SEJARAH
JEPANG
Jepang adalah negara yang tidak begitu luas
dibandingkan dengan Indonesia. Namun Jepang sudah mampu mengalahkan
negara-negara Asia lainnya. Luas negara Jepang sendiri adalah + 378.000km2 (ada
pula yang menyebutkan hanya 370.000 km2). Itu berarti hanya 1/25 (seper dua
puluh lima) dari negara Amerika.
Pembagian
zaman di Jepang tidak bisa dibagi menjadi beberapa dinasti seperti di China,
karena Jepang hanya mempunyai satu dinasti. Zaman Jepang dapat dibagi menjadi
beberapa zaman, yaitu:
|
|||||||
Zaman
Jōmon
|
(10.000 SM
– 200 SM)
|
|
========>
|
|
Zaman
Prasejarah
|
||
Zaman
Yayoi
|
(200 SM –
250 M)
|
|
|||||
Zaman
Yamato
|
(250 M –
710 M)
|
|
=>
|
Zaman
Kuno
|
|
=>
|
Zaman
Sejarah
|
Zaman Nara
|
(710 M –
794 M)
|
|
|||||
Zaman
Heian
|
(794 M –
1185 M)
|
|
|||||
Zaman
Kamakura
|
(1192 M –
1333 M)
|
|
=>
|
Zaman
Feodal
|
|||
Zaman
Muromachi
|
(1338 M –
1568 M)
|
|
|||||
Zaman
Azuchi-Momoyama
|
(1568 M –
1600 M)
|
|
|||||
Zaman Edo
|
(1603 M –
1867 M)
|
|
|||||
Zaman
Meiji
|
(1868 M –
1912 M)
|
|
=>
|
Zaman
modern
|
|||
Zaman
Taishō
|
(1912 M –
1926 M)
|
|
|||||
Zaman Shōwa
|
(1926 M –
1989 M)
|
|
|||||
Zaman
Heisei
|
(1989 M
– sekarang)
|
|
Sampai dengan kondisi Jepang yang
saat ini kita kenal dengan kecanggihan teknologinya, bangsa Jepang ternyata
telah melewati aliran waktu sejarah yang panjang, hingga akhirnya terbentuklah
karakter mereka seperti yang dapat kita saksikan dewasa ini. Berikut ulasan
singkat mengenai sejarah bangsa dimulai dari era prasejarah.
A. Jepang Zaman Prasejarah
1) Keadaan
Zaman
Pada zaman Pleistosin (zaman es) kepulauan Jepang masih menyatu dengan
daratan Asia. Kemudian pada akhir zaman Pleistosin, orang-orang pindah ke
Jepang. Orang-orang tersebut dikenal sebagai nenek moyang bangsa Jepang yaitu
bangsa Ainu (disebut juga bangsa Ezo atau Emishi).
Pada zaman Paleolithikum (zaman batu tua)
orang-orang hidup dengan membuat alat-alat dari batu kasar dan alat-alat dari
tulang.
|
pada zaman Neolithikum (zaman batu muda) orang-orang
hidup dengan berburu, menangkap ikan dan mengumpulkan tanaman. Mereka tinggal
dengan cara mendirikan tiang di lubang dangkal yang mereka gali dan
mengunakan rumput sebagai atapnya (Tateanashikijūkyo). Di dekat tempat
tinggalnya, mereka makan kerang dan membuang kulitnya sehingga terbentuk
gundukan kulit kerang (Kaizuka). Mereka sudah dapat membuat alat-alat dari
batu halus dan periuk. Periuk tersebut kemudaian dinamakan periuk Jōmon
(Jōmon shikidoki). Dari penamaan periuk tersebut, diambil nama untuk zaman
ini yaitu zaman Jōmon. Zaman ini dimulai sejak kira-kira 10.000 SM.
|
Karena pada zaman Jōmon belum dikenal
pertanian, orang-orang tinggal dalam kelompok kecil dengan kehidupan berburu
dan mencari ikan. Pada zaman Jōmon orang-orang percaya akan adanya roh dalam
semua benda yang ada di alam dan menyembahnya (animisme dan dinamisme). Menurut
Kojiki (cerita zaman kuno Jepang), setelah dunia terbentuk, turunlah dewa
Izanagi no Mikoto dan Izanami no Mikoto. Keduanya menciptakan dewa matahari
(Amaterasu), dewi bulan (Tsukiyumi no Mikoto) dan dewi perusak (Susa no Ō no
Mikoto). Amaterasu dan Tsukiyumi tinggal di nirwana, sedangkan Susa no Ō
tinggal di bumi. Amaterasu menyuruh cucunya Ninigi no Mikoto turun ke bumi
untuk memerintah. Dia tiba pertama kali mendarat di Hyuga (sekarang Kyūshū) dan
dibekali oleh Amaterasu 3 buah pusaka yaitu Permata Yasaka, Cermin Yata dan
Pedang Kusanagi. Amaterasu juga mengirim 5 dewa untuk membantu Ninigi yaitu Ame
no Koyane no Mikoto (nenek moyang klan Nakatomi), Futodama no Mikoto (nenek
moyang klan Inbe), Ame no Uzume no Mikoto (nenek moyang klan Sarume), Ishikoridome
no Mikoto (nenek moyang pembuat cermin), dan Tamaya no Mikoto (nenek moyang
pembuat permata). Cicit dari Ninigi dalam sejarah Jepang dikenal dengan nama
Jinmu. Dia kemudian mengubah gelar Mikoto menjadi Tennō. Jinmu merupakan kaisar
pertama Jepang (Jinmu Tennō). Kemudian Jinmu melakukan perjalanan dan menetap
di Yamato. Setelah Jinmu menetap di Yamato dan menjadi kaisar, zaman pra
sejarah berakhir dan dimulai zaman sejarah. Sampai sekarang masyarakat Jepang
menganggap kaisar dan keturunannya adalah titisan dewa matahari.
Pada zaman batu-perunggu dan perunggu-besi (sekitar tahun 200 SM), masuk
kebudayaan dari Cina. Kebudayaan itu terlihat dari bidang pertanian yang
menggunakan alat-alat pertanian dari perunggu, besi dan periuk tanah corak
baru. Orang-orang sudah mulai menanam padi dan gandum di sawah. Salah satu
peninggalan yang terkenal pada zaman ini adalah sebuah periuk yang disebut
periuk Yayoi (Yayoi shikidoshi). Periuk tersebut ditemukan di Yayoi-chō
(sekarang Tōkyō) sehingga zaman ini dikenal dengan nama zaman Yayoi. Sedangkan
alat yang terbuat dari perunggu adalah lonceng perunggu yang digunakan dalam
upacara-upacara. Lonceng tersebut dinamakan Dōtaku.
|
|
Pada abad ke-1, pertanian bertambah maju. Masyarakat pun tinggal dalam
suatu kelompok yang besar. Desa semakin berkembang dan mengakibatkan timbulnya
strata sosial dalam masyarakat tersebut. Perkembangan ini menimbulkan orang
yang berkuasa dan orang yang tidak berkuasa. Pemimpin wilayah tersebut berkuasa
menjadi raja. Raja yang kuat menguasai raja yang lemah. Kemudian mulai
terbentuk kerajaan-kerajaan kecil. Dalam buku sejarah Cina kuno, Gishi (catatan
dari kerajaan Wei) yang didalamnya tertulis hikayat orang Wa (Jepang) dikatakan
bahwa negara Wajin (Jepang) terbagi menjadi kira-kira 30 kerajaan-kerajaan
kecil. Diantaranya yang terkuat adalah kerajaan Yamatai (Yamataikoku) dengan
Himiko sebagai ratunya.
2) Kebudayaan
Pada zaman batu, orang hidup dengan
berburu, menangkap ikan dan mengumpulkan tanaman. Pada zaman Jōmon dan Yayoi,
orang-orang hidup dengan bertani. Kebudayaan bertani tersebut terlihat dari
barang-barang peninggalan purbakala yang pada sisi luarnya tergambar kehidupan
bertani. Kebudayaan logam dari Cina juga masuk ke Jepang. Hal tersebut terlihat
dari alat-alat pertanian yang telah memakai logam seperti sabit, cangkul, dsb.
Ada juga budaya yang berkaitan dengan animisme dan dinamisme seperti
mempercayai dewa, menyembah benda-benda yang ada di alam, mengadakan
upacara-upacara roh, dll. Pemujaan kepada dewa-dewa lambang alam tersebut pada
perkembangan selanjutnya dikenal dengan nama agama Shintō (jalan dewa). Pusat
pemujaan dalam Shintōisme adalah pemujaan kepada dewi matahari dan kaisar
sebagai wakilnya di bumi. Melalui agama Shintō terjadi pemujaan kekuasaan
negara dengan kaisar sebagai lambangnya. Untuk pemujaan terhadap dewi matahari didirikan
kuil di Ise.
3) Peninggalan
Peninggalan
dari zaman prasejarah yang paling terkenal adalah periuk Jōmon dan periuk
Yayoi. Bentuk periuk Yayoi lebih sederhana, tetapi teknik pembuatannya lebih
maju dari pada periuk Jōmon. Hal tersebut karena menggunakan teknologi dari
Cina. Peninggalan lainnya adalah Lonceng perunggu yang disebut Dotaku. Pada
Dotaku terdapat bermacam-macam gambar yang menceritakan pola hidup pada zaman
itu. Misalnya pada gambar orang menumbuk padi, berarti menceritakan kehidupan
bertani. Gambar orang memanah rusa berarti menceritakan kehidupan berburu. Pada
zaman Yayoi ditemukan rumah panggung (Takayukashiki). Selain digunakan sebagai
tempat tinggal juga untuk menyimpan hasil pertanian.
B. Jepang
Zaman Yamato (250 M – 710 M)
1)
Keadaan Zaman
Zaman Yamato
dibagi menjadi dua yaitu zaman Kofun (250 M – 550 M) dan zaman Asuka (550 M –
710 M). Pemberian nama Yamato didasarkan atas daerah kekuasaan negeri Yamato.
Daerah kekuasaannya meliputi Honshū bagian selatan dan Kyūshū bagian utara.
Saat itu Jepang terdiri dari daerah-daerah yang diperintah oleh
gabungan-gabungan keluarga yang disebut Uji (klan). Kepalanya disebut Uji no
kami atau Ujigami. Nantinya akan disebut Tennō. Masyarakat dalam organisasi
klan itu adalah golongan bangsawan. Tiap klan mempunyai golongan pekerja dan
budak. Bertani padi menjadi dasar perekonomian saat itu. Bentuk rumah mengalami
perubahan. Kuil dan istana didirikan.
Setelah
mengalami perpecahan zaman dan kekacauan politik selama tiga setengah abad,
Cina kembali menjadi negara kesatuan. Keadaan politik di Cina tersebut membuat
Jepang meniru sistem politik di Cina mengenai pemusatan kekuasaan.
Tahun 593 M
terjadi peristiwa penting dalam sejarah politik Jepang. Susunan masyarakat
Jepang yang berinti pada Uji harus diubah karena pertambahan penduduk yang tidak dapat dipertahankan lebih lama
lagi dan harus mengalami perubahan. Perubahan susunan masyarakat itu merubah
pula susunan politik. Tahun 593 M, Shotoku Taishi diangkat menjadi Sesshō
(penasehat bagi Tennō yang belum dewasa) bagi Tennō puteri Suiko. Dengan
demikian Taishi memegang pimpinan negara. Ia mengubah susunan jabatan-jabatan
tinggi di istana yang saat itu dijabat oleh kepala-kepala klan turun-temurun,
diganti dengan susunan baru. Siapa saja dapat memangku suatu jabatan sesuai
dengan kecakapan dan jasanya.
Tahun 604 M
disusun 17 aturan. Dalam peraturan itu antara lain disebutkan supaya agama Buddha dihormati, keluhan rakyat
harus diperhatikan dan mendapat penyelesaian yang adil, petani-petani harus
diperlakukan dengan baik, dan sebagainya. Tetapi apa yang diusahakan Taishi
tersebut baru berupa cita-cita yang tidak dapat dengan segera dilaksanakan,
yaitu cita-cita membentuk Jepang menjadi negara nasional. Baru pada tahun 645 M
konsepsi tersebut terwujud. Pada tahun itu, keluarga dari klan Soga yang punya
pengaruh besar dalam pemerintahan Tennō sejak tahun 587 M, dijatuhkan oleh
pangeran Naka no Oe dengan bantuan Fujiwara. Setelah itu diadakan
pembaharuan-pembaharuan dalam lapangan politik dan sosial yang berlangsung hingga
702 M. Gerakan pembaharuan itu dikenal dengan sebutan Reformasi Taika. Yang
jadi tangan kanan Naka no Oe dalam perebutan kekuasaan dengan keluarga Soga
ialah Fujiwara (no) Kamatari Dalam tahun 661 M, Naka no Oe naik tahta sebagai
Tennō bergelar Tennō Tenji.
Asas-asas
pembaharuan itu dijalankan dengan berangsur-angsur selama beberapa puluh tahun
dan seringkali peraturan-peraturan pembaharuan tinggal di atas kertas. Seluruh
negeri dan rakyat ditaruh langsung di bawah kekuasaan Tennō. Tanah pertanian dibagi
antara rakyat atas dasar peraturan yang sama (sistem Kōchikōmin). Semua
penduduk didaftarkan untuk tujuan pembagian tanah dan pemungutan pajak. Daerah
negara dibagi dalam kuni (propinsi) dan
kori atau gun (distrik). Pemerintahan disusun dengan mencontoh kepada Cina,
pemerintah pusat mengangkat pegawai-pegawai untuk menyelenggarakan administrasi
pemerintahan. Dalam rangka pembaharuan-pembaharuan itu, disusun undang-undang
bernama Ritsu-ryō (Ritsu adalah kitab undang-undang hukum pidana dan Ryō terdiri
dari undang-undang hukum tatanegara dan hukum sipil). Disusun menurut contoh
undang-undang dinasti Tang di Cina. Penyusunan kitab-kitab, undang-undang itu
baru selesai pada tahun 701 M dan terkenal dengan sebutan Taihō Ritsu-ryō (pada
tahun 718 M sebagian diubah dan diberi nama baru Yōrō Ritsu-ryō). Undang-undang
itu dengan perubahannya menjadi dasar hukum Jepang hingga sekarang.
Pembaharuan-pembaharuan
menghasilkan suatu susunan yang tampak dari luar sebagai pembentukan
pemerintahan pusat, tetapi sebenarnya memupuk susunan aristokrasi baru.
Pembaharuan itu tidak mendapat perlawanan karena tidak menghapuskan sama sekali
hak-hak istimewa yang tertumpuk pada golongan lapisan atas dari masyarakat.
Orang-orang lapisan atas itu masih tetap dalam kedudukan yang menguntungkan,
hanya dalam bentuk yang berubah, sedangkan kedudukan rakyat jelata pada umumnya
tidak bertambah baik. Dalam pembaharuan susunan pemerintahan itu, keluarga dari
klan Fujiwara mencapai kedudukan, yang menggenggam kekuasaan yang sebenarnya di
dalam negara. Dasar dari kedudukan itu diletakkan oleh Fujiwara Kamatari,
tangan kanan Naka no Oe ketika meruntuhkan kekuasaan kelurga dari klan Soga.
Walaupun
pembaharuan-pembaharuan dilakukan dengan mencontoh Cina, tidak semuanya yang
dari Cina ditiru. Anggapan mengenai Tennō sebagai keturunan Dewi Matahari tidak
berubah.
Pada zaman
Asuka nama negara diganti dari Yamato atau Wa menjadi Nihon atau Nippon. Zaman
Asuka (550 M – 710 M) berlangsung ketika pusat pemerintahan berada di Asuka
(sekarang Nara).
2)
Kebudayaan
Pada abad
ke-5 dibuka hubungan resmi antara Jepang dengan Cina. Sebagai hasilnya
kebudayaan dari Cina masuk ke Jepang langsung atau melalui Paekche (Korea).
Kesusasteraan, ilmu falak, obat-obatan, barang-barang masuk ke Jepang. Melalui
Paekche agama Buddha masuk ke Jepang. Agama Buddha masuk ke Jepang secara resmi
pada tahun 552 M, ketika Paekche mengirimkan sebuah patung Buddha emas dan
beberapa jilid Buddha sutera kepada Tennō di Yamato.
Tahun 554 M
Paekche mengirimkan orang terpelajar dalam kitab-kitab klasik Cina, ilmu
obat-obatan, ilmu nujum, membuat penanggalan dan musik serta mengirim beberapa
orang rahib agama Buddha. Setelah itu pada abad ke-6, dari Korea datang lebih
banyak sutra agama Buddha, patung-patung dan tukang-tukang pembuat patung, rahib-rahib
dan seorang ahli bangunan kuil.
Mula-mula
Tennō tidak tegas mengenai agama Buddha. Setuju atau menolak agama Buddha.
Tetapi atas dorongan Klan Soga, agama Buddha berkembang di Jepang. Pemeliharaan
benda benda suci (patung Buddha dan Buddha sutera) dari Korea ditugaskan kepada
keluarga Soga. Pertikaian timbul antara Klan Soga dengan 2 klan Soga yang lain,
Nakatomi dan Mononobe, yang membela agama nasional asli, yaitu agama Shintō.
Pertengkaran tentang setuju tidaknya dengan agama Buddha menjadi perebutan
kekuasaan dengan terang-terangan. Pada tahun 587 M klan Soga menang dan
pengaruhnya membayangi kekuasaan Tennō. Sejak itu agama Buddha di Jepang
mendapat kemajuan.
Karena
bangsa Jepang belum pandai menulis dan membaca, maka pada permulaan dalam
perhubungan dengan Cina itu dipakai perantaraan orang-orang Korea dan
orang-orang Cina itu sendiri. Dengan lambat laun bangsa Jepang belajar menulis
dan membaca. Baru pada akhir abad ke-5 oleh pemerintah Jepang dilakukan dengan
resmi pemakaian huruf Cina, tetepi pegawai-pegawai untuk pekerjaan tulis menulis
sementara masih terdiri dari orang orang Korea atau Cina yang menjadi orang
kewarganegaraan Jepang. Pada saat itu mulai disusun Kojiki (kumpulan cerita
zaman kuno) dan Nihongi atau Nihonshoki (catatan sejarah Jepang). Selesai
disusun pada abad ke-7.
Dengan
masuknya kesusasteraan Cina ke Jepang, filsafat Cina tersiar di kalangan
orang-orang besar. Antara lain Konfusianisme dan Taoisme. Konfusianisme
menanamkan pengaruhnya seperti pemujaan nenek moyang, kesetiaan kepada
keluarga, kebaktian anak kepada keluarga, dsb. Pengaruh Taoisme masuk pula ke
Jepang. Unsurnya dalam bentuk penggunaan magic atau sihir.
3)
Peninggalan
Dari segi arsitektur yang paling populer di zaman
ini adalah kuburan kuno (kofun). Kofun adalah kuburan kuno untuk mengubur
mayat dalam peti mati. Dari kata Kofun ini menjadi dasar penamaan pada zaman
ini (zaman Kofun). Untuk keluarga Tennō dan keluarga terkemuka dibuat
bukit-bukit kuburan. Kuburan untuk Tennō disebut Misasagi. Kuburan milik
Nintoku Tennō ( meninggal ± tahun 400 M). Mempunyai ukuran yang sangat besar.
Kuburan itu termasuk kuburan terbesar di dunia. Panjangnya kira-kira 1700
kaki, tingginya lebih dari 100 kaki dikelilingi parit dan luasnya (terhitung
paritnya) kira-kira 80 acres (1 acre = 4047 m2).
|
|
|
|
Di dalamnya
terdapat cermin perunggu, pedang, zirah, helm dan ikat pinggang dari perunggu
atau besi, manik-manik kecil berbentuk bulan sabit itu sebesar kuku dan disebut
Magatama.
Di sekitar
Kofun biasanya terdapat Haniwa yaitu barang-barang yang terbuat dari tanah
liat yang ditempatkan dengan teratur di sekeliling tumuli. Bentuk haniwa itu
bermacam-macam. Biasanya berupa orang, binatang piaraan, perabot rumah dan
perkakas dan dapat memberikan gambaran tentang kehidupan pada masa itu.
|
||||
Dengan adanya hubungan dengan Cina dan Korea, agama
Buddha masuk dan kuil-kuil didirikan. Misalnya kuil di Ise (untuk dewi matahari)
dan di Izumo (untuk dewi bumi). Kuil lain yang terkenal pada zaman ini adalah
Horyūji. Kuil ini menjadi kuil kayu tertua di dunia.
|
||||
C. Jepang Zaman
Nara (710 M – 794 M)
1) Keadaan
Zaman
Dengan
adanya reformasi Taika, sistem pemerintahan di Jepang meniru sistem
pemerintahan yang ada di Cina. Jepang pun meniru membuat kota seperti di
ibukota Cina, Chang’an dan menjadikan Heijō (sekarang Nara) sebagai ibukota
sekaligus pusat pemerintahan pada tahun 710 M (Hal inilah yang membuat zaman
ini dinamakan zaman Nara).
Pada saat
itu kaisar membuat undang-undang Taiho (Taihō Ritsuryō). Kaum bangsawan dapat
menikmati kehidupan dengan menyenangkan. Di Heijo didirikan pasar. Kemudian
untuk memudahkan jual beli dibuatlah Wadokaihō (uang kuno berbentuk bulat yang
terbuat dari tembaga dengan diameter 10,95 mm dan berat 0,13 ons yang dibuat
tahun 708 M).
Pada zaman
ini kaum petani sangat miskin dan menderita karena pajak yang tinggi, sehingga
banyak yang membuang tanahnya. Kemudian istana membuat peraturan tentang pemberian
tanah kepada orang yang akan membuka lahan tersebut. Setelah peraturan tersebut
ditetapkan, terjadi persaingan antara bangsawan, kuil dan keluarga penguasa
untuk membuka lahan baru, sehingga tanah pribadi semakin berambah. Tanah
pribadi yang bebas pajak tersebut dinamakan Shōen. Karena peraturan tersebut,
pemerintahan menjadi kacau. Bangsawan dan pendeta yang punya tanah luas menjadi
berkuasa di pemerintahan. Kekacauan tersebut menjadikan zaman ini berakhir.
2) Kebudayaan
Zaman Nara
merupakan puncak pertama dalam perkembangan budaya Jepang. Dari segi
arsitektur, banyak bangunan atau kuil yang didirikan dengan meniru gaya
bangunan Cina. Dalam kesusastraan dihasilkan Kojiki (cerita zaman kuno) dan
Nihongi atau Nihonshoki (sejarah jepang). Kojiki selesai ditulis pada tahun 712
M dan dikumpulkan oleh Onoyasumaro. Nihongi selesai ditulis pada tahun 720 dan
dikumpulkan oleh Toneri Shinno. Penulisan keduanya dilakukan dengan bantuan
orang Cina dan Korea. Karena pada saat penyusunannya orang Jepang belum punya
huruf sendiri dan belum pintar menulis. Para ahli sejarah menyatakan bahwa
sebagian cerita/sejarah dalam Nihongi bukanlah sejarah yang sebenarnya,
terutama sejarah sebelum tahun 400 M. Misalnya dalam Nihongi dikatakan bahwa
pemerintahan kaisar Jinmu dimulai sejak tahun 660 SM – 581 SM, padahal setelah
ditelusur kaisar Jinmu memerintah sejak permulaan abad Masehi. Banyak hal yang
bukan dari zaman purba dimasukkan ke dalamnya. Diperkirakan kebohongan itu
ditulis dengan tujuan politik dan agama untuk mempertinggi martabat kerajaan
dan memberikan bukti adanya zaman purbakala. Ada juga Fudoki (legenda dan
profil tiap daerah), dan Manyōshū (kumpulan puisi. Ada sekitar 4500 puisi).
Manyōshū ditulis dengan Manyōgana yaitu tulisan dengan struktur bahasa Cina
(Kanji) tetapi menggunakan cara baca Jepang.
3) Peninggalan
Kaisar Shōmu membangun kuil Tōdaiji di
Nara dengan patung Daibutsu. Patung tersebut dibuat dari perunggu setinggi 53
kaki. Patang ini selesai dibuat tahun 725 M. Pada tahun 756 M didirikan
Shōshōin di dekat kuil Tōdaiji untuk menyimpan barang-barang kesenian
peninggalan kaisar Shomu.
D. Zaman Heian (794 M – 1185 M)
1) Keadaan
Zaman
Untuk
membangun kembali pemerintahan Ritsuryō yang kacau, kaisar Kanmu memindahkan
ibukota ke Heian-kyō (sekarang Kyōto) pada tahun 794 M. Pada zaman ini, tanah
pribadi yang bebas pajak (shōen) semakin bertambah. Para petani kecil
melepaskan hak untuk membayar pajak kepada negara dan menyerahkannya kepada
bangsawan terkemuka. Kemudian bangsawan tersebut dianggap majikannya dan petani
tersebut menggarap tanah majikannya. Pajak yang seharusnya diberikan kepada
negara malah masuk ke bangsawan penguasa shōen. Akibatnya penghasilan negara
makin berkurang dan golongan bangsawan semakin makmur.
Keluarga
Fujiwara yang memiliki shōen sangat banyak menjadi kaum penguasa (kizoku) yang
paling berkuasa. Kekuasaan Fujiwara pun mulai menjalar ke istana. Hal itu
terjadi setelah Fujiwara Yoshifusa diangkat menjadi Sesshō (penasehat bagi
kaisar yang belum dewasa) bagi kaisar Seiwa pada tahun 858 M. Kemudian Fujiwara
Mototsune menjadi orang pertama yang menjadi Kanpaku (penasehat bagi kaisar
yang telah dewasa). Puncaknya terjadi pada masa Fujiwara Michinaga. Pada masa
itu kebudayaan golongan aristokrasi telah mencapai kemakmurannya dan kekayaan
Fujiwara melebihi kekayaan kaisar.
Saat
keluarga Fujiwara hidup mewah di ibukota, kaum militer meluaskan kekuasaannya
di daerah. Kaum militer membentuk kelompok militer dengan kaum bangsawan yang
berkuasa. Dua kekuatan militer yang paling besar adalah keluarga Minamoto
(Genji) dan keluarga Taira (Heishi). Pada pertengahan abad ke-11, kekuatan
Fujiwara yang ditaktor melemah. Tennō Shirakawa yang meskipun telah turun tahta
tapi tetap masih memerintah (Jōko) memegang kekuasaan tunggal pemerintahan.
Setelah itu terjadi pertentangan antara Jōko dengan Tennō. Masing-masing
bersekutu dengan dua kaum militer terkuat yaitu keluarga Taira dan Minamoto.
Selama
tahun 1160 M – 1199 M terjadi peperangan antara keluarga Taira melawan keluarga
Minamoto. Peperangan ini dikenal dengan peperangan Hōgen&Heiji. Zamannya
dinamakan zaman Genpei. Pada saat itu keluarga Taira (sekutu dari pihak
Tennō) yang dipimpin Kiyomori, mengalahkan keluarga Minamoto (sekutu dari
pihak Jōko) yang dipimpin Yoshitomo sehingga menggantikan kekuasaan Fujiwara.
Dengan runtuhnya keluarga Fujiwara, zaman Heian pun berakhir.
|
2) Kebudayaan
Hiragana (urutan iroha)
|
Pada zaman Heian, kebudayaannya masih mencontoh
Cina, tetapi memasuki akhir abad ke-9 dinasti Tang mulai goyah. Karena
pengaruh Cina makin berkurang, maka muncullah kebudayaan baru khas Jepang (Kokufū
bunka).
Di bidang sastra lahirlah tulisan Hiragana dan
Katakana untuk menggantikan Manyōgana (kanji yang dibaca dalam bunyi bahasa
Jepang). Huruf yang lahir pertama kali adalah Katakana. Katakana diciptakan
oleh Kibinomakibi. Pada saat itu Katakana hanya digunakan oleh laki-laki.
Kemudian lahirlah Hiragana yang diciptakan oleh Kobodaishi. Pada saat itu
Hiragana hanya digunakan oleh wanita. Karya-karya sastra yang berkembang pada
zaman ini adalah Waka. Atas perintah kaisar dibuatlah kumpulan Waka yang
disebut Kokinwakashū.
|
Selain itu berkembang pula Nikki (catatan harian), Zuihitsu (essay), dan
Monogatari (cerita/dongeng). Yang paling terkenal saat itu adalah Genji
monogatari karangan Murasaki Shikibu yang menceritakan kehidupan di kalangan
istana. Ada juga Makuranosōshi karya Seishōnagon. Bahasa pun mengalami
perkembangan. Pada zaman ini dipakai bahasa Jepang klasik (Chūko nihongo) yang
merupakan perkembangan dari bahasa Jepang kuno (Jōdai nihongo).
Dari segi industri, kertas berkembang sangat pesat. Pabrik kertas didirikan
dan teknik membuat kertas semakin berkembang.
3) Peninggalan
Ruang
Phoenix (Hōdō) yang terdapat di kuil Byōdōin yang didirikan oleh Fujiwara
Yorimichi di Kyōto adalah bangunan yang paling terkenal pada zaman ini. Cara
membangunnya merupakan cara membangun tempat tinggal penguasa pada saat itu
yang disebut Shinden zukuri. Bangunan terkenal lainnya adalah istana Heian.
Istana ini dibangun meniru gaya di Chang’an. Tapi tahun 1227 M istana ini
habis terbakar.
|
|
E. Jepang Zaman Kamakura (1192 M – 1333 M)
1) Keadaan
Zaman
Setelah
keluarga Taira yang dipimpin Kiyomori, mengalahkan keluarga Minamoto yang
dipimpin Yoshitomo, semua keluarga Minamoto dibunuh kecuali Yoritomo dan
Yoshitsune (keduanya masih kecil). Mereka tidak dibunuh karena ibu Yoshitsune
dijadikan selir oleh Kiyomori. Karena peperangan tersebut, Kiyomori
menggantikan kedudukan keluarga Fujiwara di Kyōto.
|
||||
Pada tahun 1180 M Yoritomo membentuk markas di
Kamakura dan punya banyak pengikut. Yoshitsune juga membantunya untuk
mengalahkan keluarga Taira. Tahun 1185 M Yoritomo menyuruh Yoshitsune dan
Kiso Yoshinaka untuk menyerang keluarga Taira. Terjadi pertempuran di Dan no
Ura. Dalam pertempuran tersebut Yoshitsune mengalahkan keluarga Taira.
Kemenangan Yoshitsune tersebut ternyata menimbulkan iri hati pada Yoritomo.
Akhirnya Yoshitsune dibunuh.
|
||||
Yoritomo
menguasai Jepang dengan sistem pemerintahan militer (pemerintahan Bakufu) dan
mendirikan pusat pemerintahan di Kamakura (Hal inilah yang menyebabkan penamaan
zaman ini dinamakan zaman Kamakura). Saat itu ada 2 macam pemerintahan yaitu
pemerintahan sipil dan agama yang dipimpin oleh oleh Tennō yang ada di Kyoto
dan pemerintahan militer (bakufu) yang dipimpin oleh Yoritomo yang ada di
Kamakura.
Tahun 1185 M
Yoritomo memberikan tanah kepada kaum militer yang aktif berperang dan
menjadikan mereka sebagai pengikutnya (Gokenin). Gokenin yang berpotensi
dijadikan Shugo (kepala polisi di daerah) dan Jittō (pengawas tanah yang
bertugas mengumpulkan pajak). Tahun 1192 M Yoritomo mendapat gelar
Sei-i-tai-Shōgun (=Jendral yang
menundukkan orang-orang liar. Orang liar di sini adalah bangsa Ainu yang
keberadaannnya semakin terpinggirkan) dan sejak saat itu dimulailah pemerintahan
Bakufu yaitu pemerintahan militer yang dipimpin oleh Shōgun . Shugo dan Jittō
yang diangkat dari keluaga dan pengikut dari Yoritomo mulai menghapus sistem
Shōen (tanah pribadi yang bebas pajak). Akhirnya Shugo menguasai daerah
propinsi dan menjadi kepala daerah dengan sebutan Daimyō. Mereka membentuk
prajurit-prajurit bersenjata yang disebut Samurai. Para Daimyō semakin berkuasa
dan pemerintah Bakufu semakin lemah.
Setelah
Yoritomo meninggal tahun 1199, kekuasaan Bakufu bergeser ke keluarga Hōjō
(keluarga asal istri Yoritomo yaitu Masako). Tahun 1256, Tokimune (usia 6
tahun) menjadi kaisar. Selama pemerintahannya dua kali Jepang diserang oleh
pasukan Kubilai Khan (tahun 1274 M dan 1281 M). Para Gokenin yang ikut
berperang tidak mendapatkan balas jasa yang cukup. Gokenin merasa tidak puas dan
tidak lagi mengikuti pemerintahan Bakufu.
Tahun 1333
M, Tennō Godaigo yang melihat lemahnya Bakufu ini, memanggil para Gokenin yang
tidak puas terhadap keluarga Hōjō untuk menjatuhkan Bakufu. Tokoh yang berjasa
dalam perebutan kekuasaan itu adalah Ashikaga Takauji, Kibatake Chikafusa,
Kusonoki Masahige dan Niita Yoshida. Dengan jatuhnya Bakufu Kamakura maka
berakhirlah zaman Kamakura.
2) Kebudayaan
Zaman
Kamakura merupakan zaman dimulainya sistem pemerintahan feodal (Hōkenseido).
Sistem pemerintahan seperti ini baru dapat diakhiri setelah zaman Edo. Oleh
karena itu kebudayaan pada masa itu adalah kebudayaan feodal. Inti dari sistem
feodal tersebut adalah pengelolaan tanah dikerjakan oleh petani dan pemilik
tanah menggunakan tenaga Bushi (Samurai) sebagai alat pemeras petani agar
mereka terus bekerja dan membayar pajak yang tinggi.
Pada zaman
ini lahir golongan prajurit yang disebut Samurai, sehingga pada zaman ini
muncul dua orang pembuat pedang yang terkenal yaitu Masamune dan Muramasa.
Adanya Samurai juga melahirkan suatu etika atau ajaran hidup yang disebut
Bushidō. Misalnya berani mati, berani menghadapi bahaya, menjunjung tinggi
tanah air, setia kepada pemimpin, dll. Bushido memberikan pedoman kepada setiap
tingkah laku dalam pergaulan di masyarakat, termasuk cara berbicara, memberi
hormat, mempertahankan kehormatan, dsb. Harakiri (bunuh diri dengan memotong
perut) dianggap perbuatan yang mulia untuk menjunjung kehormatan.
3) Peninggalan
Kehidupan
kaum militer pada zaman ini juga melahirkan sastra yang melukiskan peperangan
kaum militer yang disebut Gunki Monogatari, salah satunya yang paling terkenal
adalah Heike Monogatari yang melukiskan bangkit dan jatuhnya keluarga Taira.
Dari segi
arsitektur, banyak dibuat patung Buddha (dari batu, kayu, perunggu, tembaga).
Patung yang paling terkenal adalah Daibutsu di Kamakura. Patung ini dibuat dari
tembaga dan tingginya 15 meter. Arsitektur pada zaman ini lebih mementingkan
keindahan yang struktural dari pada yang bersifat hiasan. Misalnya di gerbang
depan kuil Todaiji yaitu patung Niō (Kongōrikishi). Di zaman ini banyak pula
dibuat lukisan gulung (emaki) seperti Genji Monogatari Emaki, Mōkoshūrai Emaki.
Pada zaman
ini muncul juga Buddha aliran Zen. Aliran Zen cocok dengan kepribadian kaum
militer karena aliran ini mengajarkan kedisiplinan batin dengan meditasi Zen
(Zazen).
Tanaman
teh juga mulai masuk ke Jepang dan menggantikan sake yang memabukkan.
)
|
F. Jepang Zaman Muromachi (1338 M – 1568 M)
1) Keadaan
Zaman
Setelah
bakufu Kamakura roboh, pada tahun 1333 M kaisar Godaigo berkehendak memerintah
secara de jure dan de facto. Perubahan dari pemerintahan bakufu menjadi
pemerintahan yang berpusat pada kaisar tersebut dikenal dengan nama restorasi
Kenmu. Restorasi tersebut hanya berlangsung sampai 1336 M, karena pada tahun
1336 M Ashikaga Takauji yang sebelumya membantu kaisar, berbalik menentang
kaisar yang ingin memerintah sendiri. Ia menyerang Kyōto. Niita Yoshida dan
Kusonoki Masahige yang setia pada kaisar, gugur pada pemberontakan tersebut.
