PERISTIWA
PEMBERONTAKAN PETANI BANTEN
A.
PEMIMPIN-PEMIMPIN GERAKAN
1. HAJI ABDUL KARIM
Haji Abdul Karim, ulama besar dan
orang suci di mata rakyat, adalah yang paling menonjol diantara pemimpin-pemimpin
gerakan itu. Karier Haji Abdul Karim sebagai seorang pemimpin agama pada
umumnya dan sebagai guru tarekat Kadiriah pada khususnya.
2. KYAI HAJI TUBAGUS ISMAIL
Gagasan untuk menghasut rakyat agar memberontak
melawan mereka telah menjadi matang. Hal lain mengapa kepemimimpinanya semakin
diakui oleh orang-orang Banten, selain berasal dari keturunan bangsawan, ia
juga dikenal sebagai cucu Tubagus Urip yang telah dianggap sebgai Wali Allah.
Tandanya ia tidak mencukur rambutnya seperti lazimnya seorang haji dalam
jamuan-jamuan ia hampir tidak mau makan apa-apa.
3.
HAJI MARJUKI
Dengan kedatangan Haji Marjuki dalam bulan Februari tahun 1887,
gerakan itu mencapai satu tahap baru. Haji Marjuki melanjutkan propagandanya
tentang jihad dengan jalan mengunjungi para kiyai tarekat Kadiriah di Tangerang
dan Batavia, temasuk Haji Kasiman dari Tegalkunir dan Haji Camang dari Pakojan.
Karena mereka menaruh simpati mereka menjanjikan dukungan yang kuat, mereka
siap mengirimkan murid-murid mereka sebagai sukarelawan di Banten. Dalam usaha
mempropagandakan Perang Suci diluar Banten, Haji Marjuki dibantu oleh Haji
Wasid yang juga sangat berhasil meyakinkan para kiyai di berbagai daerah di
Jawa Barat
4.
HAJI WASID
Haji Wasid telah gagal menyelesaikan rencana pemberontakannya
terhadap penguasa-penguasa kafir, oleh karena ia sangat berbeda pendapat dengan
mayoritas pemimpin-pemimpin pemberontak mengenai tanggal dimulainya
pemberontakan itu. Ia baru tampil sebagai pemimpin pemberontak beberapa tahun
sebelum pemberontakan itu pecah. Ia cukup lihay untuk menarik keuntungan dari
suasana kebangunan agama yang sedang meliputi
lingkungannya, dengan jalan mengidentifikasikan urusan-urusan pribadinya
dengan kepentingan bersama masyarakatnya. Ia sangat berpengaruh, tidak hanya
dalm kedudukannya sebagai guru agama, tetapi juga karena kepribadiannya yang
kuat. Selain itu, ia dikenal sebagai orang yang suka bertengkar dan gampang
marah dengan kecenderungan kepada mistik.
B. PEMATANGAN GAGASAN PEMBERONTAKAN
Sudah sejak tahun 1884 gagasan mengenai
pemberontakan sudah menjadi matang. Dalam satu pertemuan di rumah Haji Wasid di
Beji diputuskan untuk mencari pengikut dikalangan para murid.26
Pertemuan-pertemuan diadakan diberbagai tempat yang dihadiri oleh bagian
terbesar pemimpin-pemimpin pemberontakan setempat. Guru-guru tarekat ditugaskan
untuk menyebarkan gagasan itu dan mencari pengikut. Pejabat-pejabat Eropa
merasa cemas melihat kegiatan yang sangat meningkat dalam kehidupan agama
rakyat, akan tetapi mereka ditenangkan oleh pejabat-pejabat Banten yang tidak
melihat hal-hal yang membahayakan dalam manifestasi-manifestasi keagamaan itu.
Pertemuan-pertemuan yang paling penting diantara anggota-anggota komplotan
menggunakan kedok pesta, umpanyanya pesta perkawinan atau pesta sunatan.
Pertemuan-pertemuan yang lebih kecil menggunakan kedok pertemuan zikir.
Pemberontakan-pemberontak begitu pandai merahasiakan rencana-rencana komplotan
mereka sehingga selama bertahun-tahun pemerintah colonial tidak dapat menemukan
fakta-fakta yang bisa dijadikan alas an untuk menangkap mereka.
C. MELUASNYA SEMANGAT REVOLUSIONER DAN
BEBERAPA PERSIAPAN
Telah diadakan persiapan-persiapan
untuk melakukan pemberontakan itu, bahwa pemimpin-pemimpin pemberontak
mempunyai tujuan-tujuan tertentu dan bahwa persiapan-persiapan itu berlangsung
berbulan-bulan lamanya. Dalam empat bulan terakhir tahun1887 kegiatan
anggota-anggota komplotan sangat meningkat, mereka adakan pertemuan-pertemuan
melakukan perjalanan dan mempropagandakan perjuangan mereka di satu pihak dan
melatih murid-murid mereka dalam cara-cara bertempur di lain pihak. Menjelang
waktu itu, semangat pemberontakan sudah mencekam anggota-anggota tarekat.
Mereka sependapat bahwa gerakan mereka sudah mencapai banyak kemajuan, dan
mereka memutuskan untuk memperluas persiapan-persiapan pemberontakan dan
mengikutsertakan orang-orang di luar tarekat.
