulis tambo
di daratan Cina. Hal ini cukup menarik, karena biasanya para penulis tambo di
daratan Cina rajin sekali menuliskan hal-hal aneh yang mereka ketahui dari
suatu daerah asing. Berita tertua Cina yang bertalian dengan salah satu daerah
di Kalimantan, berasal dari zaman dinasti T’ang (618-906), padahal
berita-berita Cina yang berhubungan dengan Jawa sudah ada sejak abad V Masehi, dan
Sumatra pada awal abad VI Masehi, pada zaman pemerintahan dinasti Liang (502-56).<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Tidak adanya perhatian dari pihak Cina itu,
kemungkinan sekali disebabkan karena Kalimantan tidak terletak pada jalan niaga
Cina yang utama, walaupun di daerah Serawak misalnya ditemukan beberapa buah
benda yang berasal dari zaman dinasti Han yang mulai berkuasa pada tahun 220
SM. Ternyata,
kurangnya perhatian terhadap sejarah daerah Kalimantan itu, terus melanjut di
masa-masa sesudahnya, sehingga di dalam keseluruhan sejarah kebudayaan Asia
Tenggara misalnya daerah ini masih tetap merupakan suatu daerah yang
terlupakan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Di daerah yang berada di luar jangkauan
perhatian Cina itulah, untuk pertama kalinya ditemukan bukti-bukti tertua akan
adanya suatu kehidupan masyarakat yang bercorak keindiaan, yaitu Sulawesi
Selatan dan Kalimantan Timur. Dengan ditemukannya arca Budha yang terbuat dari
perunggu di Sempaga, Sulawesi Selatan, maka
untuk pertama kalinya didapatkan bukti tentang adanya hubungan serta pengaruh
tertua budaya India di Indonesia. Penemuan arca ini sangat penting, karena
dapat memberi petunjuk tentang bagaimana taraf hidup dan budaya bangsa
Indonesia pada waktu tersebut. Berdasarkan ciri-ciri ikonografinya dapat
ditentukan bahwa arca Sempaga ini berasal dari mazhab seni Amaravati dan
rupanya dibuat disana, kemudian dibawa ke Indonesia. Mungkin sebagai barang
dagangan tetapi mungkin juga sebagai barang persembahan untuk sesuatu vihara
atau bangunan suci agama Budha. Selain di Sempaga, arca-arca langgam Amaravati
ini juga ditemukan antara lain di Jember dan Bukit Seguntang, sementara di Kota
Bangun (Kutai) ditemukan sejumlah arca Budha yang memperlihatkan langgam seni
arca Gandara.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Menurut Foucher</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; line-height: 200%; mso-bidi-font-size: 12.0pt;">
</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">dan Bosch, ciri seni Gandhara tampak pada sikap
tangan dan hiasan jala pada telapak tangan arca Budha Kota Bangun. Disamping
arca-arca Budha, juga ditemukan arca-arca yang memperlihatkan sifat-sifat
kehinduan diantaranya <i>mukhalinga </i>yang
ditemukan di Sepauk, dan arca Ganesa yang ditemukan di Sarawak. Walaupun
daerah Kalimantan dan Sulawesi berada di luar perhatian Cina, tetapi tidak berarti
bahwa kedua daerah tersebut tertutup sama sekali dari kemungkinan mengadakan
hubungan dengan luar. Temuan-temuan yang disebutkan di atas, merupakan salah
satu buktinya. Hubungan tersebut tentulah pada mulanya melalui hubungan niaga,
yang kemudian berkembang mejadi hubungan agama dan budaya. Melalui hubungan
niaga itu, turut pula pendeta yang bermaksud menyebarkan agama, yang kemudian
disusul dengan perginya orang Indonesia ke daerah asal para guru agama atau
pendeta itu. Hubungan seperti itu, sudah berlangsung cukup lama. Didalam
proses terjadinya hubungan timbal-balik seperti itu, maka masyarakat-masyarakat
setempat yang sudah menetap di beberapa daerah tertentu, menerima budaya dan
peradaban baru.</span></div>
<div>
<div id="ftn9">
<div class="MsoFootnoteText">
<span lang="EN-US"></span></div>
<div class="MsoListParagraph" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">aa. <span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Prasasti<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 31.5pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Selain benda-benda berupa arca seperti
yang disebutkan di atas, dari daerah Kalimantan Timur, tepatnya di Bukit
Berubus, Muara Kaman pada tahun 1879 ditemukan beberapa buah prasasti yang
dipahatkan pada tiang batu. Tiang batu itu berupa <i>yupa, </i>yaitu nama yang disebutkan pada prasasti-prasasti sendiri.
Sampai saat ini telah ditemukan tujuh buah prasasti <i>yupa, </i>dan masih ada kemungkinan beberapa buah <i>yupa </i>yang lain belum ditemukan sampai saat ini. Dari
prasasti-prasasti yang ditemukan di Kalimantan Timur itu, yang mula-mula
ditemukan hanya tiga buah yupa saja, tetapi
kemudian tiga buah yupa yang lainnya ditemukan lagi. Huruf
yang dipahat pada yupa itu berasal dari awal abad V Masehi, sedangkan bahasanya
ialah bahasa Sansekerta. Semuanya dikeluarkan atas titah seorang penguasa
daerah itu pada masa tersebut, yang bernama Mulawarman , yang dapat dipastikan
bahwa ia adalah seorang Indonesia asli karena kakeknya masih mempergunakan nama
Indonesia asli, Kudunga.<o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: center; text-indent: 31.5pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-ansi-language: IN; mso-fareast-language: IN; mso-no-proof: yes;"><v:shapetype coordsize="21600,21600" filled="f" id="_x0000_t75" o:preferrelative="t" o:spt="75" path="m@4@5l@4@11@9@11@9@5xe" stroked="f">
<v:stroke joinstyle="miter">
<v:formulas>
<v:f eqn="if lineDrawn pixelLineWidth 0">
<v:f eqn="sum @0 1 0">
<v:f eqn="sum 0 0 @1">
<v:f eqn="prod @2 1 2">
<v:f eqn="prod @3 21600 pixelWidth">
<v:f eqn="prod @3 21600 pixelHeight">
<v:f eqn="sum @0 0 1">
<v:f eqn="prod @6 1 2">
<v:f eqn="prod @7 21600 pixelWidth">
<v:f eqn="sum @8 21600 0">
<v:f eqn="prod @7 21600 pixelHeight">
<v:f eqn="sum @10 21600 0">
</v:f></v:f></v:f></v:f></v:f></v:f></v:f></v:f></v:f></v:f></v:f></v:f></v:formulas>
<v:path gradientshapeok="t" o:connecttype="rect" o:extrusionok="f">
<o:lock aspectratio="t" v:ext="edit">
</o:lock></v:path></v:stroke></v:shapetype><v:shape id="Picture_x0020_7" o:spid="_x0000_i1025" style="height: 302.25pt; mso-wrap-style: square; visibility: visible; width: 407.25pt;" type="#_x0000_t75">
<v:imagedata o:title="" src="file:///C:\Users\ASUS\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image001.emz">
</v:imagedata></v:shape></span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;"><o:p></o:p></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 18pt; text-align: center;">
<i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt;">Gambar 1.4 Prasasti Yupa (Sumber: Indonesian Heritage, Bahasa dan Sastra, hal. 16–17) dalam buku Imtam
Sejarah Kelas XI untuk SMA/MA Program Bahasa.<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Prasasti yang menyebutkan silsilah
Mulawarman, raja terbesar di daerah Kutai Purba itu, berbunyi sebagai berikut :<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">çr</span></i><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-bidi-language: HE;">ῑmatah
çrῑ-narendrasya,<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-bidi-language: HE;">kuṇḍuṅgasya mahātmanaḥ,<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-bidi-language: HE;">putro çvavawmmo vikhyātah,<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-bidi-language: HE;">vaṅçakarttā yathāṅçumān,<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-bidi-language: HE;">tasya putrā mahātmanāh,<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-bidi-language: HE;">trayas traya ivāgnayah,<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-bidi-language: HE;">teṣān trayāṇām pravarah,<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-bidi-language: HE;">tapo-bala--damānvitaḫ,<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-bidi-language: HE;">çrῑ mūlavarmmā rājendro,<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-bidi-language: HE;">yaṣţvā bahusuvarṇnakam,<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-bidi-language: HE;">tasya yajῆasya yūpo ‘yam,<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-bidi-language: HE;">dvijendrais samprakalpitah.</span></i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; line-height: 200%;">
<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Terjemahan :<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Sang Maharaja Kudunga, yang amat mulia,
mempunyai putra yang mashur, Sang Aswawarmman namanya, yang seperti Sang
Ansuman (=dewa Matahari) menumbuhkan keluarga yang sangat mulia. Sang
Aswawarmman mempunyai tiga putra, seperti api (yang suci) tiga. Yang terkemuka
dari ketiga putra itu ialah Sang Mulawarmman, raja yang berperadaban baik, kuat
dan berkuasa. Sang Mulawarmman telah
mengadakan kenduri (selamatan yang dinamakan) emas-amat-banyak. Buat peringatan
keduri (selamatan) itulah tugu batu ini didirikan para brahmana. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Dari prasasti itu dapat diketahui bahwa
sedikitnya ada tiga angkatan dalam keluarga, dimulai dengan raja Kudunga yang
mempunyai anak bernama Aswawarman, dan Aswawarman yang mempunyai tiga orang
anak, seorang di antaranya bernama Mulawarman.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;"> Yang menarik dari prasasti ini ialah
berita yang menyebutkan bahwa pendiri keluarga kerajaan (=<i>vansakartta</i> ) ialah Aswawarman, dan bukan Kudunga yang dianggap
sebagai raja pertama. Apakah pengertian wangsakarta dalam prasasti ini,
ditujukan kepada pengertian keluarga yang sudah berbudaya India, yang antara
lain ditandai dengan pemakaian nama yang berbau India ? Karena Kudunga sendiri
jelas bukan nama yang berbau India, maka walaupun ia memang disebutkan sebagai
ayah Aswawarman dan pernah menjadi raja, tetapi tidak dianggap sebagai pendiri
keluarga raja. Jika kita ketahui, bahwa pada saat sekarang ada nama Bugis yang
mirip dengan Kundunga yaitu Kadungga, barangkali tidak akan terlalu jauh dari
kebenaran, seandainya Kundunga dianggap sebagai Indonesia asli yang untuk
pertama kalinya menyentuh budaya India, tetapi belum menyatakan. Di mulai
dengan Aswawarman dan dilanjutkan dengan
Mulawarman, kita berhadapan dengan nama-nama yang sudah berbau India, dan berdasarkan berita dari
prasasti-prasastinya juga jelas bahwa pada waktu itu agama yang dipelukpun
agama yang berasal dari India juga.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;"> Apakah mungkin, seseorang yang dilahirkan
bukan sebagai orang India yang tergolong ke dalam kasta-kasta sejak mereka
dilahirkan, menyamakan dirinya sama sekali sederajat dengan orang India,
seperti yang diperlihatkan oleh Mulawarman ? Prasasti lain yang dikeluarkan
oleh Mulawarman berbunyi sebagai berikut
:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">çr</span><i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-bidi-language: HE;">ῑmad-virāja-kῑrtteh<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-bidi-language: HE;">rājῆah çrῑ-mūlavarmmaṇaḥ puṇyam<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-bidi-language: HE;">çṛṇantu vipramukhyāḥ<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-bidi-language: HE;">ye cānye sādhavaḥ puruṣāḥ<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-bidi-language: HE;">bahudāna-jῑvadānam<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-bidi-language: HE;">sakalpavṛkṣam sabhūmidānaῆ ca<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-bidi-language: HE;">teṣām
puṇyagaṇānām<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 18.0pt; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-bidi-language: HE;">yūpo ‘yam stāhipito vipraiḥ<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-left: 18.0pt; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-bidi-language: HE;">Terjemahan :</span><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;"><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;"> Dengarkanlah oleh kamu sekalian, Brahmana
