Tertulis untukMu...
Menunggu embun bersama butir-butir irama deru angin
Ketika siang malu bersembunyi menutup diri dengan kilau-kilau senja
Langkah kaki semakin tak bersuara
Lelahku semakin menggerogoti mimpi-mimpi sang senja
Sesaat aku melupakanMu
Ketika ingatanku mulai mengungkap hidupku hari ini
Aku semakin lelah
Menghadapi musang-musang yang menusuk dari belakang
Aku semakin payah
Mengingat, ketika aku tak bisa mengingatMu
Aku semakin sakit
Ketika aku tau betapa rendahnya kehidupanku
Aku kian sekarat
Pekat menutup segala warna tabir senja
Bulan menggantikan sang pengawal siang dengan kemilau dewinya
Aku mulai menutup mata
Melupakan peluhku hari ini
Menyembunyikan segala luka yang kian parah
Menanti esok pagi yang kian tak pasti
Dalam segala pergantian episode itu
Hanya satu inginku
Aku tak ingin melupakanMu
Kapanpun....
Sedikitpun.....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar