- Raja-raja Dinasti Mughal
- Zahiruddin
Babur
Babur adalah
seorang pendiri dan sekaligus raja pertama dari Dinasti Mughal.[1]
Ia memiliki gelar Zahiruddin. Ia adalah putra dari Umar Mirza, penguasa
Farghana (Asia Tengah). Dari nasab ayahnya, ia merupakan keturunan dari Tmur
Lenk, sedangkan nasab ibunya dari keturunan Jengis Khan.
Pada tahun 1494
M, Babur dapat menaklukan Samarkand berkat bantuan Ismail I, raja Safawi. Pada
tahun 1504, ia berhasil menaklukkan Kabul ibukota Afganistan. Dan pada tahun
1525, ia berhasil menguasai Punjab.
- Nasirudin
Humayyun (1530-1556)
Humayyun adalah putra Babur, ia naik tahta
menggantikan ayahnya. Ia dapat menundukkan lawannya Sultan Mahmud Lody dalam
pertempuran Luchnow (1513).Ketika Humayyun berhadapan dengan pasukan Syir Khan,
ia diusir dari istana Delhi. Pertempuran yang terjadi antara kedua belah pihak
tersebut di pinggir sungai Gangga dekat Benares (1535) dan di dekat Kunuj
(1540) membuat pasukan Humayyun berantakan hingga ia meninggalkan istananya
selama 13 tahun.
- Sultan
Akbar Agung (1556-1605)
Sultan Akbar Agung adalah putra dari Humayyun. Ia
bernama Muhammad. Ia bergelar Abul Fath Jalaluddin dan terkenal sebagai Sultan
Akbar Agung. Ia menggantikan ayahnya sebagai raja pada usia 15 tahun. Baginda
dibantu oleh seorang perdana menteri yang setia, yang bernama Biram.
- Jihangir
(1605-1627)
Setelah Akbar meninggal, anaknya, Jihangir
menggantikannya sebagai raja. Ia seorang Sunni yang taat. Namun, dalam
memerintah kebijaksanaannya banyak dipengaruhi oleh isterinya. Akibatnya,
pemerintahannya menjadi lemah. Sebagai bukti dari kelemahan tersebut adalah
tiga hal berikut: pertama, pemberontakan di Ambar (Dekan) tidak dapat
dipadamkan. Kedua, kesewenang-wenangan penguasa daerah dalam memungut
pajak tidak dapat dikontrol. Ketiga, Jihangir dapat dipenjarakan oleh
putranya yang bernama Khurram.
- Syah
Jehan (1627-1658)
Syah Jihan
merupakan gelar dari Kurram putra Jihangir. Ia menggantikan ayahnya sebagai
raja. Syah Jihan mempunyai 4 orang putra yang semuanya menjadi raja. Dara
sebagai raja di Delhi, Sujak di Benggala, Aurangzeb di Dekan dan Murad di
Gujarat.
Berkat
ketangkasan Aurangzeb, putra yang ketiga Syah Jihan, pemberontakan di Dekan
dapat dipadamkan. Selanjutnya, Aurangzeb berangkat hendak menaklukkan kerajaan
Golkond, Bidar dan Baijapur. Namun setiap kerajaan-kerajaan itu hampir dapat
ditaklukkan, datanglah perintah dari ayahnya agar penaklukkan itu dihentikan.
Akhirnya pasukan
Aurangzeb diarahkan ke istana ayahnya sendiri. Ia dapat memasuki istana dengan
damai. Lalu ayahnya dipenjara oleh putranya sendiri. Setelah itu, terjadilah
perang saudara antara Aurangzeb dan kakak tertuanya, Dara. Namun Dara dapat
dikalahkan, sehingga Aurangzeb menjadi Sultan Mughal dengan gelar Alamgir
Padshah Ghazi.
- Aurangzeb
(1658-1707)
Aurangzeb
memegang pemerintahan selama 47 tahun. Ia bercita-cita hendak mengembalikan
kerajaan Islam seperti pada masa Sultan Akbar Agung. Pada tahun 1660 ia dapat
menguasai negeri Asam dan tahun 1666 kekuasaannya sampai ke Arakan. Batas
wilayah kekuasaannya meluas, mulai dari Kabul (Afghanistan) sampai ke Arakan
dan dari pegunungan Himalaya hingga ke Karnat.
Aurangzeb
merupakan seorang muslim yang saleh, bertahajjud di malam hari, hidup
sederhana, suka mendatangkan para ulama dan para sufi ke istana untuk
mendapatkan pelajaran dari mereka.
Berikut
ini beberapa kebijakan-kebijakan yang dilakukan Aurangzeb;(1) Melarang
perjudian, minuman keras, pelacuran dan narkotika; (2) melarang
praktek Sati[2]; (3)
memprakarsai perusakan kuil-kuil Hindu; (4) memprakarsai kodifikasi hukum Islam
yang produknya kemudian disebut al-Fatawa i Alamgir.
hebat artikele.........aqu izin kopi ya........
BalasHapusthank you ilmunya sangat bermanfaat
BalasHapusSemoga bisa menjadi tauladan bagi muslim zaman ini "kesalehan melahirkan kemakmuran dan keadilan
BalasHapus