yang terkemuka, dan sekalian orang baik lain-lainnya, tentang kebaikan budi
Sang Mulawarmman, raja besar yang sangat mulia. Kebaikan budi ini ialah
berwujud sedekah banyak seklai, seolah-olah sedekah kehidupan atau semata-mata
pohon Kalpa (yang memberi segala keinginan), dengan sedekah tanah (yang
dihadiahkan). Berhubung dengan semua kebaikan itulah maka tugu ini didirikan
oleh para Brahmana (sebagai peringatan).<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;"> Peringatan yang ketiga berbunyi sebagai
berikut :<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">ṡrῑ-mūlavarmmaṇā
rājῆā<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">yad
dattan tila-parvvatam<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">sa-dῑpamālayā
sārddham<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">yūpo
yam likhitas tayoḥ<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Terjemahan :<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Tugu
ini ditulis buat (peringatan) dua (perkara) yang telah disedekahkan oleh Sang
Raja Mulawarmman, yakni segunung minyak (kental), dengan lampu serta malai
bunga.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Masih ada lagi prasastinya yang lain,
berbunyi :<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;"> <i>ṡrῑmato
ṇrpamukhyasya<o:p></o:p></i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">rājῆāḥ
ṡrῑ-mūlavarmmanaḥ<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">dānām
puṇyatame kṣetre<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">yad
dattam vaprakeṡvare<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">dvijātibhyo
gnikalpebhyaḥ<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">viṅṡatir
nggosahasrikam<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">tasya
puṇyasya yūpo yam<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">kṛto
viprair ihāgataiḥ<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Terjemahan :<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Sang
Mulawarmman, raja yang mulia dan terkemuka, telah memberi sedekah 20.000 ekor
sapi kepada para Brahmana yang seperti api, (bertempat) di dalam tanah yang
sangat suci (bernama ) <i>Waprakeswara</i>.
Buat (peringatan) akan kebaikan budi sang raja itu tugu ini telah dibikin oleh
para Brahmana yang datang di tempat ini.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;"> Prasasti yang lain yang ditemukan
belakangan, berbunyi sebagai berikut :<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">ṡrῑ-mūlavarmma
rājendra(ḥ) sama vijitya pārtthi(vān)<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">karadām
nṛpatῑmmṡ cakre yathā rājā yudhiṣţhiraḥ<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">catvarimṡat
sahasrāṇi sa dadau vapprakeṡvare<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">bā
… trimṡat sahasrāṇi punar ddadau<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 36.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">mālām sa punar jῑvadānam
pritagvidham <o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">ākāṡadῑpam
dharmmātmā pārtthivendra (h) svake pure<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">…
… … … … … … mahātmanā<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<i><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Yūpo
yam sth (apito) viprair nnānā deṡād ihā (gataiḥ //)<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Terjemahan :<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Raja Mulawarman yang tersohor telah
mengalahkan raja-raja di medan perang, dan menjadikan mereka bawahannya seperti
yang dilakukan oleh raja Yudhistira. Di <i>waprakeswara
</i>raja Mulwarman menghadiahkan (sesuatu) 40 ribu, lalu 30 ribu lagi. Raja
yang saleh tersebut juga memberikan <i>jivadana
</i>dan cahaya terang (?) di kotanya. Yupa ini didirikan oleh para brahmana
yang datang ke sini dari perbagai tempat.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;"> Dari prasasti-prasastinya yang sudah
ditemukan sampai saat ini, kita dapat mengetahui nama beberapa orang tokoh yang
disebutkan, serta bagaimana kira-kira kehidupan keagamaan pada waktu itu.
Tetapi, sedemikian jauh kita tidak dapat mengetahui, bagaimana kehidupan dan
keadaan masyarakat pada umumnya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;"> Bahan yang sampai kepada kita, belum dapat
dipergunakan untuk mengungkapkan keadaan zaman tersebut secara lengkap dan
menyeluruh, sehingga pengetahuan kita pun mengenai zaman tersebut untuk
sementara tidak pula akan bertambah sebelum ditemukan bukti-bukti yang lebih
baru untuk melengkapi bahan-bahan yang telah ada.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraph" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 50.4pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; mso-add-space: auto; mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">b.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;">
</span></span></b><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Temuan Arkeologi<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;"> Kecuali prasasti <i>yūpa </i>dan arca Budha dari Kota Bangun, di wilayah Kalimantan Timur
ditemukan pula peninggalan-peninggalan arkeologi yang menunjang bukti keberadaan
kerajaan Mulawarman dan bahkan kelompok-kelompok masyarakat sebelum masa
Mulawarman.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;"> Peninggalan yang berasal dari masa sebelum
Mūlawarman yaitu dengan ditemukannya di gua-gua di sepanjang Sungai Jelai,
Tepian Langsat, Kabupaten Kutai Timur. Peninggalan tersebut berupa lukisan cap
tangan pada dinding gua. Diperkirakan gua-gua tersebut merupakan pemukiman masa
prasejarah di wilayah Kalimantan Timur.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;"> Di Bukit Berubus, Muara Kaman, Kabupaten
Kutai Kertanegara, tempat ditemukannya prasasti <i>yūpa</i>, banyak ditemukan arca-arca perunggu oleh para penggali liar
pada tahun 90-an. Sayang arca-arca tersebut tidak ada yang tersimpan di museum
sehingga tidak dapat diidentifikasi jenis dan penanggalannya.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;"> Ekskavasi yang di adakan di situs tersebut
menemukan sisa-sisa bangunan (mungkin candi) dari batu kapur, tetapi tinggal
dasar pondasi bangunan saja, dan beberapa fragmen batu berpelipit yang jelas merupakan
komponen bangunan. Di tempat lain, masih di situs yang sama, ditemukan batu
peripih, yang biasanya diletakkan di dalam sumuran candi. Peripih tersebut
ditemukan dalam keadaan kosong. Meskipun tidak banyak data yang didapatkan dari
penemuan-penemuan tersebut, setidaknya kita dapat memperkirakan adanya kegiatan
keagamaan di tempat itu, yang kemungkinan sezaman dengan Mulawarman.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;"> Wilayah Kalimantan Timur yang lain yang
juga memiliki peninggalan Hindu adalah Desa Long Bagun, di daerah hulu Sungai
Mahakam. Di desa tersebut terdapat sebuah <i>nandi
</i>(batu), tetapi tidak ada temuan sisa bangunan atau arca lain. Nandi di Desa
Long Bagun ini masih dalam keadaan utuh. Di daerah Kota Bangun juga ditemukan
dua buah fragmen nandi dari batu, yang sudah sangat halus, jadi tidak jelas
lagi bentuknya. Juga tidak dapat ditentukan dengan pasti pertanggalannya,
sehingga nandi-nandi itu, baik dari Long Bagun maupun Kota Bangun, belum jelas
apakah semasa dengan Mulawarman atau tidak.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;"> Sejumlah arca yang ditemukan di dalam gua
Kombeng, Kabupaten Kutai Timur, diperkirakan berasal dari periode yang lebih
muda dari Mulawarman, mungkin dari abad VIII-IX Masehi. Meskipun ditemukan
bukti keberadaan masyarakat penganut agama Hindu dari masa yang lebih muda dari
masa Mulawarman, belum diketahui dengan jelas bagaimana hubungannya dengan
kerajaan Mulawarman. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0cm; margin-left: 18.0pt; margin-right: 0cm; margin-top: 0cm; text-align: justify;">
<span lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;"> <i> </i> </span></div>
<div>
<div id="ftn6">
</div>
</div>
<br /></div>
</div>
Sejarah semestahttp://www.blogger.com/profile/01637746591080860325noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4128188637602126392.post-65467336394323005062012-12-27T08:16:00.001-08:002012-12-27T16:54:52.987-08:00Gerakan Petani Banten<span style="background-color: #eeeeee;"><br />
</span><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjwborAhI05bj_n19NZj3oYWiJIn8m0VCTwjvcwl6z9VivASqGD5oY_8yFlPrkjwp_lp-aOvhecFZRLKiHfaG50lvwcEi9cB4fcp9xJYZ4vTCzyI-TzsZx4tH6GNu3yiAgtgxOxz2q6tFc/s1600/petani_perempuan.jpg" imageanchor="1" style="background-color: #eeeeee; margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="157" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjwborAhI05bj_n19NZj3oYWiJIn8m0VCTwjvcwl6z9VivASqGD5oY_8yFlPrkjwp_lp-aOvhecFZRLKiHfaG50lvwcEi9cB4fcp9xJYZ4vTCzyI-TzsZx4tH6GNu3yiAgtgxOxz2q6tFc/s320/petani_perempuan.jpg" width="320" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<b style="line-height: 150%; text-indent: 18pt;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><span style="background-color: #eeeeee; color: red;">PERISTIWA
PEMBERONTAKAN PETANI BANTEN</span></span></b></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; margin-left: 39.25pt; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo4; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="background-color: #eeeeee;"><span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-font-style: italic; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">A.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">PEMIMPIN-PEMIMPIN GERAKAN<i><o:p></o:p></i></span></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; margin-left: 72.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l2 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="background-color: #eeeeee;"><b><i><span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">1.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-style: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></i></b><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><b><i><span style="background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">HAJI ABDUL KARIM<o:p></o:p></span></i></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="background-color: #eeeeee;"><span style="background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Haji Abdul Karim, ulama besar dan
orang suci di mata rakyat, adalah yang paling menonjol diantara pemimpin-pemimpin
gerakan itu. Karier Haji Abdul Karim sebagai seorang pemimpin agama pada
umumnya dan sebagai guru tarekat Kadiriah pada khususnya.</span><span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-left: 72.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l2 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="background-color: #eeeeee;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">2.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><b><i><span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">KYAI HAJI TUBAGUS ISMAIL</span></i></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: IN; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<span style="background-color: #eeeeee; color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Gagasan untuk menghasut rakyat agar memberontak
melawan mereka telah menjadi matang. Hal lain mengapa kepemimimpinanya semakin
diakui oleh orang-orang Banten, selain berasal dari keturunan bangsawan, ia
juga dikenal sebagai cucu Tubagus Urip yang telah dianggap sebgai Wali Allah.
Tandanya ia tidak mencukur rambutnya seperti lazimnya seorang haji dalam
jamuan-jamuan ia hampir tidak mau makan apa-apa. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-left: 72.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l2 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="background-color: #eeeeee;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">3.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-style: normal; line-height: normal;">
</span></span></i><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><b><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">HAJI MARJUKI </span></i></b><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="background-color: #eeeeee; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Dengan kedatangan Haji Marjuki dalam bulan Februari tahun 1887,
gerakan itu mencapai satu tahap baru. Haji Marjuki melanjutkan propagandanya
tentang jihad dengan jalan mengunjungi para kiyai tarekat Kadiriah di Tangerang
dan Batavia, temasuk Haji Kasiman dari Tegalkunir dan Haji Camang dari Pakojan.
Karena mereka menaruh simpati mereka menjanjikan dukungan yang kuat, mereka
siap mengirimkan murid-murid mereka sebagai sukarelawan di Banten. Dalam usaha
mempropagandakan Perang Suci diluar Banten, Haji Marjuki dibantu oleh Haji
Wasid yang juga sangat berhasil meyakinkan para kiyai di berbagai daerah di
Jawa Barat<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-left: 72.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l2 level1 lfo2; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="background-color: #eeeeee;"><b><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">4.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-style: normal; font-weight: normal; line-height: normal;">
</span></span></i></b><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><b><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">HAJI WASID<o:p></o:p></span></i></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="background-color: #eeeeee; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Haji Wasid telah gagal menyelesaikan rencana pemberontakannya
terhadap penguasa-penguasa kafir, oleh karena ia sangat berbeda pendapat dengan
mayoritas pemimpin-pemimpin pemberontak mengenai tanggal dimulainya
pemberontakan itu. Ia baru tampil sebagai pemimpin pemberontak beberapa tahun
sebelum pemberontakan itu pecah. Ia cukup lihay untuk menarik keuntungan dari
suasana kebangunan agama yang sedang meliputi
lingkungannya, dengan jalan mengidentifikasikan urusan-urusan pribadinya
dengan kepentingan bersama masyarakatnya. Ia sangat berpengaruh, tidak hanya
dalm kedudukannya sebagai guru agama, tetapi juga karena kepribadiannya yang
kuat. Selain itu, ia dikenal sebagai orang yang suka bertengkar dan gampang
marah dengan kecenderungan kepada mistik.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-left: 39.25pt; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo4; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="background-color: #eeeeee;"><span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">B.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">PEMATANGAN GAGASAN PEMBERONTAKAN</span><span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="background-color: #eeeeee;"><span style="background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Sudah sejak tahun 1884 gagasan mengenai
pemberontakan sudah menjadi matang. Dalam satu pertemuan di rumah Haji Wasid di
Beji diputuskan untuk mencari pengikut dikalangan para murid.26
Pertemuan-pertemuan diadakan diberbagai tempat yang dihadiri oleh bagian
terbesar pemimpin-pemimpin pemberontakan setempat. Guru-guru tarekat ditugaskan
untuk menyebarkan gagasan itu dan mencari pengikut. Pejabat-pejabat Eropa
merasa cemas melihat kegiatan yang sangat meningkat dalam kehidupan agama
rakyat, akan tetapi mereka ditenangkan oleh pejabat-pejabat Banten yang tidak
melihat hal-hal yang membahayakan dalam manifestasi-manifestasi keagamaan itu.
Pertemuan-pertemuan yang paling penting diantara anggota-anggota komplotan
menggunakan kedok pesta, umpanyanya pesta perkawinan atau pesta sunatan.
Pertemuan-pertemuan yang lebih kecil menggunakan kedok pertemuan zikir.
Pemberontakan-pemberontak begitu pandai merahasiakan rencana-rencana komplotan
mereka sehingga selama bertahun-tahun pemerintah colonial tidak dapat menemukan
fakta-fakta yang bisa dijadikan alas an untuk menangkap mereka</span><span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-left: 39.25pt; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo4; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="background-color: #eeeeee;"><span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">C.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">MELUASNYA SEMANGAT REVOLUSIONER DAN
BEBERAPA PERSIAPAN<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<span style="background-color: #eeeeee; color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Telah diadakan persiapan-persiapan
untuk melakukan pemberontakan itu, bahwa pemimpin-pemimpin pemberontak
mempunyai tujuan-tujuan tertentu dan bahwa persiapan-persiapan itu berlangsung
berbulan-bulan lamanya. Dalam empat bulan terakhir tahun1887 kegiatan
anggota-anggota komplotan sangat meningkat, mereka adakan pertemuan-pertemuan
melakukan perjalanan dan mempropagandakan perjuangan mereka di satu pihak dan
melatih murid-murid mereka dalam cara-cara bertempur di lain pihak. Menjelang
waktu itu, semangat pemberontakan sudah mencekam anggota-anggota tarekat.