Kegiatan-kegiatan persiapan
pemberontakan selam tiga bulan terakhir tahun 1887 dan pertengahan pertama
tahun 1888, ditandai oleh factor-faktor sebagai berikut : (1) latihan pencak dipergiat
; (2) pengumpulan dan pembuatan senjata ; (3) propaganda di luar Banten
dilanjutkan.
Kegiatan-kegiatan lain diteruskan,
seperti menghasut rakyat dengan jalan membakar semangat mereka dengan
khotbah-khotbah tentang ramalan-ramalan dan ajaran tentang Perang Sabil, dan
mendorong mereka untuk memakai jimat dan ikut dalam pertemuan-pertemuan
keagamaan. Kegiatan-kegiatan gerakan benar-benar ditingkatkan, dan salah satu
buktinya yang nyata adalah seringnya diadakan pertemuan oleh pemimpin-pemimpin
pemberontak hamper setiap minggu. Haji Abdulsalam ditugaskan untuk menyediakan
senjata-senjata gelap, ia dibantu oleh Haji Dulgani dan Haji Usman.
D. ENAM BULAN TERAKHIR TAHAP PERSIAPAN
Pada tanggal 12 bulan Ruwah atau 22
april 1888 yang diadakan di rumah Haji Wasid di Beji. Pada akhir jamuan, ketiga
ratus orang tamu berkumpul di mesjid dimana para kyai dan murid-murid
merekabersumpah ; pertama, bahwa mereka akan ambil bagian dalam Perang Sabil,
kedua bahwa mereka yang melanggar janji akan dianggap sebagai kafir, ketiga
bahwa mereka tidak akan membocorkan rencana mereka kepada pihak luar.
Mereka dengan khidmat berjanji akan
membunuh semua orang Eropa dan semua pejabat pemerintah. Keputusan-keputusan
lain yang telah diambil adalah mengenai hal-hal sebagai berikut ; untuk setiap
empat puluh orang akan diangkat seorang pemimpin kelompok, pakaian-pakaian akan
dikumpulkan dan dipakai dalam pertempuran, setiap orang yang telah mengucapkan
sumpah akan menandatangani pengukuhannya secara tertulis.
E. MENJELANG PEMBERONTAKAN
Haji Abdurrakhman memberikan laporan
mengenai pertemuan di Trumbu dan menambahkan bahwa ia telah ditugaskan untuk
membunuh wedana Ciruas, asisten residen Kalodran, dan penghulu sub-distrik
(kecamatan), setelah ia selesai dengan tugasnya di Serang, ia lalu memerintahkan
hadirin untuk mengasah golok mereka dan membagi-bagikan jimat dan pakaian
putih. Dua hari setelah barisan orang-orang yang terus bertambah besar,
bersenjata golok dan tombak, dan dipimpin oleh Haji Wasid dan Haji Tubagus
Ismail, bergerak dari Cibeber kea rah Saneja, salah satu pusat pemusatan yang
penting dimana mereka menantikan tanda yang segera akan diberikan untuk
menyerang.
F. PECAHNYA PEMBERONTAKAN
1. Serangan
Pertama
Haji
Tubagus Ismail memimpin pasukan ke desa Saneja pada malam hari Minggy tanggal 8
juli. Pasukannya terutama berasal dari Arjawirangun, Gulacir, desa kelahiran
Haji Tubagus Ismail dan Cibeber dengan juga diperkuat oelh bantuan dari Saneja
dan desa sekitarnya. Serangan pertama yakni di rumah Damas seorang juru tulis
di kantor Asisten residen. Kaum pemberontak tiba dirumah Damas sekitar pukul 2
dini hari Senin tanggal 9 juli.
2. Serangan Umun
Pemimpin
utama adalah Haji Wasid. Pasukan yang pertama dipimpin oleh LurahJasim, Jaro
Kajuran. Pasukan kedua dipimpin oleh Haji Abdulgani dan Haji
Usman.Korban-korban yang berjatuhan dari pihak pemerintahan kolonial maupun
pegawai pribumi adalah:
·
Damas, juru
tulis di kantor pengadilan distrik, ia jatuh ke tangan Kyai Haji Tubagus
Ismail, Kamidin dll di rumah orang Cina Tan Keng Hok dan dibunuh di temapt
persembunyiannya dengan beberapa tembakan kemudian mayatnya diseret keluar dan
kemudian ditemukan dipinggir jalan menuju Bojonegoro.
·
Jaksa
·
Ajun
Kolektor : di rumanya para penyerang harus berhadapan dengan keberanian anak
laki-lakinya Kartadiningrat
·
Elly dan
Dora keduanya merupakan anak Gubbels sang asisten residen.
·
U. Bachen
seorang kepala penjualan di gudang garam.
·
Ardiman dan
Mian yang pertama telah menyertai istri Gubbels dan yangkedua adalah opas
wedana.
·
Istri
Gubbels yang sebelumnya sempat berkelahi dengan Nyai Kamsidahistri Haji Iskak
·
Groundhout,
kepala pemboran. Ia jatuh di tangan lurah Kasar, Haji Masna dari Pecek, Satip
dari Kubangkapuh, Haji Hamim dari Temuputih dan Haji Kamad dari Pecek.
·
Wedana
yaitu Raden Tjatradiningrat
·
Kepala
penjara
·
Dll
Tidak ada komentar:
Posting Komentar