Kaisar kalah
dan mundur ke Yoshino (di Nara) dan mendirikan istana di sana. Sementara itu di
Kyōto telah diangkat kaisar baru. Karena itu pada tahun 1336 M –1392 M ada dua
orang Tennō. Tennō yang di utara/Kyōto (Tennō Kōmyō) dan Tennō yang di
selatan/Yoshino (Tennō Godaigo). Tennō yang di utara mendirikan istana Hokuchō
(istana utara) dan Tennō yang di selatan mendirikan istana Nanchō (istana
selatan). Sehingga pada rentang waktu tersebut dikenal juga dengan zaman
Nanbokuchō (zaman istana di utara dan selatan). Rakyat menganggap bahwa Tennō
yang sah adalah Tennō yang ada di Yoshino (selatan). Sehingga ada pula yang
menamakan zaman ini sebagai zaman Yoshino.
Tahun 1338
M, Tennō Kōmyō mengangkat Ashikaga Takauji sebagai Seiitai Shōgun dan
mendirikan bakufu di Kamakura (ada juga yang menyebut zaman ini sebagai zaman
Ashikaga). Takauji menjalankan pemerintahan diarki. Dirinya menjadi kepala
kalangan samurai, sedangkan adiknya yang bernama Ashikaga Tadayoshi menjadi
kepala administrasi pemerintahan. Pemerintahan diarki tersebut ternyata
menimbulkan konflik internal dalam keshōgunan.
|
|
Kō no
Mōronao beserta pendukungnya yang anti-Tadayoshi berhadapan dengan kelompok
pro-Tadayoshi. Takauji yang semulanya bersikap netral akhirnya memihak Mōronao.
Tadayoshi dipaksa mengundurkan diri dari jabatannya dan dijadikan biksu. Putra
Takauji yang bernama Yoshiakira menggantikan Tadayoshi sebagai kepala
pemerintahan. Setelah Tadayoshi mengundurkan diri, putra angkatnya yang bernama
Ashikaga Tadafuyu melarikan diri ke Kyūshū dan memberontak terhadap Shōgun.
Pada tahun
1350 M, ketika Takauji memimpin ekspedisi untuk menghabisi Tadafuyu, Tadayoshi
melarikan diri dari Kyōto dan bergabung dengan istana selatan. Pasukan
Tadayoshi menjadi semakin kuat, sehingga Yoshiakira melarikan diri dari Kyōto
karena kalah perang. Pasukan Takauji juga kalah melawan pasukan Tadayoshi.
Tahun 1351 M, Takauji berdamai dengan Tadayoshi dengan syarat Kō no Mōronao dan
Kō no Mōrouji dijadikan biksu. Tadayoshi kembali menjadi sebagai pembantu
Yoshiakira. Takauji dan Yoshiakira memiliki rencana untuk menghabisi Tadayoshi
dan Tadafuyu. Namun Tadayoshi lebih dahulu melarikan diri. Di tahun 1351 M juga
Tadayoshi tertangkap.
Kemudian
pihak istana selatan yang dipimpin pangeran Muneyoshi, Nitta Yoshioki, Nitta
Yoshimune, dan Hōjō Tokiyuki menyerang pasukan Takauji. Tahun 1354 M, pihak
istana selatan untuk sementara berhasil menduduki Kyoto. Tapi tahun 1355 M,
berhasil direbut kembali oleh pihak istana utara.
Tahun 1392
M Shōgun generasi ke-3 yaitu Ashikaga
Yoshimitsu (cucu Ashikaga Takauji) memindahkan bakufu dari Kamakura ke
Moromachi, dan mendirikan bakufu Muromachi. Maka mulai tahun 1392 M – 1573 M
disebut zaman Muromachi. Tahun 1392 M Ashikaga Yoshimitsu mendamaikan istana
utara dan istana selatan yang sebelumnya berselisih. Tennō yang di selatan
kembali ke Kyoto dan mengundurkan diri serta mengakui Tennō utara sebagai
penggantinya.
|
Tahun 1394 M
Ashikaga Yoshimitsu menyerahkan jabatan Shōgun
kepada anaknya, kemudian ia mengundurkan diri tetapi masih tetap
memerintah. Ashikaga Yoshimitsu yang mengundurkan diri ke Kitayama (dekat
Kyoto) mendirikan paviliun emas (Kinkaku).
Setelah
Yoshimitsu meninggal tahun 1408 M, timbul kekacauan dalam pemerintahan. Terjadi
percampuran Kuge (golongan bangsawan) dan Buke (golongan militer) yang
berlanjut pula dalam budayanya, yaitu timbulnya Bukebunka (kebudayaan militer-bangsawan).
Dalam kenyataannya, golongan Kuge kalah dari golongan Buke sehingga golongan
Kuge jatuh miskin.
Di ibukota
Kyoto, Bakufu berkuasa tetapi kekuasaannya tidak mendapat penghargaan dari Daimyō.
Bakufu tidak mampu mengatasi kekacauan pemerintahan yang disebabkan oleh
Daimyō-Daimyō yang saling berperang untuk memperluas daerah dan lingkungan
kekuasaannya.
Meskipun
pemerintahan dalam negeri sedang kacau, tapi perdagangan baik di dalam maupun
luar negeri mengalami kemajuan yang pesat. Bahkan pada tahun 1543 M Jepang
membuka hubungan dagang dengan Portugis. Tahun 1549 M Franciscus Xaverius
memasukkan agama Kristen ke Jepang. Selain agama, tembakau dan senjata api juga
masuk ke Jepang.
Pada masa
pemerintahan Ashikaga Yoshimasa (Shōgun
generasi ke-8), pemerintahan semakin kacau. Dia mendirikan paviliun
perak (Ginkaku) di Higashiyama. Untuk membiayai pembangunan paviliun tersebut
harus ditarik pajak yang besar dari rakyat. Rakyat pun mengadakan
pemberontakan. Puncak kekacauan terjadi pada perang Onin (Onin no ran) yang
berlangsung 11 tahun (1467 M – 1477 M). Perang itu disebabkan oleh perselisihan
dua orang pemimpin militer yaitu Yamanaka Sozen dan Hosokawa Katsumoto. Perang
tersebut merupakan suatu tanda dari permulaan pergolakan mati-matian yang baru
dapat diakhiri tahun 1615 M. Masa peperangan selama 100 tahun lebih tersebut
disebut sebagai Sengoku jidai (zaman negara-negara berperang).
Bakufu
Moromachi jatuh setelah Oda Nobunaga berhasil merampas Kyōto.
2)
Kebudayaan
Dari segi
arsitektur dibuat bangunan yang sangat megah seperti Kinkaku dan Ginkaku. Dari
segi seni lahirlah seni minum teh dan seni merangkai bunga (ikebana) serta
lukisan dengan tinta Cina. Dari segi pertunjukan, lahirlah drama Nō dan Kyōgen
(lelucon). Nō diciptakan oleh Kan’ami dan Zeami. Dari segi pertanian, petani
telah mampu membuat kincir angin dan sistem tumpang sari.
3)
Peninggalan
Bangunan
yang paling terkenal pada zaman ini adalah Kinkaku dan Ginkaku. Kinkaku atau
paviliun emas didirikan oleh Ashikaga Yoshimitsu. Bangunannya mengambil gaya
arsitektur bangsawan dan gaya kuil Zen di Cina yang seluruhnya dilapisi emas.
Sedangkan Ginkaku atau paviliun perak didirikan oleh Ashikaga Yoshimasa.
Bangunannya mengambil gaya arsitektur kuil Zen yang disebut Shōinzukuri.
Shōinzukuri merupakan gaya bangunan yang di dalamnya terdapat Tokonoma,
Chigaidana (rak), Tatami (lantai tikar), Fusuma (pintu geser dari kertas), dan
Akarishōji (jendela kertas). Gaya ini menjadi dasar rumah gaya Jepang sekarang.
G. Zaman
Azuchi-Momoyama (1568 M – 1600 M)
1) Keadaan Zaman
Keluarga
Ashikaga yang ada di ibukota sudah semakin lemah dan tidak mampu menjaga
kestabilan negara. Akhirnya salah seorang Daimyō terkuat yaitu Oda Nobunaga
dengan bantuan Toyotomi Hideyoshi dan Tokugawa Ieyasu berhasil mempersatukan
Jepang. Tahun 1568 M Nobunaga berhasil merampas Kyōto dan mengangkat Ashikaga
Yoshiaki sebagai Shōgun boneka
(Shōgun yang kekuasaannya ada di
tangan majikannya). Jadi kekuasaannya ada di tangan Nobunaga.
|
Nobunaga
memerintahkan Hideyoshi untuk menundukkan Daimyō di sebelah barat, dan
memerintahkan Ieyasu untuk menundukkan Daimyō di sebelah timur dan utara.
Sementara dirinya sendiri membereskan bagian pusat. Nobunaga mendapat
perlawanan dari kaum padri yang menjadikan biara-biara Buddha sebagai benteng
pertahanan. Serangan Nobunaga yang sangat keras terhadap Buddhisme akhirnya
dapat menghancurkan biara-biara tersebut. Dia dibantu orang-orang Kristen dari
Portugis dengan senjata apinya. Nobunaga mengijinkan pelaksanaan perdagangan
bebas, terutama dengan bangsa Portugis dan Spanyol, serta melindungi agama
Kristen. Hal itu dilakukan untuk menekan agama Buddha dan mendapatkan senjata
api.
Tahun 1573 M
Nobunaga mendirikan istana Azuchi. Saat Nobunaga melanjutkan masalah penyatuan
negeri, dia meninggal karena dibunuh pengikutnya yang bernama Akechi Mitsuhide
pada tahun 1582 M.
Kekuasaan
Nobunaga berpindah ke Toyotomi Hideyoshi. Hideyoshi kemudian membangun istana
Momoyama (Fushimi) sebagai tempat tinggalnya, tetapi tempat pemerintahannya
ada di istana Osaka (Himeji). Hideyoshi berhasil menyatukan Jepang pada tahun
1590 M setelah menaklukkan keluarga Hōjō di Odawara dan keluarga Shimaru di
Kyūshū.
Saat berkuasa Hideyoshi mengontrol
kekuasaan para Daimyō dan menetapkan cara menarik pajak yang disebut
Taikōkenchi serta mengatur para petani untuk mencegah timbulnya pemberontakan
petani. Dengan demikian pembagian antara Daimyō dan petani semakin maju.
Sistem Shōen pun hilang. Hideyoshi pun berniat meluaskan kekuasaannya sampai
ke Korea pada tahun 1592 M dan 1597 M tetapi gagal. Zaman Azuchi-Momoyama
berakhir setelah Toyotomi meninggal dalam pertempuran Sekigahara melawan
Tokugawa Ieyasu.
|
2) Kebudayaan
Dari segi
arsitektur, bangunan dibuat secara mewah. hal itu terlihat dari istana Azuchi,
istana Momoyama dan istana Oosaka. Dari segi seni, kebiasaan minum teh juga
makin berkembang dan kebiasaan tersebut ditetapkan sebagai suatu tatacara minum
teh yang disebut Sadō. Dari segi bahasa, kosakata asing mulai masuk karena pada
zaman ini perdagangan dengan bangsa barat dibuka.
3) Peninggalan
Istana
Azuchi dan Momoyama adalah suatu istana yang megah pada zaman ini. Hal inilah
yang membuat nama zaman ini diambil dari kedua istana tersebut. Saat ini
kedua istana tersebut sudah tidak ada, tetapi dengan masih adanya istana
Oosaka (Himeji) paling tidak dapat menggambarkan kemegahan kedua istana
tersebut.
|
|
H. Jepang Zaman Edo (1603 M – 1867 M)
1) Keadaan
Zaman
Setelah
mengalahkan Toyotomi Hideyoshi dalam pertempuran Sekigahara pada tahun 1600
M, Tokugawa Ieyasu diangkat menjadi Seiitai Shōgun pada tahun 1603 M dan mendirikan Bakufu di
Edo (sekarang Tōkyō). Sehingga zaman ini disebut zaman Edo atau zaman Tokugawa.