Mereka sependapat bahwa gerakan mereka sudah mencapai banyak kemajuan, dan
mereka memutuskan untuk memperluas persiapan-persiapan pemberontakan dan
mengikutsertakan orang-orang di luar tarekat.<span class="apple-converted-space"> </span><b><o:p></o:p></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<span style="background-color: #eeeeee;"><span style="background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Kegiatan-kegiatan persiapan
pemberontakan selam tiga bulan terakhir tahun 1887 dan pertengahan pertama
tahun 1888, ditandai oleh factor-faktor sebagai berikut : (1) latihan pencak dipergiat
; (2) pengumpulan dan pembuatan senjata ; (3) propaganda di luar Banten
dilanjutkan.<span class="apple-converted-space"> </span></span><span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<span style="background-color: #eeeeee;"><span style="background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Kegiatan-kegiatan lain diteruskan,
seperti menghasut rakyat dengan jalan membakar semangat mereka dengan
khotbah-khotbah tentang ramalan-ramalan dan ajaran tentang Perang Sabil, dan
mendorong mereka untuk memakai jimat dan ikut dalam pertemuan-pertemuan
keagamaan. Kegiatan-kegiatan gerakan benar-benar ditingkatkan, dan salah satu
buktinya yang nyata adalah seringnya diadakan pertemuan oleh pemimpin-pemimpin
pemberontak hamper setiap minggu. Haji Abdulsalam ditugaskan untuk menyediakan
senjata-senjata gelap, ia dibantu oleh Haji Dulgani dan Haji Usman.</span><span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-left: 39.25pt; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo4; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="background-color: #eeeeee;"><span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">D.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">ENAM BULAN TERAKHIR TAHAP PERSIAPAN</span><span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<span style="background-color: #eeeeee;"><span style="background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Pada tanggal 12 bulan Ruwah atau 22
april 1888 yang diadakan di rumah Haji Wasid di Beji. Pada akhir jamuan, ketiga
ratus orang tamu berkumpul di mesjid dimana para kyai dan murid-murid
merekabersumpah ; pertama, bahwa mereka akan ambil bagian dalam Perang Sabil,
kedua bahwa mereka yang melanggar janji akan dianggap sebagai kafir, ketiga
bahwa mereka tidak akan membocorkan rencana mereka kepada pihak luar.</span><span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<span style="background-color: #eeeeee; color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Mereka dengan khidmat berjanji akan
membunuh semua orang Eropa dan semua pejabat pemerintah. Keputusan-keputusan
lain yang telah diambil adalah mengenai hal-hal sebagai berikut ; untuk setiap
empat puluh orang akan diangkat seorang pemimpin kelompok, pakaian-pakaian akan
dikumpulkan dan dipakai dalam pertempuran, setiap orang yang telah mengucapkan
sumpah akan menandatangani pengukuhannya secara tertulis.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraph" style="line-height: 150%; margin-left: 39.25pt; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo4; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="background-color: #eeeeee;"><span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">E.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">MENJELANG PEMBERONTAKAN<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18.0pt;">
<span style="background-color: #eeeeee; color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Haji Abdurrakhman memberikan laporan
mengenai pertemuan di Trumbu dan menambahkan bahwa ia telah ditugaskan untuk
membunuh wedana Ciruas, asisten residen Kalodran, dan penghulu sub-distrik
(kecamatan), setelah ia selesai dengan tugasnya di Serang, ia lalu memerintahkan
hadirin untuk mengasah golok mereka dan membagi-bagikan jimat dan pakaian
putih. Dua hari setelah barisan orang-orang yang terus bertambah besar,
bersenjata golok dan tombak, dan dipimpin oleh Haji Wasid dan Haji Tubagus
Ismail, bergerak dari Cibeber kea rah Saneja, salah satu pusat pemusatan yang
penting dimana mereka menantikan tanda yang segera akan diberikan untuk
menyerang.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; margin-left: 39.25pt; mso-add-space: auto; mso-list: l1 level1 lfo4; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="background-color: #eeeeee;"><span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">F.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;"> </span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">PECAHNYA PEMBERONTAKAN<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; margin-left: 54.0pt; mso-add-space: auto; mso-list: l3 level1 lfo3; text-align: justify; text-indent: -18.0pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="background-color: #eeeeee;"><b><span style="color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ascii-theme-font: major-bidi; mso-bidi-theme-font: major-bidi; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-bidi; mso-hansi-theme-font: major-bidi;">1.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><b><span style="background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; color: #333333; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Serangan
Pertama<o:p></o:p></span></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="background-color: #eeeeee; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Haji
Tubagus Ismail memimpin pasukan ke desa Saneja pada malam hari Minggy tanggal 8
juli. Pasukannya terutama berasal dari Arjawirangun, Gulacir, desa kelahiran
Haji Tubagus Ismail dan Cibeber dengan juga diperkuat oelh bantuan dari Saneja
dan desa sekitarnya. Serangan pertama yakni di rumah Damas seorang juru tulis
di kantor Asisten residen. Kaum pemberontak tiba dirumah Damas sekitar pukul 2
dini hari Senin tanggal 9 juli.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraph" style="background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0cm 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="background-color: #eeeeee;"><b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">2.<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></b><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><b><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Serangan Umun<o:p></o:p></span></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify;">
<span style="background-color: #eeeeee; font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Pemimpin
utama adalah Haji Wasid. Pasukan yang pertama dipimpin oleh LurahJasim, Jaro
Kajuran. Pasukan kedua dipimpin oleh Haji Abdulgani dan Haji
Usman.Korban-korban yang berjatuhan dari pihak pemerintahan kolonial maupun
pegawai pribumi adalah:<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; line-height: 150%; margin-bottom: 0cm; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="background-color: #eeeeee;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 12pt; line-height: 150%;">·<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Damas, juru
tulis di kantor pengadilan distrik, ia jatuh ke tangan Kyai Haji Tubagus
Ismail, Kamidin dll di rumah orang Cina Tan Keng Hok dan dibunuh di temapt
persembunyiannya dengan beberapa tembakan kemudian mayatnya diseret keluar dan
kemudian ditemukan dipinggir jalan menuju Bojonegoro.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; line-height: 150%; margin: 6.9pt 0cm 6.9pt 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="background-color: #eeeeee;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 12pt; line-height: 150%;">·<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Jaksa<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; line-height: 150%; margin: 6.9pt 0cm 6.9pt 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="background-color: #eeeeee;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 12pt; line-height: 150%;">·<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Ajun
Kolektor : di rumanya para penyerang harus berhadapan dengan keberanian anak
laki-lakinya Kartadiningrat<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; line-height: 150%; margin: 6.9pt 0cm 6.9pt 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="background-color: #eeeeee;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 12pt; line-height: 150%;">·<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Elly dan
Dora keduanya merupakan anak Gubbels sang asisten residen.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; line-height: 150%; margin: 6.9pt 0cm 6.9pt 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="background-color: #eeeeee;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 12pt; line-height: 150%;">·<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">U. Bachen
seorang kepala penjualan di gudang garam.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; line-height: 150%; margin: 6.9pt 0cm 6.9pt 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="background-color: #eeeeee;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 12pt; line-height: 150%;">·<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Ardiman dan
Mian yang pertama telah menyertai istri Gubbels dan yangkedua adalah opas
wedana.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; line-height: 150%; margin: 6.9pt 0cm 6.9pt 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="background-color: #eeeeee;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 12pt; line-height: 150%;">·<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Istri
Gubbels yang sebelumnya sempat berkelahi dengan Nyai Kamsidahistri Haji Iskak<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; line-height: 150%; margin: 6.9pt 0cm 6.9pt 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="background-color: #eeeeee;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 12pt; line-height: 150%;">·<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Groundhout,
kepala pemboran. Ia jatuh di tangan lurah Kasar, Haji Masna dari Pecek, Satip
dari Kubangkapuh, Haji Hamim dari Temuputih dan Haji Kamad dari Pecek.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; line-height: 150%; margin: 6.9pt 0cm 6.9pt 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="background-color: #eeeeee;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 12pt; line-height: 150%;">·<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Wedana
yaitu Raden Tjatradiningrat<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; line-height: 150%; margin: 6.9pt 0cm 6.9pt 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="background-color: #eeeeee;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 12pt; line-height: 150%;">·<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Kepala
penjara<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; line-height: 150%; margin: 6.9pt 0cm 6.9pt 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;">
<!--[if !supportLists]--><span style="background-color: #eeeeee;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 12pt; line-height: 150%;">·<span style="font-family: 'Times New Roman'; font-size: 7pt; line-height: normal;">
</span></span><!--[endif]--><span dir="LTR"></span><span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Dll<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; line-height: 150%; margin: 6.9pt 0cm 6.9pt 36pt; text-align: justify;">
<br /></div>
Sejarah semestahttp://www.blogger.com/profile/01637746591080860325noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4128188637602126392.post-57111643019781240642012-12-27T07:36:00.001-08:002012-12-27T07:36:32.360-08:00HidupHidup di zaman edan<br />
gelap jiwa, bingung pikiran<br />
Turut edan hati tak tahan<br />
jika tidak turut, batin merana dan penasaran<br />
tertindas dan kelaparan<br />
Tetapi janji Tuhan sudah pasti<br />
Seuntung apapun orang yang lupa daratan<br />
Masih beruntung orang yang menjaga kesadaran<br />
<br />
R.Ng. RonggowarsitoSejarah semestahttp://www.blogger.com/profile/01637746591080860325noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4128188637602126392.post-20791710823076769472012-12-27T04:00:00.001-08:002012-12-27T06:37:45.892-08:00Walisanga<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiRUw5sTAx6OTDRXCsdlzPNrM_GxfrfdzbqfIwFoIJZIsOWfe7nGm0LdMwSQzhnNrP1S_gXsEtOIBc0NCZokI3mDAavczH7S9cc41FETOxsyXJielxFIm-3NyZkgzwBq6o4ZVqbvrPpbHk/s1600/wali_sanga.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em; text-align: justify;"><img border="0" height="288" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiRUw5sTAx6OTDRXCsdlzPNrM_GxfrfdzbqfIwFoIJZIsOWfe7nGm0LdMwSQzhnNrP1S_gXsEtOIBc0NCZokI3mDAavczH7S9cc41FETOxsyXJielxFIm-3NyZkgzwBq6o4ZVqbvrPpbHk/s320/wali_sanga.jpg" width="240" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Walisanga</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kata wali berasal dari bahasa arab kekasih atau penguasa, dalam Al Quran, banyak terdapat kata wali yang berarti kekasih. Misalnya : surah Yunus ayat 62-63, Al Baqarah ayat 257, Ali Imran ayat 68, Al-Jatsiyah ayat 19, As sajadah ayat 94 dan lain sebaainya. Ayat-ayat tersebut menggambarkan tentang adanya orang-orang yang sangat taat beribadah kepada Allah, sehingga mereka disebut kekasih Allah. Kita dapat membayangkan bagaimana hubungan antara pihak kekasih dengan yang mengasihi.
Para Walisanga ditinjau dari kepribadian dan perjuangan dakwahnya termasuk kekasih Allah. Jika ditinjau dari tugas dan fungsinya dalam kerajaan Demak, mereka adalah para penguasa pemerintahan. Oleh karena itu mereka mendapat gelar Susuhunan (Sunan), yaitu sebagai penasihat dan pembantu raja. Dengan demikian, maka sasaran pendidikan dan dakwah Islam meliputi rakyat umum dan kalangan pemerintah.
Umumnya orang hanya mengenal nama sembilan wali yang kenamaan saja, yaitu :</div>
<div style="text-align: justify;">
1. Maulana Malik Ibrahim</div>
<div style="text-align: justify;">
2. Sunan Ampel</div>
<div style="text-align: justify;">
3. Sunan Bonang</div>
<div style="text-align: justify;">
4. Sunan Giri</div>
<div style="text-align: justify;">
5. Sunan Derajat</div>
<div style="text-align: justify;">
6. Sunan Kalijaga</div>
<div style="text-align: justify;">
7. Sunan Kudus</div>
<div style="text-align: justify;">
8. Sunan Muria</div>
<div style="text-align: justify;">
9. Sunan Gunung Jati</div>
<div style="text-align: justify;">
Padahal selain nama-nama wali tersebut di atas, ada pula nama-nama lain yang sebenarnya termasuk pula ke dalam dewan Walisanga, dan ada pua makamnya yang sampai sekarang masih sering diziarahi orang. Sebab apabila ada seorang wali meninggal dunia, maka tempatnya digantikan oleh muballigh lain, yan kemudian diberi gelar wali pula.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
a. Walisanga Periode Pertama</div>
<div style="text-align: justify;">
Atas permintaan Sultan Muhammad I dari kerajaan Turki, maka bertolaklah sembilan Ulama besar menuju ke kepulauan Nusantara. Ini terjadi pada tahun 808 Hijriah atau 1419 M. Kesembilan orang tersebut adalah :</div>
<div style="text-align: justify;">
1) Maulana Malik Ibrahim
Beliau berasal dari Turki. Selain menguasai ilmu-ilmu agama secara mendalam, beliau juga ahli dalam bidang tatanegara. Beliau melakukan dakwah di pulau Jawa bagian timur. Dan pada tahun 1419 beliau meninggal dan dimakaman di kota Gresik.</div>
<div style="text-align: justify;">
2) Maulana Malik Isroil
Beliau barasal dari Turki. Di samping mendalami bidang agama, beliau juga ahli di bidang ketatanegaraan. Beliau meninggal dunia pada tahun 1435 M, dan dimakamkan di gunung Shanti, Cilegon.</div>
<div style="text-align: justify;">
3) Maulana Muhammad Ali Akbar
Beliau barasal dari Persia (Iran). Disamping sebagai seorang ulama, beliau juga ahli dibidang pengobatan. Beliau meninggal dunia pada tahun 1435 M dan dimakamkan di gunung Shanti.</div>
<div style="text-align: justify;">
4) Maulana Hasanuddin
Beliau barasal dari Palestina. Beliau melakukan dakwah sambil berkeliling dari satu daerah ke daerah lain. Wafat pada tahun 1462 M, dan dimakamkan di samping masjid Banten lama.</div>
<div style="text-align: justify;">
5) Syekh Subakir
Asalnya dari Persia. Disamping menguasai lmu-ilmu agama, beliau juga ahli dalam menumbal tempat-tempat angker yang dihuni oleh jin-jin jahat yang menyesatkan manusia. Dengan adanya tumbal tersebut, jin-jin tadi menyingkir dan kemudian daerah itu dijadikan pesantren. Setelah banyak tempat yang ditumbali maka Syekh Subakir kembali ke Persia pada tahu 1462 M dan wafat di sana.</div>
<div style="text-align: justify;">
6) Maulana Muhammad Jumadil Kubro</div>
<div style="text-align: justify;">
7) Asalnya dari Mesir. Beliau melakukan dakwah sambil berkeliling dari satu daerah ke daerah lain. Makamnya di Triloyo, Trowulan, Mojokerto, Jawa Tmur.</div>
<div style="text-align: justify;">
8) Maulana Muhammad Al Maghrobi
Berasal dari Maghrib (Maroko). Beliau berdakwah berkeliling dari satu daerah ke daerah lain. Wafat pada tahun 1465 M. Makamnya terletak di Jatinom, Klaten, Jawa Tengah.</div>
<div style="text-align: justify;">
9) Maulana Ishak
Asalnya dari Samarkand (Rusia Selatan). Selain sebagai ulama yang mendalami ilmu agama, beliau juga ahli dalam bidang pengobatan. Setelah merasa cukup berdakwah di Jawa, akhirnya beliau pindah ke Pasai dan wafat di sana.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
b. Walisanga Periode Kedua
Dalam periode kedua ini, masuk tiga wali menggantikan wali yang meninggal dunia. Mereka adalah :</div>
<div style="text-align: justify;">
1) Raden Ahmad Ali Rahmatullah atau lebih populer dengan sebutan Sunan Ampel. Beliau berasal dari Jeumpa, Aceh. Beliau datang ke Jawa pada tahun 1421 M, menggantikan Maulana Malik Ibrahim.</div>
<div style="text-align: justify;">
2) Sayyid Ja’far Shodiq (Sunan Kudus). Beliau berasal dari Palestina, datan ke Jawa pada tahun 1436 M, menggantikan posisi Malik Isroil yang wafat pada tahun 1435 M.</div>
<div style="text-align: justify;">
3) Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati. Beliau berasal dari Palestina dan datang ke Jawa pad tahun 1436 M dalam rangka menggantikan Maulana Malik akbar.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
c. Walisanga Periode Ketiga
Pada tahun 1463 M, masuk empat orang wali baru menggantikan anggota lama yang pindah atau meninggal dunia. Keempat wali yang baru ini adalah :</div>
<div style="text-align: justify;">
1) Syekh Maulana Ainul Yakin atau Raden Paku, yang kemudian lebih populer dengan nama sunan Giri. Beliau adalah putra dari Syekh Maulana Ishak dengan putri Blambangan yang bernama Dewi Sekardadu. Setelah ayahnya pindah ke Pasai, ia menggantikan posisinya. Beliau membuka pesantren di Giri sehingga beliau dipanggil Sunan Giri. Makamnya terletak di Gresik, Jawa Timur.</div>
<div style="text-align: justify;">
2) Raden Said atau lebih ppuler dengan nama Sunan Kalijaga. Beliau lahir di Tuban, Jawa Timur sebagai putra dari adipati Wilatikta yang berkedudukan di Tuban. Sunan Kalijaga menggantikan posisi Syekh Subakir yang kembali ke Persia.</div>
<div style="text-align: justify;">
3) Raden Makdum Ibrahim atau Sunan Bonang. Beliau lahir di Surabaya, ayahnya adalah Sunan Ampel. Beliau mengantikan posisi Maulana Hasanuddin yang wafat pada tahun 1462 M.</div>
<div style="text-align: justify;">
4) Raden Qosin atau lebih populer dengan nama Sunan Drajat. Beliau dilahirkan di Surabaya, sebagai putra dari Sunan Ampel. Beliau menggantikan posisi Maulana Aliyuddin ynag wafat pada tahun 1462 M.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
d. Walisanga Periode Keempat
Pada tahun 1466 M masuk lagi dua orang wali menggantikan dua wali yang telah wafat, yaitu Maulana Ahmad Jumadil Kubro dan Maulana Muhammad Al Maghribi.
Kedua wali yang menggantikan mereka adalah :</div>
<div style="text-align: justify;">
1) Raden Hasan atau Raden Patah. Beliau adalah salah seorang putra dari raja Brawijaya dari Majapahit dan pernah berguru pada Sunan Ampel. Kemudian pada tahun 1462 M, beliau diangkat sebgai Adipati Bintoro, lalu membangun masjid Demak pada tahun 1465 M dan pada tahun 1468 M, beliau dinobatkan sebagai Raja atau Sultan Demak.</div>
<div style="text-align: justify;">
2) Fathullah Khan, putra Sunan Gunung Jati. Beliau dipilih sebagai anggota Walisanga untuk membantu ayahnya yang sudah berusia lanjut.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
e. Walisanga Periode Kelima</div>
<div style="text-align: justify;">
Pada periode ini, masuk Raden Umar Said atau yang lebih populer dengan nama Sunan Muria. Beliau adalah putra dari Sunan Kalijaga, masuk menjadi anggota Walisanga untuk menggantikan posisi wali yang telah wafat.
Ada yang mengatakan bahwa Syehk Siti Jenar juga termasuk anggota Walisanga, namun karena beliau mengajarkan ilmu tasawuf tingkat tinggi yang tidak pantas diajarkan pada orang awam, yang dikuatirkan akan menjadikan mereka sesat, maka akhirnya beliau dihukum mati oleh para wali lainnya, sedangkan kedudukannya kemudian diserahkan kepada Sunan Bayat.
</div>
Sejarah semestahttp://www.blogger.com/profile/01637746591080860325noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4128188637602126392.post-54588234275499228212012-12-27T03:56:00.000-08:002012-12-27T06:37:26.572-08:00Sejarah Kerajaan Demak<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhw19FBs44pakcmOh6nf2p05vc49mt1Bd0soI_ber79Ag3IlG_G0Sx5ucGkdzhbAA113GciPMoKlnl4-6-IBuz1stKXfW9bWx2cZ0GQQW4b5X83zeIlhcssfafs_tCYU_mAItESVNKMBEw/s1600/masjid-agung-demak-indonesia.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em; text-align: justify;"><img border="0" height="182" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhw19FBs44pakcmOh6nf2p05vc49mt1Bd0soI_ber79Ag3IlG_G0Sx5ucGkdzhbAA113GciPMoKlnl4-6-IBuz1stKXfW9bWx2cZ0GQQW4b5X83zeIlhcssfafs_tCYU_mAItESVNKMBEw/s320/masjid-agung-demak-indonesia.jpg" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
KERAJAAN DEMAK</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
A. Cikal Bakal Kerajaan Demak</div>
<div style="text-align: justify;">
Islam untuk pertama kali masuk ke Jawa pada abad ke-14, (tahun 1399 M) yang dibawa oleh Maulana Malik Iibrahim dengan keponakannya bernama Mahdum Ishaq yang menetap di Gresik. Beliau adalah orang arab dan pernah tinggal di Gujarat. Pada masa itu yang berkuasa di Jawa adalah Kerajaan Majapahit. Salah seorang raja Majapahit yang bernama Sri Kertabhumi mempunyai istri yang beragama Islam bernama Putri Cempa. Kejadian tersebut sangat berfaedah bagi dakwah Islam. Ternyata Putri Cempa melahirkan seorang putra yang kemudian diberi nama Raden Fatah dan menjadi raja Islam yang pertama di Jawa (Demak). Munculnya Kerajaan Islam pertama itu bukan karena agresi agama Islam terhadap agama Hindu yang dipeluk oleh Kerajaan Majapahit, tetapi lebih disebabkakn karena kelemahan dan kehancuran Majapahit setelah wafatnya Gajah Mada dan raja Hayam Wuruk.
Demak mulai dikenal sejak abad ke-15 sebagai kerajaan becorak Islam yang pertama di pulau Jawa. Namun dari beberapa tradisi lisan dan Karya sastra daerah dapat dketahui bahwa daerah itu sudah berperan beberapa puluh tahun sebelumnya. Tradisi itu antara lain mengatakan bahwa Raden Patah, pendiri Kerajaan Demak, pada dasarnya masih mempunyai hubungan keluarga dengan penguasa japahit.
Letak Demak yang tidak terlalu jauh dari pantai menyebabkan kota ini banyak dikunjungi oleh para pedagang (dan penyiar agama Islam), mungkin sudah sejak abad ke-14. Namun sampai sekarang pengetahuan kita mengenai kota ini hanya sebatas pada kedudukannya sebagai pusat politik kerajaan Islam pertama di Jawa. Mengenai apa dan bagaimana sosok kota itu sendiri, sedemikian jauh belum banyak diungkapakan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
B. Letak Kerajaan</div>
<div style="text-align: justify;">
Secara geografis Kerajaan Demak terletak di daerah Jawa Tengah, tetapi pada awal kemunculannya Kerajaan Demak mendapat bantuan dari bupati daerah pesisir Jawa Tengah dan Jawa Timur yang telah menganut agama Islam. Pada masa sebelumnya Kerajaan Demak bernama Bintaro yang merupakan daerah Vasal atau bawahan Kerajaan Majapahit. De Graaf dan Pigeud (1989) dalam uraiannya menjelaskan bahwa Demak pada zaman dahulu terletak di pantai selat yang memisahkan pegunungan Muria dari Jawa. Selat yang cukup lebar dan dapat dilayari kapal-kapal dagang inilah yang memungkinkan Demak akhirnya menjadi satu pelabuhan yang terkenal</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
C. Lapisan-lapisan Sosial</div>
<div style="text-align: justify;">
Berdasarkan sumber-sumber sejarah yang tersedia, lapisan-lapisan sosial yang terdapat di Demak dapat dikelompokkan kedalam 3 tingkatan, yaitu lapisan atas, lapisan tengah, dan lapisan bawah.
1. Lapisan atas
Kelompok masyarakat yang paling terpandang karena status atau tingkat kehidupan ekonominya yang tinggi adalah (1). Raja dan keluarganya, (2). Pejabat tinggi kerajaan dan (3). Para ulama besar/syekh.
Raja adalah tokoh puncak dalam piramida penduduk dan merupkan tokoh yang menjadi panutan utama baik didalam kalangannya sendiri maupun bagi golongan-golongan masyarakat yang berada diluarnya. Satu hal penting yang menjadikan raja sebagai tokoh panutan yang diterima adalah karena raja yang menjadi pendiri suatu dinasti, merupakan penerus dari dinasti sebelumnya. Dalam hal ini raja pertama Demak, terdapat cerita tradisi yang menghubungkan penguasany sebagai keturunan dari raja-raja Majapahit.
Disamping raja adalah para istri, anak-anak dan kerabat-kerabat lain yang mempunyai pertalian darah maupun melalui hubungan perkawinan. Mereka adalah golongan bangsawan yang memperoleh kedudukan yang penting karena telah digariskan (ascribed status), bukan karena edudukan yang telah diperjuangkan (achievement status).
Masih dalam lapisan penguasa, adalah para pejabat tinggi kerajaan khususnya para patih. Menurut catatan musafir Pires dapat disimpulkan bahwa raja-raja yang berkuasa di Demak pada mulanya adalah seorang penguasa yang memiliki gelar Patih (pate). Disamping pejabat karajaan yang mengurusi soal-soal yang bersifat keduniawian, juga terdapat pejabat kerajaan ang terutama bekerja untuk masalah-masalah umum keagamaan dan hukum Islam, mereka adalah para ulama dan imam besar kerajaan. Dalam kisah-kisah tradisi disebutkan bahwa kerajaan Demak dikenal memiliki 5 imam, yaitu (1). Pangeran (Sunan) Bonang; (2). Makdum Sampang; (3). Kiai Gedeng Pambayun ing Langgar; (4). Penghulu Rahmatullah dari Undung; dan (5). Pangeran Kudus atau Pandita Rabani. Imam-imam tersebut sangat tunduk kepada raja yang menjadi pelindung mereka, akan tetapi dapat terjadi mereka marasa bebas bila pengaruh kekuasaan duniawinya semakin besar sehingga dimungkinkan bagi mereka untuk mempunyai hubungan dengan pemimpin-pemimpin rohani yang lain. Bahkan pada masa Mataram, posisi para iamam besra tersebut bisa sangat besar pengaruhnya terhadap kekuasaan raja dan kerabatnya sebagaimana halnya para Brahmana terhadap raja-raja Hindu.
Hal menarik dalam kaitannya dengan para elit kerajaan Demak adalah bahwa mereka atau nenek moyang mereka berasal dari negeri asing. Raja-raja Demak dapat diyakini sebagai keturunan Cina sedangkan tokoh-tokoh ulama besar berasal dari negeri “di Atas Angin”, yaitu dari Barat. Ini dapat ditafsirkan ai negeri-negeri Melayu,India atau Arab.
2. Lapisan tengah
Termasuk ke dalam kelompok ini adalah (1). Para imam dan santri; (2). Para prajurit atau tentara; (3). Para pedagang menengah; (4). Para penjaga masjid dan makam suci; dan (5). Para penulis kronik.
Para imam ini pada awalnya mempunyai kekuasaan denga jalan memimpin shalat wajib 5 waktu. Meskipun demikin kekuasaan mereka sesungguhnya tidak hanya menyangkut hal-hal yang bersifat rohani, tetapi meluas sampai hal-hal yang bersifat duniawi. Perlu ditekankan bahwa di dalam Islam pada asasnya tidak menenkankan perbedaan antara hal-hal yang bersifat rohani dengan hal-hal yang bersifat duniawi. Para imam masjid ini selalu disebut “penghulu” yang dalam bahasa Melayu berarti “kepala” pada umumnya tanpa ati khusus di bidang keagamaan.
Pada lapisan ini juga terdapat pedagang menengah, mungkin sekali pedagang-pedagang Cina dan bangsa-bangsa asing lainnya, terutama dari Asia Barat. Dalam cerita tradisi tidak banyak diceritakan secara khusus mengenai golongan ini, tetapi catatan-catatan musafir asing hampir selalu menceritakan posisi penting golongan Cina dan Asia Barat ini, sebagai kelompok pedagang yang berhasil dikota-kota pelabuhan di pesisir utara Jawa.
Penjaga masjid dan makam orang-orang suci, mungkin sekali merupakan pekerjaan yang hanya dimugkinan dengan seizin pejabat kerajaan atau bahkan diatur sendiri oleh raja. Makam dan masjid memiliki arti yang sangat penting bagi kerajaan Islam sebagai kekuatan yang besar. Menjaga masjid mungkin dapat diartikan dengan menjaga pilar negara sedangkan menjaga makam orang-orang suci mungkin berarti melindungi dan melestarikan legitimasi.
3. Lapisan bawah
Termasuk ke dalam lapisan ini adalah (1). Para petani dan nelayan; (2). Para tukang dan pengrajin; (3). Para pedagangkecil; dan (5). Para seniman.
Sesungguhnya sumber cerita-cerita tradisimaupun catatan-catatan berita asing sangat sedikit menuliskan kelompok masyarakat kelas bawah ini. Namun berdasaran keterangn tidak langsung dari cerita-cerita tradisi yang ada dapat diduga bahwa mereka dapat dikelompokkan berdasarkan profesinya di masa lalu. Jumlah terbesar dari kelompok ini adalah petani dan nelayan.
Para tukang dan pengrajin adalah kelompok masyarakat yang melayani kebutuhan-kebutuhan khusus dari kelompok masyarakat lain, baik yang menyangkut kebutuhan peralatan rumah tangga seperti gerabah dan alat-alat masak dan perlengkapan yang menyertainya; alat-alat pertanian seperti pacul, bajak; parang dan alat-alat tajam sejenisnya; alat transportasi air seperti perahu denga berbagai jenis dan ukuran, serta alat-alat penangkapan ikan. Tukang-tukang kayu dan bangunan pada umumnya termasuk ke dalam kelompok ini.
Para pedagang kecil adalah mereka yang melakukan usaha komersial bukan dilakukan dengan organisasi yang baik dengan orientasi komersial yang jelas, tetapi merupakan usaha pribadi atau keluarga yang dilakukan dengan skala kecil. Kelompok ini biasanya merupakan pedagang ecer yang menjual sebagian barang milk tuannya, atau menjual barang kelontong dalam partai-partai kecil dalam bentuk warung kecil.
Masih termasuk golongan bawah adalah para seniman. Kelompok ini pasti merupakan bagian dari masyarakat yang cukup berperan. Cerita-cerita tradisi memberikan keterangan adanya beberapa macam kesenian yang dikenal oleh orang Jawa pada masa Demak dan sesudahnya, yaitu wayang orang, wayang topeng, gamelan, mocopatan. Semuanya ini tentu ada kelompok khusus yang melestarikan dan mengembangkannya, mereka adalah kelas seniman.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
D. Politik dan Agama</div>
<div style="text-align: justify;">
Elit politik dan elit agam menduduki tempat yang khusus dalam pemerintahan karajaan Demak. Penyebutan gelar “Sultan” bagi raja-raja Demak sebagaimana diceritakan oleh babad-babad tradisi, memberi petunjuk bahwa raja, selain sebagai pimpinan politik, juga sebagai pimpinan agama.
Perluasan politik kerajaan Demak ke Jawa Barat, Tengah dan Timur selalu dibarengi dengan dakwah agama. Bahkan mungkin raja-raja Demak menganggap masjid Demak merupakan lambang kerajaan Islam mereka. Tidak mengherankan bahwa setelah beberapa abad kemudian masjid menjadi amat penting dikalangan orang-orsng Jawa.
