Kamis, 27 Desember 2012

Gerakan Petani Banten



PERISTIWA PEMBERONTAKAN PETANI BANTEN
A.    PEMIMPIN-PEMIMPIN GERAKAN
1.      HAJI ABDUL KARIM
Haji Abdul Karim, ulama besar dan orang suci di mata rakyat, adalah yang paling menonjol diantara pemimpin-pemimpin gerakan itu. Karier Haji Abdul Karim sebagai seorang pemimpin agama pada umumnya dan sebagai guru tarekat Kadiriah pada khususnya.
2.      KYAI HAJI TUBAGUS ISMAIL
Gagasan untuk menghasut rakyat agar memberontak melawan mereka telah menjadi matang. Hal lain mengapa kepemimimpinanya semakin diakui oleh orang-orang Banten, selain berasal dari keturunan bangsawan, ia juga dikenal sebagai cucu Tubagus Urip yang telah dianggap sebgai Wali Allah. Tandanya ia tidak mencukur rambutnya seperti lazimnya seorang haji dalam jamuan-jamuan ia hampir tidak mau makan apa-apa. 
3.      HAJI MARJUKI
Dengan kedatangan Haji Marjuki dalam bulan Februari tahun 1887, gerakan itu mencapai satu tahap baru. Haji Marjuki melanjutkan propagandanya tentang jihad dengan jalan mengunjungi para kiyai tarekat Kadiriah di Tangerang dan Batavia, temasuk Haji Kasiman dari Tegalkunir dan Haji Camang dari Pakojan. Karena mereka menaruh simpati mereka menjanjikan dukungan yang kuat, mereka siap mengirimkan murid-murid mereka sebagai sukarelawan di Banten. Dalam usaha mempropagandakan Perang Suci diluar Banten, Haji Marjuki dibantu oleh Haji Wasid yang juga sangat berhasil meyakinkan para kiyai di berbagai daerah di Jawa Barat
4.      HAJI WASID
Haji Wasid telah gagal menyelesaikan rencana pemberontakannya terhadap penguasa-penguasa kafir, oleh karena ia sangat berbeda pendapat dengan mayoritas pemimpin-pemimpin pemberontak mengenai tanggal dimulainya pemberontakan itu. Ia baru tampil sebagai pemimpin pemberontak beberapa tahun sebelum pemberontakan itu pecah. Ia cukup lihay untuk menarik keuntungan dari suasana kebangunan agama yang sedang meliputi  lingkungannya, dengan jalan mengidentifikasikan urusan-urusan pribadinya dengan kepentingan bersama masyarakatnya. Ia sangat berpengaruh, tidak hanya dalm kedudukannya sebagai guru agama, tetapi juga karena kepribadiannya yang kuat. Selain itu, ia dikenal sebagai orang yang suka bertengkar dan gampang marah dengan kecenderungan kepada mistik.
B.     PEMATANGAN GAGASAN PEMBERONTAKAN
Sudah sejak tahun 1884 gagasan mengenai pemberontakan sudah menjadi matang. Dalam satu pertemuan di rumah Haji Wasid di Beji diputuskan untuk mencari pengikut dikalangan para murid.26 Pertemuan-pertemuan diadakan diberbagai tempat yang dihadiri oleh bagian terbesar pemimpin-pemimpin pemberontakan setempat. Guru-guru tarekat ditugaskan untuk menyebarkan gagasan itu dan mencari pengikut. Pejabat-pejabat Eropa merasa cemas melihat kegiatan yang sangat meningkat dalam kehidupan agama rakyat, akan tetapi mereka ditenangkan oleh pejabat-pejabat Banten yang tidak melihat hal-hal yang membahayakan dalam manifestasi-manifestasi keagamaan itu. Pertemuan-pertemuan yang paling penting diantara anggota-anggota komplotan menggunakan kedok pesta, umpanyanya pesta perkawinan atau pesta sunatan. Pertemuan-pertemuan yang lebih kecil menggunakan kedok pertemuan zikir. Pemberontakan-pemberontak begitu pandai merahasiakan rencana-rencana komplotan mereka sehingga selama bertahun-tahun pemerintah colonial tidak dapat menemukan fakta-fakta yang bisa dijadikan alas an untuk menangkap mereka.
C.     MELUASNYA SEMANGAT REVOLUSIONER DAN BEBERAPA PERSIAPAN
Telah diadakan persiapan-persiapan untuk melakukan pemberontakan itu, bahwa pemimpin-pemimpin pemberontak mempunyai tujuan-tujuan tertentu dan bahwa persiapan-persiapan itu berlangsung berbulan-bulan lamanya. Dalam empat bulan terakhir tahun1887 kegiatan anggota-anggota komplotan sangat meningkat, mereka adakan pertemuan-pertemuan melakukan perjalanan dan mempropagandakan perjuangan mereka di satu pihak dan melatih murid-murid mereka dalam cara-cara bertempur di lain pihak. Menjelang waktu itu, semangat pemberontakan sudah mencekam anggota-anggota tarekat. Mereka sependapat bahwa gerakan mereka sudah mencapai banyak kemajuan, dan mereka memutuskan untuk memperluas persiapan-persiapan pemberontakan dan mengikutsertakan orang-orang di luar tarekat. 