Tidak lama
setelah pertempuran Sekigahara, para Daimyō diambil sumpahnya secara tertulis
kemudian mereka dibagi menjadi beberapa kelas, yaitu:
|
|
Shinpan
Daimyō = Merupakan Daimyō yang paling dekat dengan keluarga Tokugawa dan dapat
berhubungan langsung dengan keluarga Tokugawa. Daimyō kelas ini memegang posisi
penasehat dalam pemerintahan dan diberikan wilayah yang dekat dengan Edo.
Fudai Daimyō
= Merupakan Daimyō yang terdiri dari
pengikut setia Ieyasu sebelum Ieyasu berkuasa yaitu sebelum perang Sekigahara.
Daimyō kelas ini memegang jabatan di hampir semua kantor pemerintahan dan
ditempatkan di Jepang bagian tengah dan timur yang tidak begitu jauh dari Edo.
Mereka merupakan pengawal keamanan dari Kyoto dan Edo.
Tozama
Daimyō = Merupakan Daimyō yang terdiri dari pengikut setia Ieyasu setelah
perang Sekigahara. Daimyō ini memiliki kekuasaan yang kecil karena ditempatkan
di Jepang bagian barat, utara dan selatan yang jauh dari Edo.
Wilayah yang
diberikan pada bakufu tersebut dinamakan Han. Untuk mengatur Han, Bakufu
membuat sistem yang disebut sistem Bakuhan (Bakuhan Taisei). Dalam sistem
Bakuhan, Bakufu memegang kekuasaan seluruh negeri, sedangkan Daimyō memegang
kekuasaan atas wilayah yang diberikan kepadanya (Han).
Untuk
mengatur Daimyō, Tokugawa Ieyasu menetapkan peraturan yang harus dipatuhi oleh
para Daimyō yang disebut Bukeshōhattō. Salah satunya adalah para Daimyō
dilarang memperkuat pasukannya atau mendirikan benteng tanpa sepengetahuan
pemerintah pusat (Bakufu).
Bakufu juga
membatasi wewenang pihak istana dengan peraturan Kugeshōhattō. Tennō dan
golongan Kuge (bangsawan) diberikan penghasilan sesuai kedudukan mereka tapi
tidak diberikan tanah. Pengangkatan pejabat istana harus dengan persetujuan
Bakufu. Tennō tidak boleh aktif turut serta dalam pemerintahan dan hanya punya
fungsi sakral. Tennō tidak dapat diganggu gugat tetapi sama sekali tidak punya
kekuasaan apapun. Ada juga larangan Katanagari, yaitu larangan memiliki senjata
bagi petani. Hal ini dilakukan karena sering timbulnya pemberontakan oleh
petani yang disebabkan besarnya pajak yang harus mereka bayar. Dengan adanya
ketiga peraturan tersebut maka Jepang menjadi sangat tenang dan stabil.
Pada mulanya
Tokugawa Ieyasu menerima agama Kristen dengan baik, tapi karena timbul
kekhawatiran ancaman bahaya politik dari agama Kristen, ia menutup perdagangan
dengan bangsa Eropa dan mulai menindas agama Kristen. Penduduk yang beragama
Kristen pun memberontak. Perdagangan diperketat hanya bangsa Asia dan Belanda
yang boleh berdagang, itupun dengan pengawasan ketat. Jepang menjadi negara
yang mengisolasikan diri dari pengaruh barat. Politik isolasi negeri seperti
ini disebut Sakoku.
Tahun 1605 M
Ieyasu menyerahkan jabatannya kepada anaknya, Tokugawa Hidetada (Shōgun generasi ke-2). Tetapi dirinya masih
memerintah sebagai Shōgun yang mengundurkan diri sampai dirinya meninggal tahun
1616 M.
Kemudian
Shōgun generasi ke-3, Tokugawa Iemitsu membuat peraturan untuk mengatur para
Daimyō yang disebut Sankin Kōtai, yaitu para Daimyō diwajibkan untuk datang dan
menetap di Edo sampai beberapa waktu untuk membantu pemerintah pusat.
Perekonomian para Daimyō menjadi susah sehingga tidak punya tenaga untuk
melawan Shōgun.
Susunan
masyarakat pada zaman Edo disebut Shinōkōshō. Kata Shinōkōshō berasal dari:
Shi= bushi=
samurai/militer
Nō= nōmin=
petani
Kō= kōsakunin=
pekerja
Shō= shōnin=
pedagang
Selain itu
masih ada golongan masyarakat yang tidak digolongkan ke dalam Shinōkōshō, yaitu
orang-orang buangan yang disebut Eta atau Hinin.
Pembagian
tatanan sosial ini didasarkan pada ajaran Konfusianisme yang mengajarkan
pemaham terhadap hakikat takdir yaitu bahwa manusia harus menerima takdirnya
sejak lahir dan tidak dapat menggugat takdir. Pemikiran ini membuat rakyat
terpaksa menerima keadaan serta status yang dimilikinya dan tidak dapat
memperbaiki statusnya ke tingkat yang lebih tinggi. Diskriminasi kelas pun
semakin jelas. Tujuan ditetapkan Shinōkōshō adalah supaya kelas penguasa tetap
pada kedudukannya dan memiliki kekuatan untuk menekan kelas yang berada di
bawahnya.
Pada zaman Genrōku
(zaman kecil yang ada selama zaman Edo. Berlangsung tahun 1646 M sampai 1709 M)
perekonomian menjadi kacau karena krisis ekonomi. Tokugawa Yoshimune
(Shōgun generasi ke-8) melakukan
beberapa pembaharuan untuk membangun kembali perekonomian Bakufu. Ada tiga
reformasi yang dilakukan.
Reformasi
pertama = Merancanakan pajak yang berlipat ganda dan cara membuka lahan baru serta
memerintahkan kaum Bushi untuk menghentikan hidup bermewah-mewah dan berhemat.
Reformasi ini berhasil, tetapi tidak berlangsung lama.
Reformasi
kedua = Memerintahkan kaum Bushi untuk berhemat, menganjurkan Bushi untuk
belajar beladiri dan ilmu pengetahuan serta mengeluarkan perintah bahwa Bushi
tidak perlu membayar hutan kepada kaum pedagang. Reformasi ini gagal tapi mampu
menolong kaum Bushi.
Reformasi
ketiga = Memerintahkan kaum Bushi untuk berhemat dan melarang perkumpulan
pedagang besar yang melakukan pemborongan. Reformasi ini gagal.
Karena
krisis ekonomi, para Daimyō jatuh miskin dan mereka menyalahkan Bakufu. Yang
paling buruk nasibnya adalah petani, karena harus membayar pajak yang tinggi.
Perasaan tidak senang dan tidak puas terhadap Bakufu itu memupuk gerakan
nasionalisme dan menjadi kekuatan besar yang menentang kekuasaan Shōgun.
Gerakan itu membuat rakyat memuja kembali Shintōisme dan menyanjung
pemerintahan Tennō di masa dahulu yang gemilang. Rakyat menghendaki supaya
Tennō memegang kekuasaan kembali. Mereka menganggap kekuasaan Shōgun tidak sah. Bangsa Jepang pun ingin
menghidupkan kembali sifat-sifat Jepang
lama. Keadaan para Samurai yang semakin mundur dan petani yang semakin susah
membuat anasir-anasir menjatuhkan Shōgun
semakin kuat.
Ketika
keadaan dalam negeri bergejolak, negara-negara barat mendesak Jepang supaya
membuka negerinya. Inggris mengadakan revolusi industri dan mengadakan ekspansi
ke seluruh dunia dan Amerika pun bermaksud memperluas jangkauannya ke Asia.
Pada tahun 1854 M Amerika memaksa Jepang untuk menandatangani persetujuan
dagang (persetujuan Kanagawa) yang membuat Jepang harus membuka negeri dari
bangsa asing.
Pembukaan
negeri (Kaikoku) tersebut membuat rakyat
dan Bushi menjadi susah serta perekonomian menjadi kacau. Dua golongan Bushi
tingkat bawah yang disebut Satsuma dan Chōshū bersatu dan memulai gerakan Sonnōjōi
melawan orang asing tetapi kalah. Mereka mengakui kekuatan orang asing dan
berfikir untuk menjatuhkan Bakufu dan menyelenggarakan pemerintahan baru yang
berpusat pada kaisar. Saat itu muncul gerakan-gerakan anti Bakufu yang disebut Bakumatsu.
Pemerintahan
Tokugawa resmi berakhir ketika Tokugawa Yoshinobu menyerahkan pemerintahan ke
tangan Tennō (Taisei Hōkan) pada tanggal 9 November 1867 untuk menghadapi
krisis. Tanggal 19 November 1867 Tokugawa mundur dari jabatannya.
2) Kebudayaan
Karena
politik isolasi negeri, Jepang terisolasi dari peradaban barat namun kebudayaan
asli Jepang mengalami perkembangan. Dari segi industri, dibangun perusahaan air
minum. Industri kerajinan tangan seperti sutera dan kertas juga berkembang.
Lalu lintas dan jalan raya dibangun.
Dari segi
pendidikan, muncul sekolah yang diselenggarakan di kuil-kuil Buddha yang
disebut Terakoya. Ilmu pengetahuan yang berasal dari ajaran Konfusianisme
berkembang pesat. Selain itu muncul juga ajaran Kokugaku yaitu ilmu pengetahuan
yang meneliti ilmu klasik Jepang dan mencari pemikiran-pemikiran asli Jepang.
Kokugaku kemudian memupuk pemikiran untuk menghidupkan kembali pemerintahan
langsung oleh Tennō (Sonnō Shisō) dan pemikiran yang berusaha mengusir kekuatan
dan pengaruh asing (Jōi Shisō). Inilah yang kemudian melahirkan gerakan Sonnōjōi
(Sonnōjōi Shisō) yang muncul pada akhir Bakufu (Bakumatsu). Dengan dibukanya
kembali Jepang dari bangsa barat, muncul pula pengetahuan-pengetahuan baru dari
barat dan berkembang sebagai Rangaku seperti ilmu kedokteran, ilmu bumi,
elektronika dll.
Di bidang
kesusastraan, pada zaman Genroku pada masa pemerintahan Tokugawa Tsunayoshi
(Shōgun generasi ke-5) lahir kebudayaan
baru masyarakat kota yang disebut Genroku Bunka. Ihara Saikaku mengangkat
kehidupan masyarakat kota pada zaman Genroku dalam novel Kōshoku Ichidai Otoko
dan Sekenmunazanyō. Matsuo Bashō menciptakan Haiku yaitu puisi 3 baris yang
berpola 7-5-7 suku kata. Haiku adalah bagian awal dari Renga yang berdiri
sendiri dan pada saat itu disebut Haikai. Oku no Hosomichi adalah catatan
perjalanan Bashō yang kemudian menjadi suatu Kikōbun (catatan perjalanan).
Dalam bidang
seni pertunjukan, berkembang Kabuki. Kabuki pada mulanya berupa tari-tarian
yang dilakukan oleh Okuni yang berasal dari Izumo di kuil Shintō. Saat itu
Kabuki dianggap bernilai seni rendah karena kostum dan gerakannya tidak begitu
bagus, sehingga Kabuki dilarang oleh Bakufu. Setelah itu Kabuki hanya
ditampilkan oleh laki-laki dan lambat laun isi cerita dan seninya menjadi lebih
baik. Selain kabuki berkembang pula Ningyō Jōruri yaitu drama boneka yang
dimainkan dengan tangan. Kabuki dan Ningyō Jōruri menampilkan lakon-lakon
insiden yang terjadi di masyarakat. Ningyō Jōruri merupakan warisan hasil
budaya tanpa bentuk yang disebut Bunraku yang dikenal sampai sekarang. Penulis
naskah Kabuki dan Ningyō Jōruri pada zaman Genrōku yang juga dikenal sebagai
penulis drama terbesar di Jepang adalah Chikamatsu Monzaemon. Karyanya yang
terkenal antara lain Sonezaki Shinjū dan Chūshin Tennō Amishima.
Dalam bidang
seni lukis yang paling berkembang adalah Ukiyo-e yaitu lukisan yang
menggambarkan dunia Kabuki, dunia Sumō, dan dunia wanita penghibur. Ada juga Nishiki-e
yaitu gambar yang dibuat dengan dicetak pada papan menggunakan warna-warna yang
indah. Seni lain yang berkembang adalah Yūzen (kain celup) dan keramik Jepang.
|
|
I. Zaman Meiji (1868 M – 1912 M)
1) Keadaan Zaman
|
Proses
terbentuknya zaman Meiji diawali dengan sebuah gerakan pembaruan yang dikenal
dengan Restorasi Meiji (Meiji Ishin). Restorasi Meiji berlangsung dari tahun
1866 M sampai 1869 M (dari akhir zaman Edo sampai awal zaman Meiji).
Restorasi ini timbul akibat dibukanya Jepang kepada kapal-kapal dari barat
yang dipimpin oleh perwira Angkatan Laut Amerika Serikat, Matthew Perry.
Pembentukan aliansi Sacchō (Satsuma-Chōshū) pada tahun 1866 M yang dicetuskan
oleh Sakamoto Ryōma adalah titik awal restorasi Meiji. Tujuannya adalah
melawan keshōgunan Tokugawa dan mengembalikan kekuasaan pada kaisar.
|
Setelah
Tokugawa Yoshinobu memberikan kekuasaan dan mundur dari jabatannya (tahun 1867
M), setahun kemudian pecahlah perang Boshin (perang Toba-Fushimi). Perang ini
timbul karena ketidakpuasan Yoshinobu terhadap pemerintah baru yang tidak
memberikan kedudukan penting bagi Yoshinobu dan tanah dikembalikan kepada
istana. Satsuma dan Chōshū dari pihak pemerintahan baru berhasil mengalahkan
tentara Yoshinobu. Kemenangan pemerintah baru tersebut membuat kaisar mencopot
seluruh kekuasaan Yoshinobu.
Pada akhir
restorasi Meiji, kota Edo yang masih kacau karena pemberontakan atas pelarangan
agama Kristen diubah namanya menjadi kota Tōkyō. Dan nama zamannya diganti
zaman Meiji, sesuai nama kaisar yang memimpin pada saat itu. Meiji berarti
”pencerahan”. Kemudian ibukota dipindah dari Kyōto ke Tōkyō.
Zaman Meiji
dimulai setelah kaisar Mutsuhito naik takhta dan memerintah Jepang (25 Januari
1868 - 30 Juli 1912). Kaisar Mutsuhito kemudian berganti nama menjadi kaisar
Meiji. Kaisar Meiji mengumumkan rencana politik pemerintahan baru yang dikenal
dengan ”5 pasal dekrit” yang meliputi:
·
Pembentukan dewan-dewan legislatif.
·
Pelibatan semua golongan masyarakat
dalam mengadakan hubungan antar negara.
·
Penarikan kembali aturan perpajakan
dan pembatasan kelas dalam pekerjaan.
·
Penggantian ”tradisi setan” dengan ”hukum alam”.
·
Pengiriman utusan ke Eropa dan
Amerika untuk mempelajari ilmu barat dan
memperkuat
fondasi hukum pemerintahan Meiji.
Pengeluaran
dekrit itu dilakukan dengan bersumpah kepada dewa. Maksud dari dikeluarkannya
dekrit itu adalah untuk menunjukkan kepada seluruh dunia bahwa Jepang akan
membangun negaranya dengan menuntut ilmu pengetahuan. Dengan kembalinya
kekuasaan ke tangan kaisar Jepang bermaksud membentuk negara yang berorientasi
ke Shintōisme seperti 1000 tahun yang lalu.
Pada tahun
1871 M tanah kekuasaan para Daimyō (Han) dihapuskan dan membagi negeri dengan
sistem prefektur (Ken). Dari pusat dikirimkan pegawai pemerintahan untuk
mengurus tiap-tiap Ken yang disebut Haihanchiken. Pajak dikumpulkan oleh
pemerintah dan pegawai pemerintah menerima gaji dari pemerintah. Kemudian
pemerintah memperbarui cara pemungutan pajak dari petani yang disebut Chisokaisei.
Pemerintah memberikan sertifikat tanah kepada pemilik tanah, kemudian pajak
diganti dalam bentuk uang kontan. Anak laki-laki pemilik tanah diwajibkan
meninggalkan desa dan menjadi buruh pabrik atau mengikuti wajib militer di
kota. Wajib militer ditetapkan sejak tahun 1873 M dan diwajibkan bagi anak
laki-laki berumur lebih dari 20 tahun.
Karena wajib
militer diberlakukan, para samurai merasa kecewa. Wajib militer adalah sistem
dari barat (tentara dilatih oleh Perancis), dan samurai benci hal yang berasal
dari barat. Akhirnya pada tahun 1877 M Takamori Saigō memimpin pemberontakan
samurai di Kyūshū. Pertempuran militer melawan samurai tersebut memakan banyak
korban di kedua belah pihak. Tapi karena Jepang mengadakan wajib militer,
tentara Jepang dapat menyusun kembali pasukannya sedangkan para samurai tidak.
Pemberontakan ini berakhir pada tanggal 24 September 1877 dengan terbunuhnya
Takamori Saigō.
Pada zaman
Meiji, pemerintah menetapkan Shimin Hyōdō yaitu persamaan empat strata sosial Kōzoku
(keluarga kaisar), Kazoku (bangsawan istana dan feodal), Shizoku (militer), dan
Heimin (petani, pekerja, dan pedagang).
Di bidang
pendidikan, pada tahun 1872 M pemerintah menetapkan sistem pendidikan baru.
Semua golongan masyarakat dapat mengenyam pendidikan. Kemudian pada tahun 1890
M wajib belajar 6 tahun dicanangkan. Universitas-universitas juga mulai
didirikan.
Pada tahun
1875 M diadakan Konferensi Osaka yang menghasilkan keputusan bahwa reorganisasi
pemerintahan ditujukan kepada Genrōnin (dewan tetua) yang indepanden.
Pada tahun
1881 M lahirlah pergerakan demokrasi yang melahirkan partai-partai seperti Rikken
Jiyutō (Partai Liberal), Rikken Kaishintō (Partai Konstusional Progresif), Rikken
Taiseitō (Partai Imperial). Pada tahun 1885 M bentuk pemerintahan diganti
dengan sistem kabinet dan Ito Hirobumi sebagai Perdana Menteri. Pada masa
imperial ini diproklamasikan UUD kekaisaran Jepang (Konstitusi Meiji) pada
tanggal 11 Februari 1889. Konstitusi Meiji menjamin peran politik kaisar secara
nyata (walaupun pada akhirnya kekuasaan kaisar dikendalikan oleh dewan tua/Genrōnin).
Jepang juga mengadopsi sistem Parlemen seperti di Eropa yang disebut Diet. Pada
tahun 1890 M untuk pertama kalinya diadakan pemilihan wakil rakyat, tetapi
hanya orang yang berusia 25 tahun keatas yang dapat memilih, peserta pemilih
saat itu hanya sekitar 1% saja.
Pada tahun
1880-an Jepang mengalami krisis ekonomi karena adanya pengeluaran besar yang
diikuti dengan reformasi sistem mata uang dan pembentukan Bank of Japan.
Pemerintah
Meiji menginginkan negaranya sejajar dengan negara barat. Untuk itu pemerintah
membeli mesin-mesin dan teknologi canggih dari Amerika dan Eropa. Pemerintah
mendirikan pabrik-pabrik, membangun rel kereta api, menetapkan Yen, Sen, dan
Rin sebagai mata uang baru. Di dalam kehidupan sehari-hari diberlakukan
kalender sistem matahari (Gregorian), misalnya 1 hari ada 24 jam, 1 minggu ada
7 hari, dll. Akhirnya sistem barat pun diterima. Diberlakukan kebebasan
beragama sehingga agama Kristen pun diakui.
Pada tahun
1894 M, di Korea terjadi pemberontakan petani. Pemerintah Korea memohon kepada
Dinasti Chin agar mengirimkan pasukan militernya. Mengetahui hal tersebut,
Jepang pun mengadakan ekspansi sehingga timbullah perang Jepang-Cina (Nisshin
Sen). Jepang menang atas Cina. Kemudian setahun berikutnya ditandatangani
perjanjian Shimonoseki. Jepang wajib membayar ganti rugi perang yang tinggi.
Jepang juga memperoleh Taiwan dan semenanjung Liotung. Tapi Jepang pada
akhirnya mengembalikan Semenanjung Liotung setelah Rusia, Perancis, dan Jerman
menuntutnya.
Setelah itu,
karena Jepang ingin melakukan ekspansi dari Korea ke Cina dan Rusia ingin
mengadakan ekspansi dari Manchuria ke Korea, timbul perentangan antara Jepang
dan Rusia. Di lain pihak, karena terjadi pertentangan antara Inggris dan Rusia
di Asia, maka Inggris dan Jepang berjanji untuk saling menolong dan membuat
Aliansi Jepang-Inggris (Nichie Dōmei) pada tahun 1902 M. Kemudian tahun 1904 M
dimulailah perang Jepang-Rusia. Atas perantara presiden Amerika, pada tahun
1905 M Rusia dan Jepang menandatangani perjanjian Porstmouth dan berakhirlah
perang kedua negara tersebut.
2) Kebudayaan
Pada zaman
Meiji kebudayaan barat berkembang dengan pesat. Gaya hidup baru yang mencakup
bidang ilmu pengetahuan, pendidikan, sandang, pangan, papan adalah kebudayaan
barat yang baru yang disebut Bunmei Kaika (pencerahan peradaban). Memotong
rambut kucir menjadi pendek dan memakai pakaian barat telah menjadi gaya hidup
baru. Daging sapi yang sebelumnya tidak pernah dimakan oleh orang Jepang
akhirnya mulai banyak dimakan dan banyak restoran Sukiyaki didirikan.
Di bidang
sastra, Jepang juga mulai melangkah menuju modern. Tokoh-tokoh sastra yang
muncul pada zaman ini antara lain:
·
Subouchi Shōyō, dengan bukunya
”Shōsetsu Shinzui”.
·
Futabatei Shimei, dengan novelnya
”Ukigumo”.
·
Yōda Rohan, dengan novelnya
”Goshūnokō”.
·
Ozaki Kōyō, dengan novelnya ”Konjiki
yasha”.
·
Higuchi Ichiyō, dengan novelnya
”Takekurabe”, ”Nigorie”, ”Jūsan-ya”.
·
Shimazaki Tōson, dengan novelnya
”Haikai”, ”Yoakemae”.
·
Tayama Katai, dengan novelnya
”Futon”.
·
Mori Ōgai, dengan novelnya
”Takasebune”, ”Saigo no Ikku”.
·
Natsume Sōseki, dengan novelnya
”Wagahai wa neko de aru”, ”Bocchan”, ”Kusamakura”, ”Kokoro”.
·
Ishikawa Takabaku, dengan pantunnya
”Ichiaku no Suna”, ”Kanashiki Gangu”.
·
Masaoka Shiki, dengan Haiku dan
Tankanya yang diterbitkan dalam majalah ”Hototokisu”.
·
Yosano Akiko, dengan Tankanya yang
diterbitkan dalam majalah ”Myōjō”.
3) Peninggalan
Peninggalan
pada zaman ini dapat dilihat dari bidang pendidikan yaitu didirikannya
universitas universitas seperti:
·
Universitas Tōkyō Igakkō pada tahun
1877 M (pada tahun 1898 M berganti nama menjadi Universitas Teikoku, dan pada
tahun 1945 M berganti nama menjadi Universitas Tōkyō.)
·
Keiō Gijuku ( yang kemudian berganti
nama menjadi Universitas Keiō) yang didirikan oleh Fukuzawa Yukichi.
·
Universitas Dōshisha yang didirikan
Niijima Jō.
·
Sekolah Kejuruan Tōkyō (kemudian
berganti nama menjadi Universitas Waseda) yang didirikan oleh Ookuma Shigenobu.