Sebelum memasuki abad ke-16, Demak erupakan bagian dari kekuasaan Majapahit yang beragama Hindu, tetapi wilayah kerajaan ini mulai kehilangan kontrolnya terhadap wilayah Demak, agama Islam yang nampaknyasudah berkembang jauh sebelum masa itu, mulai mendominasi kehdupan masyarakat Demak. Sumber tertulis yang dapat dipercaya mengenai awal mula dan berkembangnya Islam di Demak tidak mudah untuk diperoleh, namun kesusastraan Jawa abad ke-17 dan 18 banyak menceritakan kehidupan para wali, yaitu orang-orang saleh yang dianggap menyabarkan Islam di Jawa. Cerita-cerita itu biasanya menyebut jumlah para wali ada 9 orang ( De Graaf 1989:29-30).rganisasi
Dengan dibentuknya Walisanga ini, dakwah di Jawa semakin memperoleh bentuknya yan lwbih mantab. Raden Fatah menjadi Raja adalah berdasarkan keputusn para Wali. Pada tahun 1476 Raden Fatah mendirikan sebuah pondok Pesantren Gelagah Arum yang menjadi kota Bintoro serta mendirikan organisasi dakwah bernama Bayangkari Islam. Diantara kitab agama dari peninggalan zaman itu ialah usul 6 Bis (Bismillah) Perimbon, Suluk Sunan Bonang, Suluk Sunan Kalijaga dan Wasito Jati Sunan Geseng. Sebaliknya kerajaan Demak memberikan bantuan yang besar kepada dakwah Islam yang dilakukan oleh para wali.
I. Raja-raja Demak
1) Raden Patah
Menurut cerrita rakyat Jawa Timur, Raden Patah merupakan keturunan raja terakhir dari karajaan Majapahit, yaitu raja Brawijaya V. Setelah dewasa, Raden Patah diangkat menjadi bupati di Bintaro (Demak) dengan gelar Sultan Alam Akbar Al-Fatah.
Raden Patah memerintah Demak dari tahun 1500-1518 M. Di bawah pemerintahannya kerajaan Demak berkembang dengan pesat karena memiliki daerah pertanian yang luas sebagai penghasil bahan makanan, terutama beras. Oleh karena itu Kerajaan Demak menjadi agraris-maritim. Barang dagangan yang diekspor Kerajaan Demak antara lain beras, lilin dan madu. Barang-barang itu diekspor ke Malaka, Maluku dan Samudra Pasai.
Pada masa pemerintahan Raden Patah, wilayah kekuasaan Kerajaan demak meliputi Jepara, Tuban, Sedayu, Palembang, Jambi dan beberapa daerah di Kalimantan. Disamping itu Kerajaan Demak juga memiliki pelabuhan-pelabuhan penting seperti Jepara, Tuban, Sedayu, Jaratan dan Gresik yang berkambang menjadi pelabuhan transito.
Kerajaan Demak berkembang sebagai pusat perdagangan dan sebagai pusat penyebaran agama Islam. Jasa para wali dalam penyebaran agama Islam sangat besar, baik di pulau Jawa maupun di luar pulau Jawa, seperti penyebaran agama Islam di Maluku dilakukan oleh Sunan Giri, di daerah Kalimantan Timur dilakukan oleh seorang penghulu dari Kerajaan Demak yang bernama Tunggang Parangan. Pada pemerintahan Raden Patah, dibangun masjid Demak yang proses pembangunannya dibantu oleh para Walisanga.
Akan tetapi ketika Kerajaan Malaka jatuh ke tangan Portugis pada tahun 1511 M, hubungan Demak dan Malaka terputus. Kerajaan Demak merasa dirugikan oleh Portugis dalam aktivitas perdagangan. Oleh karena itu, pada tahun 1513 M Raden Patah memerintahkan Adipati Unus memimpin pasukan Demak untuk menyerang Portugis di Malaka. Serangan itu belum berhasil, karena pasukan Portugis jauh lebih kuat dan persenjataannya lengkap. Atas usahanya itu Adipati Unus mendapat julukan Pangeran Sabrang Lor.
2) Adipati Unus
Setelah Raden Patah wafat, tahta Kerajaan Demak dipegang oleh Adipati Unus. Ia memerintah demak dari tahun 1518-1521 M. Masa pemerintahan Adipati Unus tidak begitu lama karena ia meninggal dalam usia yang masih sangat muda dan tidak meninggalkan seorang putra mahkota. Walaupun usia pemerintahannya tidak begitu lama, namun namanya cukup dikenal sebagai pangliam perang yang memmpin pasukan Demak menyerang Portugis di Malaka. Setelah Adipati Unus meninggal, tahta Kerajaan Demak dipegang oleh saudaranya yang bergelar Sultan Trenggana.
3) Sultan Trenggana
Sultan Trenggana memerintah Demak dari tahun 1521-1546 M. Di bawah pemerintahannya Kerajaan Demak mencapai kejayaannya. Sultan Trenggana berusaha memperluas daerah kekuasaannya hingga ke daerah Jawa Barat. Pada tahun 1522 M, Kerajaan Demak mengirim pasukannya ke Jawa Barat di bawah pimpinan Fatahillah (Faletehan). Daerah-daerah yang berhasil dikuasainya antara lain Banten, Sunda Kelapa, dan Cirebon. Penguasaan pada daerah ini bertujuan untuk menggagalkan hubungan antara Portugis dan Kerajaan Pajajaran. Armada Portugis dapat dihancurkan oleh armada Demak yang dipimpin Fatahillah. Dengan kemenangan tersebut Fatahillah mengganti nama Sunda Kelapa menjadi Jayakarta (berarti kemenangan penuh). Peristiwa yang terjadi pada tanggal 22 Juni 1527 M itu kemudian diperingati sebagai hari jadi kota Jakarta.
Dalam usaha usaha memperluas kekuasaannya ke Jawa Timur Sultan Trenggana memimpin sendiri pasukannya. Satu persatu daerah Jawa Timur berhasil dikuasai seperti Madiun, Gresik, Tuban, dan Malang. Tetapi ketika menyerang Pasuruan Sultan Trenggana gugur
.
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjVVDo1aZONx4f2j5cekvz9hgI34jY0w56QmtxHSnEWgjrQ4p2ZMV6qUsfaa_cceDik0Alz__15qn06mC7zGgYYJ4SbecsdDKwpJJAPM0MNXOxaCyHRZhIN21wbbvcDS_utPcZinvogtds/s1600/masjid-agung-demak-indonesia.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em; text-align: justify;"><img border="0" height="182" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjVVDo1aZONx4f2j5cekvz9hgI34jY0w56QmtxHSnEWgjrQ4p2ZMV6qUsfaa_cceDik0Alz__15qn06mC7zGgYYJ4SbecsdDKwpJJAPM0MNXOxaCyHRZhIN21wbbvcDS_utPcZinvogtds/s320/masjid-agung-demak-indonesia.jpg" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
II. Walisanga</div>
<div style="text-align: justify;">
Kata wali berasal dari bahasa arab kekasih atau penguasa, dalam Al Quran, banyak terdapat kata wali yang berarti kekasih. Misalnya : surah Yunus ayat 62-63, Al Baqarah ayat 257, Ali Imran ayat 68, Al-Jatsiyah ayat 19, As sajadah ayat 94 dan lain sebaainya. Ayat-ayat tersebut menggambarkan tentang adanya orang-orang yang sangat taat beribadah kepada Allah, sehingga mereka disebut kekasih Allah. Kita dapat membayangkan bagaimana hubungan antara pihak kekasih dengan yang mengasihi.
Para Walisanga ditinjau dari kepribadian dan perjuangan dakwahnya termasuk kekasih Allah. Jika ditinjau dari tugas dan fungsinya dalam kerajaan Demak, mereka adalah para penguasa pemerintahan. Oleh karena itu mereka mendapat gelar Susuhunan (Sunan), yaitu sebagai penasihat dan pembantu raja. Dengan demikian, maka sasaran pendidikan dan dakwah Islam meliputi rakyat umum dan kalangan pemerintah.
Umumnya orang hanya mengenal nama sembilan wali yang kenamaan saja, yaitu :</div>
<div style="text-align: justify;">
1. Maulana Malik Ibrahim</div>
<div style="text-align: justify;">
2. Sunan Ampel</div>
<div style="text-align: justify;">
3. Sunan Bonang</div>
<div style="text-align: justify;">
4. Sunan Giri</div>
<div style="text-align: justify;">
5. Sunan Derajat</div>
<div style="text-align: justify;">
6. Sunan Kalijaga</div>
<div style="text-align: justify;">
7. Sunan Kudus</div>
<div style="text-align: justify;">
8. Sunan Muria</div>
<div style="text-align: justify;">
9. Sunan Gunung Jati</div>
<div style="text-align: justify;">
Padahal selain nama-nama wali tersebut di atas, ada pula nama-nama lain yang sebenarnya termasuk pula ke dalam dewan Walisanga, dan ada pua makamnya yang sampai sekarang masih sering diziarahi orang. Sebab apabila ada seorang wali meninggal dunia, maka tempatnya digantikan oleh muballigh lain, yan kemudian diberi gelar wali pula.
</div>
Sejarah semestahttp://www.blogger.com/profile/01637746591080860325noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4128188637602126392.post-85586099184795746532012-12-18T03:15:00.000-08:002012-12-27T06:36:51.192-08:00Nasionalisme 2<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi3bbmEayvYeongmQJmXu33jp8TfqNEfqHcUq6qQKQYtdcbCeQPeHsyQLEjGZk498FNKikk-3cCOzjqQlxM3ivf04GoIeCO0jAEFVR-eW-tSGN-rM5CCj0AAPmvXIuhqTrZ48EQTZKpv9c/s1600/nasionalisme.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em; text-align: justify;"><img border="0" height="213" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi3bbmEayvYeongmQJmXu33jp8TfqNEfqHcUq6qQKQYtdcbCeQPeHsyQLEjGZk498FNKikk-3cCOzjqQlxM3ivf04GoIeCO0jAEFVR-eW-tSGN-rM5CCj0AAPmvXIuhqTrZ48EQTZKpv9c/s320/nasionalisme.jpg" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
F. Nasionalisme Pancasila</div>
<div style="text-align: justify;">
Pada prinsipnya nasionalisme Pancasila adalah pandangan atau paham kecintaan manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila.