Kegiatan-kegiatan persiapan pemberontakan selam tiga bulan terakhir tahun 1887 dan pertengahan pertama tahun 1888, ditandai oleh factor-faktor sebagai berikut : (1) latihan pencak dipergiat ; (2) pengumpulan dan pembuatan senjata ; (3) propaganda di luar Banten dilanjutkan. 
Kegiatan-kegiatan lain diteruskan, seperti menghasut rakyat dengan jalan membakar semangat mereka dengan khotbah-khotbah tentang ramalan-ramalan dan ajaran tentang Perang Sabil, dan mendorong mereka untuk memakai jimat dan ikut dalam pertemuan-pertemuan keagamaan. Kegiatan-kegiatan gerakan benar-benar ditingkatkan, dan salah satu buktinya yang nyata adalah seringnya diadakan pertemuan oleh pemimpin-pemimpin pemberontak hamper setiap minggu. Haji Abdulsalam ditugaskan untuk menyediakan senjata-senjata gelap, ia dibantu oleh Haji Dulgani dan Haji Usman.
D.    ENAM BULAN TERAKHIR TAHAP PERSIAPAN
Pada tanggal 12 bulan Ruwah atau 22 april 1888 yang diadakan di rumah Haji Wasid di Beji. Pada akhir jamuan, ketiga ratus orang tamu berkumpul di mesjid dimana para kyai dan murid-murid merekabersumpah ; pertama, bahwa mereka akan ambil bagian dalam Perang Sabil, kedua bahwa mereka yang melanggar janji akan dianggap sebagai kafir, ketiga bahwa mereka tidak akan membocorkan rencana mereka kepada pihak luar.
Mereka dengan khidmat berjanji akan membunuh semua orang Eropa dan semua pejabat pemerintah. Keputusan-keputusan lain yang telah diambil adalah mengenai hal-hal sebagai berikut ; untuk setiap empat puluh orang akan diangkat seorang pemimpin kelompok, pakaian-pakaian akan dikumpulkan dan dipakai dalam pertempuran, setiap orang yang telah mengucapkan sumpah akan menandatangani pengukuhannya secara tertulis.
E.     MENJELANG PEMBERONTAKAN
Haji Abdurrakhman memberikan laporan mengenai pertemuan di Trumbu dan menambahkan bahwa ia telah ditugaskan untuk membunuh wedana Ciruas, asisten residen Kalodran, dan penghulu sub-distrik (kecamatan), setelah ia selesai dengan tugasnya di Serang, ia lalu memerintahkan hadirin untuk mengasah golok mereka dan membagi-bagikan jimat dan pakaian putih. Dua hari setelah barisan orang-orang yang terus bertambah besar, bersenjata golok dan tombak, dan dipimpin oleh Haji Wasid dan Haji Tubagus Ismail, bergerak dari Cibeber kea rah Saneja, salah satu pusat pemusatan yang penting dimana mereka menantikan tanda yang segera akan diberikan untuk menyerang.
F.      PECAHNYA PEMBERONTAKAN
1.      Serangan Pertama
Haji Tubagus Ismail memimpin pasukan ke desa Saneja pada malam hari Minggy tanggal 8 juli. Pasukannya terutama berasal dari Arjawirangun, Gulacir, desa kelahiran Haji Tubagus Ismail dan Cibeber dengan juga diperkuat oelh bantuan dari Saneja dan desa sekitarnya. Serangan pertama yakni di rumah Damas seorang juru tulis di kantor Asisten residen. Kaum pemberontak tiba dirumah Damas sekitar pukul 2 dini hari Senin tanggal 9 juli.
2.      Serangan Umun
Pemimpin utama adalah Haji Wasid. Pasukan yang pertama dipimpin oleh LurahJasim, Jaro Kajuran. Pasukan kedua dipimpin oleh Haji Abdulgani dan Haji Usman.Korban-korban yang berjatuhan dari pihak pemerintahan kolonial maupun pegawai pribumi adalah:
·         Damas, juru tulis di kantor pengadilan distrik, ia jatuh ke tangan Kyai Haji Tubagus Ismail, Kamidin dll di rumah orang Cina Tan Keng Hok dan dibunuh di temapt persembunyiannya dengan beberapa tembakan kemudian mayatnya diseret keluar dan kemudian ditemukan dipinggir jalan menuju Bojonegoro.
·         Jaksa
·         Ajun Kolektor : di rumanya para penyerang harus berhadapan dengan keberanian anak laki-lakinya Kartadiningrat
·         Elly dan Dora keduanya merupakan anak Gubbels sang asisten residen.
·         U. Bachen seorang kepala penjualan di gudang garam.
·         Ardiman dan Mian yang pertama telah menyertai istri Gubbels dan yangkedua adalah opas wedana.
·         Istri Gubbels yang sebelumnya sempat berkelahi dengan Nyai Kamsidahistri Haji Iskak
·         Groundhout, kepala pemboran. Ia jatuh di tangan lurah Kasar, Haji Masna dari Pecek, Satip dari Kubangkapuh, Haji Hamim dari Temuputih dan Haji Kamad dari Pecek.
·         Wedana yaitu Raden Tjatradiningrat
·         Kepala penjara
·         Dll

Tidak ada komentar:

Posting Komentar