Setelah
tahun 1890 M, industri modern Jepang memajukan mekanisasi di bidang industri
pemintalan kertas, industri pemintalan sutra. Tahun 1901 M Jepang selesai
membangun pabrik besi baja dan terbentuklah dasar dari industri berat. Jepang
juga mulai membuat kapal dan mesin-mesin industri. Peninggalan lainnya adalah
jalur telegraf Tōkyō-Yokohama (tahun 1869 M), pos (tahun 1871 M), jalur kereta
api Tōkyō-Yokohama (tahun 1872 M), jembatan besi Azuma (tahun 1887 M). Revolusi
industri tersebut mengakibatkan meningkatnya kapitalisme dan timbulnya
persoalan dalam masyarakat feodal.
J. Jepang Zaman Taishō (1912 M – 1926 M)
1) Keadaan Zaman
Zaman Taishō
dimulai sejak kaisar Yoshihito berkuasa (30 Juli 1912 – 25 Desember 1926).
Kaisar Yoshihito kemudian mengubah namanya menjadi kaisar Taishō. Pada tahun
1914 M di Eropa terjadi Perang Dunia I. Jepang bersekutu dengan Inggris dan
mendeklarasikan perang melawan Jerman pada tanggal 23 Agustus 1914. Jepang pun
menduduki daerah jajahan Jerman yang ada di Cina seperti Shandong dan Jiaozhou.
Jepang berusaha lebih jauh untuk mengkonsolidasikan posisinya di Cina dengan
menyajikan “Dua Puluh Satu Tuntutan” (Twenty-one Demands) ke Cina pada bulan
Januari tahun 1915 M. Selain memperluas kontrol atas kepemilikan Jerman,
Manchuria, dan Mongolia, Jepang juga mencari kerja sama untuk memiliki kompleks
pertambangan dan metalurgi di Cina Tengah. Akhirnya Jepang menarik tuntutan
tersebut pada Mei 1915 setelah timbul anti-Jepang di Cina dan kecaman dunia
internasional.
Kekuatan
Jepang di Asia tumbuh dengan runtuhnya rezim Tsar di Rusia dan kekacauan
Revolusi Bolshevik tahun 1917 M di Siberia. Kesempatan tersebut digunakan
Jepang untuk menduduki Siberia. Tapi untuk melakukannya Jepang harus
bernegosiasi dengan Cina agar bisa mendapatkan tempat transit untuk pasukan
Jepang. Akhirnya pada tanggal 2 November 1917, diadakan perjanjian
Ishii-Lansing yang menghasilkan kebijakan ”Pintu terbuka”. Pada bulan Juli
1918, Jepang mengirimkan 75.000 tentaranya ke Siberia.
Tahun 1919
M, sebagai negara yang menang perang, Jepang menghadiri Konferensi perdamaian
yang diselenggarakan di Paris. Dan pada tahun 1920 M terbentuk Liga-Liga Bangsa
dan Jepang menjadi anggota tetap dewan keamanan. Setelah Perang Dunia I
lahirlah Demokrasi Taishō di Jepang. Tahun 1918 M Hara Takahashi menjadi
Perdana Menteri.
Pada tanggal
13 Desember 1921 ditandatangani Perjanjian Empat Kekuatan (Four Power Treaty)
Jepang, Amerika Serikat, Britania, dan Perancis sepakat untuk mengakui status
quo di Pasifik. Kemudian tanggal 6 Februari 1922 ditandatangani Perjanjian
Perlucutan Senjata Lima Kekuatan (Five Power Naval Disarmament Treaty). Dalam
perjanjian tersebut disepakati rasio jumlah kapal adalah 5:5:3:1,75:1,75
masing-masing untuk Amerika Serikat, Inggris, Jepang, Perancis, dan Italia. Tanggal
6 Februari 1922 ditandatangani Perjanjian Sembilan Kekuatan (Nine Power Treaty)
Belgia, Cina, Belanda, dan Portugal, bersama dengan lima kekuatan yang asli.
Persetujuan tersebut melahirkan kesepakatan untuk mencegah perang di Pasifik.
Mereka setuju untuk menghormati Cina merdeka. Jepang juga sepakat untuk menarik
pasukannya dari Shandong dan menarik pasukannya dari Siberia.
Akibat
adanya perpecahan di Diet dan koalisi yang tidak stabil, pada tahun 1927 M
terbentuklah Rikken Minseito (Partai Demokrat Konstitusi) yang merupakan
gabungan Kenseikai (Kumpulan Konsititusi Pemerintah) dan Seiyūhontō (True
Seiyū). Setelah itu, sampai 1932 M, Seiyūkai dan Rikken Minseito berganti dalam
kekuasaan.
Dalam
demokrasi di bidang ekonomi, dibuatlah UU anti monopoli sehingga aktivitas
ekonomi bisa dilakukan dengan bebas. Reformasi di bidang pertanian dilakukan
dengan cara membagikan tanah luas milik tuan tanah yang tidak berada di
wilayahnya kepada rakyat. Akibatnya feodalisme antara tuan tanah dan petani
kecil menjadi hilang dan pertanian berkembang pesat. Di bidang pendidikan
dibuat UU Pendidikan yang menyatakan bahwa sistem pendidikan sekolah dijadikan
6 tahun (SD), 3 tahun (SMP), 3 tahun (SMA), dan 4 tahun (perguruan tinggi).
Wajib belajar diperpanjang menjadi 9 tahun.
Pada Tanggal
25 Desember 1926 kaisar Taishō meninggal. Dan digantikan oleh Hirohito.
2) Kebudayaan
Pada zaman
Taishō lahirlah sastrawan bernama Akutagawa Ryūnosuke yang menulis novel ”Rashomon”,
”Hana”, ”Jigokuhen”, dll. Dia meninggal dengan cara bunuh diri. Ada juga
Tanizaki Jun’ichirō dengan karyanya ”Shunkinshō”, ”Sasameyuki”. Shiga Naoya
dengan karyanya ”Anyakoro”. Mushanokōji Saneatsu dengan karyanya ”Sono Imōto”.
Kobayashi Takiji dengan karyanya ”Kanikōsen”.
3) Peninggalan
Pada
tanggal 1 September 1923 daerah Kantō diguncang gempa hebat sehingga Jepang
mengalami kerugian yang cukup berat. Setelah gempa tersebut dibangunlah
bangunan-bangunan besar. Rel kereta api, saluran telepon, sarana penyiaran
radio, penerbit majalah dan koran juga dibangun. Mobil pun menjadi sarana
transportasi yang baru. Pendidikan dan kebudayaan meluas, lahir pula
sarjana-sarjana terkenal seperti Noguchi Hideyo yang meneliti penyakit cacar
air.
|
K. Jepang Zaman Shōwa (1926 M – 1989 M)
1) Keadaan Zaman
Zaman Shōwa
merupakan zaman kaisar Hirohito memerintah dari 25 Desember 1926 sampai 7
Januari 1989. Kaisar Hirohito kemudian mengubah namanya menjadi kaisar Shōwa.
Kaisar Shōwa merupakan kaisar yang paling lama berkuasa dari seluruh kaisar
Jepang sampai saat itu. Zaman ini diawali saat Jepang turun ke totalitarisme
politik, ultranationalisme dan fasisme yang berpuncak pada invasi Jepang di
Cina pada tahun 1937. Ini merupakan bagian dari keseluruhan periode global
gejolak sosial dan konflik seperti Perang Dunia II.
Perang
Pasifik (Perang Asia Timur Raya) terjadi antara tahun 1937 M – 1945 M. Perang
ini dimulai oleh sebuah pertempuran kecil antara Jepang dan Cina yang dikenal
dengan ”Insiden Jembatan Marco Polo” yang terjadi pada tanggal 8 Juli 1937.
Selain perang melawan Cina, Jepang juga berperang melawan Rusia pada tahun 1938
M. Perang tersebut terjadi di perbatasan Manchuria. Dalam perang tersebut
Jepang kalah.
Tahun 1940 M
kabinet menyetujui Prinsip Dasar Kebijakan Nasional yang menetapkan bahwa
Jepang berniat membangun sebuah dominasi Jepang di Asia Timur. Suatu keputusan
dibuat pada saat itu untuk memperluas jajahan ke selatan bahkan bila harus
berperang melawan Inggris dan Amerika Serikat. Jepang pun menandai sebuah
aliansi militer dengan Axis Power. Amerika Serikat pun membalasnya dengan
mengembargo besi dan baja ke Jepang. Tahun 1941 M Jepang dan Amerika Serikat
bertemu di Washington DC untuk menyelesaikan perselisihan di antara mereka.
Tapi karena Jepang masih mengirimkan pasukannya ke Indocina, Amerika Serikat
membekukan aset Jepang di negaranya dan mengembargo total ekspor ke Jepang.
Inggris dan Belanda pun membekukan aset Jepang di negara mereka. Kemudian
Roosevelt dan Churchill bertemu. Mereka setuju untuk mengeluarkan peringatan
kepada Jepang bahwa jika Jepang melakukan pelanggaran lebih lanjut untuk
memperluas jajahan ke selatan maka Amerika Serikat dan Inggris akan mengambil
tindakan balasan bahkan siap untuk perang. Jepang pun mengambil tindakan untuk
berperang. Dan pada tanggal 8 Desember 1941 (waktu Jepang) Jepang menyerang
Pangkalan Angkatan Laut Pearl Harbor di Hawaii, Pulau Wake, Filipina, Hongkong
dan Malaya. Perang dengan barat pun dimulai. Amerika membalasnya dengan
menyerang Tōkyō, Yokohama, Nagoya dan Kōbe dengan serangan dari udara pada
tanggal 18 April 1942 dan sekali lagi pada tahun 1945 M yang menewaskan 100.000
orang lebih.
Pada tanggal
26 Juli 1945 Amerika Serikat, Inggris dan Cina mengeluarkan Deklarasi Potsdam
yang menyatakan bahwa agar Jepang segera menyerah atau akan dibinasakan.
Setelah sebulan Jepang tidak memberikan keterangan, akhirnya pada tanggal 6
Agustus 1945 Amerika Serikat menjatuhkan bom atom di Hiroshima. Kemudian tanggal
15 Agustus 1945 kaisar mengumumkan bahwa Jepang akan mengakhiri perang untuk
alasan kemanusiaan. Jepang secara resmi menyerah setelah diadakan perjanjian di
atas kapal USS Missouri.
Jepang
diawasi oleh SCAP (Supreme Commander Allied Powers) di bawah kepemimpinan
Douglas MacArthur. MacArthur tiba pertama kali di Tōkyō pada tanggal 8
September 1945 dan mendirikan kantor SCAP di Tōkyō pada tanggal 18 Oktober
1945. MacArthur dan kaisar Hirohito bertemu. MacArthur memerintahkan pemerintah
untuk menghapus semua pembatasan politik, civil, dan kebebasan agama. Dia juga
memerintahkan pemerintah Jepang untuk menciptakan 75.000 orang Polisi.
MacArthur diberhentikan oleh presiden Truman dan digantikan jenderal Mathew
Ridgway. Tahun 1951 M MacArthur meninggalkan Jepang.
Pendudukan
kekuatan asing di Jepang tersebut membawa perubahan radikal ke Jepang.
Pendudukan sekutu tesebut melahirkan reformasi demokratis. Ini menyebabkan
akhir status kaisar sebagai dewa yang hidup dan transformasi Jepang menjadi
demokrasi sejati dengan monarki konstitusional.
Pada tanggal
8 September 1951 Perjanjian Perdamaian Internasional (International Peace
Treaty), yang ditandatangani oleh empat puluh delapan negara di San Fransisco,
membawa Jepang kembali ke dunia internasional. Perang Dunia II resmi berakhir
untuk Jepang, dan Jepang mendapatkan kembali statusnya sebagai negara merdeka.
Tuntutan kepada Jepang untuk membayar ganti rugi lebih lanjut dihapuskan. Pada
saat yang sama, AS dan Jepang menandatangani Perjanjian Keamanan bersama.
Pada tanggal
28 April 1952 pendudukan Amerika Serikat di Jepang resmi berakhir. Perjanjian
keamanan diberlakukan. Amerika Serikat dan Jepang menegosiasikan kembali
perjanjian keamanan 1952 dan menggantikannya dengan yang baru, direvisi Treaty
of Mutual Security and Cooperation dan diberlakukan setelah ratifikasi Senat
AS.