Prinsip nasionalisme bangsa Indonesia dilandasi nilai-nilai Pancasila yang diarahkan agar bangsa Indonesia senantiasa:
1. Menempatkan persatuan – kesatuan, kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau kepentingan golongan
2. Menunjukkan sikap rela berkorban demi kepentingan Bangsa dan Negara
3. Bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia tidak rendah diri
4. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban antara sesama manusia dan sesama bangsa
5. Menumbuhkan sikap saling mencintai sesama manusia
6. Mengembangkan sikap tenggang rasa
7. Tidak semena-mena terhadap orang lain
8. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan
9. Senantiasa menjunjung tinggi nilai kemanusiaan
10. Berani membela kebenaran dan keadilan
11. Merasa bahwa bangsa Indonesia merupakan bagian dari seluruh umat manusia.
12. Menganggap pentingnya sikap saling menghormati dan bekerja sama dengan bangsa lain.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
G. Beberapa Bentuk Dari Nasionalisme</div>
<div style="text-align: justify;">
Nasionalisme dapat menonjolkan dirinya sebagai sebagian paham negara atau gerakan (bukan negara) yang populer berdasarkan pendapat warganegara, etnis, budaya, keagamaan dan ideologi. Kategori tersebut lazimnya berkaitan dan kebanyakan teori nasionalisme mencampuradukkan sebahagian atau semua elemen tersebut.</div>
<div style="text-align: justify;">
1. Nasionalisme Kewarganegaraan (atau nasionalisme sipil) adalah sejenis nasionalisme dimana negara memperoleh kebenaran politik dari penyertaan aktif rakyatnya, "kehendak rakyat", "perwakilan politik".</div>
<div style="text-align: justify;">
2. Nasionalisme Etnis adalah sejenis nasionalisme di mana negara memperoleh kebenaran politik dari budaya asal atau etnis sebuah masyarakat.</div>
<div style="text-align: justify;">
3. Nasionalisme Romantik (juga disebut nasionalisme organik, nasionalisme identitas) adalah lanjutan dari nasionalisme etnis dimana negara memperoleh kebenaran politik syang menjadi ("organik") hasil dari bangsa atau ras, menurut semangat romantisme. Nasionalisme romantik adalah bergantung kepada perwujudan budaya etnis yang menepati idealisme romantic, kisah tradisi yang telah direka untuk konsep nasionalisme romantik.</div>
<div style="text-align: justify;">
4. Nasionalisme Budaya adalah sejenis nasionalisme dimana negara memperoleh kebenaran politik dari budaya bersama dan bukannya "sifat keturunan" seperti warna kulit, ras dan sebagainya. Contoh yang terbaik ialah rakyat Tionghoa yang menganggap negara adalah berdasarkan kepada budaya. Unsur ras telah dibelakangkan di mana golongan Manchu serta ras-ras minoritas lain masih dianggap sebagai rakyat negara Tiongkok. Kesediaan dinasti Qing untuk menggunakan adat istiadat Tionghoa membuktikan keutuhan budaya Tionghoa. Malah banyak rakyat Taiwan menganggap diri mereka nasionalis Tiongkok sebab persamaan budaya mereka tetapi menolak RRC karena pemerintahan RRT berpaham komunisme.</div>
<div style="text-align: justify;">
5. Nasionalisme Kenegaraan ialah variasi nasionalisme kewarganegaraan, selalu digabungkan dengan nasionalisme etnis. Perasaan nasionalistik adalah kuat sehingga diberi lebih keutamaan mengatasi hak universal dan kebebasan</div>
<div style="text-align: justify;">
6. Nasionalisme Agama ialah sejenis nasionalisme dimana negara memperoleh legitimasi politik dari persamaan agama. Walaupun begitu, lazimnya nasionalisme etnis adalah dicampuradukkan dengan nasionalisme keagamaan
Di samping itu masih ada lagi alasan-alasan yang tidak membenarkan solusi pembentukan negara federal di Indonesia:</div>
<div style="text-align: justify;">
a. Dalam situasi kehidupan bernegara dan bermasyarakat yang sangat rawan dewasa ini (gagasan) pembentukan negara federal sama artinya mengobarkan dan mempercepat proses disintegrasi. Sesungguhnya solusi pembentukaan otonomi luas bagi daerah-daerah sudah tepat sekali, meskipun realisasinya masih menghadapi kendala-kendala yang sangat serius.</div>
<div style="text-align: justify;">
b. Dalam membaca peta politik dewasa ini tampak bahwa kekuatan Orde Baru masih utuh di mana-mana, bahkan konsolidasinya makin menguat. Kalau pada era kejayaannya, semboyan “mempertahankan Negara Kesatuan (NKRI)”, semata-mata sebagai taktik untuk mempermudah realisasi strategi kolonialisme terhadap daerah-daerah. Maka dalam era reformasi dewasa ini gagasan pembentukan Negara Federal akan merupakan kesempatan bagus bagi kekuatan Orde Baru untuk mendirikan rezim-rezim Orba di daerah-daerah, sebab mereka memiliki sumber dana dan sumber daya manusia sangat besar.
Dari persoalan-persoalan yang terurai di atas, sampailah pada pertanyaan bagaimana tingkat atau kadar nasionalisme Indonesia ini. Di kalangan masyarakat timbul pandangan yang pesimistik. Tapi di samping itu terdapat pandangan optimistik yang cukup kuat juga, nasionalisme Indonesia bisa “sehat”, sebab sebagian besar rakyat Indonesia masih teguh jiwa patriotismenya, cinta bangsa dan tanah air Indonesia. Tapi hal itu sulit akan terjadi apabila tidak didasari oleh upaya-upaya serius oleh penyelenggara negara untuk:</div>
<div style="text-align: justify;">
a. Pembangunan ekonomi di semua daerah secara merata dan realisasi otonomi daerah secara luas.</div>
<div style="text-align: justify;">
b. Penegakan demokrasi yang tidak anarki, supremasi hukum yang berkeadilan dan demokrasi.</div>
<div style="text-align: justify;">
c. Penggalakan kehidupan bersuasana toleransi, aman-damai dan rukun dalam masyarakat yang multi agama, suku, etnik dan budaya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
H. Nasionalisme dan Negara Bangsa</div>
<div style="text-align: justify;">
Hubungan negara dan warga negara sangat kuat, tidak dapat dilepaskan dari paham nasionalisme. Kewarganegaraan merupakan konsekuensi dari paham nasionalisme. Dengan terbentuknya negara bangsa atau negara modern maka yang paling penting adalah siapa-siapa yang menjadi warga negara dan negara bangsa tersebut. Nasionalisme memiliki banyak arti, tergantung dari penekanan dan sudut pandang yang dipakai. Nasionalisme dapat diartikan kesadaran diri suatu bangsa. Nasionalisme berkaitan dengan gagasan dan sentimen tentang identitas nasional bersamaan dengan identitas seperti okupari, agama, suku, kelas, gender dan lain-lain. Nasionalisme juga merupakan gerakan untuk meraih dan memelihara otonomi kohesi dan individualitas bagi suatu kelompok.
Nasionalisme terbagi menjadi 5 jenis yaitu :</div>
<div style="text-align: justify;">
1. Nasionalisme humaniter</div>
<div style="text-align: justify;">
2. Nasionalisme yacobin</div>
<div style="text-align: justify;">
3. Nasionalisme tradisional</div>
<div style="text-align: justify;">
4. Nasionalisme liberal</div>
<div style="text-align: justify;">
5. Nasionalisme integral</div>
<div style="text-align: justify;">
Konsep nasionalisme dapat dikatakan sebagai suatu konsep yang meletakkan kesetiaan tertinggi seseorang pada suatu negara tertentu. Konsep nasionalisme berasal dari peradaban purba Yunani dan Ibrani Purba. Yang kemudian diubah pandangannya oleh kaum kosmopolitan dengan pendapat tidak ada bangsa yang ada warga dunia. Dengan munculnya Rennaissance dan reformasi maka nasionalisme kemudian tumbuh dan berkembang dan akhirnya lahirlah bangsa-bangsa modern.
Revolusi Prancis pada tahun 1789 mengakibatkan perombakan total pada berbagai bidang politik, negara memiliki peranan yang sangat penting memahami pendidikan agar terbentuk generasi muda nasionalis. Revolusi ini digerakkan oleh bangsawan nasionalis.
Indonesia dapat dicirikan sebagai satu negara modern didasari dengan semangat kebangsaan atau nasionalisme yaitu masyarakat untuk membangun masa depan bersama negara walaupun berbeda-beda suku, agama, ras, etnik, budayadan golongan. Nasionalisme lahir pada abad 20 dengan adanya organisasi Boedi Oetomo yang menghasilkan ketetapan Sumpah Pemuda pada tanggal 20 Oktober 1928. Tetapi pada saat itu belum dilandasi dengan nasionalisme. Akar nasionalisme muncul setelah para pemuda belajar di Belanda atau belajar dari pemerintah jajahanyang memunculkan nasionalisme modern karena melampaui batas-batas etnis.
Untuk membentuk negara lebih sulit daripada membentuk pemerintahan khususnya bangsa yang majemuk seperti Indonesia. Agar terbentuk negara modern harus memiliki wawasan kenegaraan dan dasar-dasar kultur Politik Nasional yang bersifat abstrak dan lembaga-lembaga negara yang bersifat konkrit untuk mewujudkan kepentingan rakyat. Perlu adanya integrasi nasional yang solid.
Dalam merancang lembaga-lembaga negara Indonesia bersumber dari :</div>
<div style="text-align: justify;">
1. Esensi kultur politik tradisional yang dianut masyarakat Indonesia yang sifatnya majemuk</div>
<div style="text-align: justify;">
2. Faham atau institusi kenegaraan modern yang dianut pemimpin pergerakan kemerdekaan Indonesia.
Dari faham dan institusi kenegaraan modern disepakati bahwa paham negara yang berdasarkan hukum, bentuk negara yang republik, kedaulatan rakyat atau demokrasi, pemilihan umum, sistem pemerintahan presidensiil, pengawasan oleh dewan perwakilan rakyat, otonomi daerah dan jaminan hak warga negara dan penduduk. Dengan kesepakatan tersebut maka terbentuklah negara Indonesia.</div>
Sejarah semestahttp://www.blogger.com/profile/01637746591080860325noreply@blogger.com0