Setelah
Perang Dunia II ekonomi Jepang mengalami keajaiban. Disebut ajaib karena
pertumbuhan tahunan rata-rata 10% pada 1955 M – 1960 M dan lebih tinggi pada
tahun-tahun berikutnya. Pada 1980-an ekonomi Jepang menjadi salah satu yang
terbesar di dunia dan paling canggih, dengan pendapatan per kapita yang
melampaui AS.
Pada zaman
ini diadakan Olimpiade musim panas di Tōkyō pada tahun 1964 M dan Olimpiade
musim dingin di Sapporo pada tahun 1972 M.
Pada tanggal
7 Januari 1989 Kaisar Hirohito (Shōwa) meninggal dan digantikan anaknya, kaisar
Akihito (Heisei).
L. Jepang Zaman Heisei (1989 M – Sekarang)
1) Keadaan
Zaman
Zaman Heisei
merupakan zaman kaisar Akihito berkuasa (8 Januari 1989 sampai sekarang).
Setelah kaisar Shōwa meninggal dunia, diputuskan pemberian nama zaman sesudah
zaman Shōwa adalah zaman Heisei. Heisei dapat diartikan ”damai di mana-mana”.
Pada
zaman ini Jepang mengalami Perang Dingin (1985 – 1991).
Pada awal zaman ini Jepang juga
masih mengalami pertumbuhan ekonomi yang baik. Pada tahun 1989 M Yen menguat
terhadap dolar. Suku bunga menjadi rendah. Investasi pun meningkat sampai 60%.
Saham Nikkei mencapai rekor tertinggi yaitu 39.000. Tapi pada tahun 1991, saham
tersebut jatuh pada kisaran 15.000. Peristiwa tersebut dikenal dengan
”gelembung ekonomi” (bubble economy). Efek dari krisis ekonomi pada keluarga
jepang rata-rata telah terbatas dan ini mungkin karena penekanan jepang
berhemat dan menabung. Ekspor jepang utama meliputi mobil, mesin industri,
dan aksesoris komputer. Amerika Serikat mengimpor sekitar seperempat dari
semua ekspor jepang. Di masa lalu Jepang telah mempertahankan surplus
perdagangan dengan amerika serikat, yang telah menjadi sumber ketegangan antara
kedua negara. namun, pada 2009, Jepang mengalami defisit perdagangan
pertamanya dalam 28 tahun karena permintaan luar negeri menyusut, khususnya di
Amerika Serikat.
Pada tahun
1995 terjadi gempa bumi besar berkekuatan 7,2 SR di Kobe dan menewaskan lebih
dari 5000 orang.
Pada tahun 2002 Jepang
bersama dengan Korea Selatan menjadi tuan rumah bersama Piala Dunia 2002.
M. Festival (Matsuri)
yang Ada di Jepang
1) Obon
Festival atau tradisi
orang Jepang untuk merayakan kedatangan arwah leluhur. Obon dilakukan setiap
tanggal 15 Agustus, tapi ada juga yang merayakannya tanggal 15 Juli.. Orang
Jepang percaya bahwa roh orang yang telah mati akan mengunjungi keluarganya
setiap 2 tahun sekali. Kesempatan ini juga dijadikan orang-orang untuk pulang
kampung. Untuk menutup perayaan Obon biasanya orang-orang menarikan tarian
Bon’odori bersama-sama.
2) Tanabata
Disebut juga festival
bintang. Festival ini juga dilakukan di China dan Korea. Dirayakan setiap
tanggal 7 Juli. Perayaan ini berkaitan dengan cerita Gadis Penenun dan Laki-laki
Penggembala yang saling mencintai. Mereka diijinkan menikah oleh Raja Langit.
Tapi setelah menikah mereka menjadi malas. Raja Langit memisahkan mereka.
Mereka dipisahkan oleh sungai Amanogawa (galaksi Bimasakti) dan hanya dapat
bertemu satu tahun sekali. Gadis Penenun berada di bintang Vega dan Laki-laki
Penggembala berada di bintang Altair. Pada tanggal tersebut Bintang Altair dan
vega paling mudah dilihat. Pada perayaan Tanabata, anak-anak sekolah dan
pasangan yang sedang berpacaran menuliskan keinginan, harapan, dan cita-cita
masa depan di atas Tanzaku (kertas persegi panjang). Tanzaku kemudian digantung
di dahan-dahan pohon bambu bersama-sama dengan hiasan beraneka warna agar
keinginan yang dituliskan menjadi terkabul.
3) Shichi-go-san
Festival untuk mendoakan
anak perempuan yang genap berusia 3 dan 7 tahun serta anak laki-laki yang genap
berusia 5 tahun. Saat shichi-go-san anak-anak pergi ke kuil Shintō bersama
orang tuanya untuk didoakan. Festival ini dilaksanakan setiap 15 November.
4)
Hinamatsuri
Festival anak perempuan.
Diadakan setiap tanggal 3 Maret. Di rumah orang Jepang yang mempunyai anak
perempuan yang masih kecil biasanya dipajang boneka pasangan pengantin (Hina
ningyō). Fungsi boneka tersebut adalah sebagai tempat pembuangan kejelekan.
Maksudnya, segala hal buruk yang menimpa anak perempuan diharapkan dapat
berpindah ke dalam boneka tersebut.
5)
Setsubun
Diperingati setiap 3
Februari. Saat Setsubun ada tradisi melempar kacang kedelai untuk mengusir
setan. Biasanya mereka mengucapkan “Oni wa soto! Fuku wa uchi!” (Setan di luar!
Kebaikan di dalam!)
N. Tradisi Jepang
1) Bunraku
Seni
pertunjukan yang menggunakan boneka dan diiringi musik.
2) Chanoyu
Upacara minum teh. Dalam upacara ini,
diperlihatkan pembuatan teh dari teh dalam bentuk bubuk sampai menjadi minuman.
Prosesnya sangat lama dan aturannya sangat ketat. Kita harus duduk bersimpuh
selama kurang lebih 2 jam.
3) Hanami
Hanami adalah kegiatan menikmati bunga Sakura pada musim semi. Biasanya
orang-orang bersama keluarganya makan-makan di bawah pohon Sakura. Terkadang
untuk mendapatkan tempat yang sesuai, seseorang rela bergadang sebelum Hanami
dimulai.
4)
Ikebana
Seni merangkai bunga. Bunga dapat dirangkai sedemikian rupa menjadi suatu
karya seni yang indah. Aliran Ikebana di Jepang sangat banyak. Karena itu,
bermacam-macam pula keindahan yang dihasilkannya.
5)
Kabuki
Seni teater tradisional Jepang di Jepang.
Biasanya pemain Kabuki memakai tatarias yang mencolok dan berkostum mewah.
Semua pemainnya adalah laki-laki.
6)
Nō
Lebih sering terdengar Noh. Adalah drama
musik Jepang klasik. Meskipun dinamakan drama musik, tetapi juga memakai tarian
dan kata-kata.
7)
Origami
Seni melipat kertas. Origami Jepang yang
paling terkenal adalah Origami bangau (Orizuru). Katanya, bangau adalah simbol
panjang umur. Karena itu, apabila bisa membuat 1000 buah Orizuru, orang
tersebut akan panjang umur.
8)
Shintō
Suatu aliran kepercayaan (agama) di
Jepang. Agama terbesar kedua di Jepang setelah Buddha (Bukkyō). Umat Shintō
bersembahyang di kuil yang disebut Jinja. Sedangkan umat Buddha bersembahyang
di kuil yang disebut Tera.
9)
Shodō
Seni menulis kaligrafi. Shodō berbeda
dengan menulis huruf biasa. Shodō memiliki teknik khusus. Biasanya Shodō
menggunakan kuas (fude) dan tinta Cina. Bahkan ada kuas yang panjangnya sekitar
1 meter untuk menulis di kertas yang besar.
tolong cantumkan sumber2nya dong darimana saja info tersebut didapat. sumber diperlukan agar bisa benjadi referensi bahan kuliah dan sebagainya. jika tidak ada sumber, ilmu ini tidak bisa dijadikan referensi. tks
BalasHapusnice post.. tp ini sumbernya dari mana ya??
BalasHapusmantap bos artikelnya dan sangat menarik
BalasHapushttp://jarumpoker.me
http://istanaimpian.me
http://togelmarket.me
pertarungan ayam sabung s128 hanya bolavita
BalasHapusBlog yang menarik.... semoga terus berkembang... Saya ingin berbagi wawancara dengan Katsushika Hokusai (imajiner) di http://stenote-berkata.blogspot.com/2018/05/wawancara-dengan-katsushika.html
BalasHapusbagus artikelnya....
BalasHapussangat bermanfaat
trimakasih.
baru pertama kali baca sejarahnya terimakasih untuk infonya
BalasHapusfinmas
detox honey
BalasHapusorganibee detox honey
organibe detox honey asli
organibe detox honey di jakarta
detox honey jakarta
organibee detox honey di bandung
detox honey bandung
organibee detox honey di surabaya
detox honey surabaya
organibee detox honey di medan
detox honey medan
organibee detox honey di tangerang
detox honey tangerang
Pengakuan tulus dari: FATIMAH TKI, kerja di Singapura
BalasHapusSaya mau mengucapkan terimakasih yg tidak terhingga
Serta penghargaan & rasa kagum yg setinggi-tingginya
kepada KY FATULLOH saya sudah kerja sebagai TKI
selama 5 tahun Disingapura dengan gaji Rp 3.5jt/bln
Tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
Apalagi setiap bulan Harus mengirimi Ortu di indon
Saya mengetahui situs KY FATULLOH sebenarnya sdh lama
dan jg nama besar Beliau
tapi saya termasuk orang yg tidak terlalu yakin
dengan hal gaib. Karna terdesak masalah ekonomi
apalagi di negri orang akhirnya saya coba tlp beliau
Saya bilang saya terlantar disingapur
tidak ada ongkos pulang.
dan KY FATULLOH menjelaskan persaratanya.
setelah saya kirim biaya ritualnya.
beliau menyuruh saya untuk menunggu
sekitar 3jam. dan pas waktu yg di janjikan beliau menghubungi
dan memberikan no.togel "8924"mulanya saya ragu2
apa mungkin angka ini akan jp. tapi hanya inilah jlnnya.
dengan penuh pengharapan saya BET 200 lembar
gaji bulan ini. dan saya benar2 tidak percaya & hampir pingsan
angka yg diberikan 8924 ternyata benar2 Jackpot….!!!
dapat BLT 500jt, sekali lagi terima kasih banyak KY
sudah kapok kerja jadi TKI, rencana minggu depan mau pulang
Buat KY,saya tidak akan lupa bantuan & budi baik KY.
Demikian kisah nyata dari saya tanpa rekayasa.
Buat Saudaraku yg mau mendapat modal dengan cepat
~~~Hub;~~~
Call: 0823 5329 5783
WhatsApp: +6282353295783
Yang Punya Room Trimakasih
----------
Tolong Cantumkan juga sumbernya
BalasHapusRaih Kemenangan Besar Anda Disitus MARIO QQ, Hanya Dengan Modal Rp.10.000 Anda Bisa Menangkan Jackpot Jutaan Rupiah Setiap Harinya !!!
BalasHapus✅ BONUS TURN OVER 0.3%
✅ BONUS REFFERAL 15%
✅ WIN RATE GAME 96,9%
✅ 100% PLAYER Vs PLAYER ( NO ROBOT & ADMIN )
✅ Minimal Deposit Bank : Rp.10.000 (BCA MANDIRI BNI BRI DANAMON)
✅ Minimal Deposit Pulsa : Rp.10.000
✅ Support E-Cash : GOPAY , DANA , OVO , LINK
Berapapun Kemenangan Bosku Pasti Akan Kami Bayar dan Kita Proses Dengan Cepat !!!
Hanya Disitus MARIO QQ Yang Memberikan JACKPOT dan BONUS TURN OVER Yang FANTASTIS Loh !!! Ayo Tunggu Apalagi Buruan Daftarkan dan Mainkan
Langsung Disitus Resmi MARIO QQ Dibawah Ini melalui :
WHATSAPP +62 821-4331-1663
Link Alternatif :
- www.marioqq88. club
- www.marioqq88. org